FISIKA DASAR
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya, kelompok 3 dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Fisika Dasar II ini. Laporan ini disusun guna melengkapi tugas semester 2 mata
kuliah Fisika Dasar pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana.
Dalam pembuatan laporan ini, kami memeroleh banyak pelajaran,
bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. I Gusti Raka Purbanto, MT., sebagai dosen pengajar dan
pembimbing praktikum Fisika Dasar kami
2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan moral, dan
dorongan kepada kami, sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, maka dari itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun berkaiatan dengan laporan ini.
Bukit Jimbaran,
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………….ii
BAGIAN I: PENGENALAN ALAT…………………………………….
………...1
BAGIAN II: MODUL FISIKA DASAR
Modul 1 Gerak Lurus Beraturan
1.1 Tujuan Percobaan
1.2 Alat Percobaan
1.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
1.4 Langkah-langkah Percobaan
1.5 Hasil Pengamatan
1.6 Pengolahan Data
1.7 Pembahasan
1.8 Kesimpulan
Modul 2 Hukum Kedua Newton Tentang Gerak
2.1 Tujuan Percobaan
2.2 Alat Percobaan
2.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
2.4 Langkah-langkah Percobaan
2.5 Hasil Pengamatan
2.6 Pengolahan Data
2.7 Pembahasan
2.8 Kesimpulan
Modul 3 Osilasi Beban Yang Digantung Pada Pegas
3.1 Tujuan Percobaan
3.2 Alat Percobaan
3.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
3.4 Langkah-langkah Percobaan
3.5 Hasil Pengamatan
3.6 Pengolahan Data
3.7 Pembahasan
3.8 Kesimpulan
Modul 4 Hukum Hook
4.1 Tujuan Percobaan
4.2 Alat Percobaan
4.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
4.4 Langkah-langkah Percobaan
4.5 Hasil Pengamatan
4.6 Pengolahan Data
4.7 Pembahasan
4.8 Kesimpulan
Modul 5 Gelombang Berdiri Pada Tali
5.1 Tujuan Percobaan
5.2 Alat Percobaan
5.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
5.4 Langkah-langkah Percobaan
5.5 Hasil Pengamatan
5.6 Pengolahan Data
5.7 Pembahasan
5.8 Kesimpulan
Modul 6 Tangki RiakTujuan Percobaan
6.1 Alat Percobaan
6.2 Pengantar dan Persiapan Percobaan
6.3 Langkah-langkah Percobaan
6.4 Hasil Pengamatan
6.5 Pengolahan Data
6.6 Pembahasan
6.7 Kesimpulan
BAGIAN I
PENGENALAN ALAT
1. Ticker timer
2. Kertas pita
3. Rel presisi
4. Kabel penghubung
7. Pegas Helik
8. Pembangkit getaran
10.Penggaris/mistar 50 cm
11.Stopwatch
Gambar 1.1
Set Alat Percobaan Gerak Lurus Beraturan
- Bidang landasan
- Kereta dinamika
- Kereta dinamika bermotor
- Tiker timer
- Pita kertas
- Power suplay
- Kertas karbon
(a)
(b)
Gambar 1.2
Rangkaian Alat Untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan
(a) Foto Rangkaian Alat; (b) Sketsa Rangkaian Alat
1.4 Langkah-langkah Percobaan
1.4.1 Dengan Cara Bidang Miring
Langkah-langkah yang dikerjakan sebagai berikut:
a. Setelah bidang landasan dibuat miring, hidupkan catu daya dan berikan
sedikit dorongan pada kereta dnamika sedemikian rupa sehingga kereta
bergerak di sepanjang landasan.
b. Ketika kereta dinamika mendekati ujung landasan, tahan kereta dinamika
menggunakan tangan. Perhatikan kereka dinamika jangan sampai jatuh atau
keluar landasan.
c. Ambil pita ketik kereta dinamika, periksa titik-titik ketikan yang diperoleh
pada pita ketik. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan dan potong
titik-titik tersebut.
d. Gunakan 5 titik sebagai satuan waktu. Ukur jarak 5 titik berurutan dimulai
dari awal gerak kereta dinamika. Isilah tabel berikut:
No. Titik ke Jarak (cm)
1 0–5
2 5 – 10
3 11 – 15
4 15 – 20
5 20 - 25
Gambar 2.1
Alat Pada Percobaan Hukum Newton Tentang Gerak
- Bidang landasan
- Kereta dinamika
- Tiker timer
- Pita kertas
- Power suplay
- Kertas karbon
- Katrol
- Benang
2.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
Hukum Kedua Newton tentang gerak menyatakan bahwa percepatan
sebuah benda (sistem) berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda
(sistem) itu dan berbanding terbalik dengan massa benda (sistem) itu. Jika
ditulis dalam bentuk persamaan, maka:
F = m a atau a = F/m (2.1)
Dimana:
F adalah gaya yang bekerja pada benda (sistem)
m adalah massa benda (sistem)
a adalah percepaan benda (sistem)
(b)
Gambar 2.2
Set Alat Untuk Percobaan Hukum Newton Tentang Gerak
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat
Untuk keperluan ini, langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
a. Rangkai alat percobaan seperti gambar 2.2. Tiga beban bercelah 50 g dan satu
buah beban bercelah 20 g dipasang pada kereta dinamika dengan menggunakan
sebuah pasak penumpu yang dimasukkan ke lubang yang ada di atas kereta
dinamika.
b. Adakan kompensasi terhadap gaya gesekan yang ada di antara kereta dinamika
dan rel dengan jalan memiringkan rel secukupnya sedemikian sehingga jika rel
kereta diberi dorongan kecil dan sebentar saja, kereta kira-kira bergerak lurus
beraturan. Untuk membuat landasan miring dapat dipakai penumpu.
c. Setelah gesekan dikompensasi, gantung beban 10 g pada ujung tali nilon.
Potong tali secukupnya sedemikian rupa sehingga cukup memberi gantungan
pada beban dengan kereta dinamika berada di dekat pewaktu ketik dan beban
berada sedekat-dekatnya dengan katrol.
Catatan: Pada awalnya kereta dinamika perlu ditahan untuk mencegah beban
jatuh sebelum percobaan dimulai.
d. Potong pita ketik dengan panjang beberapa cm lebih panjang dari tinggi meja.
Pasang pita kertas pada pewaktu ketik dan jepitkan salah satu ujungnya pada
kereta dinamika.
e. Hubungkan pewaktu ketik ke catu daya. Pastikan pewaktu ketik dalam keadaan
OFF.
No Titik ke Bb 10 g Bb 20 g Bb 30 g Bb 40 g Bb 50 g
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)
1 0-5 0,3 0,5 0,7 0,9 1,2
2 5-10 1,1 1,3 1,5 1,8 2,2
3 10-15 1,8 2,2 2,5 2,6 2,7
4 15-20 2,2 3,1 3,4 4,4 4,7
5 20-25 2,6 4,3 5,1 5,4 7,1
Dasar Teori:
- f (Frekuensi) :50Hz = 50 putaran/second
- T (perioda) : f −1 = 50-1 = 0,02 second
- g(gravitasi) :9.8m/s2
1. Beban 10g
2. Beban 20g
ΣΔV = 0.36m/s
Rata-rata ΔV = 0.09
a= 0.0575/0.1= 0.9 m/s2
F= m x a= 0.02 x 0.95= 0.018 N
3. Beban 30g
No Titik ke Jarak Waktu Kecepatan ΔV
(s) (t) V
meter second (s/t)
1 0-5 0.007 0.1 0.07 -
2 5-10 0.015 0.1 0.15 0.08
3 10-15 0.025 0.1 0.25 0.1
4 15-20 0.034 0.1 0.34 0.09
5 20-25 0.051 0.1 0.51 0.17
ΣΔV = 0.44m/s
Rata-rata ΔV = 0.11
a= 0.11/0.1= 1.1 m/s2
F= m x a = 0.03 x 1.1 = 0.033 N
4. Beban 40g
ΣΔV = 0.45m/s
Rata-rata ΔV = 0.1125
a= 0.1125/0.1= 1.125 m/s2
F= m x a = 0.04 x 1.125 = 0. 045N
5. Beban 50g
ΣΔV = 0.605m/s
Rata-rata ΔV = 0.15125
a= 0.1475/0.1= 1.5125 m/s2
F= m x a = 0.0837 x 1.5125 = 0.1266 N
2. Masa 2M
3. Masa 3M
ΣΔV = 0.52m/s
Rata-rata ΔV = 0.13
a= 0.13/0.1= 1.3m/s2
F= m x a = 0.2511 x 1.3 = 0.32643 N
4. Masa 4M
ΣΔV = 0.445m/s
Rata-rata ΔV = 0.11125
a= 0.3925/0.1= 1.1125 m/s2
F= m x a = 0.4185 x 1.1125 = 0.4656 N
2.7 Pembahasan
1.Massa Sistem Tetap
Percobaan kedua dalam modul dua mengenai hokum dua mempertahankan gaya
dan merubah beban sistem (M). Berikut adalah data hasil percobaan
2.8 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat dilihat bahwa gaya (F) akan dipengaruhi secara
lansung oleh percepatan (a) dan massa (m). dilihat dari data bahwa ketika
semakin banyak gaya yang didaptkan kereta maka kereta akan melaju lebih cepat
sehingga membuktikan kebenaran dari Hukum Newton 2.
Modul 3 OSILASI BEBAN YANG DIGANTUNG PADA PEGAS
Gambar 3.1
Alat yang diperlukan dalam Percobaan Osilasi Beban Yang Digantungkan Pada Pegas
- Set statif
- Pegas
- Stop watch
- Meteran
- Beban
3.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
(a)
(b)
Gambar 3.2
Rangkaian Alat Dalam Percobaan Osilasi Beban Yang Digantungkan Pada Pegas
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat
Sebuah benda bermassa M digantungkan pada sebuah pegas yang salah satu
ujungnya terpasang secara tetap seperti gambar 3.2, massa akan menarik pegas ke
bawah dengan gaya berat Mg yang menyebabkan pegas teregang sedemikian rupa
sehingga beban berada pada posisi O. Jika beban ditarik ke bawah oleh gaya
tambahan F, pegas akan mulur sejauh y sehingga berada pada titik A. Menurut
Hukum Hooke, gaya F yang diperlukan untuk menghasilkan simpangan ini adalah
ky, dimana k adalah tetapan pegas. Jika beban dilepaskan, gaya pemulih ky
menghasilkan sebuah percepatan sebagaimana diberikan oleh Hukum Newton
kedua tentang gerak, yaitu:
ky = M.a (3.1)
Persamaan (3.1) dapat diubah menjadi:
A = ky/M (3.2)
Persamaan di atas adalah persamaan dasar untuk gerak harmonik sederhana
dengan percepatan a sebanding dengan simpangan y dan periodanya diberikan
oleh:
T = 2 √M/k (3.3)
Atau
T4 = 42/k M (3.4)
Pada percobaan ini akan dicari hubungan antara perioda T dengan massa beban M
benda yang berosilasi dengan besaran lain dibuat tetap. Karena perioda ini dari
suatu gerakan ke gerakan yang lain relatif tetap namun waktunya sangat singkat,
maka diukur waktunya dalam sejumlah kali osilasi. Dalam percobaan ini dihitung
waktunya diukur untuk 20 kali osilasi. Pengukuran waktu dilakukan setelah
gerakannya mulai stabil.
Untuk persiapan percobaan lakukanlah:
a. Rangkai set alat percobaan seperti Gambar 3.2.
b. Gantung pegas helik k = 10 N/m.
c. Gantung beban dengan massa 50 g.
Beban: 100 g
No. k 10 k… k…
20 T (dt) 20 T (dt) 20 T (dt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pegas X (cm)
helix B 50 gr B 100 gr B 150 gr B 200 gr
1 8.5 13.0 17.4 22.0
2 7.5 11.5 17.0 21.5
3 8.7 14.3 19.6 25.4
9=9.72 m/s 2
m1 = 50.00 g
Masa (kg)
(N/m)
0.05 0.1 0.15 0.2
1 5.718 7.477 8.379 8.836 7.603
2 6.480 8.452 9.042 9.042 8.138
3 5.586 6.797 7.654 7.654 6.869
Penjelasan :
Dengan beban 50 gr → Panjang pegas = 9.72 cm
Dengan beban 100 gr → Panjang pegas = 12.15 cm
m
Sehingga dengan : g=9,72
s2
m=50 gr=0.05 kg
∆ x=2.43 cm=0.0243 m
m. g 0.05× 9.72 N
Di dapat : k = = =20
∆x 0.0243 m
Catatan : Dalam hal ini data p diatas adalah panjang pegas setelah diberi beban,
(Bukan penambahan bahan panjang setelah diberi beban).
Analisis data
12.42
T= = 0.621 s → u/¿ m=100 gr
20
14.67
T= = 0.734 s → u/¿ m=150 gr
20
17.13
T= = 0.865 s → u/¿ m=200 gr
20
19.33
T= = 0.966 s → u/¿ m=250 gr
20
3.7 Pembahasan
3.8 Kesimpulan
1. Jika suatu pegas diberikan beban maka akan mengalami pertambahan panjang
dan jika dilepas akan kembali kepanjang semula.
2. Jika semakin berat/semakin besar beban yang digantungkan pada pegas maka
waktu yang diperlukan untuk berosilasi pun semakin besar.
3. Nilai dari konstanta k dapat dihitung apabila perpanjangan (x) dan gaya f
diketahui, dengan menggunakan rumus: F= -kx
4. Untuk menentukan nilai periode pegas dapat
dihitung dengan menggunakanrumus:
- Set statif
- Pegas
- Stop watch
- Meteran
- Beban
Pegas ke:………
No. F0….10 x0….10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pegas ke:………
No. F10….0 x10….0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(a)
(b)
Gambar 4.2
Rangkaian Alat Dalam Percobaan Hukum Hook
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat
4.5 Hasil pengamatan
Pegas ke: 1, Panjang Awal:6,5 cm=0,065 m
F=m.g
Data ke-1 ;
Massa=50 kg
F=m.g
=50.9,72
=486 N
No. F0….10 x0….10
0 0 0,065
1 486 0,078
2 680,4 0,082
3 874,8 0,093
4 1069,2 0,102
5 1263,6 0,115
6 1458 0,125
7 1652,4 0,137
8 1846,8 0,149
9 2041,2 0,16
10 2235,6 0,175
=0,075-0,065
=0,01 m
F = m.g= 50.9,72=486 N
K=F/∆x=486/0,01=48600 k N/m
4.7 Pembahasan
Pada percobaan diatas, dapat dilihat bahwa nilai konstanta elastisitas dari
masing-masing benda diatas berbeda. Nilai konstanta elastisitas ( k) adalah factor
pengali yang menunjukkan seberapa besar nilai elastisitas suatu benda. Nilai
konstanta elasisitas suatu benda dapat dihitung dengan membagi besar gaya F
yang diberikan kepada benda dengan pertambahan panjang benda tersebut setelah
diberi gaya.
Sebagai contoh pada pegas I percobaan pertama yang diberi gaya sebesar
486 N yang diperoleh dari hasil perkalian antara massa beban 50 kg dengan
percepatan gravitasi bumi sebesar 9,72 m/dt2 , diperoleh besarnya pertambahan
panjang elastic( ∆x ).Pertambahan panjang tersebut didapat dari selisih dari
panjang awal pegas dengan panjang akhir pegas (∆x =0,076-0,065=0,011
m).Sehingga pada akhirnya diapat konstanta elastisitas pegas yang diperoleh dari
hasil K= F/∆x ( K=486/0,011=44181,82 kN/M). Contoh lainnya pada pegas I
percobaan pertama dengan massa 70 kg dengan percepatan bumi sebesar 9,72
m/dt2 diperoleh gaya sebesar 680,4 N dan diperoleh pertambahan panjang pegas
(∆x)sebesar 0,017 sehingga didaoat besarnya konstanta pegas (k) sebesar
40023,53 kN/M.
4.9 Kesimpulan
Gambar 5.1
Set Alat Dalam Percobaan Gelombang Berdiri pada Tali
Osilator
Benang
Papan landasan
Beban gantung
Katrol
5.3 Pengantar dan Persiapan Percobaan
Sepotong benang yang salah satu ujungnya diikatkan kuat-kuat dan
salah satu ujungnya ditarik, kemudian benang ini digetarkan dengan
frekwensi sumber getar yang tetap. Pada benang akan terbentuk gelombang
berdiri hanya pada tegangan-tegangan tertentu. Keadaan-keadaan ini
dikatakan sebagai keadaan resonansi. Hubungan antara frekwensi resonansi
dengan tegangan dapat dituliskan sebagai berikut:
f = n/2L √T/u
dimana f adalah frekwensi sumber getar
T adalah tegangan benang
L panjang gelombang yang terbentuk
n = 1, 2, 3, . . .
u = massa per satuan panjang benang.
Untuk melakukan percobaan ini, rangkailah alat-alat seperti gambar
berikut.
Gambar 4.2
Rangkaian Set Alat Dalam Percobaan Gelombang Berdiri Pada Tali
Tabel pengamatan
μ = ….. g/m
No Banyaknya Perut Tegangan Tali (N) Panjang Gelombang (m)
.
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
Dengan : L = 154.5 m
f = 50 Hz
g = 9.72
5.6. Pengolahan Data
μ=0.4379g/m
1. Perut → T 1 m = 560 gr = 0.56 kilogram
=W
=mxg
= 0.56 x 9.72
= 5.4432 N
2. Perut → T 1 m = 170 gr = 0.17 kilogram
=W
=mxg
= 0.17 x 9.72
= 1.6542 N
3. Perut → T 1 m = 30 gr = 0.3 kilogram
=W
=mxg
= 0.3 x 9.72
= 2.916 N
4. Perut → T 1 m = 60 gr = 0.6 kilogram
=W
=mxg
= 0.6 x 9.72
= 5.832 N
5. Perut → T 1 m = 40 gr = 0.4 kilogram
=W
=mxg
= 0.4 x 9.72
= 3.888 N
6. Perut → T 1 m = 35 gr = 0.35 kilogram
=W
=mxg
= 0.35 x 9.72
= 3.402 N
μ=0.8212 g/m
5.7 Kesimpulan
Jika tali digetarkan dengan frekuensi f maka energi gelombang akan
bergerak dan menghasilkan gelombang . Pantulan gelombang menyebabkan
adanya gelombang yang arahnya berlawanan dengan gelombang datang dari
sumber.
Modul 6
TANGKI RIAK
(a)
b. Bersihkan dasar kaca tangki riak dari kotoran-kotoran yang ada.
c. Bersihkan juga layar tangki riak.
d. Isikan tangki riak dengan air secukupnya (kedalaman 0,5 – 1 cm).
4. Pembiasaan Gelombang
5. Gelombang Lurus dengan Penghalang Bercelah Satu
6.7 Kesimpulan
1. Kita bisa melihat puncak dan dasar gelombang dengan cara melihat pada kertas
putih (layar) berupa gelap dan terang.
2. Gelombang yang terjadi pada tangka riak adalah tergantung dari medium yang
dilewatinya.
3. Gelombang akan membentuk pola lurus dan beraturan apabila tidak di berikan
penghalang.
4. Pada gelombang yang baru dapat dihasilkan apabila gelombang lurus dihalang
suatu benda atau penghalang.