Anda di halaman 1dari 10

2 .

1 SURVEY HIDROLOGI

Pekerjaan Pengumpulan Data Hidrologi dimaksudkan untuk mengumpulkan data curah hujan dan
iklim dari setasiun hujan dan iklim terdekat guna dianalisa dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan
studi masterplan. Data-data hidrologi akan diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air sepanjang data
tersebut tersedia. Sedangkan data-data yang belum tersedia dapat diperoleh dari instansi terkait
lainnya baik yang ada didaerah maupun yang ada dipusat. Tabel Error! No text of specified style in
document..2 menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan
Hdrometri
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pengumpulan data iklim, Ya Ya


Pengumpulan data curah hujan bulanan Ya Ya
Pengumpulan data harian maximum Ya Ya
Pengumpulan data harian jam-jamam Tidak Ya (jika data tersedia)

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

Data-data hidrologi yang perlu dikumpulkan untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.serta
kegunaannya adalah sbb

1) Pengumpulan data iklim

Pengumpulan data cuaca/iklim yang lain (terbaru) selama minimum 5 tahun berturut-turut dari
stasiun iklim terdekat.
 Data cuaca tersebut harus mencakup temperatur rata-rata bulanan, kelembaban, kecepatan
angin, lama hari cerah dan curah hujan, dan harus meliputi sedikitnya periode 5 tahun,
sebaiknya lebih lama.
 Evapo-transpirasi referensi tanaman diperhitungkan dari data cuaca rata-rata untuk setiap
bulan dengan mempergunakan metode Penman.

2) Pengumpulan data curah hujan bulanan rata-rata

Data hujan bulanan rata-rata harus dikumpulkan dari semua stasiun curah hujan terdekat dengan
lokasi, yang memiliki catatan curah hujan sepuluh tahunan atau lebih, berturut-turut.
 Untuk stasiun yang memiliki catatan curah hujan sepuluh tahunan atau lebih, curah hujan
rata-rata per bulan harus ditentukan, serta curah hujan minimum per bulan dengan
keyakinan keberhasilan 80 %, 50 % dan 20%.

 Selanjutnya hujan bulanan rata-rata bersama-sama dengan data klimatologi akan


dipergunakan sebagai dasar dalam perhitungan kebutuhan dan ketersediaan air (water
balance) bagi budidaya tanaman pangan.
 Selanjutnya hujan bulanan rata-rata dapat digunakan untuk menentukan kapasitas
penampungan tangki pengumpul air hujan yang diperlukan untuk pengadaan air minum,
perhitungan keseimbangan air tangkapan atap dilakukan dengan mempergunakan data
bulanan dan memperkirakan berbagai angka pemakaian bulanan.

3) Data Curah Hujan Harian Maximum

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 1


Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Data curah hujan harian harus dikumpulkan dari semua stasiun curah hujan terdekat dengan
lokasi proyek sekurang-kurangnya 10 tahun yang berurutan atau lebih.
 Mempergunakan data harian yang diperoleh dari stasiun yang mewakili dan yang paling
dapat diandalkan, dilakukan analisa statistik terhadap curah hujan maksimum selama
peroide 1 sampai 6 hari. Hasil analisa tersebut disajikan dalam kurva yang memperlihatkan
masa dan intensitas curah hujan.

 Data curah hujan harian maximum selanjutnya akan dipakai sebagai dasar dalam penentuan
debit banjir sungai untuk daerah yang bersangkutan serta menentukan modulus drainase
lahan rawa yang direncanakan
 Jika data harian maximum tidak tersentuh rumus percobaan yang dapat diterapkan di
indonesia (misalnya. Hasper-Wonosobo), atau rumus dari negara lain seperti Monoobe
dapat dipergunakan untuk menentukan total curah hujan k-harian.

4) Pengumpulan data informasi banjir

Pengumpulan data informasi banjir (tinggi, lamanya dan luas genangan serta saat terjadinya)
baik dengan pengamatan langsung dengan memperhatikan bekas-bekas

2 .2 SURVEY HIDROMETRI

Untuk kajian daerah rawa, pengolahan data hidrologi setidaknya diarahkan untuk hitungan
ketersediaan air, kebutuhan air, neraca air dan debit limpasan untuk perancangan saluran. Dengan
diketahuinya kondisi neraca air bulanan maka dapat diketahui pola tanam yang sesuai dengan jenis
tanaman yang akan dibudidayakan (padi dan palawija) atau tanaman keras. Selanjutnya dengan
diketahuinya limpasan yang harus diantisipasi dengan saluran drainasi, dapat ditetapkan rancangan
dimensi saluran yang optimal. Tabel Error! No text of specified style in document..2 menyajikan
gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan Hdrometri untuk
studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan
Hdrometri
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Tinggi muka air jangka panjang Min pasang tinggi dan rendah Minimal 15 hari, Sebaiknya
Yang paling baik di muara karena pasut atau 15 hari dlm musim hujan lebih dari 1 tahun
tidak dipengaruhi hujan dan gesekan badan dan musim kemarau
sungai. Min 2 x 25 jam
Min 2 x 25
Ya
Tinggi muka air serempak jangka pendek Tidak Ya
Tanda banjir disepanjang sungai 2 Kali saat survei Ya
Pengukuran pengeluaran 2 Kali pada musim hujan dan 2
Pengukuran salinitas, pH 5 sampel per lokasi Kali kemarau
5 sampel per lokasi pada awal
Contoh air Tidak dan akhir survey
Ya Ya
Contoh endapan Ya
Penampang melintang sungai

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

1) Pencatatan tinggi muka air jangka panjang

2
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

 Jika tidak tersedia registrasi jangka panjang dari hasil survei sebelumnya, yang diikat
dengan tinggi referensi proyek, maka registrasi tinggi muka air harus dimulai sedini
mungkin guna memperoleh catatan sebanyak mungkin pada waktu disain dipersiapkan.
Lebih disukai, catatan tinggi muka air selama satu tahun harus disediakan pada perbatasan
proyek sebelah hulu dan hilir.

2) Pencatatan tinggi muka air jangka pendek

 Pada batas sebelah hilir proyek, tinggi muka air harus diamati secara terus menerus (dengan
AWLR) atau dari pembacaan staff gauge dengan selang jarak 30 menit untuk masa puncak
mak dan min, selama periode paling tidak 15 hari baik dari musim hujan maupun musim
kemarau, guna menetapkan sifat pasang dan perbedaan tinggi muka air pasang surut antara
pasang rendah dan pasang tinggi.

 Pencatatan tinggi muka air selama paling tidak 25 jam harus dilakukan satu kali selam air
pasang tinggi dan satu kali selama air pasang rendah pada tempat-tempat yang dipilih yang
menyebar pada daerah survei (satu stasiun per 1,000 sampai 2,000 ha), serentak dengan
pengamatan aliran, keasaman, salinitas dan curah hujan. Semua stasiun pencatatan tinggi
muka air harus dihubungkan dengan tinggi referensi survei topografi melalui benchmark
beton yang terdapat dekat masing-masing stasiun.
 Tinggi muka air harus diamati secara serentak dengan selang jarak 30 menit sedikitnya
selama satu putaran pasang surut penuh (25 jam) pada stasiun-stasiun yang berjarak 20
sampai 30 km disepanjang semua sungai besar yang memotong atau membatasi areal, guna
menilai kelembabn fluktuasi pasang surut. Pengukuran-pengukuran ini harus
dikombinasikan dengan pengamatan arah aliran secara visual, dan pengukuran pH dan
salinitas secara serentak (lihat penjelasan berikutnya).
 Elevasi nol dari semua stasiun tinggi muka air harus dihubungkan pada garis-garis survei
dari survei topografi terdekat.
 Sangat dianjurkan agar alat pencatat tinggi muka air otomatis dipasang pada saat melakukan
survei Studi Kelayakan, dengan pencatatan yang berlanjut setelah kegiatan survei sehingga
pada waktu studi-studi rinci, registrasi tinggi muka air jangka panjang akan tersedia.

3) Pengukuran salinitas

 Intruisi salinitas maksimum selama air pasang tinggi harus ditetap dengan mempergunakan
‘metode speed-boat yang bergerak : melakukan pengukuran salinitas setiap 2 sampai 5 km
disepanjang sungai pada waktu air tinggi tenang, dimulai dari muara sungai, bergerak ke
hulu dengan kecepatan yang sama seperti kecepatan gelombang pasang surut.
 Salinitas tersebut ditentukan dengan cara mengukur daya konduksi listrik (EC) dari air
permukaan. Rumus tukar berikut ini dapat dipergunakan antara daya konduksi listrik dengan
salintas :
 Salinitas (dalam mg/l) = EC (dalam mS/cm) x 640
 Catatan : EC air laut adalah 45 sampai 55 mS/cm, sama dengan salinitas yang
besarnya 30,000 sampai 35,000 mg/l.
 Di salah satu stasiun tinggi muka air sebelah hulu muara sungai, salinitas harus
diukurselama putaran pasang surut penuh (25 jam) serentak dengan pengamatan tinggi
muka air.
 Informasi mengenai fluktuasi intruisi salinitas musiman harus diperoleh dari para penduduk
yang tinggal diareal tersebut. Tumbuh-tumbuhan yang terdapat disepanjang tepian sungai

3
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

(pohon nipah) sering merupakan petunjuk yang cukup tentang adanya intruisi salinitas rata-
rata selama musim kemarau.

4) Banjir

 Tinggi maksimum batas banjir pada berbagai tempat disepanjang sungai, seperti
diberitahukan oleh penduduk setempat atau diaamati dari perubahan warna tumbuhan, harus
ditetapkan berdasarkan tinggi muka air yang diamati selama survei.
 Lamanya tinggi maksimum permukaan air sungai dan perkiraan jangkauan pasang surut
selama permukaan air sungai tinggi dan rendah harus dinilai dari hasil wawancara dengan
penduduk setempat.
 Luas banjir harus ditetapkan dari peta-peta, foto udara dan gambar radar (jika tersedia),
pengamatan tanda-tanda banjir, wawancara dengan penduduk setempat.

5) Kualitas air
 Kualitas air yang terdapat diluar zona intrusi salinitas harus ditentukan dengan analisa
contoh air di loboratorium.
 Satu contoh air harus diambil pada waktu air tanah rendah di semua sungai dan anak sungai
yang memotong areal. Tanggal, waktu, lokasi, warna air, pH dan temperatus air pada waktu
pengambilan contoh harus dicatat.
 Pada stasiun tinggi muka air paling hulu pada setiap sungai besar, pH air sungai harus
diukur selam putaran pasang surut penuh (25 jam) serentak dengan pengamatan tinggi muka
air.

6) Penampang melintang sungai

 Penampang melintang sungai-sungai besar yang memotong atau membatasi daerah survei
harus diukur pada selang jarak teratur (setiap 2 sampai 5 km) dari muara sungai sampai
kebatas daerah survei paling hulu.
 Pada setiap bagian, setidaknya harus diambil sepuluh pengukuran pada selang jarak yang
sama. Jarak horisontal dalam suatu bagian dapat ditentukan dengan alat pengukur jarak atau
tali merentang sungai.
 Kedalaman air ditentukan sebaiknya dengan mempergunakan pengukur gema (echo
sounder) baik yang posisinya diukur secara konvensional maupun echosonder yang
terintegrasi dengan GPS
 Jika alat pengukur gema (echo sounder) tersebut tidak tersedia, dapat dipergunakan kabel
yang dilengkapi pita ukur dan beban, namun dalam hal demikian, pengukuran harus dibatasi
pada waktu sekitar air tinggi dan rendah tenang ketika kecepatan aliran sangat rendah.
 Untuk setiap penampang melintang, tanggal dan waktu pengukuran serta perkiraan tinggi air
pasang harus ditunjukkan.

4
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

2 .3 SURVEI TANAH PERTANIAN

Kerapatan pengeboran yang diperlukan tergantung atas ketelitian peta tanah yang diperlukan.
Kerapatan tersebut biasanya bervariasi antara satu pengeboran per ha untuk setiap survei yang sangat
rinci (skala peta 1:10,000) sampai pada satu pengeboran per 25 ha (skala 1 : 50,000). Tabel Error!
No text of specified style in document..2 menyajikan gambaran mengenai Tingkat Kedalaman
Survey Tanah Pertanian untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.

Tabel Error! No text of specified style in document..3 : Tingkat Kedalaman Survey Tanah
Pertanian
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pengeboran s/d kedalaman 1,20 m 1 pengeboran per 250 ha 1 pengeboran per 125 ha
Lubang profil tanah 1 lubang tanah per 2500 ha 1 lubang per 10 pengeboran
Contoh tanah untuk analisa laboratorium 4 contoh per lubang 4 contoh per lubang

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

Dengan merujuk pada Tabel Error! No text of specified style in document..2 tersebut diatas, maka
survey Tanah Pertanian sedikitnya harus meliputi hal-hal berikut ini

a) Pengeboran

 Survey Tanah Pertanian dengan pengeboran sampai kedalaman paling kecil 1.20 m
dilakukan harus mengikuti garis-garis survei yang sama seperti survei topografi.
 Koordinat (x,y) setiap lokasi lubang bor harus dicari dengan menggunakan bantuan GPS
(Hand Held GPS)
 Dalam garis survei terebut, tanah harus dibor dengan kerapatan titik bor antara 1
pengeboran per 250 ha untuk Studi Kedalayakan dan 1 pengeboran per 125 ha untuk Disain
Rinci.
 Investigasi dalam setiap lubang bor harus meliputi :
- Tekstur tanah, tingkat kematangan
- Tebal lapisan gambut dan tingkat pembususkan (tanah gambut harus dinilai sampai
pada kedalaman 3 m)
- Kedalaman lapisan pirit, dengan mempergunakan metode oksidasi cepat dengan
Hydrogen-peroxide (H2O2) : catat sifat buih dan SO2.
- Kedalaman air tanah dangkal atau banjir
- Kandungan pH dan Fe2+ pada air tanah dangkal, mempergunakan lembaran kertas uji.
- Tataguna lahan sekarang/tumbuhan pada daerah pengeboran.

b) Lubang profil tanah

 Lubang profil tanah (1 m x 1 m x 1.20 m kedalaman) digali pada lapangan yang telah dipilih
secara hati-hati setelah hasil pengeboran tersedia. Rata-rata satu lubang tanah per 10
pengeboran.
 Penjelasan mengenai profil tanah pada lubang tersebut akan dipersiapkan dan contoh analisa
laboratorium akan diambil dari lapisan-lapisan tanah yang berbeda (empat contoh per
lubang).

5
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

 Contoh tanah dari empat lapisan tanah per lubang harus diambil untuk dilakukan analisa
laboratorium. Analisa laboratorium untuk mineral akan meliputi :
- Kandungan air pada kapasitas lapangan
- Standar analisa tanah mineral tersebut
- Pengujian oksidasi lambat untuk menetapkan kedalaman PASS
- Klasifikasi tanah menurut CSAR
- Kepadatan besar dari tanah atas (0-30 cm) dan tanah bawah ( > 30 cm) yang merupakan
indikasi kematangan.
 Analisa laboratorium untuk tanah gambut akan mencakup total kandungan abu sehingga
kandungan abu mineral termasuk P, K, Ca dan Mg.

c) Survey tataguna lahan

 Untuk memperlihatkan tataguna lahan yang sekarang, dipergunakan klasifikasi berikut ini :
- Sawah
- Kebun kelapa
- Campuran padi/kelapa
- Tanaman keras lain
- Lahan pekarangan
- Semak/rumput (tinggi < 2 m)
- Belukar (tinggi > 2 m)
- Lain-lain

 Untuk pemetaan data tanah dan tata guna lahan dan interpolasi antara titik survei, harus
dipergunakan foto udara dan gambar satelit.

2 .4 SURVEI MEKANIKA TANAH

Untuk pelaksanaan analisa stabilitas dan untuk disain pondasi bangunan, sifat-sifat mekanika tanah
perlu diinvestigasi melalui pengeboran terganggu/tidak terganggu, pengujian penetrasi kones,
pengujian vane shear dan pengujian laboratorium. Jumlah dan jenis investigasi yang diperlukan
tergantung atas jenis pekerjaan yang akan dibangun serta tergantung atas keadaan setempat dan
harus ditetapkan pada setiap kesempatan. Tabel Error! No text of specified style in document..4
menyajikan gambaran mengenai Tingkat Kedalaman Survey Mekanika Tanah untuk studi Kelayakan
dan untuk Disain Rinci.

Tabel Error! No text of specified style in document..4 : Tingkat Kedalaman Survey Mekanika
Tanah
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pemboran Tangan (Hand Boring) Ya Ya


Tes permeabilitas Ya Ya
Analisa sample tanah berbagai lokasi Ya Ya
Pengujian triaksial ya Ya
Pengujian oedometer Tidak Ya
Pengujian gesekan tanah (vane shear) Ya Ya
Pengujian penetrasi kones Ya Ya

6
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

Survei mekanika tanah dapat dilaksanakan hanya setelah lokasi yang tepat untuk bangunan yan
dibangun telah ditetapkan. Kriteria untuk berbagai pengujian secara singkat diuraikan dibawah ini.
a) Pemboran Tangan (Hand Boring)
 Pekerjaan boring dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang lapisan tanah,
berdasarkan jenis dan warna tanah, melalui pengamatan visual terhadap contoh tanah hasil
pemboran. Dari hasil boring ini juga dapat diperkirakan profil tanah di lokasi pekerjaan.
Tanah hasil pengambilan dengan bor dideskripsikan mengenai jenis, warna, dan
konsistensi/kepadatannya yang dicatat dalam "Hand Boring Log".
 Pada kedalaman tertentu dari lubang pemboran diambil contoh tanah tidak terganggu
(undisturbed sample) dengan menggunakan tabung baja tipis (thin wall shelby tube)
berdiameter 6,8 cm.
 Setelah tabung diperkirakan penuh, maka bor kemudian diputar untuk mematahkan contoh
tanah pada bagian dasarnya, lalu tabung diangkat keluar tabung bor. Kedua ujung tabung
ditutup dengan parafin, untuk melindungi contoh tanah dari penguapan dan perubahan
struktur dan selanjutnya diberi label.
 Setelah terambil, kedua ujung tabung yang berisi tanah tersebut ditutup dengan parafin
supaya terjamin keasliannya. Contoh tanah asli selanjutnya dikirim ke laboratorium
mekanika tanah untuk diperiksa/dianalisa guna memperoleh parameter fisik dan keteknikan.
b) Analisa contoh tanah di laboratorium

Contoh-contoh tanah yang diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk diuji guna
mendapatkan besaran-besaran sifat karakteristik fisik dan mekanika tanah. Pengujian tanah
harus dilakukan untuk dua jenis sample tanah yaitu Contoh Tanah Tidak Terganggu
(Undisturbed) dan Contoh Tanah Terganggu (Disturbed). Pengujian laboratorium harus
dilakukan di laboratorium resmi yang terakreditasi. Daftar Pengujian Contoh Tanah di
laboratorium ditunjukan pada Tabel Error! No text of specified style in document..5.

Tabel Error! No text of specified style in document..5 : Pengujian Contoh Tanah di


laboratorium
Contoh Tanah
Jenis Percobaan
Undisturbed Disturbed
Sifat fisik tanah
Berat jenis (ASTM D.3456)
Berat volume (ASTM D. 854)
Ruang pori (ASTM D2216)
Atterberg limit (ASTM D 4318)
Gradasi butiran (ASTM D.42)
Permeabilitas (Contant/Falling)
Sifat Mekanika Tanah
Konsolidasi (ASTM D. 2435)
Triaxial Test ( ASTM D.565)
Pemadatan (Modified ASSHO)

c) Tes Pit
Ukuran Test Pits adalah 1,25 x 1,25 dengan kedalaman sampai dengan 5 meter, pada muka air
tanah dangkal dilakukan dengan pemboran sampai kedalaman 5 meter pada Test Pits ini diambil
contoh tanah terganggu (disturbed). Hasil penyelidikan adalah deskripsi tanah berupa log test-
pit sebanyak 4 titik serta contoh tanah terganggu (disturbed sample) untuk pemadatannya di
laboratorium.

7
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

d) Tes permeabilitas
Tes permeabilitas dilakukan dilakukan sekali per 1,5-3 meter dari kedalaman test pit. Sebagai
prinsip, panjang masing-masing tahap harus kurang dari 5,0 meter dan tahap-tahap selanjutnya
harus dibor setelah tes sebelumnya selesai.
e) Pengeboran tanah dan pengujian vane shear
 Pengeboran dengan mempergunakan alat bor sampai pada kedalaman 7 meter harus
dilakukan pada lokasi yang sama seperti pengujian CPT. Pengeboran harus dilakukan pada
zona yang terletak antara tanggul dan bagian atas talud saluran.
 Contoh bahan yang belum diganggu, dengan mempergunakan Tube Shelby yang
berbanding tipis, harus diambil pada selang jarak 1,5 meter dan pada perubahan lapisan,
dimulai dari 1 meter dibawah permukaan. Contoh bahan tersebut harus ditutup dengan lak
secara baik dan disimpan sebagaimana mestinya sebelum diangkut ke laboratorium;
Sebelum ditutup dengan lak, pembacaan penetrometer jinjing harus dilakukan di kedua
ujung bahan contoh tersebut.
 Pada kedalaman 2, 3, 5 dan 5 meter dibawah permukaan harus dilakukan pengujian Vane.
 Catatan mengenai lapangan harus disimpan, yang menguraikan tentang jenis dan
kekentalan tanah, jenis alat pengambilan contoh dan penemuan.
f) Pengujian penetrasi kones (CPT)

 Pengujian penetrasi kones belanda dengan kapasitas 20 kN harus dilakukan pada lokasi
bangunan (jembatan, bangunan pengendali air) dengan pondasi cerucuk.
 Peralatan yang akan dipergunakan harus sesuai dengan kemungkinan labuh agar mencapai
penetrasi maksimum. Pengujian CPT dengan penetrasi kurang dari 15 meter akan ditolak.
Unsur kones harus dapat mengukur tahanan kones dan gesekan lokal. Untuk tujuan
ketelitian, manometer harus memiliki range pencatat lebih kecil dapripada 20 MN/m2
 Grafik pengujiana CPT harus digambarkan pada skala vertikal 1:100, dengan kedalaman
relatif terhadap MSL. Skala untuk tahanan kones harus 10 mm per MN/m2 dan untuk
gesekan lokal 10 mm per 25 kN/m2. Grafik tersebut juga harus memperlihatkan nilai
perbandingan gesekan (gesekan lokal sebagai presentase tahanan kones) pada sisi kanan
grafik (10 mm= 2 %).
 Elevasi lapangan pada tempat pengujian CPT harus dihubungkan pada Tinggi Referensi
Proyek.

2 .5 SURVEI HUTAN DAN ALAM

Pada areal-areal yang baru akan dikembangkan mungkin diperlukan survei yang lebih rinci
mengenai sumber alam yang ada daripada pengamatan tataguna lahan yang dilakukan selama survei
tanah. Tabel Error! No text of specified style in document..2 menyajikan gambaran luas mengenai
perbedaan Tingkat Kedalaman Survei Hutan dan Alam untuk studi Kelayakan dan untuk Disain
Rinci. Survei-survei tersebut sama dengan survei-survei pada areal-areal yang tak berawa dan oleh
karena tidak diuraikan secara rinci disini. Informasi yang lebih banyak mengenai persyaratan survei
untuk penilaian Dampak Lingkungan disajikan dalam buku yang terpisah.

Tabel Error! No text of specified style in document.6 Tingkat Kedalaman Survei Hutan dan
Alam
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Inventarisasi hutan Ya (N), Tidak (E) Ya (N), Tidak (E)


Survei flora dan fauna Ya (N), Tidak (E) Ya (N), Tidak (E)

8
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

2 .6 SURVEI KAJIAN SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

Penilaian mengenai kondisi sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan yang ada di daerah studi harus
dilakukan dari informasi statistik yang tersedia dan dari wawancara nara sumber dan dari orang-
orang yang dipilih secara acak yang tinggal di atau dekat daerah studi. Pada areal-areal yang baru
akan dikembangkan, perhatian ditujukan pada penetapan ketersediaan lahan untuk pemukiman baru
dan pada penilaian nilai dan kegiatan ekonomi yang sekarang terjadi di daerah studi. Pada jaringan-
jaringan yang sudah ada, kegiatan survei tersebut khususnya harus ditujukan pada praktek-praktek
pertanian yang ada dan anggaran tanaman, serta perubahan-perubahan yang telah terjadi sejak awal
penempatan areal termasuk alasan-alasan perubahan tersebut.

Tabel Error! No text of specified style in document..2 menyajikan gambaran luas mengenai
perbedaan Tingkat Kedalaman Survei kajian sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan untuk studi
Kelayakan dan untuk Disain Rinci daerah rawa. Daftar lengkap komponen yang diperlukan untuk
kajian sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan diperlihatkan pada lampiran 1
Tabel Error! No text of specified style in document..7 Tingkat Kedalaman Survei Sosial
Ekonomi Pertanian
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Wawancara rumah tangga Tidak (N), Ya (E) Tidak (N), Ya (E)


Wawancara dengan nara sumber Ya Ya
Pengumpulan peta Ya Ya
Pengumpulan data stasistik yang ada Ya Ya

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

Variabel-variabel yang penting dalam analisa Survei kajian sosial-budaya, ekonomi dan
kelembagaan sebagai berikut :
 Pengumpulan informasi statistik mengenai penduduk, lahan pertanian, dll.
 Verifikasi nama, lokasi, batas dan ukuran pemukiman yang ada, baik penduduk lokal maupun
warga transmigrasi, yang seluruh atau sebagian terletak dalam daerah survei.
 Wawancara dengan petugas pemerintah setempat, Kepala Desa, dan nara sumber lainya. Untuk
studi disain, contoh yang diambil secara acak kira-kira 3 % dari jumlah penduduk diareal
tersebut harus diwawancarai.
 Investigasi kegiatan ekonomi yang sekarang di areal tersebut, lengkap dengan biaya dan
manfaat.
 Penilaian ketersediaan buruh, suplai masukan dan fasilitas pemasaran, jaringan transportasi dan
distribusi.
 Inventarisasi kepemilikan lahan, konsesi hutan, dan tuntutan hukum dan biasa atas areal
tersebut.
 Pada jaringan-jaringa yang sudah ada :
 Inventarisasi organisasi petani dan daerah kerja petugas pemerintah di lapangan (Pengamat, Juru
Pengairan, PPL, dll)
 Inventarisasi data agronomi : pola tanam, varitas, penggunaan masukan, hama dan penyakit,
anggaran tanaman.
 Uraian dan peta mengenai pengendalian air, lahan rumah dan lahan usaha, jalan dan jalan
setapak, dll.
 Mempersiapakan peta yang memperlihatkan tataletak pemikuman, jalan peghubung, dan areal-
arael yang telah diusahakan untuk musim hujan dan kemarau pada skala 1:20,000.

9
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Contoh daftar pertanyaan yang akan dipergunakan untuk wawancara diperlihatkan pada lampiran 1.

2 .7 INVENTARISASI PRASARANA

Untuk peningkatan kajian-kajian mengenai jaringan-jarinag yang sudah ada, baik di tingkat Studi
Kelayakan maupun di tingkat disain rinci, diperlukan inventarisasi mengenai prasarana yang ada dan
kondisinya. Titik awal dari inventarisasi tersebut adalah gambar-gambar terbangun, atau jika gambar
terbangun tersebut tidak tersedia, gambar-gambar disain asli.

Panjang dan penampang melintang aktual dari saluran, tanggul dan jalan, serta pengukuran situasi
bangunan, telah merupakan bagian dari survei topografi. Kegiatan inventarisasi tersebut khususnya
bertujuan untuk mendaftarkan segala kerusakan dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Tabel
Error! No text of specified style in document..2 menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan
Tingkat Kedalaman Survei Inventarisasi Prasarana untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci
daerah rawa.
Tabel Error! No text of specified style in document..8 Tingkat Kedalaman Survei Inventarisasi
Prasarana
Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Inventarisasi aksesibilitas menuju lokasi Ya (N), Ya (E) Ya (N), Ya (E)


Inventarisasi saluran dan tanggul Tidak (N), Ya (E) Tidak (N), Ya (E)
Inventarisasi bangunan air dan dermaga Tidak (N), Ya (E) Tidak (N), Ya (E)
Inventarisasi jalan dan jembatan Tidak (N), Ya (E) Tidak (N), Ya (E)

N = Areal Baru
E = Jaringan yang sudah ada

Dengan mempergunakan daftar priksa yang telah dipersiapkan seperti diperlihatkan pada Lampiran
1, kegiatan inventarisasi tersebut akan mencakup hal-hal sebagi berikut :
a). Uraian mengenai kondisi sekarang, fungsi dan tingkat pemeliharahan dari semua bangunan
pengendalian air, jembatan dan dermaga serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Setiap
perubahan yang telah dilakukan para petani terhadap bangunan-bangunan juga harus disebutkan.
b). Uraian mengenai kondisi sekarang dan tingkat pemelihraan saluran, tanggul dan jalan, dan
mendaftarkan tentang kelongsongan tanggul dan kerusakan-kerusakan lainnya. Perhatian khusus
diperlukan untuk mengetahui :
 Nilai sidementasi dalam sistem saluran.
 Ketidak stabilan talud dan kelongsoran tanggul.
 Kestabilan dan ketidak stabilan bangunan hidrolik serta fasilitas proyek lainnya yang
diakibatkan oleh penurunan, rembesan, pekrjaan kontruksi yang tidak baik, lalulintas, dan
kerusakan-kerusakan lainya.

10

Anda mungkin juga menyukai