Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN DEBIT AIR DENGAN MENGGUNAKAN CURRENT

METER DAN PELAMPUNG

Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember


Syahrul Mubarak, Aisyah Humayro, Ridho Rizma, Alief Evien Reza

ABSTRAK
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatu-satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter/detik.
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain; pengukuran
debit dengan bendung, pengukuran debit berdasarkan kerapatan lautan obat
Pengukuran kecepatan aliran dan luas penampang melintang, dalam hal ini untuk
mengukur kecepatan arus digunakan pelampung atau pengukur arus dengan
kincir,Pengukuran dengan menggunakan alat-alat tertentu seperti pengukur arus
magnetis, pengukur arus gelombang supersonis.
Secara umum pengukuran debit dipermukaan bebas dilakukan untuk
mengetahui berapa debit aktual yang ada untuk pemanfaatan atau pengendalian aliran
suatu badan air. Pengukuran debit umumnya dilakukan pada waktu-waktu tertentu
dan sering kali berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan rating curve. Semakin
banyak pengukuran dilakukan akan semakin teliti analisa data. Untuk menentukan
jumlah pengukuran yang dilakukan tergantung kepada tujuan pengukuran, kepekaan
aliran permukaan bebas, dan ketelitian yang ingin dicapai.
Terdapat dua metoda pengukuran debit aliran permukaan bebas , yaitu : a.Pengukuran
tidak langsung
1. Pelampung
2. Pengukuran dengan Current Meter
3. Menggunakan Persamaan Manning
b.Pengukuran langsung
1. Alat Ukur Pintu Romjin
2. Sekat Ukur Thompson
3. Alat Ukur Parshall Flume
4. Alat Ukur Cipoletti
Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain,
yaitu :
1. Ambang tajam: aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
2. Ambang lebar: aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
3. Tipe Parshal: aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
4. Tipe Cipoletti: aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
5. Tipe Romijin: aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.
6. Tipe Crump de Gruyter: aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.
7. Pipa sadap sederhana: aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
8. Constant head orifice: aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
9. Tipe pintu sorong: aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi
komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota
sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang
unik. Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen
berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang
surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun
buatan.
Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan
darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas
kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara
komponen-komponen itu.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu
(sungai/ saluran / mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : Di bagian sungai
yang relatif lurus; jauh dari pertemuan cabang sungai; tidak ada tumbuhan air; aliran
tidak turbelen; aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. Pengukuran debit air
sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan
pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat
kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan diadakannya praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah untuk
mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
persatuan waktu).
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa mengerti dan
mengetahui cara-cara mengukur debit air baik menggunakan current meter maupun
menggunakan pelampung
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Debit Air Mengunakan Current Meter dan Pelampung


Perairan umum merupakan sumberdaya yang mempunyai potensi besar baik
bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia. Air merupakan bagian yang
esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup
bersifat aquatic. Arus merupakan gerakan yang mengalir dari suatu massa air yang
disebabkan oleh desitas air lau, tiupan angin atau dapat pula disebabkan gerakan
bergelombang panjang. Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang
disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerus dipermukaan dan desitas air laut.
Apabila diperhatikan arus ini pada bagian permukaan akan sulit untuk diramal
kemana arah arus tersebut.
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang
mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu diketahui luas
penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik
pengukuran. Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan
horizontal dan vertikal masa air. Arus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisik
pada sungai dan muara sungai, seperti pengikisan darat, pemindahan sedimen dan
sebagainya. Disamping itu besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang
surut, akan mem pengaruhi sistema arus pada muara sungai.
Debit aliran sungai diberi notasi Q adalah jumlah air yang mengalir melalui
tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam
m3/detik. Debit sungai, dengan distribusinya dengan ruang dan waktu, merupakan
informasi penting yang diperlukan dalam perencanaan bangunan air da pemanfaatan
sumber daya air. Mengingat bahwa debit aliran sangat bervariasi dari waktu ke waktu
maka diperoleh data pengamatan debit dalam waktu yang panjang. Debit aliran (Q)
diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dengan percepatan aliran (V).
Kedua parameter tersebut dapat diukur pada suatu tampang lintang (stasiun ) di
sungai. Luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan
dasar sungai.Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan
current meter, pelampung, atau peralatan lain.
Rumus : Q = V .A
Dimana : Q = debit (m3/dtk)
V = Kecepatan Aliran (m/detik)
A = Luas Penampang Basah (m
Rumus untuk Metode Mid Section, yaitu:

Untuk menentukan menggunakan current meter


V = n.a + b
Dimana :V = kecepatan Aliran
n = Jumlah Putaran per detik
a dan b = konstanta yang diperoleh dari kaibrasi alat
Untuk pengukuran kecepatan dan kecepatan rata-rata dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Metode pengukuran 2 titik dan 3 titik, yaitu:

Sedangkan pengukuran kecepatan untuk pelampung,

Rumus :V = L/T
Vrata-rata = α. V
Dimana :V = Kecepatan aliran (m/detik)
L = Jarak tempuh (m)
T = Waktu Tempuh (detik)
α = Faktor koreksi (0.70-0.90)
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengukuran Debit Air dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis
tanggal 18-19 maret 2015 pukul 07.00 WIB - selesai. Praktikum ini dilakukan pada
sungai di daerah Tegal Gede.

3.2 Alat dan Bahan


Alar dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran sebagai berikut:
1. Current meter
2. Stop watch
3. Rol meter
4. Botol
5. Tali rafia
6. Patok

3.3 Metode Analisis


Pada praktikum pengukuran debit air dilakukan dua acara yaitu pengukuran
debit air dengan current meter dan pengukuran debit air dengan pelampung.
3.3.1 Pengukuran Debit Air dengan Current Meter
Skema kerja pengukuran debit air dengan current meter sebagai berikut:

Mulai

Membagi saluran
menjadi 3 pias

Menghitung kedalam
pengukuran alat

A
A

Ukur kecepatan aliran dengan alat


dengan kedalam yang telah ditentukan

Mencatat kecapatan aliran, dimensi


saluran dan menghitung debit air

Selesai

3.3.2 Pengukuran Debit Air dengan Pelampung

Skema kerja pengukuran debit air dengan pelampun sebagai berikut:

Mulai

Mengisi botol dengan beban


pasir

Mengukur lebar saluran dan


membagi menjadi 3 bagian

Mengukur panjang saluran dari


hulu ke hilir

Mengukur kecepatan aliran air


dengan menggunakan
pelampung

Mencatat waktu yang


dibutuhkan untuk mengalirkan
pelampung

Selesai
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Hasil pengukuran kualitas air sungai sebagai berikut:
No TDS (ppm) DO (ppm) pH Suhu (°C)
1. 133 5,44 7,5 29,95
2. 103 3,55 7,56 30,45
3. 114 3,02 7,48 30,45
Rerata 116,67 4,003 7,52 30,28
Tabel 1. Hasil pengukuran kualitas air sungai
4.1.1 Pengukuran Debit Air dengan Current Meter
Hasil pengukuran debit air dengan current meter sebagai berikut:
No Ukuran pias/segmen (m) Kecepatan Vrata- Debit
Pias pias/segmen (V.0,6h) rata (m3/det)
(m/det) (m/det)
Luas Ulang Ulang Ulang
h L1 L2 (m2) 1 2 3
1 0,061 0,9 0,86 0,053 0,4 0,4 0,5 0,43 0,023

2 0,1 0,95 0,95 0,095 0,4 0,4 0,4 0,40 0,038

3 0,041 0,9 0,87 0,036 0,4 0,3 0,3 0,33 0,012

Total Debit 0,072

Tabel 2. Hasil pengukuran debit air dengan menggunakan current meter


4.1.2 Pengukuran Debit Air dengan Pelampung
Hasil pengukuran selang waktu pelampung sebagai berikut:
Waktu
Rerata
Posisi Perjalanan (T)
Tiap Pias
dalam detik
Pengukuran 1 499
1 506,5
Pengkuruan 2 514
Pengukuran 1 543
2 540
Pengkuruan 2 537
Pengukuran 1 574
3 584,5
Pengkuruan 2 595
Rata-rata (t) 543,6667
Tabel 3. Hasil pengukuran selang waktu pelampung
Hasil pengukuran luas penampang saluran pada hulu dan hilir sebagai berikut:
Ukuran pias/segmen pada hulu Ukuran pias/segmen pada hilir
No (m) (m)
Pias Luas Luas
h L1 L2 h L1 L2
(m2) (m2)
1 0,061 0,9 0,86 0,053 0,084 1 0,93 0,081

2 0,1 0,95 0,95 0,095 0,075 1 1 0,071

3 0,041 0,9 0,87 0,036 0,088 1,1 0,93 0,089

total luas hulu 0,184 Total luas hilir 0,241

Rerata luas penampang hulu dan hilir 0,213


Tabel 4. Hasil pengukuran luas penampang saluran pada hulu dan hilir
Hasil pengukuran debit air sungai dengan pelampung sebagai berikut:

No Waktu Panjang Keceapatan Luas Debit


C
Pias (s) saluran (m) aliran (m/s) (m2) (m3/s)
1 0,93 506,5 168 0,308 0,067 0,0206
2 0,93 540 168 0,289 0,083 0,0240
3 0,92 584,5 168 0,264 0,063 0,0166
Rerata debit 0,061
Tabel 5. Hasil pengukuran debit air dengan pelampung
4.2 Pembahasan
Pengukuran debit air yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu
pengukuran debit air dengan current meter dan pengukuran debit air dengan
pelampung. Berdasarkan hasil pengukuran debit air dengan current meter
menghasilkan sebesar 0,072 m3/s sedangkan pada pengukuran debit air dengan
pelampung menghasilkan sebesar 0,061 m3/s. Pengukuran debit air dengan current
meter dan pelampung memiliki selisih yang tidak terlalu besar. Nilai pengukuran
dengan pelampung lebih kecil daripada current meter. Hal ini karena karakteristik
sungai yang tidak beraturan, baik dari segi kedalaman, banyaknya sampah, dan terjadi
turbulen sehingga menghambat jalannya waktu tempuh pelampung sehingga
diperoleh kecepatan aliran yang kecil. Kecepatan aliran berbanding lurus dengan
besarnya debit dimana semakin besar kecepatan aliran air maka semakin besar debit
air yang dihasilkan.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengukuran debit air dengan current meter menghasilkan
sebesar 0,072 m3/s.
2. Pada pengukuran debit air dengan pelampung menghasilkan sebesar 0,061
m3/s.
3. Nilai pengukuran dengan pelampung lebih kecil daripada current meter. Hal
ini karena karakteristik sungai yang tidak beraturan, baik dari segi kedalaman,
banyaknya sampah, dan terjadi turbulen.
4. Kecepatan aliran berbanding lurus dengan besarnya debit dimana semakin
besar kepemcepatan aliran air maka semakin besar debit air yang dihasilkan.

5.2 Saran
Pada praktikum ini pemilihan tempat praktikum sebaiknya lebih layak untuk
digunakan untuk praktikum untuk mempermudah pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Sihotang,C.1989. Limnologi I. Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas


Riau. Pekanbaru. 33 hal. (tidak diterbitkan).

Wardoyo, S. T. 1981. Kriteria Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan


Perikanan. Trainning Analisa Dampak lingkungan PDLH-UNDP-PUSDI-
PSL dan IPB Bogor 40 hal (tidak diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai