Anda di halaman 1dari 11

Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik

Sipil, Vol 1, No 1 April 2020


(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx
ANALISA PERBANDINGAN PENENTUAN DEBIT RENCANA
MENGGUNAKAN METODE NAKAYASU DAN SIMULASI
APLIKASI HEC-HMS DI DAS LOWO REA

Yulianus Eka P. Nggarang*, Agustinus H. Pattiraja, Sebastianus B. Henong


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira, Jl. A. Yani 50-52
E-mail:juliantekaputra@gmail.com*

Abstrak : Debit banjir rencana merupakan debit dengan periode ulang tertentu yang menjadi parameter
perencanaan bangunan air. Perhitungan perbandingan debit rencana antara metode Nakayasu dan simulasi
aplikasi HEC HMS dimaksudkan untuk membandingkan perhitungan debit yang paling sesuai terhadap
karakteristik DAS Lowo Rea yang berada di Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende. Perhitungan debit
rencana dilakukan tanpa kalibrasi terhadap data AWLR sebagai observed flow karena tidak tersedia data
AWLR pada lokasi peneltian. Maka, digunakan HDRO (high direct run off) sebagai dasar pembanding. Hasil
analisis perhitungan HDRO debit rencana metode Nakayasu dan simulasi aplikasi HEC HMS menyatakan
bahwa metode Nakayasu lebih tepat digunakan untuk analisis debit banjir rancangan kala ulang atau periode
ulang ≥ (lebih dari sama dengan) 100 tahun. Sedangkan analisis debit banjir rancangan menggunakan
simulasi aplikasi HEC HMS lebih tepat digunakan untuk analisis debit banjir rancangan kala ulang atau
periode ulang < (kurang dari) 100 tahun.

Kata Kunci:Debit Banjir Rencana, Nakayasu, HEC-HMS, HDRO

Abstract: Design of flood discharge is the disharge with a certain period of reversion that set the
parameters of water building plans. Calculation of design disharge ratio between Nakayasu method and
simulating HEC HMS application intended to compare discharge calculations that most suitable towards
the characteristics of the Lowo Rea river basin that are located in Wewaria Sub-District, Ende Regency.
Calculation of design disharge calculated without calibration towards the AWLR data as a observed flow
because the AWLR data unavailable in research location. Consequently, be used H DRO (high direct run off)
as a comparative. Analysis result calculation of HDRO design disharge Nakayasu Method and simulating
HEC HMS application state that Nakayasu Method more precise used to analize design of flood discharge
reperiod ≥ (more than or equal) 100 years. As for design of flood discharge simulating HEC HMS
application more precise used to analyze design of flood discharge reperiod < (less than) 100 years

Keywords: Design Flood, Nakayasu Method, HEC-HMS, HDRO

1. PENDAHULUAN
Kecamatan Wewaria merupakan meluapnya kali Lowo Rea saat musim
salah satu Kecamatan yang berada di penghujan (flobamora.net, 2017). Bencana
Kabupaten Ende. Kecamatan Wewaria terdiri banjir merupakan bencana yang rutin terjadi
dari 22 desa dengan luas wilayah 157,95 hampir setiap tahun di Kecamatan Wewaria.
km2, berikilim tropis dengan suhu rata-rata Selain banjir, bencana alam seperti tanah
tahunan 26° C dan dalam setahun curah longsor dengan skala yang kecil menjadi
hujan rata-rata kecamatan Wewaria cukup dampak lanjutan dari adanya banjir. Hal ini
tinggi, yakni sebesar 1126 mm. Di diakibatkan oleh curah hujan yang cukup
Kecamatan Wewaria terdapat salah satu tinggi, penampang sungai yang cenderung
sungai besar yakni Sungai Lowo Rea. melebar dan minimnya bangunan pengaman
Hampir setiap tahunnya Sungai Lowo Rea banjir diseputaran DAS Lowo Rea.
mengalami banjir. Pada tahun 2017 sebanyak Debit banjir rencana pada DAS Lowo
85 rumah warga di Kecamatan Wewaria, Rea dapat dihitung atau diukur dengan
Kabupaten Ende terendam banjir akibat hidrograf satuan sintetik. Hidrograf satuan
23
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

sintetik merupakan hidrograf yang simulasi model dengan data terdistribusi,


didasarkan atas sintetis dari parameter- model aliran kontinyu dan kemampuan GIS
parameter daerah aliran sungai. Terdapat (Geographic Information System).
beberapa metode yang bisa digunakan dalam
pengalihragaman data curah hujan menjadi
debit limpasan langsung melalui sistem 2. METODOLOGI PENELITIAN
DAS. Salah satunya adalah metode Analisa Hidrologi
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu 1) Perbaikan data hujan dengan
(1940) yang dikembangkan di Jepang. menggunakan metode Reciprocal
Metode HSS adalah metode yang populer
digunakan dalam banyak perencanaan di
bidang sumber daya air khususnya dalam
analisis debit banjir DAS yang tidak terukur
[1]. Pemilihan Metode Nakayasu didasarkan
pada iklim dan topografi pulau Flores yang dengan,
tingkat curah hujannya cukup tinggi dan = curah hujan hilang stasiun x
topografi yang didominasi oleh daerah = jarak stasiun x terhadap stasiun A
pegunungan. Selain itu perhitungan debit = jarak stasiun x terhadap stasiun B
banjir menggunakan metode Nakayasu lebih = curah hujan pada stasiun A
tepat digunakan karena diagram HSS = curah hujan pada stasiun B
Nakayasu memberikan gambaran mengenai
debit ketika awal hujan, saat banjir dan 2) Uji konsistensi dilakukan untuk dapat
berakhir banjir. Penggunaan metode mengetahui apakan trend data yang
Nakayasu memerlukan beberapa terjadi mempunyai trend data yang
karakteristik parameter daerah alirannya, konsisten atau yang sesuai dengan
seperti; tenggang waktu dari permulaan persyaratan uji konsistensi data,
hujan sampai puncak hidrograf (time of menggunakan metode kurva massa
peak), tenggang waktu dari titik berat hujan ganda (double-mass curve) untuk
sampai titik berat hidrograf (time lag), menguji kepanggahan data hujan.
tenggang waktu hidrograf (time base of
hydrograph), luas daerah tangkapan air, 3) Dalam memperoleh nilai curah hujan
panjang alur sungai utama terpanjang (length rata-rata wilayah/Regional Distribution
of the longest channel) dan koefisien , digunakan pendekatan metode
pengaliran [2]. Polygon Thiessen
Perhitungan debit rencana HSS
Nakayasu kemudian dibandingkan
(dilakukan checkcross) dengan simulasi dengan:
aplikasi HEC-HMS (Hydrologic Engineering = Curah hujan rata-rata
Center-Hydrologic Modeling System) dengan = luas daerah
metode SCS (Soil Conservation Service) polygon (Km2)
yang merupakan aplikasi berbasis analisis = hujan maksimum (mm)
hidrologi [3]. Permodelan hujan-debit
merupakan satuan untuk mendekati nilai- 4) Perhitungan curah hujan rancangan
nilai hidrologis proses yang terjadi di terdiri dari perhitungan parameter
lapangan. Kemampuan pengukuran hujan- statistik dan parameter logaritma.
debit aliran sangat diperlukan untuk
mengetahui potensi sumberdaya air di a. Deviasi standar (S)
suatu wilayah DAS. Model hujan-debit dapat
dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi debit sungai melalui
pendekatan potensi sumberdaya air dimana;
permukaan yang ada. Simulasi aplikasi HEC- = standar deviasi
HMS dipilih sebagai pembanding metode = nilai hujan DAS ke i
nakayasu dikarenakan dalam HEC-HMS = nilai rata-rata hujan DAS
terdapat fasilitas kalibrasi, kemampuan
24
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

= jumlah data
b. Koefisien skewness (Cs)
Keterangan rumus:
= intensitas hujan (mm/jam)
dimana; = hujan harian maksimum (mm)
= koefisien skewness = waktu konsentrasi (jam)
= nilai hujan DAS ke i
= nilai rata-rata hujan DAS Perhitungan Debit Banjir Rancangan
= jumlah data Metode HSS Nakayasu
c. Pengukuran Kurtois (Ck) 1) Waktu kelambatan (time lag, ),
untuk L > 15 Km
untuk L < 15 Km
dimana; 2) Waktu puncak dan debit puncak
= Pengukuran Kurtosis hidrograf satuan sintetis dirumuskan
= standar deviasi sebagai berikut:
= nilai hujan DAS ke i
= nilai rata-rata hujan DAS 3) Waktu saat debit sama dengan 0,3 kali
= jumlah data debit puncak
d. Koefisien Variasi
4) Waktu puncak
dimana;
= Koefisien Variasi 5) Debit puncak;
= standar deviasi
= nilai rata-rata hujan DAS dengan:
L = panjang sungai (Km).
5) Dalam perhitungan analisis jenis = koefisien, nilainya antara 1,5 – 3,0
sebaran digunakan metode Ej Gumbel A = luas DPS ( )
dan metode Log Pearson Type III
= durasi hujan (jam) =
a. Ej Gumbel
s/d .
= satuan kedalaman hujan (mm)
dimana;
Perhitungan Debit Banjir Rencana
Xt : curah hujan rencana
Simulasi Aplikasi HEC-HMS
: curah hujan rata-rata
Permodelan Parameter HEC HMS. Setiap
S : standar deviasi
pemodelan masing-masing memiliki satu
Sn : standar deviasi ke n
buah metode untuk setiap Volume Runoff,
Yn : koefisien Gumbel ke n
Direct Runoff dan Routing; Komponen
Y : nilai reduce variate
analisis hidrograf banjir model HEC-HMS,
b. Log Pearson Type III
yaitu sebagai berikut [4]:

a) Presipitasi Model Specified Hyetograph


dimana: Model hyetograph untuk masukan hujan
= curah hujan rencana yang terjadi dalam pemodelan menerus
= curah hujan rata-rata (continuous model).
= variable standar b) Volume Runoff Model SCS Curve
= Standar Deviasi Logaritma Number (CN)
6) Uji pemilihan distribusi frekuensi terdiri Model perhitungan SCS-CN dapat
dari uji sebaran Chi Kuadrat dan uji ditunjukkan pada persamaan 2.53 [3].
Smirnov Kolmogorov
7) Perhitungan intensitas curah hujan
menggunakan metode Dr. Moonobe.
Dimana adalah akumulasi hujan
efektif pada waktu , adalah
25
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

akumulasi hujan pada waktu , adalah


kehilangan mula-mula (initial loss) dan
adalah potensi penyimpanan dengan;
maksimum (potential maximum = volume hidrograf (m3)
retention). Hubungan empiris antara = debit saat waktu t (m3/detik)
dan dengan persamaan 2.54 = debit saat waktu t+1 (m3/detik)
= waktu saat debit t (jam)
Akumulasi hujan efektif pada saat = waktu saat debit t-1 (jam)
ditunjukkan pada persamaan; Keandalan hasil analisis metode HSS pada
DAS yang tidak memiliki hidrograf natural
atau hidrograf observasi dapat diketahui
Hubungan antara nilai penyimpanan dengan menggunakan metode kontrol
maksimum dengan karakteristik DAS volume dengan konsep hidrograf satuan.
berupa nilai CN dengan persamaan Maksud konsep tersebut pada metode ini
2.56. adalah nilai HDRO (high direct run off) atau
yang biasa disebut dengan rasio volume
harus bernilai 1 mm dihitung dengan
Selain CN, parameter yang juga menggunakan persamaan sebagai berikut:
berpengaruh terhadap volume runoff
adalah luas daerah kedap (impervious
area). = hujan efektif (1 mm)
c) Direct Runoff Model SCS Unit = volume hidrograf (m3)
Hydrograph = luas DAS (m2)
Metode SCS UH memerlukan Dari persamaan diatas, maka nilai HDRO
penentuan nilai waktu puncak (direct run off) atau yang biasa disebut
dan debit puncak dengan rasio volume, harus bernilai 1.
ditunjukkan, oleh;
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hidrologi
Dimana adalah luas daerah aliran 1) Perbaikan data hujan pada Sta. Welamosa,
air dan adalah konversi tetap (208 di Sta. Sokoria dan Sta. Jitabewa dengan
SI dan 484 di dalam sistem kaki). menggunakan metode Reciprocal.
Waktu puncak (juga yang dikenal
sebagai waktu kenaikan) terkait lama Tabel 1 Curah Hujan Maksimum DAS
kejadian hujan, seperti persamaan TAN HUJAN HARIAN
GGA MAKSIMUM
TA
L (mm)
Dimana ) adalah lama kejadian hujan HU
STA STA STA
(jam) dan adalah time lag (jam). N
HUJA WELA SOK JITAB
Persamaan untuk menentukan parameter N MOSA ORIA EWA
time lag ditunjukan pada persamaan; 23-
2007 100 269 165
Dec
04-
Dimana L adalah panjang sungai utama 2008 31 253 8
Feb
, adalah kemiringan DAS (%) 02-
dan adalah potential maximum 2009 14 164 75
Feb
retention (inchi), ditentukan dengan 18-
2010 82 87 84
dengan CN adalah curve Apr
number. 06-
2011 64 69 66
Feb
Volume Hidrograf dan HDRO 15-
2012 69 74 19
Volume hidrograf dihitung dengan Mar
persamaan sebagai berikut: 2013 07-Jan 33 0 200
26
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

2014 17-Jan 150 131 142 02- 16 71,


14 75
23- Feb 4 61
2015 49 53 85
Feb 18- 83,
82 87 84
2016 30-Jan 116 124 180 Apr 91
Sumber: Hasil Analisis, 2019 201 18- 83, 83,
82 87 84
2) Perhitungan curah hujan rata-rata 0 Apr 91 91
wilayah/Regional Distribution metode 18- 83,
82 87 84
Polygon Thiessen. Pada DAS Lowo Rea Apr 91
terdapat Sta. Welamosa (A) dengan luas 06- 65,
64 69 66
pengaruh 163,37 Km2, Sta. Sokoria (B) Feb 91
dengan luas pengaruh 96,44 Km2 dan Sta. 201 06- 65, 65,
64 69 66
Jitabewa (C) dengan luas pengaruh stasiun 1 Feb 91 91
huijan 147,5 Km2 06- 65,
64 69 66
Feb 91
15- 52,
69 74 19
Mar 08
201 15- 52, 52,
69 74 19
2 Mar 08 08
13- 27,
6 4 67
Mar 62
09- 10 65,
92 9
Apr 9 97
201 09- 10 65, 85,
92 9
Gambar 5 Lokasi Stasiun Hujan 3 Apr 9 97 66
Sumber: Hasil Analisis, 2019 07- 20 85,
33 0
Jan 0 66
14
17- 15 13 14
Tabel 2 Perhitungan Polygon Thiessen 2,6
Jan 0 1 2
CURAH 0
HUJAN 14
TA TAN 201 17- 15 13 14 142
MAKS 2,6
HU GGA 4 Jan 0 1 2 ,60
A B C 0
N L 14
0,4 0,2 0,3 17- 15 13 14
0 4 6 2,6
Jan 0 1 2
16 0
23- 10 26 16 22- 43,
3,5 54 51 27
Dec 0 9 5 Feb 51
5
16 201 23- 62, 62,
200 23- 10 26 16 163 49 53 85
3,5 5 Feb 98 98
7 Dec 0 9 5 ,55 23- 62,
5 49 53 85
16 Feb 98
23- 10 26 16 14
3,5 30- 11 12 18
Dec 0 9 5 1,0
5 Jan 6 4 0
05- 10 51, 7
40 4 14
Feb 0 03 201 30- 11 12 18 141
200 04- 25 75, 75, 1,0
31 8 6 Jan 6 4 0 ,07
8 Feb 3 23 23 7
02- 27, 14
0 0 75 30- 11 12 18
Feb 16 1,0
Jan 6 4 0
21- 11 67, 7
0 65 94,
200 Apr 0 66 71, RATA-RATA
9 02- 16 71, 61 46
14 75 Sumber: Hasil Analisis, 2019
Feb 4 61

27
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

3) Analisis Jenis Sebaran menggunakan metode Sumber: Hasil Analisis, 2019


Ej Gumbel dan metode Log Pearson Type Tabel 5 Pemilihan Jenis Distribusi
III. Berikut perhitungan jenis sebaran metode HASIL
SYARA
Ej Gumbel dan Log Pearson JENIS
Type III; HITUN KET.
T
Tabel 3 Curah Hujan Metode Ej Gumbel GAN
R S Yt Yn Sn Xt Ej Cs < memenuh
Cs = 0,89
94,4 39, 1,49 0,4 0,9 136, Gu 1,1396 i
5
6 37 99 95 49 11 mbe Ck < memenuh
Ck = 3,15
94,4 39, 3,12 0,4 0,9 203, l 5,4002 i
25
6 37 55 95 49 50 Log
94,4 39, 3,90 0,4 0,9 235, Pear Cs = 0 < 0 < 0,82 memenuh
50
6 37 19 95 49 69 son Cs < 9 <9 i
10 94,4 39, 4,60 0,4 0,9 264, III
0 6 37 01 95 49 63 Sumber: Hasil Analisis, 2019
20 94,4 39, 5,29 0,4 0,9 293,
0 6 37 6 95 49 48 Dikarenakan atas dasar pertimbangan syarat
Sumber: Hasil Analisis, 2019 metode Ej Gumbel lebih spesifik
dibandingkan syarat metode Log Pearson
Type III seperti pada Tabel 5 diatas maka
dipilih metode Ej Gumbel untuk dilakukan
uji Chi Kuadrat (Chi square test) dan uji
Smirnov Kolmogorov.
4) Perhitungan distribusi curah hujan jam-
jaman/intensitas curah hujan dihitung
menggunakan metode Dr. Moonobe.
Gambar 8 Grafik Hujan Jam-Jaman
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Gambar 6 Grafik Metode Ej Gumbel Tabel 7 Distribusi Hujan Jam-Jaman
Sumber: Hasil Analisis, 2019
R24
Ja R5 R25 R50 R100 R200
Tabel 4 Curah Hujan Log Pearson Type III
m 136.1 203.5 235.6 264.6 293.4
C
R S Kt y Xt 1 0 9 3 8
s
102.9
0,1 0, 0,7 2,0 120, 1 47.77 71.41 82.71 92.87
5 1,94 9
8 8 80 8 68
2 30.09 44.99 52.10 58.50 64.88
0,1 0, 1,9 2,3 197,
25 1,94 3 22.96 34.33 39.76 44.65 49.51
8 8 93 0 54
4 18.96 28.34 32.82 36.85 40.87
0,1 0, 2,4 2,3 238,
50 1,94 5 16.34 24.42 28.29 31.76 35.22
8 8 53 8 13
Sumber: Hasil Analisis, 2019
10 0,1 0, 2,8 2,4 284,
1,94
0 8 8 91 5 51
20 0,1 0, 3,3 2,5 337,
1,94
0 8 8 12 3 58
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Gambar 10 Grafik Distribusi Hujan


Sumber: Hasil Analisis, 2019

Debit Banjir Rencana HSS Nakayasu


Gambar 7 Metode Log Pearson Type III Berikut perhitungan outflow HSS Nakayasu;

28
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

Tabel 8 Outflow Nakayasu 6 8 1 7 0 1


t 5 25 50 100 200 2 111.5 166.7 193.1 216.8 230.8
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7 4 6 3 5 4
1 14.92 22.30 25.83 29.00 32.16 2 101.2 151.3 175.3 196.8 209.5
131.7 152.6 171.3 190.0 8 4 7 1 4 3
2 88.13
6 0 5 3 2 137.4 159.1 178.6 190.2
91.90
265.1 396.3 459.0 515.4 571.6 9 0 3 7 0
3
1 7 6 4 3 3 124.7 144.4 162.1 172.6
83.42
590.5 882.9 1022. 1148. 1273. 0 2 5 9 4
4
7 7 63 21 39 Sumber: Hasil Analisis, 2019
1095. 1638. 1897. 2130. 2359.
5
76 28 39 40 75
1323. 1978. 2291. 2573. 2838.
6
43 68 63 06 24
1406. 2103. 2436. 2735. 2993.
7
99 61 32 52 18
1383. 2068. 2395. 2690. 2902.
8
60 64 82 04 42
1261. 1886. 2184. 2452. 2584.
9
45 00 29 54 15 Gambar 9 Hidrograf Nakayasu
1 1039. 1553. 1799. 2020. 2129. Sumber: Hasil Analisis, 2019
0 36 96 74 76 19 Analisis Tutupan Lahan, Jenis Tanah dan
1 856.3 1280. 1482. 1664. 1754. Kemiringan Lereng
1 8 38 88 99 34 Analisis tutupan lahan, jenis tanah dam
1 715.2 1069. 1238. 1390. 1466. kemiringan lereng dimaksudkan untuk
2 5 37 51 60 26 memperoleh nilai dari parameter-parameter
1 605.8 905.7 1049. 1177. 1243. yang diperlukan dalam analisa simulasi
3 0 4 00 82 66 aplikasi HEC HMS seperti Impervious,
1 519.4 776.6 899.5 1010. 1068. Curve Number, Initial Abstraction dan Lag
4 9 9 3 00 56 Time [5].
1 450.6 673.7 780.3 876.1 929.2
5 6 9 6 9 3 1) Tutupan Lahan
1 395.2 590.9 684.4 768.5 815.4
6 8 8 5 1 1
1 347.4 519.4 601.5 675.4 716.6
7 0 0 5 3 5
1 305.3 456.5 528.7 593.6 629.8
8 3 0 0 2 6
1 268.3 401.2 464.6 521.7 553.5
9 5 1 6 3 7
2 235.8 352.6 408.3 458.5 486.5
0 5 2 9 4 2 Gambar 10 Tutupan Lahan DAS Lowo Rea
2 207.2 309.9 358.9 403.0 427.6 Sumber: Hasil Analisis, 2019
1 8 1 2 0 0
2 184.7 276.1 319.8 359.1 381.3 Tabel 9 Jenis Tutupan Lahan
2 3 9 8 6 2 JENIS TUTUPAN LUAS
(%)
2 165.5 247.5 286.6 321.8 342.0 LAHAN (Km2)
3 4 0 5 5 0 NON AGRICULTURAL
2 149.1 222.9 258.2 289.9 308.4 Padang Rumput/ 5.7
1 23.40
4 4 9 5 7 5 Alang-alang 5
2 135.0 201.9 233.8 262.5 279.6 Hutan bakau
0.0
5 5 2 5 7 6 2 (Magrove)/ Hutan 0.30
7
2 122.8 183.7 212.7 238.9 254.3 Basah
3 Hutan Rimba/ Hutan 142.30 34.
29
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

Kering 94 Kambiso 30 -
B 8.26 2.03
40. l Ustik 60
4 Semak Belukar 166.85
96 Kambiso 28.1
> 90 B 6.91
AGRICULTURAL l Humik 2
8.0 30 - 42.1 10.3
1 Perkebunan/ Kebun 32.82 Aluvial B
6 60 7 6
4.7 30 -
2 Tegalan/ Ladang 19.25 Regosol A 0.39 0.09
3 60
Sawah/ Sawah Tadah 3.4 Podsolik > 90 A 0.34 0.08
3 14.02
Hujan 4 407. 100.
TOTAL
Vegetasi Non 15 00
0.5
4 Budidaya/ Tanam 2.25 Sumber: Hasil Analisis, 2019
5
Campur
0.8 3) Kemiringan Lereng
PEMUKIMAN 3.36
3
0.4
SUNGAI 1.79
4
0.0
DANAU 0.26
6
0.1
RAWA-RAWA 0.55
3
DAN LAIN
0.0
SEBAGAINYA (Jalan, 0.17
4
dll)
100
TOTAL 407.32
.00
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Gambar 12 Kemiringan Lereng
Sumber: Hasil Analisis, 2019
2) Jenis Tanah
Tabel 11 Jenis Kemiringan Lereng
KEMIRING KLASIFIK LUA
%
AN ASI S
42.5 10.4
0-8% Datar
5 5
10.9
16 - 25 % Agak Curam 2.68
0
26 - 40 % Curam 8.26 2.03
Gambar 11 Jenis Tanah DAS Lowo Rea Sangat 345. 84.8
> 40 %
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Curam 44 4
407.
TOTAL 100
Tabel 10 Jenis Tanah 15
KELO Sumber: Hasil Analisis, 2019
MPO
K
SO
JENIS HIDR LUA
LU %
TANAH OLOG S
M
I
TANA
H
Kambiso 30 - 261. 64.1
B
l Distrik 60 21 6
Kambiso 66.6 16.3
> 90 B
l Distrik 7 8

30
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

70 00 90 40 70
983. 1904. 2366. 2788. 3212.
9
30 40 30 20 70
984. 1837. 2258. 2641. 3023.
10
10 60 80 00 60
957. 1739. 2120. 2465. 2809.
11
90 50 80 30 10
920. 1637. 1984. 2296. 2608.
12
70 20 00 70 00
881. 1542. 1860. 2147. 2432.
13
20 30 70 20 20
843. 1457. 1752. 2017. 2281.
14
Gambar 13 Nilai CN DAS Lowo Rea 20 90 80 90 30
Sumber: Hasil Analisis, 2019 808. 1383. 1658. 1906. 2151.
15
00 40 90 00 60
Debit Banjir Rencana HEC-HMS 775. 1317. 1576. 1808. 2039.
16
Permodelan Parameter HEC HMS. Setiap 80 70 50 40 10
pemodelan masing-masing memiliki satu 746. 1259. 1503. 1722. 1940.
17
buah metode untuk setiap Volume Runoff, 40 20 70 60 40
Direct Runoff dan Routing. 719. 1206. 1438. 1646. 1853.
18
70 90 90 40 00
695. 1159. 1380. 1578. 1775.
19
20 70 70 40 00
672. 1116. 1328. 1517. 1704.
20
70 90 20 10 80
651. 1077. 1280. 1461. 1641.
21
90 90 40 40 30
632. 1042. 1236. 1410. 1583.
22
70 20 80 60 40
614. 1009. 1196. 1364. 1530.
23
80 50 70 00 60
598. 979.1 1159. 1321. 1481.
24
10 0 70 10 90
Gambar 14 Basin Model DAS Lowo Rea Sumber: Hasil Analisis, 2019
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Tabel 13 Outflow HEC HMS


JA PERIODE ULANG (Km3/s)
M 5 25 50 100 200
0 0 0 0 0 0
1 6.00 10.00 12.70 15.50 18.70
17.6 131.1 169.7
2 63.50 96.50
0 0 0
83.1 263.6 377.0 490.6 613.1
3
0 0 0 0 0
221. 612.2 842.5 1067. 1306. Gambar 15 Hidrograf HEC HMS
4 Sumber: Hasil Analisis, 2019
50 0 0 60 00
420. 1048. 1402. 1741. 2096. Perbandingan Nakayasu dan HEC HMS
5 Perbandingan metode Nakaysi dan Simulasi
10 20 00 50 30
636. 1461. 1909. 2333. 2770. aplikasi HEC HMS didasarkan pada selisih
6 peak disharge dan time of peak.
10 70 70 10 20
817. 1754. 2247. 2707. 3177.
7
60 90 90 60 30
8 933. 1894. 2385. 2839. 3298.
31
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

Tabel 13 Nakayasu dan HEC HMS


SELISIH Catatan Khusus
PERIODE DAS Lowo Rea merupakan DAS yang rutin
PEAK TIME OF
ULANG terjadi banjir hampir setiap tahunnya.
DISHARGE PEAK
(Tahun)
(m3/s) (Jam) Kecamatan Wewaria merupakan salah satu
5 422.90 3 dari tujuh Kecamatan yang berada pada DAS
25 199.20 2 Lowo Rea. Kecamatan Wewaria mayoritas
50 50.40 1 wilayah kecamatannya berada pada DAS
100 103.90 1 Lowo Rea yakni sebear 180,57 Km2 atau
200 305.50 1 44,35 % dari luas total DAS. Masyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Kecamatan Wewaria mengalami dampak
yang sangat signifikan dari banjir yang
terjadi, seperti areal perkebunan maupun
persawahan yang rusak karena banjir yang
menyebabkan hasil panen menurun, hewan
ternak yang mati terbawa banjir dan akses
jalan yang rusak karena air yang tergenang
dalam waktu yang cukup lama akan
memecahkan molekul aspal kebentuk yang
lebih kecil lagi sehingga daya rekatnya
terhadap kerikil dan pasir menjadi berkurang.
Oleh karena itu, secara implisit penelitian ini
Gambar 16 Perbandingan Peak Discharge dapat menjadi salah satu solusi untuk
Nakayasu dan HEC HMS mengatasi persoalan banjir di DAS Lowo
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Rea dengan menentukan hasil perhitungan
debit rencana yang tepat atau sesuai dengan
Volume Hidrograf dan HDRO karakter DAS Lowo Rea diantara metode
Keandalan hasil analisis metode HSS pada Nakayasu dan simulasi aplikasi HEC HMS
DAS yang tidak memiliki hidrograf natural untuk menjadi parameter atau dasar
atau hidrograf observasi dapat diketahui perencanaan bangunan penanganan banjir
dengan menggunakan metode kontrol yang baik.
volume dengan konsep hidrograf satuan.
Maksud konsep tersebut pada metode ini 4. KESIMPULAN
adalah nilai HDRO (high direct run off) atau Berdasarkan penjabaran diatas tanpa adanya
yang biasa disebut dengan rasio volume kalibrasi terhadap debit terukur (observed
harus bernilai 1 mm flow) seperti data AWLR dan sejenisnya
dapat dikatakan analisis debit banjir
rancangan menggunakan metode Nakayasu
Tabel 14 Nilai HDRO lebih tepat digunakan untuk analisis debit
R HDRO banjir rancangan kala ulang atau periode
(Ta (mm) REKOM ulang ≥ (lebih dari sama dengan) 100 tahun,
hun NAKA HEC SEL ENDASI yang pada umumnya sering digunakan pada
) YASU HMS ISIH desain bangunan air seperti bendung (periode
HEC ulang 50 tahun s/d 100 tahun), bendungan
5 12 8 5
HMS beton/batu kali (periode ulang 500 tahun s/d
HEC 1000 tahun) dan bendungan urugan
25 18 16 2 tanah/batu (periode ulang 1000 tahun).
HMS
HEC Sedangkan analisis debit banjir rancangan
50 21 20 1 menggunakan simulasi aplikasi HEC HMS
HMS
NAKAY tanpa kalibrasi lebih tepat digunakan untuk
100 24 25 1 analisis debit banjir rancangan kala ulang
ASU
NAKAY atau periode ulang < (kurang dari) 100 tahun,
200 26 29 3 yang pada umumnya sering digunakan pada
ASU
Sumber: Hasil Analisis, 2019 desain bangunan air seperti saluran pengelak
banjir (periode ulang 20 tahun s/d 50 tahun),
32
Vol 1 No 1 (2020): ETERNITAS:Jurnal Teknik
Sipil, Vol 1, No 1 April 2020
(P) ISSN : 2721-5679
Jurnal Teknik Sipil
(E) ISSN : xxxx-xxxx

tanggul sungai (periode ulang 10 tahun s/d


20 tahun) dan bendungan urugan tanah/batu
(periode ulang 5 tahun s/d 10 tahun).

DAFTAR PUSTAKA
[1] C. D. Soemarto, 1986. Hidrologi Teknik,
Second Edi. Surabaya, Indonesia:
Penerbit Usaha Nasional.
[2] Triatmodjo, Bambang, 2008. Hidrologi
Terapan. Beta Offset: Yogyakarta.
[3] USAC, 2000. Hydrologic Modelling
System HEC HMS Technical
ReferenceManual,Maret.
http://www.hec.usace.army.mil.
[4] USACE, Hydrologic Modelling System
HEC HMS Applications Guide.
Desember,2002.
http://www.hec.usace.army.mil.
[5] Handayani R, dkk, 2016. “Analisis
Besaran Hidrograf Satuan
Berdasarkan Karakteristik Daerah
Aliran Sungai Siak”, Jom FTEKNIK
Vol 3 No. 2 Oktober.

33

Anda mungkin juga menyukai