Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

ANALISIS KINERJA SISTEM DRAINASE KELURAHAN


KUTO PANJI KECAMATAN BELINYU

Esi Restiani
Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Fadillah Sabri
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email: sabrifadillah@yahoo.com

ABSTRAK
Kelurahan Kuto Panji merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Belinyu yang
memiliki permasalahan pada sistem drainase. Hal ini dikarenakan sering terjadinya banjir
saat musim penghujan. Kapasitas tampang saluran tidak mampu menampung air hujan
sehingga menyebabkan banjir yang mengganggu aktifitas masyarakat serta arus lalu
lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem drainase
Kelurahan Kuto Panji Kecamatan Belinyu. Dalam analisis kapasitas tampang saluran,
perhitungan dilakukan berdasarkan debit rencana, sedangkan penilaian indikator fisik
berdasarkan bobot yang telah ditentukan. Data yang digunakan adalah data curah hujan,
peta administrasi, peta kontur, peta tata guna lahan dan outline plan drainase Kota
Belinyu. Berdasarkan perhitungan dan kondisi eksisting di lapangan diperoleh hasil
bahwa ada beberapa saluran sekunder yang tidak mampu menampung debit rencana yaitu
saluran sekunder S2, S3, S4, S6, S8, S11, S12. Sedangkan tingkat kinerja sistem drainase
terhadap indikator fisik yang dinyatakan dalam score adalah kurang (diperoleh total
pengalian nilai dengan bobot sebesar 6015 ≤ 6100) menurut Kementrian Pekerjaan
Umum. Diperlukan solusi terhadap permasalahan banjir antara lain dengan cara
pembersihan dan pemeliharaan saluran drainase dari semak, diperlukannya saringan
sampah dan normalisasi saluran berupa pengerukan secara berkala serta sumur resapan
pada bangunan di pinggir saluran.

Kata kunci : banjir, debit rencana, indikator fisik, sistem drainase

PENDAHULUAN Riau Silip. Kuto Panji adalah salah satu


Belinyu adalah sebuah Kecamatan di Kelurahan yang berada di Kecamatan
Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Belinyu, dengan luas wilayah 24.739 km2
Bangka Belitung. Luas 546.50 km², terdiri dan berpenduduk 11.833 jiwa. Persoalan.
dari 3 kelurahan dan 5 desa. Kecamatan Sejak 20 tahun teakhir di seputar
Belinyu terletak di wilayah Kabupaten Jalan Singayudha Kelurahan Kuto Panji
Bangka di bagian utara Pulau Bangka. selalu banjir ketika hujan. Hal ini
Sebagian besar berbatasan dengan perairan menyebabkan terancamnya pemukiman
laut, di utara terdapat Laut Natuna, di barat dan infrastruktur perekonomian serta
Teluk Kelabat. Sementara sebelah timur terganggunya arus lalu lintas di wilayah
dan selatan berbatasan dengan Kecamatan tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 1


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

kajian penyebab dan besarnya debit banjir sisa limbah atau buangan sisa mencuci
yang terjadi serta bagaimana upaya untuk rumah tangga tidak mengalir dengan
menanggulanginya. Termasuk kajian lancar, masih tersisa di saluran.
terhadap kinerja saluran drainasi pada
kawasan tersebut. LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Drainase


Penelitian yang menganalisis Secara umum drainase didefinisikan
permasalahan pada kinerja sistem drainase sebagai ilmu pengetahuan yang
dilakukan Muttaqin (2006). Analisis data mempelajari usaha untuk mengalirkan air
dilakukan dengan metode diskriptif yang berlebihan dalam suatu konteks
kualitatif dan metode pembobotan. Hasil pemanfaatan tertentu.
penelitian menunjukkan bahwa partisispasi
Siklus Hidrologi
masyarakat Perumahan Josroyo Indah
dalam pengelolaan jaringan drainase Menurut Soemarto (1993), bahwa
adalah baik dan kinerja system jaringan siklus hidrologi diartikan sebagai sebuah
drainase di Perumahan Josroyo Indah bentuk gerakan air laut ke udara, yang
adalah baik dikarenakan kondisi komponen kemudian jatuh ke permukaan tanah
menunjukkan angka 87,35 %. Hasil sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang
penelitian yang dilakukan oleh Arifin lain dan akhirnya mengalir ke laut
(2009) terhadap kinerja sistem drainase kembali.
perkotaan di Purwokerto menunjukan
bahwa kapasitas saluran drainase Kali
Caban, Kali Wadas, Kali Beser, Kali Putih,
dan Kali Putat tidak memenuhi melayani
debit rencana dengan kala ualang 10 tahun.
Demikian juga kajian yang serupa oleh
Diah Pitaloka (2013) pada saluran drainase
Tamansari Kota Pangkalpinang
menunjukan hasil kinerja yang kurang,
masih terdapat saluran drainase yang
Gambar 1. Siklus hidrologi
belum berfungsi dengan baik.
Astri dkk (2014) melakukan Debit Banjir
penelitian yang berkaitan dengan banjir Menurut Hadisusanto (2011), untuk
pada sistem jaringan drainase Kota memperkirakan debit puncak banjir dapat
Pontianak. Drainase lingkungan di digunakan metode alternatif perhitungan
kawasan permukiman yang mengalirkan yaitu metode rasional. Penggunaan metode
air ke badan air pembuangan, beberapa di tersebut penerapannya tergantung pada
antaranya masih sangat sempit dan data yang tersedia, tingkat detail
sederhana sekali, sehingga kita dapati air

2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

perhitungan dan tingkat bahaya kerusakan I : intensitas hujan rencana (mm).


akibat banjir. Adapun rumus rasional
R : Curah Hujan menurut Haspers dan
adalah :
Der Weduwen (mm).
1 T : durasi hujan atau waktu
Q C.I.A .................................... (1)
3,60 konsentrasi (jam).
Curah hujan menurut Haspers dan
dimana :
Der Weduwen dapat diperoleh dengan
Q : debit banjir maksimum (m3/detik) menggunakan rumus berikut. Sebelum
C : koefisien aliran yang tergantung pada mencari nilai intensitas harus diketahui
jenis permukaan lahan. terlebih dahulu nilai curah hujan menurut
I : intensitas hujan maksimum (mm/jam) Harpers dan Der Weduwen (Melinda,
A : luas daerah aliran sungai (km2) 2007).

Durasi Hujan ........................... (3)


Berdasarkan Edisono dkk (1997),
durasi hujan adalah lama kejadian hujan dimana :
(menitan, jam-jaman, harian) diperoleh Ri : curah hujan analisis distribusi
terutama dari hasil pencatatan alat frekuensi ( mm)
pengukur hujan otomatis. Dalam Xt : nilai hujan rancangan yang
perencanaan drainase durasi hujan ini terpilih (mm)
sering dikaitkan dengan waktu konsentrasi. T : durasi curah hujan atau waktu
konsentrasi (jam)
Intensitas Hujan
Setelah diperoleh nilai curah hujan
Intensitas hujan adalah tinggi curah
analisis distribusi frekuensi maka untuk
hujan dalam periode tertentu yang
mencari nilai curah hujan menurut Haspers
dinyatakan dalam satuan mm/jam.
dan Der Weduwen menggunakan rumus
Kurva intensitas hujan rencana, jika
dibawah ini.
yang tersedia adalah hujan harian, dapat
ditentukan dengan Rumus Haspers dan Der
Weduwen alasannya karena rumus ini ............................... (4)
lebih cocok digunakan di Indonesia karena
dimana :
Haspers dan Der Weduwen mendapatkan
rumus ini melelui penelitian yang R : Curah hujan menurut Haspers dan
dilakukan di Indonesia. Bentuk umum dari Der Weduwen (mm)
Rumus Haspers dan Der Weduwen adalah : Nilai curah hujan distribusi
: frekuensi (mm)
R........................................................ t : durasi curah hujan atau waktu
I (2)
t konsentrasi (mm)

dimana :

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 3


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

Waktu Konsentrasi K : faktor Frekuensi Gumbel


Waktu konsentrasi adalah waktu
Yt ................................. (7)
yang diperlukan untuk mengalirkan air dari K
.Yn=
Sn
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke : reduced variated
titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir T 1
suatu saluran (Edisono dkk dalam Diah : -Ln - Ln ........................... (8)
T
Pitaloka, 2013). Salah satu metode yang
digunakan untuk memperkirakan waktu : Reduced standard deviasi
konsentrasi adalah Rumus Kirpich sebagai : Reduced mean
berikut :
0,385 b. Distribusi Probabilitas Normal
0,87.L2 
tc    ................................. (5) Perhitungan hujan rencana
1000.S  berdasarkan Distribusi Probabilitas
dimana : Normal, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan
tc : waktu konsentrasi (jam)
rumus-rumus berikut.
L : panjang lintasan air dari titik
terjauh ke titik ditinjau ....................................... (9)
(km).
S : kemiringan rata-rata daerah dimana:
lintasan air. : hujan rencana atau debit dengan

Analisis Distribusi Probabilitas periode ulang T.


X : nilai rata-rata dari data hujan
Dalam analisis frekuensi data hujan
(X) mm.
guna memperoleh nilai hujan rencana,
S : standar deviasi dari data hujan
dikenal beberapa distribusi probabilitas
(X) mm.
kontinu yang sering digunakan, yaitu
KT : faktor Frekuensi,
Gumbel, Normal, Log Normal dan Log
nilainya bergantung dari
Pearson III.
T
a. Distribusi Probabilitas Gumbel
c. Distribusi Probabilitas Log Normal
Distribusi Probabilitas Gumbel dilakukan
dengan rumus-rumus berikut. Perhitungan hujan rencana
berdasarkan Distribusi Probabilitas Log
.......................................... (6) Normal, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan
dimana:
rumus-rumus berikut.
: hujan rencana atau debit dengan
periode ulang T. ............... (10)
X : nilai rata-rata dari data hujan (X).
dimana:
S : standar deviasi dari data
hujan (X).
4 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

Log : nilai logaritmis hujan : variable standard, besarnya


rencana dengan bergantung koefisien
periode ulang T. kepencengan (Cs atau G).
LogX : nilai rata-rata dari
i Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
log Xi
i1 .................................................. Terdapat dua metode pengujian
log X = (11)
n distribusi probabilitas, yaitu Metode Chi-
S : standar deviasi dari Kuadrat (χ2) dan Metode Smirnov
Kolmogorov.

 LogXi  LogX
i
2 a. Metode Chi-Kuadrat (χ2)
i1
Log X.=
n 1 ...... (12) Prosedur perhitungan dengan
menggunakan Metode Uji Chi-Kuadrat
: Faktor Frekuensi, nilainya adalah sebagai berikut :
bergantung dari T (lihat
1. bandingkan nilai χ2 terhadap data
Variabel Reduksi Gauss).
diurutkan dari yang besar ke kecil atau
sebaliknya.
d. Distribusi Probabilitas Log Person III 2. menghitung jumlah kelas
Perhitungan hujan rencana 3. menghitung derajat kebebasan (Dk) dan
2
berdasarkan Distribusi Probabilitas Log χ cr

Person III, jika data yang dipergunakan 4. menghitung kelas distribusi


adalah berupa sampel, dilakukan dengan 5. menghitung interval kelas
rumus-rumus berikut. 6. perhitungan nilai χ2
7. χ2cr
................ (13)
b. Metode Smirnov Kolmogorov
dimana: Pengujian distribusi probabilitas
Log : nilai logaritmis hujan dengan Metode Smirnov Kolmogorov
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
rencana dengan
berikut:
periode ulang T.
LogX : nilai rata-rata dari 1. Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil
i atau sebaliknya
log Xii1
2. Tentukan peluang empiris masing-
...................................... (14)
masing data yang sudah diurut.
n 3. Tentukan peluang teoritis masing-
S Log : standar deviasi dari LogX . masing data yang sudah diurut.
4. Hitung selisih (Δmaks) antara peluang
 
i
LogXi  LogX 2 empiris dan teoritis untuk setiap data
S Log X= i1
..... yang sudah diurut :
n 1 (15) 5. Tentukan apakah Δmaks <Δkritik, jika
“tidak” artinya distribusi probabilitas
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 5
Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

yang dipilih tidak dapat diterima, penilaian terhadap masing-masing


demikian sebaliknya. indikator atau sub indikator. Bobot
diperoleh dari hasil modifikasi.
Analisis Kapasitas Saluran
Berdasarkan Kementerian Pekerjaan
Berdasarkan perhitungan debit Umum, penilaian terhadap kinerja sistem
puncak yang dapat ditampung pada suatu drainase ditinjau dari dua aspek yaitu
saluran akan dapat menentukan daya aspek non fisik dengan bobot 40 dan fisik
tampung saluran, penampang saluran yang dengan bobot 60.
dipilih adalah berbentuk trapesium yang Pada penelitian ini penilaian
ekonomis. Persamaan yang dipergunakan indikator fisik dinilai dengan
untuk analisis penampang saluran tersebut menggunakan metode pembobotan yang
adalah sebagai berikut: sama pada penelitian Diah Pitaloka (2013)
Q = A.V..................................................(16) dan aspek yang dikaji untuk penilaian
sistem drainase adalah aspek fisik,
Rumus kecepatan pengaliran (V)
sehingga total bobot awal sebesar 60
aliran seragam yang banyak digunakan
dimodifikasi menjadi 100. Data fisik
adalah rumus empiris, yang biasanya
prasarana yang awalnya mempunyai bobot
disebut dengan rumus Manning.
sebesar 24 dimodifikasi menjadi 40 dengan
Persamaannya adalah sebagai berikut :
cara membagikan bobot awal sebesar 24
..................................... dengan total bobot awal sebesar 60
V = 1/n .R2/3. S1/2 (17)
A =( b + m.h).........................................(18) kemudian mengalikan hasil tersebut
m2 1 dengan 100. Hal yang sama juga dilakukan
P = b +2h. ............................. (19) untuk setiap indikator.
b = 1,5....................................................(20) Berikut adalah salah satu contoh
freeboard = 0,25h..................................(21) perhitungan bobot sub indikator sistem
dimana : drainase. Bobot awal untuk sub indikator
Q : Debit (m³/dt) sistem drainase pada peraturan dari
A : Luas tampang basah saluran (m²) Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 6
V : Kecepatan pengaliran (m/dt) kemudian dimodifikasi dengan cara
b : Lebar dasar saluran (m) membagikan bobot awal sebesar 6 dengan
h : Tinggi air normal di saluran (m) total bobot awal data fisik prasarana
m : Kemiringan tebing saluran. sebesar 24 kemudian mengalikannya
P : Keliling tampang basah saluran dengan total bobot data fisik prasarana
n : Koefisien Manning yang telah dihitung sebesar 40 sehingga
S : Kemiringan dasar saluran dihasilkan bobot modifikasi sub indikator
R : jari-jari hidrolik sistem drainase sebesar 10. Hal yang sama
juga dilakukan untuk mendapatkan bobot
Indikator Fisik Kinerja Sistem Drainase modifikasi pada sub indikator lainnya.
Penilaian kinerja sistem drainase Untuk mengetahui kinerja sistem drainase
dilakukan dengan memberi bobot dan adalah dengan cara menghitung total

6 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

pengalian bobot dengan nilai. Nilai akhir Untuk kriteria penilaian yakni nilai
(bobot x nilai) keseluruhan akan maksimal bobot x nilai = 10000
mempunyai besaran 0 - 10000 per segmen.
a. Sangat baik apabila > 9100.
Agar diperoleh nilai yang lebih optimal
b. Baik apabila 8100-9000.
penilaian kinerja sistem drainase dibagi per
c. Cukup apabila 6100-8000.
segmen yaitu per 100 m dari 1,5 km
d. Kurang apabila ≤ 6100
saluran primer.
Adapun keterangan untuk nilai
adalah sebagai berikut. METODE PENELITIAN

a. kurang apabila nilai ≤ 60. Tahapan Penelitian


b. cukup apabila nilai berkisar antara 61 –
Tahapan penelitian diawali dengan
80.
identifikasi masalah, pengumpulan dan
c. baik apabila nilai berkisar antara 81 –
pengolahan data, analisis data serta
90.
pembahan, hingga kesimpulan. Tahapan
d. sangat baik apabila diperoleh nilai > 90.
penelian secara sistimatis sebagaimana
terlihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Bagan Alir prosedur penelitian

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 7


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

Sumber Data dan Teknik Pengambilan T S K X


Data 2 26.82 99.653 0 99.653
Data yang dipakai sebagai bahan 5 26.82 99.653 0.84 122.182
analisis dalam penelitian ini adalah data 10 26.82 99.653 1.28 133.983
primer dan data sekunder. Data primer Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada respoden. Responden disini adalah b. Distribusi Probabilitas Gumbel
instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum
Tabel 3. Perolehan nilai X pada
dan Perumahan Rakyat, Kelurahan Kuto
distribusi probabilitas Gumbel
Panji dan warga setempat. Selain itu
dilakukan survey ke lapangan untuk T S K Y X
-
mengidentifikasi permasalahan yang ada pada
26.8 99.65 0.20 0.30
saluran primer Busen. Data primer yang 2 2 3 7 7 94.113
dibutuhkan antara lain data eksisting drainase 26.8 99.65 0.86 1.50 122.89
mengenai kondisi fisik prasarana, fungsi 5 2 3 7 0 7
prasarana sistem drainase dan kondisi operasi 1 26.8 99.65 1.54 2.25 140.99
dan pemeliharaan prasarana. Untuk data 0 2 3 2 0 8
Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
sekunder yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
c. Distribusi Probabilitas Log Normal
Tabel 1. Sumber data sekunder
Tabel 4. Perolehan nilai X pada
Data Tahun Sumber distribusi probabilitas Log Normal
BMKG Kota
Data Curah 1983- T S Log X Log Ẋ K X
Pangkal
Hujan 2012
Pinang 2 0.12 1.984 0 96.281
Peta BAPPEDA
2015 5 0.12 1.984 0.84 120.522
Administrasi Bangka
BAPPEDA
Peta Kontur 2015 10 0.12 1.984 1.28 135.566
Bangka
Peta Tata Guna BAPPEDA Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
2015
Lahan Bangka
Dinas
d. Distribusi Probabilitas Log
Outline Plan Pekerjaan
Drainase Kota 2015 Umum dan Pearson III
Belinyu Perumahan Tabel 5. Perolehan nilai X pada
Rakyat
distribusi probabilitas Log Pearson
ANALISA DAN PEMBAHASAN III
T S Log X K X
Analisis Distribusi Frekuensi Hujan 1.98
Maksimum 2 0.12 4 0 96.281
1.98 0.84
a. Distribusi Probabilitas Normal 5 0.12 4 2 120.587
1.98 1.28
Tabel 2. Perolehan nilai X pada distribusi 10 0.12 4 2 135.639
probabilitas Normal Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

8 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

Uji Distribusi Frekuensi paling besar antara χ2 dan χ2 cr


Untuk dapat memperoleh hujan dibandingkan dengan probabilitas lainnya.
rancangan, diperlukan jenis distribusi yang
b. Uji Smirnov Kolmogorov
sesuai dengan sifat statistik data sehingga
diperlukan pengujian yakni pengujian Berikut adalah rekapitulasi nilai Δmaks
dengan Chi-Kuadrat dan Smirnov dan Δkritik.
Kolmogorov. Diperlukan kertas
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Δmaks dan Δkritik
probabilitas untuk melakukan pengujian
Smirnov Kolomogorov. Skala ordinat dan Distribusi
Δmaks Δkritik Ket.
Prob.
absis dari kertas probabilitas dibuat Diterim
sedemikian rupa sehingga data yang Normal 0.088 0.24
a
digambarkan diharapkan tampak Diterim
Gumbel 0.069 0.24
mendekati garis lurus. Berdasarkan data a
yang sudah digambarkan kemudian dibuat Diterim
Log Normal 0.051 0.24
garis teoritis yang mendekati titik-titik a
Log Pearson Diterim
data. Ada tiga macam kertas probabilitas 0.050 0.24
III a
yaitu kertas probabilitas normal, log Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
normal (bisa juga digunakan untuk
distribusi log pearson III) dan gumbel. Nilai Δmaks terkecil diperoleh pada
Dalam kertas probabilitas tersebut, absis distribusi probabilitas Log Normal dan
menunjukkan probabilitas sedangkan Log Pearson III. Namun, distribusi
ordinatnya menunjukkan nilai besaran probabilitas yang dapat diterima pada uji
hujan. Chi-Kuadrat adalah Distribusi Probabilitas
Normal, maka dapat disimpulkan bahwa
a. Uji Chi-Kuadrat
hujan rencana (R24) yang digunakan adalah
Rekapitulasi dari perbandingan nilai hujan rencana pada Distribusi Probabilitas
χ2 dan χ2 cr disajikan pada Tabel 6. Log Normal karena memiliki nilai terbaik
pada kedua pengujian yakni pengujian
Tabel 6. Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2 cr
Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov.
Distribusi Prob. χ2 χ2 cr Ket.
terhitung Analisis Intensitas Hujan
Normal 2.8 7.815 Diterima
Gumbel 1.2 7.815 Diterima Intensitas hujan diperoleh dengan
Log Normal 0.8 7.815 Diterima menggunakan persamaan 2. Besarnya
Log Pearson III 1.2 5.991 Diterima intensitas hujan ini tergantung pada
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
besarnya waktu konsentrasi yang dapat
diperoleh berdasarkan karakteristik fisik
Setelah dilakukan pengujian Chi- daerah alirannya. Waktu konsentrasi (tc)
Kuadrat, semua distribusi dapat diterima. dapat dihitung dengan menggunakan
Namun, yang paling baik untuk persamaan 5. Nilai tc diperoleh
menganalisis seri data hujan adalah berdasarkan panjang lintasan air dari titik
Distribusi Probabilitas Log Normal karena terjauh ke titik yang ditinjau serta
selain memiliki nilai χ2 <χ2 cr, Distribusi kemiringan rata-rata daerah lintasan air.
Probabilitas Normal mempunyai selisih Besarnya tc untuk setiap saluran sekunder
dapat dilihat pada Tabel 8.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 9


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

Tabel 8. Nilai tc pada saluran sekunder Analisis Koefisien Pengaliran (Ckomposit)


L
No Saluran S tc (jam) Pada penelitian ini catchment area
(km)
1 S1 0.030 0.168 0.065 terbagi menjadi 13 zona, sehingga debit
2 S2 0.033 0.180 0.066 rencana dihitung pada setiap zona yang
3 S3 0.034 0.174 0.063 masing-masing memiliki saluran sekunder.
4 S4 0.004 0.270 0.203 Debit rencana pada saluran primer
5 S5 0.004 0.192 0.156 dihitung berdasarkan debit saluran
6 S6 0.008 0.126 0.086 sekunder yang masuk ke saluran primer.
7 S7 0.015 0.120 0.065 Debit rencana dapat dihitung berdasarkan
8 S8 0.076 0.066 0.022 koefisien limpasan (C), intensitas hujan (I)
9 S9 0.036 0.168 0.060
dan luas daerah (A). Nilai C ditentukan
10 S10 0.023 0.258 0.100
berdasarkan penggunaan lahan pada setiap
11 S11 0.010 0.306 0.157
zona.
12 S12 0.033 0.210 0.074
13 S13 0.016 0.186 0.089
Debit
Sumber : Hasil Perhitungan , 2015
Setelah diketahui nilai intensitas
Setelah diketahui nilai hujan rencana hujan (I), koefisien limpasan (Ckomposit) dan
dan waktu konsentrasi, maka hal luasan (A), maka debit rencana pada
selanjutnya yang harus dilakukan adalah masing-masing zona dapat dihitung. Debit
menghitung nilai curah hujan analisis rencana pada masing-masing saluran
distribusi frekuensi dan juga menghitung sekunder dapat dilihat pada Tabel 10.
nilai curah hujan berdasarkan rumus Tabel 10. Debit rencana pada
haspers dan Der Weduwen. Besarnya saluran sekunder
intensitas hujan pada setiap zona disajikan tc A Q
dalam Tabel 9. C I(mm/jam)
(jam) (km²) (m³/dtk)
Tabel 9. Besar intensitas hujan 0.104 0.400 192.117 0.029 0.615
0.375 0.395 191.176 0.042 0.881
pada setiap zona
0.698 0.421 193.336 0.087 1.966
tc (mm) Rὶ (mm) R (mm) I(mm/jam)
0.323 0.412 132.692 0.084 1.276
0.065 82.096 12.447 192.117 0.432 0.406 31.835 0.052 0.188
0.066 82.382 12.592 191.176 0.316 0.418 176.197 0.062 1.264
0.063 81.730 12.264 193.336 0.270 0.350 191.671 0.058 1.073
0.203 102.469 26.910 132.692 0.372 0.400 269.714 0.038 1.133
0.156 21.408 4.966 31.835 0.220 0.426 196.188 0.020 0.464
0.086 87.221 15.216 176.197 0.204 0.042 168.492 0.076 0.150
0.065 82.231 12.515 191.671 0.418 0.427 145.392 0.040 0.683
0.022 66.803 5.950 269.714 0.336 0.373 184.498 0.097 1.859
0.060 80.889 11.849 196.188 0.201 0.400 174.429 0.029 0.558
0.100 89.879 16.826 168.492 Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
0.157 98.084 22.817 145.392
0.074 84.475 13.683 184.498 Sedangkan debit rencana untuk
0.089 87.823 15.569 174.429 saluran primer Sungai Busen dapat
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 dilihat pada Tabel 11.

10 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

Tabel 11. Debit rencana pada saluran Tabel 12. Kapasitas tampang saluran
primer Sungai Busen sekunder
Saluran Q (m³/dtk) Saluran A (m²)
P1 1.748 S1 0.378
P2 1.345 S2 1.872
P3 1.495 S3 5.285
P4 2.771 S4 1.112
P5 3.454 S5 0.193
P6 3.642 S6 1.256
P7 6.765 S7 0.809
P8 8.396 S8 1.669
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 S9 0.232
S10 0.053
Analisis Penampang Saluran S11 0.600
Berdasarkan debit rencana, S12 1.746
penampang saluran dapat dianalisis. Untuk S13 0.311
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
menganalisis penampang saluran dapat
menggunakan persamaan 16. Dengan Berdasarkan survey lapangan,
memasukkan persamaan 17 sebagai V dan kapasitas tampang saluran sekunder dapat
Persamaan 18 sebagai A, maka akan dilihat pada Tabel 13.
diperoleh tinggi air normal pada saluran
(h). Untuk mencari lebar saluran bawah (b) Tabel 13. Kapasitas tampang saluran
dapat menggunakan Persamaan 20 dan sekunder berdasarkan kondisi eksisting
freeboard menggunakan Persamaan 21.. Saluran A (m²)
Setelah diketahui nilai b, h dan m, luas S1 1.310
penampang basah saluran (A) dapat S2 0.797
dihitung menggunakan Persamaan 18. S3 0.500
Keliling tampang basah saluran dapat S4 0.586
dihitung menggunakan Persamaan 19. S5 5.753
Hasil perhitungan kapasitas tampang S6 0.720
saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel S7 0.952
12 sedangkan perhitungan kapasitas S8 0.528
tampang saluran primer dapat dilihat pada S9 0.365
Tabel 13. S10 0.575
S11 0.557
S12 0.219
S13 0.473
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

Berdasarkan perhitungan dan kondisi


eksisting di lapangan diperoleh hasil
bahwa ada beberapa saluran sekunder yang
tidak mampu menampung debit rencana
yaitu saluran sekunder S2, S3, S4, S6, S8,

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 11


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

S11, S12. Dapat dilihat dalam tabel Analisis Indikator Fisik Kinerja Sistem
kapasitas tampang basah saluran sekunder Drainase
di lapangan lebih kecil daripada kapasitas
tampang basah sekunder hasil perhitungan. Berdasarkan survey lapangan kondisi
Perhitungan kapasitas penampang saluran saluran dan wawancara kepada Dinas
primer dapat dilihat pada Tabel 14. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Bangka, wawancara kepada
Tabel 14 Kapasitas tampang Kaur Lurah Kelurahan Kuto Panji serta
saluran primer kepada Bapak Erza Andi yang merupakan
Saluran A (m²) warga yang bertempat tinggal di daerah
P1 0.778 penelitian, terdapat beberapa permasalahan
P2 0.737 pada saluran sekunder maupun primer.
P3 2.293 Untuk penilaian terhadap indikator fisik
P4 2.042 kinerja sistem drainase disesuaikan dengan
P5 3.928 kondisi lapangan dan wawancara kepada
P6 4.333
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
P7 12.772
Rakyat Kabupaten Bangka, Kaur Lurah
P8 10.349
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 Kelurahan Kuto Panji serta kepada Bapak
Erza Andi.
Berdasarkan survey lapangan, Penilaian indikator fisik kinerja
kapasitas tampang saluran primer dapat sistem drainase dapat dilihat pada Tabel
dilihat pada Tabel 15. 16. Dari hasil kuesioner diperoleh
Tabel 15 Kapasitas tampang beberapa sub indikator yang tidak
saluran primer berdasarkan kondisi diperlukan pada saluran primer, yaitu
siphon dikarenakan siphon digunakan pada
eksisting
pertemuan dua sungai, talang, manhole
Saluran A (m²)
digunakan pada saluran tertutup dan rumah
P1 0.361
pompa maka bobot dari masing-masing
P2 0.902
sub indikator dibagi pada sub indikator
P3 0.902
P4 0.902 yang lain. Setelah itu dilakukan pengalian
P5 0.902 antara nilai dan bobot per segmen masing-
P6 1.440 masing sub indikator untuk mengetahui
P7 1.440 bagaimana kinerja sistem drainase
P8 1.440 Kelurahan Kuto panji. Dari hasil kuesioner
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 diperoleh beberapa sub indikator Hasil
seluruh perhitungan per segmen dirata-
Seperti halnya saluran sekunder,
ratakan lalu bandingkan hasil dari ketiga
seluruh saluran primer tidak mampu
kuesioner yang telah diperoleh.
menampung debit rencana karena luas
Berdasarkan perhitungan, diperoleh total
tampang basah saluran pada kondisi
pengalian nilai dengan bobot sebesar 6015.
lapangan lebih kecil dibandingkan luas
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tampang basah saluran pada perhitungan.
penilaian terhadap kinerja fisik sistem
Hanya saluran primer P2 yang mampu
drainase Kelurahan Kuto Panji Kecamatan
menampung debit rencana.
Belinyu adalah kurang. Hal ini

12 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

dikarenakan total pengalian dengan bobot


≤ 6100.
Tabel 16. Hasil perhitungan penilaian indikator fisik kinerja sistem drainase primer Sungai
Busen yang ditujukan pada Kelurahan Kuto Panji
Skala
No Indikator atau Sub Indikator Bobot Nilai Bobot.Nilai
penilaian
1 Data fisik prasarana 40
1. Sistem Drainase Baik 11.75 85 998.75
2. Bangunan Penunjang Cukup 9.75 65 633.75
3. Waduk atau Kolam Retensi
Kurang 9.75 50 487.5
atau Tandon
4. Rumah Pompa dan
Kelengkapannya
5. Resapan ( sumur, saluran,
Kurang 8.75 50 437.5
bidang)
Fungsi Prasarana Sistem
2 40
Drainase
6. Berfungsinya Saluran Cukup 11.4 70 798
7. Berfungsinya Bangunan
Kurang 8.4 50 420
Penunjang
8. Berfungsinya Waduk atau
Kurang 9.4 50 470
Kolam Retensi atau Tandon
9. Berfungsinya Rumah
Pompa dan
Kelengkapannya
10. Sal. Drainase tidak menjadi
Kurang 6.4 50 320
tempat pembuangan sampah
11. Sal. Drainase tidak menjadi
tempat penyaluran air Cukup 4.4 70 308
limbah yang tidak terolah
Kondisi Operasi dan
3 20
Pemeliharaan Prasarana
12. Dilaksankannya Operasi dan
Pemeliharaan Sistem Cukup 10 70 700
Saluran
13. Dilaksanakannya Operasi
dan Pemeliharaan Bangunan Kurang 5 50 250
Penunjang
14. Dilaksanakannya Operasi
dan Pemeliharaan Waduk
atau Kolam Retensi atau
Tandon, Rumah Pompa dan Kurang 5 50 250
Kelengkapannya serta
fasilitas resapan air ( skala
besar )
JUMLAH 6073.5
Sumber : Hasil perhitungan, 2015

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 13


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

Analisis Solusi Penanggulangan terganggunya aliran air, saluran ditumbuhi


Masalah Banjir semak yang menutupi hampir 80% dari
Terdapat beberapa permasalahan saluran sehingga menghambat aliran air
pada saluran. Permasalahan ini didasarkan dan juga merusak drainase, bangunan yang
pada kondisi di lapangan sehingga solusi berada di pinggir saluran, air limbah tak
yang diberikan tidak didasari analisis terolah dari bangunan dibuang pada
khusus. Secara umum, permasalahan yang saluran. Untuk lebih detail, solusi dari
terjadi adalah sampah yang terdapat pada permasalahan tersebut dijabarkan pada
saluran sehingga menyebabkan Tabel 17 dan Tabel 18.
Tabel 17. Solusi penanggulangan banjir saluran sekunder
Saluran Permasalahan Solusi
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S1 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S2 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S3 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S4 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S5 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S6 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
S7 Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S8 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S9 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S10 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S11 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S12 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S13 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sumber : Hasil Analisis, 2015

14 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

Tabel 18. Solusi penanggulangan banjir saluran primer

Saluran Permasalahan Solusi

Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat


P1 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P2 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P3 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P4 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P5 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P6 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P7 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
P8 Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sumber : Hasil Analisis, 2015

KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan perbandingan pada hasil


Kesimpulan penilaian dari ketiga narasumber
diperoleh total nilai akhir ≤ 6100.
1. Debit Rencana yang dihasilkan pada
3. Solusi dari permasalahan banjir dan
saluran primer Sungai Busen adalah
genangan adalah pelebaran saluran agar
10,363 m³/dtk. Dari hasil perhitungan
bias menampung debit rencana, untuk
pada kondisi eksisting diperoleh bahwa
mengurangi sampah dapat dibuat
ada beberapa saluran sekunder yang
saringan sampah dan juga menghimbau
tidak mampu menampung debit rencana
masyarakat agar tidak membuang
yaitu saluran sekunder S2, S3, S4, S6,
sampah pada saluran drainase, untuk
S8, S11 dan S12.
memperlancar aliran air yang terhambat
2. Dari hasil perhitungan bobot Kinerja
karena dipenuhi semak maka harus
Indikator Fisik Drainase diperoleh hasil
dilaksanakannya operasi dan
bahwa kinerja drainase sungai Busen
pemeliharan secara rutin pada saluran
adalah kurang, dikarenakan setelah
drainase.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 15


Vol 3 Nomor 2. Juli-Desember 2015 Jurnal Fropil

Saran Hadisusanto, N., 2011, Aplikasi Hidrologi,


1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi Jogja Media Utama, Yogyakarta.
masukan bagi Pemerintah dan juga Hartono, Sri., 1993, Analisi Hidrologi,
intansi terkait untuk lebih Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
memperhatikan kondisi drainase wilayah
Kamiana, I.M., 2011, Teknik Perhitungan
perkotaan. Debit Rencana Bangunan Air, Graha
2. Diperlukan kajian lebih lanjut karena Ilmu, Yogyakarta.
penelitian ini belum memperhitungkan
Kementerian Pekerjaan Umum, 2013,
pasang surut air laut yang dapat
Analisa Hidrologi, PU.
memberikan pengaruh pada saluran.
3. Diperlukan kajian lebih lanjut karena Kementerian Pekerjaan Umum, 2013,
penelitian ini belum memperhitungkan Dasar-Dasar Teknik dan Manajemen
Drainase Perkotaan, PU.
secara khusus mengenai limbah dari
rumah tangga yang memberikan Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
pengaruh pada saluran. ,Kinerja Sistem Drainase, PU.
4. Untuk analisis selanjutnya perlu Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
memperhitungkan penilaian terhadap ,Prosedur Desain MP-FS-DED
indikator non fisik seperti peraturan dan Drainase, PU.
manajemen pembangunan agar Kustamar, dkk., 2008, Kajian Sistem
mendapatkan hasil yang mendekati Jaringan Drainase Guna
kondisi sebenarnya. Menanggulangi Genangan Air Hujan
5. Perlu analisis Teknis dalam menetapkan Daerah Gading Kesri-Bareng,
(Online),
solusi dari permasalahan sistem drainase (http://www.itnmalang.ac.id, diakses
yang ada karena penelitian ini 25 April 2013).
menetapkan solusi hanya dari kondisi
Lyna, M.O., Maryoko., S.B., 2008, Studi
fisik di lapangan.
Evaluasi Sistem Drainase Kota
Unggaran Bagian Barat dengan
DAFTAR PUSTAKA Program EPA SWMM 5,0, (Online),
(http://www.unika.ac.id,
Arifin, M., 2009, Evaluasi Kinerja Sistem
diaksestanggal 23 April 2013).
Drainase Perkotaan di Wilayah
Purwekerto, (Online), Mardiansyah, Y., Tarigan, A.D.M., 2012,
(http://www.etd.ugm.ac.id, diakses 23 Evaluasi Sistem Drainase Kampus
April 2013). Universitas Sumatera Utara,
(Online), (http://www.usu.ac.id,
Edisono, S., dkk, 1997, Drainase
diakses 23 April 2013).
Perkotaan, Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Muttaqin, A.Y., 2006, Kinerja Sistem
Emilia, 2008, Analisis Banjir di Kelurahan Drainase yang Berkelanjutan
Gedung Nasional Kota Berbasis Partisipasi Masyarakat,
Pangkalpinang, Tugas Akhir Sarjana, Tesis Magister, Program Studi Teknik
Program Studi Teknik Sipil, Sipil, Universitas Diponegoro,
Universitas Bangka Belitung. Semarang.

16 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

Pitaloka, Diah., 2013, Evaluasi Kinerja Suripin, 2004 Sistem Drainase Perkotaan
Sistem Drainase Kecamatan yang Berkelanjutan, Yogyakarta
Tamansari Kota Pangkalpinang,
Tugas Akhir Sarjana, Program Studi Triatmodjo, B., 2008, Hidrologi Terapan,
Teknik Sipil, Universitas Bangka Beta Offset, Yogykarta.
Belitung.
Wesli., 2008., Drainase Perkotaan, Graha
Pratiwi, R.A., 2012, Evaluasi Saluran Ilmu, Yogyakarta.
Drainase Kampus Universitas Negeri
Yogyakarta Karang Malang, Zulkodri, 2011, Sudah 20 Tahun Daerah
(Online), (http://www.uny.ac.id, Genas dan Rawabangun Langganan
diakses 24 April 2013). Banjir, (Online),
(http:www.bangka.tribunnews.com,
diakses 23 April 2013).

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 17

Anda mungkin juga menyukai