DISUSUN OLEH
1 NAMA
NRP
2 NAMA
NRP
: AGUS TRIYONO
: 1441104856
PENDAHULUAN
I. UMUM
Dalarn rangka peningkatan pangan serta untuk rnewujudkan swasembada beras, diperlukan
pembangunan prasarana yang rnenunjang keberhasilan pertanian, salah satunya adalah irigasi
yang baik. sebagaimana yang tercantum dalam butir Panca Usaha Tani.
Terjaminnnya persediaan air secara continue dan merata merupakan syarat mutlak
keberhasilan pertanian terutama untuk tanaman padi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
pada daerah pengairan yang potensial dibutuhkan sebuah bangunan penangkap air di sungai
berupa Bendung tetap. Bangunan bendung tersebut direncanakan untuk keperluan pengairan
daerah pengaliran yang terletak di sebelah kiri sungai.
Berdasarkan keadaan fisik lapangan dan hasil analisis data hidrolis didapat informasi sebagai
berikut :
:
:
:
:
:
:
:
:
365
9
x
----3,650
60
+
40
+
45
1.15
m3/dt
10 -4
ha
ha
m
m
m
lt/dt/ha
Halaman 3
Dari Data Tersedia Air dalam setahun yang merupakan himpunan debit maksimum dan
minimum dapat ditentukan debit andalan (depodeble flow) misalnya 80%. Dari data debit
andalan ini berguna sekali sebagai pertimbangan perlu tidaknya bangunan bendung. Apa artinya
bendung dibangun kalau airnya kurang bahkan suatu saat tidak ada, walaupun tampaknya
sekilas ada air yang melimpah di tempat tersebut dan dengan lahan yang cukup luas. Pada
kasus ini perlu dikaji benar-benar hidrologinya karena mungkin sungai tersebut hanya sebagai
pembuang, sehingga debetnya tidak tertentu, serta tidak continue. Dengan data debit andalan
juga penting sebagai dasar penyusunan pola tanam. Diketahui bahwa musim hujan di Indonesia
jatuh pada bulan tertentu yaitu antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan musim
kemarau pada bulan April sampai dengan bulan September, dengan data debit olahan hidrologi
dapat ditentukan kapan mulai menanam dan jenis tanaman apa yang cocok ditanam pada
musim selanjutnya.
Pada perencanaan daerah irigasi, penentuan debit banjir rencana berdasarkan data-data curah
hujan yang ada di sekitar bendung. Sedangkan data untuk perhitungan kebutuhan air irigasi
seperti data Kluimatologi sebagian diambil dari daerah yang terdekat.
1. KRITERIA PERENCANAAN IRIGASI BERDASARKAN ( KP 02 ) :
Q
= . .qn. A
Angka pengaliran
angka reduksi
qn
Dimana
Halaman 4
Angka pengaliran (
sebagai berikut :
1-
4 1
.qn 7
t 1
A
t 9
120 A
120
=
Dimana :
R10
240
qn
67,65
t 1,45
R10 yaitu curah hujan maksimum harian (mm/hari) dengan periode ulang 10 tahun yang
besarnya :
Dimana :
6M
mp
R10
mp
Dimana :
. .q. A
angka pengaliran
= angka reduksi
Halaman 5
Untuk angka pengaliran ( ) diambil sebagian besar adalah data-data debit maksimum
di Jawa dan Hydrograph dari banjir terbesar Sungai Ciaten yang menurut Ir. Bakker
bisa dianggap sebagai ciri dari proses banjir untuk sungai-sungai di Indonesia. Harga
angka pengaliran dirumuskan sebagai berikut :
1 0,0012. A0, 7
1 0,075. A0,7
Hujan rata-rata terbesar pada suatu luas tertentu, diberikan dengan angka
perbandingan relatif ( ), terhadap hujan setempat.
Harga didapat dari rumus :
Dimana :
t 3,7.100. A0,75
t 2 15.12
t
A
Dimana :
t.Rr
t 1
t
R
Rr
Dimana :
t
L
l
Harga q adalah :
R m3/km2/dt
3.6.t
Dimana :
Rt
= R+S.
Sx
Rt
R
Ri
n
Sx
T
=
=
=
=
=
=
Ri
( Ri R)
n 1
Lw
Hw
Harga aman untuk Qv adalah G untuk campuran pasir, kerikil dan batu.Untuk
menentukan tekanan air, panjang jalur rembesan harus diambil sampai elevasi ambang
hilir kolom olak.
Cw
Lw
Hw
Dimana :
Px
= Hx - H
= Hx - 1x . Hw1 L
Px
Lx
L
Hw
=
=
=
=
STABILITAS BENDUNG :
Stabilitas bendung dapat di cek :
1 Selama debit air rendah, pada waktu muka air hulu hanya mencapai elevasi mercu
dan pada waktu bak dikeringkan.
2 Selama terjadi banjir rencana.
Stabilitas Selama Debit Sungai Rendah
Gaya-gaya yang bekerja pada bendung adalah :
1 Tekanan air
2 Tekanan Tanah
3 Beban mati bendung
Keamanan terhadap guling
Eksentrisitas :
E
Dimana :
L
M
Rv
L
2
M
.
Rv
Halaman 7
Tekanan tanah :
Maks
6e
Rv
(1
)
1
L
Dimana :
Rv
Rh Ep
Rv
Rh
Ep
Rv
Rh
s 1 a
hs
Dimana :
S
s
a
hs
=
=
=
=
factor tekanan (s = 2)
kedalaman tanah
tebal lapisan lindung (diandalkan 0,0 m)
tekanan air
Ad
n, m
ac
E
g
z
= n(ac.z)m
= ad/g
= percepatan gempa rencana (cm/dt2)
= koefisien jenis tanah (1,56 dan 0,89)
=
=
=
=
Dimana :
p
d
v
r
g
=
=
=
=
=
d v2
.
g r
tekanan air
tebal pancaran air
kecepatan pancaran air
jari-jari
percepatan
Halaman 8
Kecepatan airnya :
v
= 2g(H + 2)
d v2
.
g r
.r
4
Dimana :
Lb
L
b
Q
W
=
=
=
=
Q
W
panjang kantong lumpur (m)
lebar rata-rata profil pembawa (m)
kebutuhan pengambilan rencana (m/dt)
kecepatan jatuh
Vs
Qs
Dimana :
Vn
Ks
Rn
In
Qn
An
= Vn.An
= kecepatan rata-rata selama eksploitasi normal (m/dt)
= koefisien kekasaran (m/dt)
= jari-jari hidrolis (m)
= kemiringan energi selama eksploitasi normal
= kebutuhan pengambilan rencana
= luas basah eksploitasi normal (m)
2/3
1/2
= Ks.Rs .Is
= Vn.An
Halaman 9
Dimana :
Vs
ls
Qs
As
Rs
=
=
=
=
=
H
L
W
V
=
=
=
=
dalamnya air
panjangnya penangkap pasir
kecepatan jatuh
kecepatan aliran
Butiran sudah harus sampai kedalam saluran sebelum akhir saluran, ini berarti
bahwa waktu jatuh lebih cepat dibandingkan waktu aliran pada horizontal.
Th
L
V
L
H
V
W
Tv
H
W
L.W
H
Halaman 10
Dimana :
Q
H .B
= lebar saluran
Q
L
Q
Q
. L.W B.L
H .B W
B
W
.Q
B.W
1 g
. 1 d 2
8
=
=
=
=
Rumus Stokes :
Dimana :
viskositas absolute
kerapatan jenis dari sediment (2650 kg/m3)
kerapatan jenis dari zat cair (1000 kg/m3)
diameter sediment yang diendapkan
sf
Dimana :
a
b
c
c
ab
Halaman 11
DIAMETER
( mm )
( cm/ dt )
( mm )
( cm / dt )
0.3
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
2.8
4.5
6
7.5
8.8
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
14.5
21
26
30
34
37
39
42
46
1
g Qi
1
g C H
Lezin
1
0,132 Q 1
1
g W H 3 / 2
0,3
Bangunan Pembilas
Bangunan pembilas tidak boleh menjadi gangguan selama pembilasan. Oleh
karena itu aliran pada pintu pembilas harus tidak tenggelam. Dapat disimpulkan
bahwa keadaan ini selalu terjadi pada saat debit sungai dibawah Q 2/5. Penurunan
kecepatan aliran akan berarti menurunkan kapasitas sediment. Oleh karena itu
kecepatan pembilasan di depan pintu tidak boleh berkurang, lebar total bangunan
pembilas akan diambil sama dengan lebar dasar kantong.
Debit satuan antar pilar pintu pembilas harus menghasilkan kecepatan yang
sama. Karena diperlukan n bilas, kecepatan yang tidak boleh bertambah untuk
mencegah efek pengembangan. Luas basah pada pintu harus ditambah dengan
cara menambah kedalaman air.
Konstruksi Pembilas
Gunanya yaitu untuk jalan keluar endapan yang terjadi di muka bendung yang
dekat pintu sadap. Kenyataannya bahwa hanya sediment yang berada di muka
pintu pembilas saja yang dialirkan keluar
1 Pintu pembilas
2 Tembok pengantar
3 Pintu sadap
Halaman 12
Dengan adanya pintu pembilas, maka sediment yang masuk ke saluran induk
akan berkurang. Sediment yang bergerak maju / menuju pintu pembilas dan sadap
dengan diameter yang lebih besar serta tertentu, akan diendapkan dalam kantong
pembilas. Sebelum tinggi endapan mencapai mercu ambang pintu sadap
pembersihan sediment dilakukan dengan membuka pintu pembilas. Tembok
pengaruh arus gunanya untuk mengurangi kecepatan di dalam kantong sediment
sehingga sediment akan terhenti, juga untuk mengurangi endapan diudik bendung
bergerak ke samping dan menuju kantong sediment. Syarat-syarat pintu
pembilas :
DIAMETER (d)
(mm)
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20
30
40
50
KECEPATAN (v)
(m/dt)
0.19
0.2
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.26
0.27
0.28
0.4
0.6
0.75
0.85
0.95
1.1
1.2
1.3
1.4
1.9
2.1
2.4
Halaman 13
Qp
=
=
=
1.5 Qn
0.6 Qn
0.5 Qn
Qp
=
=
=
1.5 Qn
0.6 Qn
0.5 Qn
Kecepatan air yang melalui pembilas bawah harus cukup besar sehingga
mampu menghanyutkan butiran dengan diameter yang diinginkan.
2g 2
Vx 2 g 2
a
Fx
Q a 2 qz
Dimana :
a
Fx
z
=
=
=
=
koefisien kontraksi
luas bukaan pintu
luas potongan pembilas bawah
beda tinggi
Halaman 14
z adalah beda muka air diudik muka air tepat di belakang pintu.
tinggi ambang = 1/3 D minimal 1 m. bila terlalu tinggi maka ambang akan lebar
(mahal).
V2
yH D 1
2g
Q B y v 0,8 B y v
Q
v
0,8 B y
H
0,8 B y
D 1
2g
0.10
0.10
0.10
0.10
0.15
0.40
0.10
0.25
0.20
=P
45.00
46.50 m
46.50 m
3.25 m
40.00 m
Tinggi mercu
46.50
40.00
6.50 m
Dimana :
B eff
= B ( 2 n Kp + Ka ) H1
B eff
B
n
Kp
Ka
H1
=
=
=
=
=
Halaman 16
1 Kp = 0,02
2 Kp. 0,01
3 Kp. = 0
r = 0.1 d
r = 0.5
d
0.1
3 Pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H1, tembok hulu tidak
lebih dari 450 ke arah aliran
Halaman 17
B pembilas
= lebar sungai d bp
Untuk lebar pembilas (bp) diambil diantara 1/6 s/d 1/10, maka diambil 1/8 lebar sungai
:
bp
1
8
60
7.5 m
Jadi :
B mercu
2 x
1.25 m
= lebar sungai
60.00
50.00 m
2.50
2.50 m
d
-
bp
7.50
Halaman 18
2 buah.
= B ( 2 n Kp + Ka ) H1
=
50.00
=
=
=
H1
0.00 . H1
0.00 .
2.215
HULU
Pintu Pembilas
Pilar
Mercu
Bendung
HILIR
Halaman 19
Q Cd . 2
Dimana :
Q
Cd
B eff
g
H1
1, 5
g .Beff .H1
=
=
=
=
Debit rencana
Koefisien debit
Lebar efektif
Percepatan grafitasi
( m3/dt )
( C0.C1.C2 )
(m)
( 9,8 m/dt )
(m)
365 m3/dt
1.3
H1
B eff
H11,5
Cd . 2 . 2 .g
3
3
2.211
2.215
2.221
50.000
50.000
50.000
3.288
3.297
3.310
2.215
2.215
2.215
364.144
365.132
366.617
Di dapat H1=
365 m3/dt
=
365 m3/dt
Dari Q
=
365.132 m3/dt
Q banjir kala ulang 200 tahun (Q200)
2.215 m
Co . C1 . C2
Co
= H/r
C1
= P/H1
C2
= P/H1
3.25 m
3.25 m
6.50
Halaman 20
= H/r
2.215
1.1075
2.000 m
=
=
=
0.5 d
0.5 x
2.215
1.11 m
0.99
Halaman 21
Harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu Ogee dengan muka hulu melengkung
( menurut U S B R, 1960 ).
Dari grafik di atas diperoleh C2 =
Jadi Cd
= Co.C1.C2
=
1.30
.
= 1.27799
0.99 .
Q Cd . 2
0.993
2 .g .Beff .H 11,5
3
365 m3/dt
H1
B eff
2.293
2.297
2.303
Didapat H1
50.000
50.000
50.000
2.297 m
H11,5
Cd . 2 . 2 .g
3
3
3.472
3.481
3.495
2.0977
2.0977
2.0977
dengan Q
Q200
=H
=P
3.25
=
=
365.128
365
364.175
365.128
366.560
m3/dt
m3/dt
2.297 m
40.00 m
Halaman 22
0.2 +
0.15
0.2 +
0.15
1.27199 m
Q1/3
365
1/3
diambil =
1.27 m
= W 1.27
2:1
=Q
2:1
B=
365
m3/dt
50.00
Dari perhitungan di atas maka dapat ditentukan elevasi muka air banjir dan tinggi air di
atas mercu yaitu :
Elevasi muka air banjir
= elevasi mercu + H1
= +
46.50 +
2.297 =
48.80
Untuk menentukan tinggi air di atas mercu dapat dicari dengan persamaan :
Hd
= H1
- k
Dimana :
k
v2
2g
dengan v =
Q
Be
H1
=
=
=
=
50.00
2.297
3.179 m/dt
3.179
x 9.8
0.516 m
365.128
2.297 -
0.516 =
1.781 m
Dimana :
Q
V
Ks
I
m
= Ks
=
=
=
=
=
. R2/3
. I1/2
Debit rencana
(m3/dt)
Kecepatan pengaliran
(m/dt)
Koefisien Kekasaran strikler.
Kemiringan dasar sungai
Kemiringan dasar sungai
Halaman 23
b
h
n
A
P
=
=
=
=
=
=
= A.V
Q
b
I
=
=
=
Ks
45
m
n
=
=
2
8.05
Diketahui :
0.0009
365 m3/dt
60 m
x
10 -4
Harga h =
168.746
168.957
169.309
2.592 m
70.358
70.370
70.390
( A/P )
Ks.R2/3.I1/2
( A.V )
2.3984
2.4010
2.4053
2.159
2.161
2.165
364.245
365.094
366.512
365 m3/dt
=h
+
2.592 m
40.00 m
Halaman 24
V1
2 xg ( 1 x H 1 Z )
2
Dimana :
g
H1
z
(m/dt)
(9,8 m/dt)
= p+n min
Diketahui :
H1
z
=
=
2.297 m
6.50 m
V1
12.2438 m/dt
Maka :
9.8
/2
2.297 +
6.50
=
=
Yu
Q
Beff
365
50.00
7.300 m/dt
q
V1
7.300
12.2438
7.361
10.45
0.596 m
0.7044
Dimana :
(1 8.FR 2 ) 1Yu
Y2
Yu
Fr
V1
g
Fr
V1
g .Yu
12.244
=
2,5 < Fr
9.8
0.596
5.065
<
4.50
5.065
dipakai
kolam
USBR type IV
olakan
Halaman 25
1
2
1
2
Fr
1 +
Fr
5.065
2
-
Yu
0.596
4.271 m
Panjang kolam
Ls
2.7 Yu
2.7 x
/2
0.596
1 +
/2
5.065
11.53 m
2.40
m
2.50
m
2.50
m
L=
11.53
Gambar : Karakteristik kolam olak untuk dipakai dengan bilangan Froude diatas 4,5
Halaman 26
365
B eff
=
=
=
0.9
0.9
365
50.00
7.30 m3/dt
Q 2/3
7.3000 2/3
x
3.39 m
x
= Yu
18 + Fr
18
0.596
13.75
18
0.87407 m
18 +
18
5.065
= Yu
4 + Fr
6
0.596
4 +
6
0.901 m
5.065
1.2
0.2
0.2
=
W
3,650
1000
5.037 m3/dt
1.2
0.15
0.15
=
=
3,650 ha
1.15 lt/dt/ha
1/3
5.037 1/3
0.457 m
Halaman 27
b=
w=
0.457 m
h=
1.200 m
2.399 m
Untuk saluran mendimensi saluran ada beberapa rumus,disini dipakai rumus STICLER
Q
V
A
O
R
Dimana :
= V.A
= K . R2/3 . I1/2
= (b+m.H).H
= b + 2h . ( m + 1 ) 1/2
= A/O
Dimana : b =
60 m
Q
V
R
I
=
=
=
=
( lebar sungai )
10 -4
Perhitungan :
5.037 m3/dt
=
=
=
2
1.5
40
Dimana :
= ( Q . F2 )1/6
140
Q
F
= Debit rencana ( m3 / dt )
= Silt faktor ( untuk clay F =
= b + 2h
1 + m2
= h2 . (m+n)
= h2
1.5 +
= 3.5 h2
= h.
2 +
=
6.325 h
0.4 )
1 +
1.5
Halaman 28
F
O
3.5 h2
6.325 h
0.553
0.553
1/6
(Q.f )
140
2
1/6
5.037
0.00689 m/dt
Q
F
0.40
140
5.037 x
0.16
0.96468
0.00689
140
0.0069 m/dt
h2
h
=
=
5.037
3.5 h2
1.439 m
1.200 m
Maka :
h
1.200 m
n . h
2.399 m
3.5 h2
3.5
1.200
1.439
5.037 m
6.325 x h
6.325 x
7.587 m
A
P
5.037
7.587
1.200
0.664 m
Halaman 29
Rumus Strickler :
V
R2/3
I1/2
2/3
0.00689 =
40
0.00689 =
40
1/2
0.664
0.761
1/2
0.00689 =
30.4406
= 0.00689
30.4406
I1/2
0.00023
0.00090 =
Ws
0.2 +
0.2 +
0.15
Qn
0.15
10 -4
1/3
5.037
1/3
0.457 m
5.037 m/dt
5.037 m/dt
Q .b.a 2 g .z
Dimana :
b
a
g
z
= debit
= koefisien debit untuk bukaan di bawah permukaan
air dengan energi ditentukan ( diambil 0,8 )
0.8
=
=
=
=
0.15
Halaman 30
Halaman 31
Maka :
b
0.8 .
1.2 . Qn
1.2
=
a.b
a .
0.8 . a
5.037
6.0444 m3/dt
Q
0.8
6.0444
9.8
x
0.15
a2
a
=
=
=
=
=
0.8 .
a
0.8 x
1.985
1.588 m ( lebar pintu )
bp
=
=
=
b
+
1.588
+
1.888 m
hp
=
=
=
a
+
1.985 +
2.135 m
6.0444
2.352
3.941
1.985
Maka :
2
x
0.15
0.30
~
1.90 m
0.15
0.15
lebar bp =
tinggi hp =
1.90 m
2.14 m
( air )
=
=
2
3
x
1 ton/m3
150
=
100
10 -4
cm
0.001 kg/m3
Halaman 32
w=
0.457 m
1.00 m
m 1,00
P1
= Luas tekan 1 x
= 0.5 x
1.457 2
=
1.06 t/m
luas tekan I x
= 0.5 x
12
=
0.50 t/m
q
=
=
P1
+
2
P2
1.06
+
2
0.781 t/m
x 1
0.50
x 1
=
=
=
1
x
q
x
8
1
x
0.781
8
1
x
0.781
8
0.024 t/m
2.400 kg/cm
l2
x
0.50
0.25
1
x t2
x
b
6
Dimana h adalah lebar kayu yang ditinjau yaitu
1m
=
=
=
2
0.024
W ( momen kelembaman )
=
=
=
1
6
x t2
100 cm
100
16.67 t2
Halaman 33
M
W
100
2.400
16.67 t2
t2
144.00
100
t2
=
=
1.440
1.440
2 cm
100 cm atau
5 x
2 cm
20
Berat sambungan
=
=
20%
x
6.92 kg
34.58
=
=
6.13 +
47.63 kg
34.58
10 -3
47.63 +
359.63 kg
10 -4
6.92
312
= Gp pintu
F stang
< baja =
359.63
7.808
<
46.06 kg/cm2
1,400 kg/cm2
1,400
<
Halaman 34
= ( Gaya gesek Gx )
=
312 47.63
= 264.37 kg
1
10
1
10
50.000
5.000 m
Dipergunakan 2 pintu pembilas dengan lebar masing- masing dengan satu pintu
=
1.5 m dengan menggukan 1 pilar @ 1 m, untuk tinggi pintu pembilas sama dengan
bendung ditambah dengan 0.5 m
Jadi elevasi dinding pemisah (Edp) :
=
46.50
0.5 =
47.00 m
0.5 =
39.50 m
40.00
Kecepatan aliran yang di gunakan untuk menghanyutkan sedimen yang terbawa air
sungai dan mengendap di depan pintu pengambilan ,diambil dengan rumus :
Dimana :
Maka :
Vc
1.5 . c
0.10 m
Ve
1.5 x
1/2
1.518 m/dt
3.2 .
1/2
0.10
= Qn
Lpbl
=
5.037
5.000
1.01
m3/dt/m
Halaman 35
Kedalaman kritis :
hc
q2
g
1.01
9.8
1.01
0.10356 0.3218
9.8
0.965 m
Maka :
Vc
Vc
9.8 x
9.46098 m/dt
Vc
x hc
0.965
> Ve
9.46098 >
1.518
............
( Aman )
9.46098 m/dt
hc
n
n
+
+ m
2 1m2
0.965 2
3 + 2
3.379
9.014
0.375
0.1
hc
R2/3
+
1
1.5
+ 1.5 2
n 2
2
0.965
x
2/3
0.375
2
=
0.189
0.520
0.132
Halaman 36
=
=
=
=
lt
5.000 m
5.000 +
5.300 m
530.0 cm
3 m
300 Cm
0.91 g/cm3
2
3
( air )
150
1 ton/m3
0.15
9.1 x
100
10 -4
cm
0.001 kg/m3
w = 0.457
w = 3.000
P1
= Luas tekan 1 x
=
1.5
x
3.00
=
4.50 t/m
P2
=
=
q
Luas tekan 1 x
2
0.5
x
3.46
x
5.98 t/m
= P1
+ P2
2
4.50
+
2
5.98
5.24 t/m
Halaman 37
=
=
1
8
x q x l2
1
8
5.24 x
1.50 2
1
8
5.24 x
2.25
=
=
1.47317
14.732
tm
kgcm
W ( momen kelembaman )
=
1
6
t2
1
6
100
200
33.33 t2
M
W
14.732
33.33
t2
441.951
100
=
=
2.102
2.102
t2
3 cm
3/300
cm
cm
t2
200
=
=
=
530.0 cm
8
cm
3
m
530.0
450 cm
300 cm
=
=
=
1
4
1
4
.
x
. d2
3.14
82
50.24 cm2
Halaman 38
Berat stang
Berat sambungan
=
=
20%
x
32.76 kg
163.8
118.32 +
314.88 kg
163.8
10 -3
0.001
-4
9.1 x 10
32.76
Total (G)
=
=
314.88 +
2,410 kg
2,095
= Gp pintu
F stang
< baja =
2,410
50.24
<
47.97 kg/cm2
1,400 kg/cm2
1,400
<
= ( Gaya gesek Gx )
=
2,095 - 314.88
=
1,780.30 kg
LK
=
=
lx
=
=
lmax
0.5
x
530.0
374.77 m
1
x
3
x
12
70,225 cm 4
lx
Fbr
70,225
900
530.0 2
8.83 cm2
Halaman 39
LK
lmax
= 374.767
8.83333
=
42.4264 cm
<
150
cm
Halaman 40
P
L
Halaman 41
RUMUS ;
LB
Dimana :
L
V
W
H
g
=
=
=
=
=
=
Q
W
1
. 9.8
13
(A )d2
Tc
= Temperatur Air
= Berat jenis partikel
= Berat jenis air
1,000 Kg
= Diameter partikel
=
Dengan potongan grafik SHILIS ( grafik hubungan antara kecepatan endapan
dan diameter butir )dari buku petunjuk irigasi hal 6.4 maka harga W dapat
langsung diketahui ,asumsi yang diambil :
- Diameter partikel 70 atau 0,07 mm kecepatan endapan W menjadi 0,004 m/dt
- Suhu air :
20 o
=
=
1.2
x
5.037
6.0444 m2/dt
m
n
ks
As
=
=
=
=
=
=
Ps
= b + 2h ( 1 + m2 )0,5
1.5
2
40
b
x
h
h2 ( m
3.5 h2
+
+
m
n
x
)
= h
+ m2 0.5
= h
=
=
1 +
1.5 2
0,5
2.3 0.5
3.25
7.21 h
Halaman 42
h=
B=
Rs
VS
2.030 m
4.060 m
A
P
3.5
7.21
h2
h
0.485 h
0.40
m/dt >
0.30
Q . f2
140
6.0444 x 0.4 2
140
0.007
0.710
0.419 m/dt
0.419
=
V
0.419 =
Maka :
h2
=
=
h
b
=
=
=
=
As
=
=
=
1/6
1/6
0.16667
0.160 0.99444
Qn
A
6.0444
3.5 h2
1.727
0.4190
4.122
2.030 m
2.030 m
x
h
2 x
2.030
4.060 m
3.5 x h2
3.5 x
4.122 2
14.4258 m2
Halaman 43
Ps
=
=
=
7.21
x h
7.21 x
2.030
14.6399 m
As
Ps
= 14.4258
14.6399
=
Rumus Strickler :
Vn
0.419
0.419
0.419
Ls 1/2
0.985 m
= Ks
x
Rs 2/3
x
2/3
=
40 x
0.985
=
40 x
0.990 x
= 39.6091
0.419
=
39.6091
= 0.01058
=
Ws
10.58 x
Ls 1/2
x
Ls 1/2
Ls 1/2
10 -2
0.2 +
0.15
. Qn
0.2 +
0.15
1/3
6.0444 1/3
1.82159
0.638 m
= V
w
0.419
.
0.0064
133.423 m
Is =
2.030
10.58 x
10 -2
h1
h = h2-h1
Io =
2.72 x
10 -3
h2
L = 133.423 m
=
=
1.2
x
5.037
6.0444 m2/dt
Halaman 44
Ao
Lebar dasar B
= Qn
Vo
=
Ao
0.992 m
=
4.060 +
=
=
Ro
2/3
4.0296
2
x
1.270
0.611 m
Vo2
x Ks 2
1.5 2
0.611
3.599
1.120
4.060 m
= Ao
Po
ho
0.992 m
b=
lo
4.0296 m2
ho
4.060 x
ho =
Ro
6.0444 =
1.5
4.060 m
4.0296 =
ho
2/3
40 2
0.00272
2.72 x
10 -3
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga agar
tetap subkritis atau Fr < 1
Fr
v
g . ho
0.154 m
1.5
9.8 x
<
0.992
1 ....... ( OK )
= x g x ho x Io
2.72
0.001
=
1000 x 9.8 x
0.992 x
2.72 x
10 -3
= 26.4075
0.00272
maka partikel partikel yang lebih kecil dari 30 mm akan terbilas.
Halaman 45
STABILITAS BENDUNG :
1. Analisa stabilitas
Stabilitas konstruksi ditinjau terhadap bahaya guling geser dan daya dukung tanah dasar
pondasi. Dalam analisa ditinjau pada keadaan :
- Keadaan normal
- Keadaan air banjir
- Keadaan gempa
Gaya yang bekerja dan diperhitungkan :
a Berat konstruksi
b Tekanan hidrostatik
c Tekanan Lumpur
d Gaya up lift
e Gaya gempa
f Tekanan tanah
a Berat konstruksi
Gaya = tinggi x lebar x BJ beton ( untuk segitiga x 0,5 )
Momen = gaya x lengan
.50
3.49
1.75
G1
6.50
6.50
4.75
G2
G3
6.39
4.75
G4
0.50
0.50
G6
G7
G5
5.41
G8
0.50
G9
G10
0.50
G11
0.60
5.85
1.00
0.54
6.50
Halaman 46
KODE
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
TINGGI
(M)
1.75
4.75
4.75
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.60
0.60
LEBAR
(M)
3.49
3.49
4.75
8.04
0.45
1.00
0.54
5.41
0.44
5.85
0.54
BJ
(t/m3)
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
2.20
GAYA
LENGAN
(t)
(m)
-13.437
7.93
-36.471
7.93
-49.638
4.87
-8.844
5.45
-0.495
1.27
-1.100
8.97
-0.594
8.11
-5.951
2.94
-0.484
0.69
-7.722
3.47
-0.713
0.18
-125.447
MOMEN
(tm)
-106.551
-289.211
-241.735
-48.200
-0.629
-9.867
-4.817
-17.511
-0.332
-26.757
-0.128
-745.739
b Tekanan hidrostatik
1.) Pada keadaan normal
2.)
6.50
6.50
W1
W2
/2 6.50
21.13 kg
21.13 ton
W1
=
=
=
Lengan
1.5 x
W2
=
=
=
W2 ( horisontal )
W3 ( vertikal )
=
=
sin 45 o
sin 45 o
Lengan ( horisontal )
Lengan ( vertikal )
=
=
1.27 m
1.50 m
Momen ( horisontal )
Momen ( vertikal )
=
=
1.27 x
1.50 x
21
6.50
/2 6.50
x
- 21.13 kg
- 21.13 ton
x
x
1.000
32 tm
6.50
1.000
-21.125 =
-21.125 =
-14.938
-14.938
21.13
21.13
=
=
26.829 tm
31.688 tm
Halaman 47
TINGGI
LEBAR
(m)
6.64
6.64
7.08
1.00
7.44
4.50
7.44
4.50
2.59
2.74
7.44
7.44
7.08
7.08
BJ
(t/m3)
1
1
1
1
1
1
1
GAYA
LENGAN
Horiz Vertikal
22.04
2.49
3.540
2.31
-16.740
3.48
-16.740
1.72
-3.548
8.14
-27.677
3.62
-25.063
1.03
-16.218 -47.965
MOMEN
Horiz
Vertikal
54.8916
0
8.1774
0
0
-58.255
-28.793
0
0
-28.883
0
-100.190
-25.815
0
8.461
-187.328
Momen
3.49
G1
1.745
6.50
6.50
G2
4.755
G6
1.00
KODE
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G5
G4
0.50
0.50
G3
G7
G8
0.54
KOEF
GEMPA
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
G10
5.85
6.50
GAYA
(t)
6.489
19.733
20.065
4.719
0.462
1.100
0.550
3.103
0.316
4.919
0.649
LENGAN
(m)
3.01
1.41
0.75
1.26
0.56
0.75
1.21
0.21
0.42
0.17
0.13
0.50
G9
0.50
G11
0.45 0.44
0.60
0.54
GAYA
GEMPA
0.973
2.960
3.010
0.708
0.069
0.165
0.083
0.465
0.047
0.738
0.097
9.316
MOMEN
(tm)
2.930
4.174
2.257
0.892
0.039
0.124
0.100
0.098
0.020
0.125
0.013
10.771
Halaman 48
=
=
Ka
Sin
Sin
Momen
6.50 m
0.085
1,000 Kg/m3
50 o
50 o
50
1 +
h2
2 1
1,000
382.5 kg
/2
1 -
.
2
1
+
/2
Sin 50 o
Sin 50 o
3 2
0.085
0.38 ton
= Hx
Px
L
Lx
Hx
=
=
=
=
Lx
L
AH
Dimana :
gaya angkat pada x (kg/m2)
panjang total kontak bendung dan tanah bawah
jarak sepanjang bidang kontak dari hulu
tinggi energi dihulu bendung (m)
2.297
6.50
6.50
A
D
0.50
0.50
E
F
C
1.00
0.50
0.54
0.50
5.85
6.50
0.45 0.44
0.60
0.54
Halaman 49
TITIK
A
B
C
D
E
F
G
GARIS
A-B
B-C
C-D
D-E
E-F
F-G
JUMLAH
Hwl
Cw
PANJANG
REMBESAN
LH
LV
m
m
Lv
+ 1/3 h
Hwl
2.63
+
3.908
1.336
2.592
1.00
0.63
1.97
1.00
4.29
2.63
Px =
H-H
t/m2
t/m2
4.50
5.50
5.50
5.00
5.00
6.00
6.00
t/m2
4.50
5.09
4.99
4.29
4.38
4.52
4.34
0.33
0.66
1.43
2.42
1.00
LW/CW
1.00
1.24
1.73
1.51
3.61
4.04
0.41
0.51
0.71
0.62
1.48
1.66
TITIK
URAIAN GAYA
A-B
B-C
C-D
0.50
0.50
0.50
1.00
1.00
0.63
D-E
E-F
F-G
0.50
0.50
0.50
1.97
1.00
4.29
4.50
5.09
4.99
4.99
4.29
4.38
4.52
GAYA (T)
5.09
4.99
-4.29
-4.29
4.38
4.52
4.34
4.795
5.041
-0.221
-0.701
8.541
4.450
19.011
40.916
LENGAN
(m)
0.75
6.76
0.99
0.74
5.34
0.50
2.33
MOMEN
MOMEN
GULING
TAHAN
(TM)
(TM)
3.596
34.075
-0.219
-0.519
45.610
2.225
44.295
129.801
-0.738
Cw
Lv
+ 1/3 h
Hwl
2.63
+
3.908
1.336
2.592
Halaman 50
TITIK
GARIS
A
B
A-B
C
B-C
D
C-D
E
D-E
F
E-F
G
F-G
JUMLAH
PANJANG
REMBESAN
LH
LV
m
m
1.00
0.63
1.97
1.00
4.29
7.26
2.63
t/m2
t/m2
6.64
7.64
7.64
7.14
7.14
8.14
8.14
0.33
0.66
1.43
2.42
1.00
LW/CW
1.00
1.24
1.73
1.51
3.61
4.04
0.806
1.000
1.395
1.217
2.910
3.257
Px =
H-H
t/m2
6.640
6.834
6.640
5.745
5.923
5.230
4.883
TITIK
URAIAN GAYA
A-B
B-C
C-D
0.50
0.50
0.50
1.00
1.00
0.63
D-E
E-F
F-G
0.50
0.50
0.50
1.97
1.00
4.29
6.64
6.83
5.75
0.63
5.75
5.92
5.23
LENGAN
(m)
GAYA (T)
6.83
6.64
5.75
-5.75
5.92
5.23
4.88
6.737
6.737
-3.620
-5.115
11.493
5.576
21.692
43.500
MOMEN
MOMEN
GULING
TAHAN
(TM)
(TM)
5.053
45.543
0.75
6.76
0.99
0.74
5.34
0.50
2.33
-3.583
-3.785
61.373
2.788
50.543
165.300
-7.368
=
10 o
sub
= sat - w
Gs
= Yw
=
=
Ka
Ka
+ e
1 + c
2.693
1
- Yw
+
+
1.479
1.479
0.682 t/m2
= tan2
50 o -
50 o -
10
2
50 o -
50 o -
10
2
= tan2
=
2.039
Halaman 51
TITIK
A
B
C
D
E
F
G
GARIS
KETINGGIAN
A-B
B-C
C-D
D-E
E-F
F-G
0.00
1.00
1.00
0.50
0.50
1.00
1.00
Ea (T)
Ep (T)
LENGAN
(M)
0.74
6.76
0.99
0.75
4.18
0.50
2.14
0.000
0.484
0.240
0.120
0.060
0.484
0.240
0.540
MOMEN
TAHAN
GULING
0.000
3.272
0.238
0.090
0.251
0.242
1.088
0.514
1.003
3.604
Gaya
Jenis gaya
H (T)
Berat sendiri
Gempa
Hidrostatis
9.316
21.125
-14.938
0.383
0.540
16.426
Tekanan lumpur
Uplift Pressure
Tekanan tanah aktif
Momen
(V) Tahan
(H) Guling
-745.739
10.771
V (T)
-125.447
Ru
Rv
Mt
Mg
=
=
=
=
Sf
Mt
Mg
711.185
168.977
4.21
-14.938
31.688
40.916
1.088
-98.381
-0.738
3.604
-711.185
26.829
0.574
129.801
1.003
168.977
16.426 Ton
-98.381 Ton
-711.185 Ton
168.977 Ton
1.5
>
1.5
....... ( Aman )
Rv
RH
;f
98.381
16.426
0.75
4.49
>
1.5
0.75
....... ( Aman )
Halaman 52
3.] Eksentrisitas
a
e
e
e
Mt
711.185
5.511
= ( B/2 - a)
=
7.26 /
= -1.881 <
Mg
168.977
98.381
< B/6
2
1.21
5.511 <
7.26 /
....... ( Aman )
Rv
L
98.381
1
7.26
11.996 t/m2
Rv
L
98.381
1
7.26
15.106 t/m2
6e
L
6
x
-1.881
7.26
6e
L
6
x
-1.881
7.26
Gaya
Jenis gaya
H (T)
Berat sendiri
Gempa
Hidrostatis
Tekanan lumpur
Uplift Pressure
Tekanan tanah aktif
V (T)
-65.286
9.316
-16.218
3.806
-47.965
43.501
1.088
-68.662
0.540
-2.556
Ru
Rv
Mt
Mg
=
=
=
=
Sf
Mt
Mg
477.878
186.105
2.57
Momen
Tahan
Guling
-286.785
10.771
-187.328
8.461
0.571
-7.369
165.300
3.604
1.002
-477.878
186.105
-2.556 Ton
-68.662 Ton
-477.878 Ton
186.105 Ton
1.25
>
1.25
....... ( Aman )
Halaman 53
Rv
RH
;f
68.662
2.556
0.75
20.15
>
1.25
0.75
....... ( Aman )
3.] Eksentrisitas
a
e
e
e
Mt
477.878
4.249
= ( B/2 - a)
=
7.26
/
= -0.619 <
Mg
186.105
68.662
< B/6
2
1.21
4.249 <
7.26 /
....... ( Aman )
Rv
L
68.662
1
7.26
8.946 t/m2
Rv
L
68.662
1
7.26
6e
L
6
x
-0.619
7.26
6e
L
6
x
-0.619
7.26
9.969 t/m2
= Selisih tinggi muka air hulu dan hilir bendung pada keadaan normal
H
=
=
CL
6.50 3.908 m
Lv
2.592
+ Lh
H
2.63
+
3.908
2.531 m
7.26
2.500 m
Halaman 54
Lengan G1
X
KODE
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
LENGAN
(m)
7.93
7.93
4.87
5.45
1.27
8.97
8.11
2.94
0.69
3.47
0.18