Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PANJANG DATA TERHADAP BESARAN DEBIT

BANJIR PADA SUB DAS BRANGKAL KABUPATEN MOJOKERTO

Aida Ayu Sahanaya 1), Donny Harisuseno2), Lily Montarcih Limantara2)


1)
Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
e-mail : aidayu.sahanaya@gmail.com

ABSTRAK
Data yang diperlukan dalam analisa hidrologi adalah data hujan. Adanya panjang data sangat
berpengaruh terhadap perhitungan besaran debit banjir rancangan. Oleh karena itu diperlukan adanya
ketelitian dan keakurasian dalam pengolahan data untuk mengetahui apakah ada pengaruh panjang data
terhadap besaran debit banjir rancangan pada lokasi yang ditinjau.
Studi ini dilakukan di Sub DAS Brangkal Kabupaten Mojokerto dengan panjang data hujan 20 tahun.
Data yang dibutuhkan adalah data hujan harian, awlr jam-jaman, ARR jam-jaman, dan data fisik Sub DAS
Brangkal. Metode perhitungan yang dilakukan adalah pengujian statistika, hidrograf satuan pengamatan
metode Collins, dan analisa hidrograf banjir rancangan dengan metode hidrograf satuan sintetik Nakayasu
dengan kala ulang 2,5,10,25,50,100,200,1000 tahun pada variasi kelompok panjang data
10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 tahun.
Hasil perhitungan debit banjir rancangan untuk setiap kala ulang panjang data pada lokasi studi ini
menghasilkan persamaan kuadratis tentang debit banjir rancangan per kala ulang yang menunjukkan semakin
panjang data tidak menyebabkan debit banjir rancangan yang terjadi semakin besar. Adanya pertambahan
panjang data tidak mempengaruhi besaran debit banjir rancangan. Hal tersebut ditunjang dengan hasil
pengujian statistika, menyatakan bahwa tidak ada pengaruh nyata antara panjang data dengan debit banjir
rancangan.
Kata Kunci : pengujian statistika, hidrograf satuan, debit banjir rancangan, pengaruh panjang data hujan

ABSTRACT
The data that is needed in the hydrology analysis is rainfall data. The existence of the length of data
affects the result of flood discharge design. Therefore the precision and accuracy in the data processing is
required to find out whether there is an influence the length of data towards the design of flood discharge on
the study location.
The study was conducted at the Brangkal sub-watershed Mojokerto with length of rainfall data 20
years. A daily rainfall data, AWLR hourly, rainfall data hourly, and physical data of Brangkal sub-
westershed are required in calculations of this study. The calculation method consist of a statistical test, the
observation hydrograph unit of Collins method, and the hydrograph analysis of flood design with Nakayas
synthetic hydrograph unit method on return period 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000 years with the variation
of group length data 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 years.
The calculation result of the design flood at the location of this study produce a quadratic equation on
every design flood for every return period, which is show the length of data doesn’t make the value of design
flood even greater. The length of data does not affect the amount of the design flood. Furthermore, the result
of statistical test, showed that there was no significant effect between the length of the data with the design
flood.
Keywords: statistical testing, unit hydrograph, design flood, the influence of rainfall data length

PENDAHULUAN kesalahan pada analisa tersebut akan


Latar Belakang terbawa ke analisa berikutnya.
Penggunaan ilmu hidrologi dalam Pada dasarnya semua persamaan
bidang keairan merupakan awal dari hidrologi terdapat dari konsep daur hi-
sebuah perencanaan suatu bangunan drologi dan neraca air. Adanya asumsi
hidraulik. Informasi dan besaran yang dan pendekatan yang berbeda dapat
diperoleh dalam analisa hidrologi menyebabkan hasil yang berbeda. Oleh
merupakan masukan penting untuk karena itu adanya fenomena alam secara
analisa selanjutnya. Apabila terjadi
umum belum bisa diungkap oleh ilmu mengetahui pengaruh penambahan
hidrologi saat ini. panjang data terhadap besaran debit
Salah satu data yang sangat banjir rancangan.
diperlukan untuk pengolahan data
hidrologi adalah data curah hujan. KAJIAN PUSTAKA
Kualitas data pada suatu stasiun hujan Analisis Hidrologi
berpengaruh pada kegiatan analisa Uji-F (Uji Kestabilan Varian)
hidrologi, misalnya dalam Pada pengujian ini data deret berkala
memperkirakan besaran hujan yang dibagi menjadi dua kelompok, kemudian
terjadi dalam suatu Daerah Aliran Sungai diuji dengan uji-F. Pengujian ini
(DAS). mempunyai syarat bahwa Fhitung< Ftabel.
Identifikasi Masalah Apabila hasil pengujian tersebut hipotesis
Fakta dari fenomena hidrologi berupa nol ditolak, berarti nilai varian tidak
ketersediaan data untuk kegiatan analisa stabil. Apabila hasil pengujian tidak
hidrologi. Data curah hujan pada suatu stabil maka tidak perlu dilakukan
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pengujian selanjutnya, apabila hipotesis
masukan yang penting untuk nol diterima maka dilakukan pengujian
memperkirakan besaran debit banjir selanjutnya dengan pengujian kestabilan
rancangan yang terjadi. rata-rata (Uji-T).
Dalam pengolahan data hujan tersebut Uji-T (Uji Kestabilan Rata-Rata)
diperlukan ketelitian yang kualitatif dan Pada pengujian ini data deret berkala
kuantitatif. Apabila terjadi kesalahan dibagi menjadi dua kelompok, kemudian
dalam pengolahan data hujan, maka diuji dengan uji-T. Uji-T mempunyai
kesalahan ini akan mempengaruhi syarat bahwa thitung< ttabel. Apabila hasil
keakuratan debit yang dihasilkan dan pengujian tersebut hipotesis nol ditolak,
akan berimbas pada perencanaan berarti rata-rata varian tidak stabil.
bangunan keairan. Oleh karena itu Apabila hasil pengujian tidak stabil maka
diperlukan data debit banjir rancangan tidak perlu dilakukan pengujian
yang akurat untuk mengetahui selanjutnya, apabila hipotesis nol
perencanaan atau kebutuhan dalam diterima maka dilakukan pengujian
perencanaan bangunan keairan.. selanjutnya dengan uji konsistensi (kurva
Dengan bertambahnya data hujan massa ganda).
pada setiap tahunnya, maka debit hasil Uji Konsistensi
pengolahan data hujan akan berubah. Uji Konsistensi adalah pengujian
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kebenaran data lapangan. Perhitungan uji
studi untuk mengetahui pengaruh panjang konsistensi pada studi ini dilakukan
data hujan terhadap debit banjir yang dengan menggunakan kurva massa ganda
terjadi. Hubungan pengaruh panjang data dengan membandingkan antara stasiun
terhadap besaran debit banjir bermanfaat yang diuji dengan komulatif rata-rata
untuk memprediksi debit banjir yang stasiun pembanding.
akan terjadi di masa yang akan datang Uji Nash Sutcliffe
sebagai acuan dalam perencanaan Uji Nash Sutcliffe dilakukan dengan
maupun pemeliharaan bangunan cara membandingkan antara hasil
hidrolika, sehingga kerugian atau prediksi dengan hasil observasi dengan
bencana setidaknya bisa dikurangi. menggunakan kriteria statistik.
n
Tujuan  Qsi  Qmi 
2

Penelitian ini bertujuan untuk Uji Nash Sutcliffe ( Ens )  100  i 1


n

 Q  QM 
2
mendapakan hasil perhitungan debit si
i 1
banjir rancangan yang dihasilkan untuk
Perhitungan uji Nash Sutcliffe
panjang data hujan yang bervariasi serta
dikatakan baik jika Ens ≥75, dikatakan
Oi  Ei  dan Oi  Ei 
memuaskan jika 75 > Ens > 36, dikatakan
kurang baik jika Ens < 36. Ei
Hujan Rerata DAS
Uji ini mempunyai syarat dalam
Perhitungan curah hujan rerata
menyimpulkan hasil perhitungannya,
daerah maksimum menggunakan metode
apabila nilai X2 hitung < X2cr, maka
Poligon Thiessen.
persamaan distribusi teoritis yang
Metode Analisa Frekuensi
digunakan dapat diterima.
Data hujan yang dimaksudkan dalam
Hidrograf Satuan
analisis adalah data hujan rata-rata DAS.
Hidrograf satuan adalah hidrograf
Analisa frekuensi bertujuan untuk
aliran yang berlaku untuk suatu lokasi
memperkirakan besarnya hujan
pada daerah aliran sungai apabila daerah
rancangan dengan periode ulang tertentu.
tersebut terjadi hujan efektif sebesar satu
Ada beberapa jenis distribusi statistik
satuan kedalaman hujan selama satu
yaitu distribusi Gumbel, Log Pearson tipe
satuan waktu.
III, Log Normal dan beberapa cara lain.
Hidrograf Satuan Pengamatan Metode
Metode Distribusi Log Normal
Collins
Distribusi log normal merupakan
Metode Collins digunakan dalam
transformasi dari distribusi normal
perhitungan penurunan hidrograf satuan
dengan mengubah nilai variat X menjadi
untuk pasangan hidrograf banjir dan
nilai logaritmik variat X. Nilai koefisien
hujan durasi pendek penyebab banjir.
kemencengan log normal dilihat dari
Dalam analisis perlu dipilih hidrograf
tabel distribusi log pearson tipe III
dari pengamatan AWLR yang terpisah
dengan Cs=0.
 2 dan mempunyai satu puncak, serta hujan
1  1  log X  X  
yang cukup dan pencatatan distribusi
P( X )  . exp    

(log X ) ( S ) ( 2 ) 2  S  
  hujan jam-jaman (Limantara, 2010:184).
Y  Y k.S (V x U ** )
Setelah mengetahui hasil distribusi Ue 
(3600 x  U ** )
tersebut kemudian dilakukan uji
Keterangan:
kesesuaian distribusi (Chi-square dan
Ue = ordinat hidrograf awal (m3/dt/mm)
Smirnov-kolmogorov).
U**= (Ui+F*U*)/ (1+F)
Uji Kesesuaian Distribusi
U* = dQ/Remaks
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
F = faktor kalibrasi
bahwa pendekatan empiris benar-benar
V = volume limpasan (m3)
bisa diwakili oleh kurva teoritis.
Ui = ordinat hidrograf pada jam ke-1
Uji Smirnov-Kolmogorov (m3/dt/mm)
Uji Smirnov-kolmogorov adalah uji
dQ = ordinat hidrograf pengamatan
distribusi terhadap penyimpangan data ke
(m3/dt/mm).
arah horisontal untuk mengetahui data
Remaks=hujan efektif maksimum (mm)
sesuai dengan jenis sebaran teoritis yang
Perhitungan metode Collins
dipilih atau tidak. Uji ini mempunyai
dilakukan dengan cara: menghitung
syarat Δmaks < Δcr. Diketahui:

maks

 Pe  Pt  hidrograf muka air dialihragamkan
menjadi hidrograf debit dengan liku
Uji Chi-Square kalibrasi, menentukan hidrograf limpasan
Uji ini dimaksudkan untuk melihat langsung dengan cara memisahkan aliran
distribusi pengamatan apakah dapat dasar dari hidrograf pengamatan, dengan
dihampiri dengan baik oleh distribusi metode yang digunakan adalah straight
teoritis. Dalam uji ini data dibagi tiap-tiap line method, menentukan volume
sub grup, dapat dirumuskan sebagai limpasan langsung akibat hujan 1 mm,
berikut (Soewarno, 1995 : 194): menghitung hujan efektif yang
menyebabkan banjir dengan metode phi t0,3, Tr , serta perhitungan lainnya.
indeks. Adapun rumus untuk menentukan debit
(VLL  3600) puncak hidrograf satuan sintetik
Q Nakayasu yaitu:
A
Menentukan ordinat awal dilakukan L L
Q p A.R0
dengan menetapkan ordinatnya dengan 3,6 (0,3tpt 0,3 )
besaran tertentu hingga menghasilkan
Debit Banjir Rancangan
ordinat akhir. Apabila ordinat awal
Perhitungan debit banjir rancangan
dengan ordinat akhir belum mendapatkan
dilakukan dengan metode hidrograf
hasil yang relatif sama maka dilakukan
satuan sintetik nakayasu. Setelah
perhitungan coba-coba lagi dengan
mendapatkan nilai hidrograf satuan
menempatkan ordinat hidrograf akhir
sintetik Nakayasu dan nilai curah hujan
coba-coba sebelumnya sebagai ordinat
efektif dengan rasio dan kala ulang
awal.
tertentu maka dapat dihitung debit banjir
Hidrograf Satuan Tak Berdimensi
rancangan. Dengan cara mengalikan
Hidrograf satuan tak berdimensi
hidrograf satuan sintetik dengan nilai
adalah hidrograf satuan sintetik dimana
hujan efektif sesuai kala ulang tertentu.
debit diekspresikan sebagai perbandingan
Hasil tersebut dikurangi dengan baseflow
Q/Qp dan t/Tp.
dan akhir perhitungan tersebut
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
menghasilkan debit banjir rancangan.
Dalam perhitungan hidrograf satuan
sintetik nakayasu perlu menghitung
METODOLOGI PENELITIAN
distribusi curah hujan dan curah hujan
Lokasi Penelitian
efektif. Distribusi ini menggunakan
Studi ini dilakukan pada Sub DAS
rumus Mononobe yaitu:
2/3
Brangkal yang terletak di Kabupaten
R24  24  Mojokerto. Mempunyai luas wilayah
I  
24  t  288,05 km2, panjang sungai utama 46,05
Dengan: I = intensitas hujan (mm/jam) km. Lokasi studi dapat dilihat pada
t = waktu Gambar 1 berikut.
R24=tinggi hujan rancangan
dalam 24 jam.
Untuk menghitung curah hujan
efektif diperlukan perhitungan koefisien
pengaliran (C) yang didapatkan dari tata
guna lahan lokasi yang ditinjau serta
perhitungan hujan rancangan yang
dihitung melalui metode analisa frekuensi
setiap kala ulang. Selanjutnya
perhitungan tersebut digunakan untuk
menghitung debit banjir rancangan. Gambar 1. Letak Pos Hujan, Pos
Luas DAS, panjang sungai utama, AWLR, Pos ARR Sub DAS Brangkal
dan parameter alpha (α) yang digunakan
untuk menentukan hasil perhitungan Sistematika Pengerjaan Studi
hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Data yang diperlukan
Parameter alpha (α) dapat dicari melalui Dalam penyusunan studi ini
coba-coba nilainya atau dengan diperlukan data-data pendukung, data
menentukan sendiri nilai alpha (α) sesuai yang digunakan merupakan data
kondisi daerah studi. Nilai-nilai tersebut sekunder. Data sekunder tersebut adalah:
yang digunakan untuk menghitung tg, tp,
1. Data curah hujan harian tahun 1994- HASIL DAN PEMBAHASAN
2013 Data curah hujan tersebut akan Analisa Data Hujan
digunakan dalam analisa hidrologi Analisa data hujan dilakukan dengan
yang bersumber dari Balai Besar menjumlahkan data hujan harian pada
Wilayah Sungai dan PSAWS setiap tahunnya.
Buntung Peketingan. Uji Homogenitas
2. Data curah hujan jam-jaman dan data Dari perhitungan Uji-F dan Uji-T
AWLR jam-jaman yang akan untuk stasiun hujan Cakarayam, Pugeran,
digunakan dalam analisa hidrograf Tampung dengan jumlah data 20 tahun
satuan pengamatan Metode Collins. menyatakan bahwa pengujian diterima,
3. Data AWLR harian yang bersumber yang berarti nilai varian dan nilai rata-
dari Balai Besar Wilayah Sungai. rata variannya adalah stabil pada derajat
kepercayaan 5% serta dapat dilakukan
Hasil Analisa Studi pengujian selanjutnya yaitu uji
Dalam pengerjaan studi ini konsistensi.
diharapkan menghasilkan perhitungan Uji Konsistensi
dan analisa sebagai berikut: Data yang digunakan dalam studi ini
1. Debit banjir rancangan dihitung per adalah dari 3 stasiun hujan (Cakarayam,
kala ulang berdasarkan panjang data Pugeran, Tampung), data hujan yang
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 digunakan adalah data hujan tahun 1994-
dan 20 tahun. Hasil tersebut 2013.
dilakukan pengujian yaitu : Uji F dan Dari hasil analisa kurva massa ganda
Uji T. di 3 stasiun hujan tersebut tidak
2. Analisa tentang ada atau tidaknya ditemukan terjadinya penyimpangan data.
pengaruh panjang data terhadap Hal tersebut menyatakan bahwa data
besaran debit banjir rancangan pada hujan yang digunakan adalah konsisten
Sub DAS Brangkal dengan panjang dan data tersebut dapat digunakan untuk
data 20 tahun. analisa selanjutnya.
Hujan Rerata DAS
Langkah-Langkah Pengerjaan Studi Dari hasil perhitungan dengan
1. Pengumpulan Data Hujan. menggunakan metode poligon Thiessen
2. Pengujian Data: di dapatkan hasil koefisien thiessen untuk
(Menghitung curah hujan rata-rata stasiun hujan : (Cakarayam = 0,19),
harian, uji homogenitas, uji (Pugeran =0,645), (Tampung = 0,165).
konsistensi, menghitung hujan rata- Hasil tersebut dikalikan dengan hujan
rata daerah menggunakan Poligon maksimum harian tahunan pada masing-
Thiessen, Analisa Frekuensi, Uji masing stasiun. Berikut merupakan hasil
Kecocokan, Hidrograf Satuan perhitungan curah hujan harian
Pengamatan Metode Collins, maksimum daerah tahunan (metode
Hidrograf Tak Berdimensi, thiessen) dapat dilihat pada Tabel 1.
Hisdrograf Satuan Sintetis Nakayasu,
Menghitung Debit Banjir Metode Analisa Frekuensi
Rancangan). Dari perhitungan analisa frekuensi
3. Kesimpulan menggunakan distribusi Gumbel, Log
Menganalisa hasil tren yang Pearson III dan Log Normal hasil yang
didapatkan dari hasil regresi memiliki penyimpangan terkecil dan
hubungan panjang data dengan debit menjadi distribusi terpilih adalah Log
banjir rancangan per kala ulang, Normal.
menyimpulkan apakah ada pengaruh
panjang data terhadap besaran debit
banjir.
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Curah Hujan batas kelas yang digunakan yaitu 5 kelas
Harian Maksimum Daerah Tahunan dengan sebaran peluang 20%. Dari Data
(Metode Thiessen) diatas didapatkan hasil perhitungan uji
Tahun Hujan Tahun Hujan simpangan vertikal, dan data dapat
Maksimum Maksimum dikelompokkan sesuai batas kelas.
1994 84,958 2004 87,926
Total dari perhitungan sub grup adalah
1995 109,379 2005 54,605
1996 89,323 2006 55,664 sebesar = 0,1. Dari tabel Chi-Square
1997 76,199 2007 89,507 didapatkan nilai X2cr untuk dk=2 dan α =
1998 73,304 2008 80,030 5% maka dapat disimpulkan bahwa
1999 84,062 2009 59,758 X2hitung < X2cr, hal tersebut meyatakan
2000 63,218 2010 80,354
2001 64,975 2011 40,547
data tersebut sesuai dengan distribusi Log
2002 87,926 2012 73,468 Normal. Perhitungan ini juga dilakukan
2003 70,938 2013 58,624 untuk panjang data 10,11,12,13,14,15,
Sumber: Hasil Perhitungan 16,17,18, dan 19 tahun.
Metode Distribusi Log Normal
Perhitungan parameter statistik untuk Hidrograf
metode distribusi Log Normal Hidrograf Satuan Pengamatan Metode
menghasilkan perhitungan : Rrerata= 4,283 Collins
; Sd = 0,23 ; Cs = -0,703 Untuk menghitung metode ini
Nilai K pada distribusi ini dilihat dari diperlukan beberapa jumlah kejadian.
tabel Nilai Cs Positif distribusi Log Pada studi ini tersedia 6 kejadian yaitu :
Pearson III dengan Cs=0. Dari hasil kejadian 12-13 Oktober 2010, 15-16
perhitungan hujan rancangan kala ulang Januari 2011, 28-1 Maret 2011, 9-10
2,5,10,25,50,100,200,1000 tahun, maka Maret 2012, 31-1 November 2012, 1-2
didapatkan nilai : 72,438 ; 87,887 ; Desember 2012 untuk memperoleh
97,229 ; 108,283 ; 116,084 ; 123,564 ; hidrograf satuan pengamatan. Kalibrasi
130,864 ; 147,255. Langkah ini juga juga dilakukan perhitungan untuk
dilakukan untuk perhitungan panjang data mengetahui tolok ukur ketelitian dengan
10,11,12,13,14,15,16,17,18,dan 19 tahun. menggunakan uji-F (uji kestabilan nilai
varian), uji-T (uji kestabilan rata-rata)
Uji Kesesuaian Distribusi dan Nash Sutcliffe.
1. Uji Smirnov-Kolmogorov Penurunan Hidrograf Satuan
Metode Log Normal Hidrograf satuan dapat diperoleh
Dalam perhitungan uji smirnov- dengan membagi ordinat hidrograf
kolmogorov metode Log Normal dengan limpasan langsung dengan hujan efektif
panjang data 20 tahun didapatkan nilai dengan durasi tertentu (Wilson,
Δmaks= 0,076, untuk nilai α = 5%  Δcr= 1993:185).
29,4% dan untuk nilai α = 1%  Δcr= Perhitungan hidrograf satuan
35,2%. Dari hasil Δmaks tersebut pengamatan metode collins dilakukan
dinyatakan hipotesa Log Normal dengan menggunakan coba-coba hingga
diterima. Perhitungan ini juga dilakukan ditemukan selisih terkecil dari nilai
untuk panjang data 10,11,12,13,14,15,16, ordinat awal dan ordinat akhir. Hasil
17,18, dan 19 tahun. hidrograf pengamatan dirata-ratakan 6
2. Uji Chi-Square kejadian tersebut.
Metode Log Normal Berikut merupakan hasil rekapitulasi
Dalam perhitungan uji chi square hasil perhitungan hidrograf satuan
metode Log Normal dengan panjang data pengamatan metode collins yang
20 tahun didapatkan nilai : Rrerata = 4,283 disajikan pada Gambar 2.
; Sd = 0,230 ; Cs = -0,703. Dengan
panjang data 20 tahun dapat dihitung
Gambar 3. Hidrograf Satuan
Pengamatan Rata-Rata
Penentuan Parameter Fisik Hidrograf
Gambar 2. Rekapitulasi Hasil Hidrograf Hasil perhitungan debit banjir pada
Pengamatan Metode Collins hidrograf satuan pengamatan metode
Hidrograf Tak Berdimensi Collins adalah sebesar 79,850 m3/detik.
Dari perhitungan Q/Qp dan t/Tp Dengan cara coba-coba nilai α
dapat disimpulkan bahwa yang dipakai didapatkan nilai α = 2,0032.
pada perhitungan selanjutnya adalah t/Tp Hasil kesesuaian antara hidrograf
dan Q/Qp dengan puncak jam ke-7. satuan pengamatan dengan hidrograf
Selanjutnya dihitung interpolasi dengan satuan sintetik nakayasu dapat dilihat
membandingkan antara t/Tp dengan (t/Tp pada Tabel 3 berikut.
dan Q/Qp) HSO yang dihitung hingga Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Kesesuaian
didapatkan hasil hidrograf satuan Parameter α Terpilih dengan Hidrograf
pengamatan rata-rata. Pengamatan
Hasil perhitungan hidrograf tak t HSO-Collins HSS Nakayasu
berdimensi disajikan pada Tabel 2 dan 0 0 0
Gambar 3 berikut ini. 1 0,014 0,195
2 0,628 1,028
Tabel 2. Hidrograf Satuan Pengamatan 3 1,698 2,721
Rata-Rata 4 3,826 5,427
Jam HSO-Rerata Jam HSO-Rerata 5 6,438 9,271
0 0 12 3,297 6 10,471 9,994
1 0,014 13 2,632 7 14,200 8,543
2 0,628 14 2,070 8 10,731 7,090
3 1,698 15 1,593 9 7,990 5,885
4 3,826 16 1,220 10 6,087 4,884
5 6,438 17 0,871 11 4,403 4,053
6 10,471 18 0,603 12 3,297 3,364
7 14,200 19 0,433 13 2,632 2,859
8 10,731 20 0,314 14 2,070 2,525
9 7,990 21 0,204 15 1,593 2,230
10 6,087 22 0,128 16 1,220 1,969
11 4,403 17 0,871 1,739
Sumber: Hasil Perhitungan 18 0,603 1,536
19 0,433 1,356
20 0,314 1,198
Perhitungan Debit Banjir Rancangan 21 0,204 1,058
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu 22 0,128 0,925
Diketahui data daerah studi : Jumlah 79,850 79,850
 Luas DAS (A) = 288,05 km2 Rerata 3,472 3,472
 Panjang Sungai (L) = 48,694 km St.deviasi 4,025 2,939
n 23 23
 Hujan Satuang (Ro)= 1 mm
Sumber: Perhitungan
Tabel diatas menunjukkan hubungan selanjutnya dapat menghitung distribusi
kesesuaian antara hidrograf satuan hujan netto jam-jaman dengan nilai hujan
pengamatan dengan parameter α yang rancangan didapatkan dari metode
terpilih. Untuk lebih akurat, dilakukan terpilih yaitu Log Normal dan nilai
pengujian yaitu: Uji-F, Uji-T, dan Uji koefisien pengaliran didapatkan sebesar
Nash Sutcliffe. 0,452 dari perhitungan koefisien
Uji-F (Kestabilan Varian) pengaliran penggunaan lahan Sub DAS
Uji ini dilakukan untuk mengetahui Brangkal. Perhitungan ini juga dilakukan
apakah nilai varian hasil pada tabel 3 untuk panjang data 10,11,12,13,14,
adalah stabil. Dari hasil perhitungan Uji- 15,16,17,18, dan 19 tahun.
F didapatkan nilai Fhitung = 1,875 dan Debit Banjir Rancangan Metode
Ftabel = 2,05. Karena nilai Fhitung < Nakayasu
Nilai Ftabel maka dapat disimpulkan Nilai base flow yang didapatkan dari
dengan peluang 95% nilai varian hasil perhitungan rata-rata hasil seluruh base
kesesuaian anatara parameter α terhadap flow pada 6 kejadian, dari perhitungan
hidrograf satuan pengamatan adalah tersebut didapatkan hasil base flow =
stabil. 2,25 m3/detik. Perhitungan tersebut juga
Uji-T (Kestabilan Rata-Rata) dihitung untuk panjang data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui 10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19 tahun.
apakah dua kelompok berasal dari Berikut merupakan hasil dari perhitungan
populasi yang sama. Dari hasil hidrograf debit banjir rancangan untuk
perhitungan Uji-T didapatkan hasil σ = Panjang Data 20 Tahun yang disajikan
3,604, thitung= 8,19x10-6, dan ttabel = 1,717. pada Gambar 4.
Karena nilai t hitung < ttabel maka dapat
disimpulkan dengan peluang 95% rata-
rata variannya hasil kesesuaian anatara
parameter α terhadap hidrograf satuan
pengamatan adalah stabil.
Uji Nash Sutcliffe
Hasil perhitungan dikatakan baik jika
Ens≥75; memuaskan jika 75 > Ens >36;
kurang baik jika Ens< 36 (Nash Sutcliffe,
1970 dalam Yopi Ilhamsyah, 2012).
n

 Q  Q 
2
si mi
i 1
Uji Nash Sutcliffe ( Ens )  100  n

 Q  QM 
2
si
i 1

Uji Nash Sutcliffe ( Ens )  100  4,411  95,589


Dari perhitungan Nash Sutcliffe Gambar 4. Hidrograf Debit Banjir
disimpulkan hasil kesesuaiaan antara Rancangan untuk Panjang Data 20 Tahun
parameter α terhadap hidrograf satuan Hasil perhitungan debit banjir
pengamatan adalah baik dikarenakan rancangan dan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50,
Ens≥75. 100, 200, dan 1000 tahun dengan
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu kelompok panjang data 10, 11, 12, 13,
Distribusi Curah Hujan dan Curah 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20 tahun dapat
Hujan Efektif disajikan pada Tabel 4. Dari hasil
Sebelum memasuki pada perhitungan perhitungan tersebut dapat menghasilkan
debit banjir rancangan, diperlukan grafik regresi hubungan panjang data
perhitungan intensitas hujan terhadap besaran debit banjir yang
menggunakan persamaan Mononobe. disajikan pada Gambar 5.
Dari perhitungan rasio hujan jam-jaman
Tabel 4. Debit Banjir Rancangan untuk Panjang Data Bervariasi
Kala Ulang Panjang 2th 5th 10th 25th 50th 100th 200th 1000th
Data
10 Tahun 356,338 410,082 441,298 477,177 501,887 525,151 547,479 596,399
11 Tahun 359,539 411,743 441,955 476,589 500,387 522,757 544,194 591,058
12 Tahun 348,160 408,450 443,976 485,234 513,895 541,057 567,280 625,240
13 Tahun 339,316 402,880 440,671 484,843 515,695 545,053 573,501 636,721
14 Tahun 343,444 406,799 444,400 488,291 518,915 548,031 576,224 638,809
15 Tahun 344,465 405,621 441,756 483,805 513,066 540,830 567,666 627,079
16 Tahun 339,074 400,537 436,941 479,373 508,942 537,029 564,204 624,452
17 Tahun 340,301 400,060 437,581 476,330 504,840 531,878 557,998 615,783
18 Tahun 328,584 401,624 445,998 498,678 535,960 571,785 606,812 685,686
19 Tahun 328,630 399,417 442,241 492,927 528,706 563,021 596,513 671,738
20 Tahun 324,958 394,741 436,941 486,873 522,111 555,901 588,875 662,917
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 5.Grafik regresi hubungan panjang data dengan besaran debit banjir berbagai kala
ulang
Analisa Kala Ulang Panjang Data
Dari grafik hubungan panjang data Tabel 5. Rekapitulasi Uji-F dan Uji-T
dengan besaran debit banjir setiap kala Uji-F Uji-T
2 Kala Keterang Kala Keterang
ulang R (determinasi) dan R (korelasi)
Ulang an Ulang an
yang yang telah disajikan pada Gambar
2 tahun Diterima 2 tahun Diterima
5. Pada lokasi studi Sub DAS Brangkal 5 tahun Diterima 5 tahun Diterima
dengan ketersediaan data 20 tahun, dari 10 tahun Diterima 10 tahun Diterima
grafik tersebut secara umum 25 tahun Diterima 25 tahun Diterima
menghasilkan kesimpulan bahwa hasil 50 tahun Diterima 50 tahun Diterima
perhitungan debit banjir rancangan 100 tahun Diterima 100 tahun Diterima
200 tahun Diterima 200 tahun Diterima
mempunyai tingkat hubungan yang kuat 1000tahun Diterima 1000tahun Diterima
hal tersebut dilihat dari tren grafik. Oleh Sumber: Hasil Perhitungan
karena itu untuk debit banjr rancangan Dari hasil Uji-F diatas diketahui
per kala ulang menunjukkan Fhitung< Ftabel, maka dapat disimpulkan
kecenderungan berdasarkan panjnag data, dengan peluang 95% nilai varian
walaupun tren setiap kala ulangnya perhitungan debit banjir rancangan per
mengalami penurunan dan kenaikan kala ulang adalah stabil.
tetapi berdasarkan kecenderungan Dari hasil Uji-T diatas diketahui
persamaan kuadratis pada setiap kala thitung< ttabel, maka dapat disimpulkan
ulang menunjukkan semakin panjang data dengan peluang 95% rata-rata nilai varian
tidak menyebabkan debit banjir perhitungan debit banjir rancangan per
rancangan yang terjadi semakin besar kala ulang adalah stabil.
dikarenakan adanya pertambahan panjang Dari hasil perhitungan debit banjir
data tidak mempengaruhi besaran debit rancangan pada Sub DAS Brangkal
banjir rancangan. dengan ketersediaan data 20 tahun
Untuk mengetahui dan menghasilkan pengujian secara statistika
menyimpulkan apakah ada pengaruh Uji F dan Uji T bahwa tidak ada
panjang data terhadap besaran debit pengaruh nyata antara panjang data
banjir secara besaran, maka perlu terhadap besaran debit banjir rancangan.
dilakukan perhitungan Uji-F dan Uji-T. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
Uji-F dan Uji-T dengan data 20 tahun saja pada lokasi
Hasil pengujian untuk mengetahui Sub DAS Brangkal ini bisa menghitung
apakah ada pengaruh panjang data kala ulang hingga 1000 tahun sesuai
terhadap besaran debit banjir secara panjang data dengan kata lain data berapa
besaran dapat dilihat pada Tabel 5 pun bisa digunakan untuk menghitung
berikut.
debit banjir rancangan, minimal data menyatakan perhitungan debit banjir
yang digunakan adalah 10 tahun. Apabila rancangan setiap kala ulang adalah
ada pengaruh nyata maka perlu stabil. Debit puncak untuk periode
diperhatikan ketersediaan data, seperti kala ulang 2 tahun, 5 tahun, dan 10
yang telah dijelaskan oleh Soewarno tahun mempunyai tren yang sama.
(1995:166). Penerapan yang bisa Debit puncak untuk periode kala ulang
dilakukan untuk lokasi Sub DAS 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, 200
Brangkal ini adalah perhitungan debit tahun dan 1000 tahun juga memiliki
banjir rancangan bisa dilakukan dengan tren yang sama.
seluruh panjang data yang ada. Pada studi di Sub DAS Brangkal
ini, dengan ketersediaan data 20 tahun
PENUTUP dapat disimpulkan bahwa semakin
Kesimpulan panjang data tidak menyebabkan debit
Berdasarkan hasil perhitungan dan banjir rancangan yang terjadi besar,
analisa yang telah diuraikan sebelumnya, hal tersebut dikarenakan pertambahan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: panjang data hujan tidak
1. Hasil perhitungan debit banjir mempengaruhi besaran debit banjir
rancangan per kala ulang adalah rancangan. Secara umum hasil
sebagai berikut: pengujian dalam studi di Sub DAS
 Kala ulang 2 tahun berkisar antara Brangkal ini menyatakan bahwa tidak
359,539 – 324,958 m3/detik. ada pengaruh nyata antara panjang
 Kala ulang 5 tahun berkisar antara data dengan debit banjir rancangan.
411,743 – 394,741 m3/detik. Saran
 Kala ulang 10 tahun berkisar antara 1. Studi ini dilakukan pada Sub DAS
445,998 – 440,671 m3/detik. Brangkal dengan panjang data hanya
 Kala ulang 25 tahun berkisar antara terbatas 20 tahun, oleh karena itu
498,678 – 476,330 m3/detik. perlu dilakukan pengujian dengan
 Kala ulang 50 tahun berkisar antara data hujan yang lebih dari 20 tahun
535,960 – 500,387 m3/detik. untuk mendapatkan hasil yang lebih
 Kala ulang 100 tahun berkisar antara baik.
571,785 – 522,757 m3/detik. 2. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
 Kala ulang 200 tahun berkisar antara sangat diperlukan ketersediaan data
606,812 – 544,194 m3/detik. debit (AWLR) untuk verifikasi atau
 Kala ulang 1000 tahun berkisar antara kontrol hasil perhitungan debit banjir
685,686 – 591,058 m3/detik. rancangan.
2. Hasil secara umum dari perhitungan 3. Secara umum diperlukan pengujian
determinasi (R2) dan korelasi (R) yang sama dengan studi ini untuk
setiap kala ulang dapat disimpulkan pengujian pada DAS lainnya dengan
bahwa hasil perhitungan debit banjir karakteristik yang berbeda.
rancangan mempunyai tingkat
DAFTAR PUSTAKA
hubungan yang kuat. Untuk debit
Anam, Syaiful. 2000. Model Hidrograf
banjir rancangan setiap kala ulang
Satuan Sintetis Sebagai Pendekatan
menunjukkan kecenderungan
Hidrograf Satuan Pengamatan di
berdasarkan panjang data yang
Sub DAS Brantas Tengah.Skripsi
menunjukkan semakin panjang data
tidak dipublikasikan.Malang:
tidak menyebabkan debit banjir
Universitas Brawijaya.
rancangan yang terjadi semakin besar.
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan
Hal tersebut ditunjang dengan hasil
Pengelolaan Daerah Aliran
pengujian Uji F (Kestabilan Varian)
dan Uji T (Kestabilan Rata-Rata) yang
Sungai.Yogyakarta: Gajah Mada Rinaldi. 2008. Pengaruh Panjang Data
University Press. Terhadap Besarn Debit Banjir Pada
Cordery, I. 1991. The Unit Hydrograph DPS Siak.Riau: Universitas Riau (16
Method of Flood Estimation. Pilgrim Oktober 2013).
D.H. P.Australian Rainfall And Soemarto. 1987. Hidrologi
Runoff.Australia: The Institution of Teknik.Surabaya: Usaha Nasional.
Engineers. Soewarno.1995. Hidrologi Aplikasi
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Metode Statistik Untuk Analisa Data
2008. Panduan Penulisan Jilid I. Bandung: Nova.
Skripsi.Malang: Fakultas Teknik Soewarno.1995. Hidrologi Aplikasi
Universitas Brawijaya. Metode Statistik Untuk Analisa Data
Harto,Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jilid II.Bandung: Nova.
Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Sosrodarsono, Suyono. 1976. Hidrologi
Utama. Untuk Pengairan. Jakarta: Pt
Ilhamsyah, Yopi. 2012. Analisis dampak Pradnya Paramita.
ENSO terhadap debit aliran DAS Subarkah, Iman. 1980. Hidrologi Untuk
Cisangkuy Jawa Barat menggunakan Perencanaan Bangunan Air.
model Rainfall-Runoff. http://www.. Bandung : Idea Dharma.
unsyiah.ac.id. (14 Juni 2014). Subramanya, K. 1989. Engineering
Limantara, Lily Montarcih.2011.Studi Hydrology. New Delhi: Tata Mc
Pengelolaan Banjir Kali Sampean Graw Hill.
Dengan Peningkatan Kapasitas Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi
Sungai Pada Ruas Bendung Terapan. Yogyakarta: Beta Offset
Sampean Lama-Muara. www. Yogyakarta.
scribd.com/doc/6257054/Xkh6- Wilson, E.M dan Asnawi Marjuki. 1993.
Banjir-Lily-Mont.(27 April2014). Hidrologi Teknik Edisi Keempat.
Limantara, Lily Montarcih. 2010. Jakarta:Erlangga
Hidrologi Praktis.Bandung: Lubuk
Agung.

Anda mungkin juga menyukai