Anda di halaman 1dari 3

Tata Cara Perancangan Bangunan Gedung Prosedur dan ketentuan umum perancangan bangunan gedung merujuk pada: SNI

03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002. Dimana struktur gedung beraturan harus memenuhi ketentuan SNI 03-28472002 pasal 4.2.1. Pengaruh gempa rencana struktur gedung ini dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa static ekivalen sehingga dapat menggunakan analisis static ekivalen.

Taraf keamanan minimum suatu bangunan agar dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa adalah: 1. Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tersebut tidak mengalami kerusakan sama sekali. 2. Bila terkena gempa bumi yang sedang, bangunan tersebut boleh rusak pada elemen-elemen nonstruktur, tetapi tidak boleh rusak pada elemen-elemen struktur. 3. Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat : Bangunan tersebut tidak boleh runtuh sebagian ataupun seluruhnya. Bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, sehingga bangunan dapat dengan cepat berfugsi kembali. Bangunan-bangunan penting (rumah sakit, bangunan penyimpanan bahan pangan, bangunan pembangkit tenaga listrik, dsb) tidak boleh mengalami kerusakan yang berat.

Daktilitas Struktur Bangunan dan Pembebanan Gempa Nominal Daktail adalah kemampuan deformasi inelastis tanpa kehilangan kekuatan yang berarti. Sedangkan struktur daktail adalah kemampuan struktur mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Faktor daktilitas struktur gedung adalah rasio antara simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan m dan simpangan struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama y, yaitu: 1,0 = Dimana: = simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan. = simpangan struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat terjadinya pelelehan pertama. m

m = nilai faktor daktilitas maksimum yang dapat dikerahkan oleh suatu sistem atau subsistem struktur gedung. Daktilitas pada elemen struktur dapat dicapai hanya jika unsur pokok dari materialnya sendiri daktail. Parameter daktilitas struktur gedung : Taraf Kinerja Struktur Gedung Elastic penuh Daktail parsial 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,3 R (1,6 R = f1 Rm) 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 7,2 8,0 8,5

Daktail penuh

Pembebanan Struktur dan Waktu Getar Alami Fundamental Untuk pembebanan yang diperhitungkan dalam perancangan adalah : Beban Mati Mencakup semua beban yang disebabkan oleh beban sendiri struktur yang bersifat tetap dan bagian lain yang tak terpisahkan dari gedung. Beban mati untuk gedung diatur dalam RSNI 03-1727-1989. Beban Hidup Mencakup semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung sesuai RSNI 03-1727-1989, termasuk barang-barang dalam ruangan yang tidak permanen. Beban Gempa Mencakup semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut (SNI 03-1726-2002). Beban geser nominal statik ekivalen yang terjadi di tekanan dasar dapat dihitung menurut persamaan : V= Dimana C adalah nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum respons gempa rencana menurut gambar 2 SNI 03-1726-2002 untuk waktu getar alami fundamental T. Sedangkan Wt adalah berat total gedung , termasuk beban hidup yang sesuai. Beban geser dasar nominal V dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung tersebut.

Gempa rencana dan kategori gedung: Standar ini menentukan pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh gempa rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus masih berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun. Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan : Faktor Keutamaan Kategori Gedung I1 Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran Monumen dan bangunan monumental Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun Cerobong, tangki di atas menara 1,0 1,0 1,4 I2 1,0 1,6 1,0 I 1,0 1,6 1,4

1,6 1,5

1,0 1,0

1,6 1,5

Anda mungkin juga menyukai