Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR DESAIN

BENDUNG
Nama : Dani setiawan /18.1003.222.01.0863
Adnan Alvikri/ 18.1003.222.01.0957
Kelas : D
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
Pengertian Bendung

◦ bendung adalah suatu bangunan yang di buat dari pasangan batu


kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah
sungai, yang berfungsi meninggikan muka air agar dapat di alirkan
ke tempat-tempat yang memerlukan. Tentu saja bangunan ini dapat
digunakan pula untuk keperluan lain selain irigasi, seperti untuk
keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk penggelontoran
suatu kota.
Data yang di gunakan
Data yang di perlukan dalam perencanaan bendung adalah :
◦ Data Tropografi
◦ Data Hidrologi
◦ Data Morfologi
◦ Data Geologi
◦ Data Mekanika tanah
◦ Standar perencanaan ( PBI, PKKI, PMI,dll.)
◦ Data lingkungan dan Ekologi.
Pertimbangan Topografi
◦ Lembah sungai yang sempit berbentuk huruf V dan tidak terlalu
dalam, karena pada lokasi ini volume tubuh bendung dapat menjadi
minimal
◦ Keadaan topografi di daerah tangkapan air juga perlu dicek, apakah
topografinya terjal sehingga mungkin terjadi longsoran atau tidak
◦ Karakter hidrograf banjir, yang akan mempengaruhi kinerja
bendung
◦ Cek daerah calon sawah: elevasi hamparan tertinggi yang harus
diairi
Pertimbangan Geoteknik

◦ Dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat,


stratigrafi lapisan batuan miring ke arah hulu, tidak ada
sesar aktif, tidak ada erosi buluh, dan dasar sungai hilir
bendung tahan terhadap gerusan air
◦ Batuan tebing kanan dan kiri bendung cukup kuat dan
stabil serta relatif tidak terdapat bocoran samping
Pertimbangan Hidraulik

◦ Bagian sungai yang lurus


◦ Jika bagian sungai yang lurus tidak ditemukan,
maka bisa dipilih lokasi di belokan, tapi posisi
bangunan intake harus terletak pada tikungan luar
dan terdapat bagian sungai yang lurus di hulu
bendung
Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi bendung tetap hendaknya memperhatikan syarat-syarat tropografi daerah yang akan diairi,topograsi
lokasi bendung,keadaan hidrolisis sungai, tanah pondasi dan lain-lain sebagai berikut :
◦ Agar seluruh daerah yang di rencanakan dapat di airi secara gravitasi.
◦ Tinggi bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter.
◦ Saluran induk tidak melewati trase yang sulit.
◦ Letak bangunan pengambilan ( intake ) harus di letakan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran
masuknya air.
◦ Sebaiknya lokasi bendung itu berada pada alur sungai yang lurus.
◦ Keadaan pundasi cukup baik.
◦ Tidak menimbulkan genangan yang luas di udik bendung,serta tanggul banjir sependek mungkin.
◦ Pelaksanaan tidak sulit dan biaya pembangunan tidak mahal.
Menentukan Elevasi Mercu Bendung

Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada :


◦ Elevasi muka air yang di perlukan untuk irigasi (eksploitasi normal)
◦ Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang di perlukan untuk
membilas sedimen dari kantong.
◦ Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang di perlukan untuk
membilas sedimen dekat pintu pengambilan.
◦ Beda tinggi energi yang di perlukan untuk meredam energi pada kolam olak.
Menentukan Elevasi Mercu Bendung
Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula.
◦ elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
◦ tinggi air di sawah
◦ kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier
◦ kehilangan energi di bangunan sadap
◦ variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer
◦ kemiringan saluran primer
◦ kehilangan energi di bangunan-bangunan pada jaringan primer : sipon, pengatur, flum,
dan sebagainya.
◦ kehilangan energi di bangunan utama.
Perhitungan Muka Air Banjir (MAB) di hilir Rencana
Bendung
◦ Perhitungan ini sangat penting di lakukan, oleh karena MAB hilir ini
merupakan patokan untuk merencanakan kolam olakan (perendam energi).
Dengan adanya MAB ini, dapat di hitung berapa kedalaman lantai ruang
olakan.
◦ Adapun faktor utama yang harus di miliki adalah peta situasi sungai di sekitar
bendung, yaitu 1 km ke udik dan 1 km ke hilir serta kearah kiri dan kanan
sepanjang 0,50 km dari as rencana bendung. Kemudian profil memanjang
sungai tersebut beserta profil melintangnya (lihat gambar 1.1).
Perhitungan Muka Air Banjir (MAB) di hilir Rencana
Bendung

P1 P2
P10 P20
500 m

500 m

Rencana Bendung

1000 m 1000 m
Pintu Pengambilan (Intake)
◦ Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah
masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan
bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari
letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah menuntut adanya bangunan
penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pengambilan debitnya kecil, maka
pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Dengan demikian
kita tidak perlu membuat 2 bangunan penguras, dan cukup satu saja (lihat gambar 1.3 ).
Pintu Pengambilan (Intake)
Penentuan Lebar Efektif Bendung
Lebar bendung, yaitujarak antara pangkal (abutment). Sebaiknya lebar bendung ini sama dengan lebar rata-
rata sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus). Biasanya lebar total bendung diambil antara 1,0 –
1,2 dari lebar rata-rata sungai pada ruas yang stabil. Agar pembuatan peredam energi tidak terlalu mahal,
maka aliran per satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 – 14 m 3/det/m‟ dan memberikan tinggi
energi maksimum 3,5 – 4,5 m.
◦ Lebar efektif bendung :
◦ Be = B – 2(n.Kp + Ka)H1 (1.6)

◦ dengan : Be = lebar efektif bendung


◦ B = lebar bendung. (lebar total – lebar pilar) n = jumlah pilar
◦ Kp = koef. kontraksi pilar

◦ Ka = koef. kontraksi pangkal bd. H1 = tinggi energi


TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai