Anda di halaman 1dari 16

Physical Pharmacy

Fundamental Rheology
As a basic concept in pharmacy

Ari Satia Nugraha S.F., Apt.

Copryght © 2004 Department of Chemical Pharmacy


Study Program of Pharmacy
Jember University
Introduction
Rheology merupakan ilmu tentang sifat alir dan deformasi
suatu zat (Bingham dan Crawford, 1929)

Farmasi -Formulasi sediaan cair-semi padat


-Analisa

Scott- Blair (Ahli kimia fisika)

Formulation Production Packaging Product Drug Use

Analysis Stability
Reology aliran pada cairan
-Shearing stress (tekanan gesek)
-Shearing rate (kecepatan geser)
Zat cair akan mengalir bila diberikan stress (tekanan =gaya/luas)

F/A = Shearing stress


F A (tekanan geser)
dv
dv/dr= Shearing rate/ rate
dr
of shear (kecepatan
gaser)

Shearing stress = gaya per satuan luas yg dibutuhkan untuk


mengalirkan zat cair
Shearing rate = perbedaaan kecepatan antara 2 bidang dgn jarak
(gradien kecepatan)
Unique relation between shearing stress vs shearing rate

F/A ≈ dv/dr
F/A = η dv/dr ……….. η = tetapan viskositas

Hubungan F/A dengan dv/dr dapat digambarkan dalam kurva


 Rheogram

dv/dr

F/A
Berdasarkan tipe aliran dan deformasinya
-Sistem newtonian
-Sistem non newtonian
Sistem Newtonian
Hukum Newton
Kenaikan gaya gesek akan menyebabkan kenaikan kecepatan geser
yang proporsional (berbanding lurus)

dv/dr(G)
F/A = η dv/dr (F)
dv/dr = 1/η F/A (G)

1/η

F/A (F)
Viskositas
-Viskositas dinamis
-Viskositas kinematis (viskositas dinamis/kerapatan)
Contoh : Sistem larutan sejati (fase dispers terdistribuasi secara molekuler)

Arrhenius
A. Hubungan Viskositas dengan konsentrasi
η = η0 ek.c η = Viskositas larutan
η0 = Viskositas pelarut
k = tetapan
c = konsentrasi
Log η
Log η0 =log η0 +k.c/2,303
Log ηo k/2,303

C
B. Hubungan Viskositas dengan suhu
η = A.eE/RT A=suatu tetapan
E=Energi aktivasi
R=tetapan gas
T=suhu (Kelvin)

Sistem Non-newtonian
Tidak mengikuti hukum proporsionalitas newton
Contoh : larutan koloidal, Emulsi, Suspensi, Salep
Macam – macam :
- Plastik
- Pseudoplastik
- Dilatant
A. Plastik
dv/dx
(G)

1/ η1

F/A
(F)
Yield value
Jika F< Yield value  zat cair tidak akan mengalir
zat berkelakuan sebagai zat elastik (zat padat)
Yield value  terjadi krn penggabungan pertikel-partikel oleh gaya
Van der waals
Untuk mengalir…perlu dipecah dulu (deflokulasi)
Setelah F melampaui Yield value, Pemberian F  G proporsional
B. Pseudoplastik

dv/dx
(G)

1/ η1

F/A
(F)
Tidak ada yield value, kurva dimulai dari ttk nol (0), Kurva tidak linier
Terjadi karena :
- Komponen berupa polimer dgn susunan yang tidak teratur,
pemberian F akan menyebabkan polimer teratur dengan pengaturan
sumbu-sumbunya sesuai dgn aliran (pengurangan resistensi internal)
-Assosiasi solvent dan molekul terlepas  ukuran partikel fase dispers
diperkecil, viskositas turun
C. Dilatant
dv/dx
(G)

1/ η1

F/A
(F)
Kurva dimulai dari nol.
Partikel-partikel kecil dispers terdeflokulasi dengan kadar tinggi
Catt :
Flokulasi  molekul yg berkekuatan lemah sehingga tidak bisa tolak
menolak antar sesamanya
Deflokulasi  Molekul penyusun tidak bermuatan sehingga mengendap
ibawah
Shear tickening system

F F F

Fase I Fase II Fase III

Fase I
Partikel tersusun rapat dengan volume interpartikel (‘Void’) minimum
Fase II
Penambahan F akan menyebabkan partikel lain bergerak mengisi ruang
kosong
Fase III
Penambahan F pmengakibatkan void maksimum  tahanan untuk
mengalir besar
Penambahan F lagi  praktis G tidak bertambah (memadat)
D. Tiksotropi

dv/dx
(G)

F/A
(F)

Definisi
Pemulihan keadaan isotermal suatu zat yang kehilangan
konsistensinya karena geseran  Terjadi pada waktu didiamkan
Zat dengan type ini akan membentuk massa seperti gel pada
pendiaman dan akan membentuk masa seperti sol pada waktu
pemberian F

Non Newtonian tergantung waktu


Penentuan Viskositas Larutan/zat cair

Metode dan instrumentasinya tergantung pada type alir zat:


• Type alir newtonian  one point instrument
• Type alir non-newtonian  multi point instrument

Instrument-instrument bardasarkan prinsip cara kerjanya :


• Capillary viscosimeter
• Falling ball viscosimeter
• Cup and bob viscosimeter
• Core and plate viscosimeter
A. Capillary viscosimeter
Dasar :
 Hukum Poisseuille

 .r 4 .t. p  .r 4 .t. p
V 
8.l. 8.l.v

dimana
r = Jari‑jari pipa kapj!er
I = panjang pipa kapiler
V = volume zat cair
p = tekanan yang bekerja pada zat cair,
t = waktu yang diperlukan untuk niengalirkan Volume v zat cair nielalui
pipa sepanjang l.
B. Falling Ball Viscosimeter

Dasar :
 Gerakan bola jatuh ditentukan oleh viskositas zat

Rumus perhitungan

  t.(d tBt  d tZat


t
)B B = tetapan untuk bola yg digunakan

Untuk menetapkan zat denagn type alir Newtonian


C. Cup and Bob Viscosimeter

1 = cup  berupa wadah sampel yang tetap


2 = bob  berupa rotor yang berputar
3 = sampel
4 = aliran yang dihasilkan,
x = jarak antara cup dan bob
V = kecepatan alir
dy/dx = kecepatan gradien atau shearing
rate.

Anda mungkin juga menyukai