Anda di halaman 1dari 17

Nama : Nabilah Salim

NIM: 021723143120
IDENTITAS PASIEN
• NAMA : Dessy Ayuning
• USIA : 9 tahun
• TANGGAL LAHIR : 11 Desember 2009
• JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
KASUS
Pasien perempuan usia 9 tahun datang ke
RSGM Unair untuk merapikan giginya. Pasien
dan orangtua megeluh gigi tidak rapi dan
tidak beraturan.
PROFILE PASIEN

Nama Pasien : Dessy Ayuning


Usia/ Jenis Kelamin : 9 th/ Perempuan
Tanggal Lahir : 14 Desember 2009
Nama Operator : Nabilah Salim
Tanggal Foto : 14 Mei 2019
Instruktur : Prof. Dr. Ida Bagus
Narmada, drg, Sp. Ort (K)
MODEL STUDI PASIEN

TAMPAK KANAN TAMPAK KIRI


MODEL STUDI PASIEN

TAMPAK OKLUSAL TAMPAK DEPAN


RINGKASAN
Kelainan dental :
1. Jarak gigit : 2 mm (normal)
2. Tumpang gigit : 2 mm (normal)
3. Relasi molar
- Molar kanan : Neutroklusi
- Molar Kiri : Neutroklusi
4. Kurva space : -
5. Diskrepansi : Kekurangan tempat 2,83 mm pada RA, dan kekurangan
tempat 2,45 mm pada RB
6. Diganosis Skeletal : Tipe skeletal kelas I
7. Diagnosis dan Klasifikasi Maloklusi:
Maloklusi Klas I Angle disertai rotasi gigi 11,21 dan berdesakan anterior RB
8. Kemungkinan Etiologi: Letak salah benih gigi 11,21, 32, dan 42.
FOTO PANORAMIK PASIEN
FOTO SEFALOMETRI PASIEN
Kelainan Skeletal : 6. Analisis Sefalometri
A. BASAL SAGITAL KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN KETERANGAN
SEFALOMETRIK
< SNA 81o ± 3o 84,3o 810 Posisi maksila terletak lebih retrusif
terhadap basis kranii (retrognati)
<SNB 78o ± 3o 81,4o 790 Berkurang Posisi maksila terletak lebih
retrusif terhadap basis kranii (retrognati)
<ANB (3 – 2) o 3o 20 Hubungan maksila dan mandibula
seimbang
B. VERTIKAL
S – Gn (Y – Axis) 59,4o ± 3,82o 65,5o 64,50 Profil wajah seimbang
Sudut Mandibular 27o ± 5o - 290 Pertumbuhan vertikal lebih besar
(FH- Mand PI)
C. DENTAL
<U1 – NA 22o 26o 280 normal
U1 – NA (mm) 4 mm 6,3 mm 7 mm normal
<L1 – NB 25o 29o 26o normal
L1 – NB 4 mm 7,9 mm 6 mm normal
<U1 – L1 135,4o ± 10o 118,8o 1240 Inklinasi insisif tegak
D. JARINGAN LUNAK KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN KETERANGAN
SEFALOMETRI
<Nasolabial 100o – 110o - 92o Bibir atas protraksi
110o – 120o
Ls – E line - 4 mm - 2 mm Bibir atas protraksi
Li – E line - 2 mm - 3 mm Bibir bawah protraksi

RATA-
TWEED’S
E. RATA RANGE
TRIANGLE

IMPA (Incisor 87o 85o – 860 Insisif bawah tegak


Mandibular Plane 95o
Angle)

FMA ( Frankfurt 25o 22o – 300 Pertumbuhan vertikal lebih besar


Mandibular 28o
Angle)
FMIA ( Frankfurt 68 o 66o – 640 Sudut mandibula yang rendah dan
Mandibular 68,8o proklinasi insisif mandibula
Incisive Angle)
B. MACAM PERAWATAN
• Tidak ada pencabutan
C. RENCANA PERAWATAN
1. Koreksi berdesakan anterior RB
2. Koreksi rotasi gigi 11,21
3. Fase evaluasi
4. Fase retensi
D. DESAIN PIRANTI
• Rahang Atas
– Komponen aktif : Kantilever ganda
gigi 11, 21 & sekrup ekspansi
anterior arah transversal
– Komponen pasif : Busur labial
– Komponen retentif: Adam’s clasps
gigi 16 dan 26
• Rahang Bawah
– Komponen aktif : Cantilever ganda
gigi 32, 42 & sekrup ekspansi
– Komponen pasif : Busur labial
– Komponen retentif : Adam’s clasps
gigi 36 dan 46
Tatacara insersi & aktivasi:
- Siapkan alat & bahan:
Dx kit
Tang adam
Kunci skrup
-Operator menggunakan universal precaution masker & sarung tangan
-Dudukkan pasien, pasang dental bib, pasien diminta untuk berkumur.
- Insersi kan piranti
-Cek retensi & stabilitas
-Cek oklusi
-Cek plat aktilik
-Bila sudah pas, dilanjutkan dengan aktivasi sekrup ekspansi
• Aktivasi Sekrup Ekspansi :
– Diputar seperempat putaran (90o) setiap minggu
– Setelah sekrup ekspansi diaktivasi, busur labial akan
tertarik, sehingga perlu dilonggarkan, karna bila tidak
dilonggarkan maka sekrup ekspansi tidak akan bisa
bekerja untuk meng ekspansi rahang
– Setiap seperempat putaran menghasilkan ruang sebanyak
0,25 mm
– Sehingga bila dilakukan aktivasi skrup ekspansi 4 kali
selama sebulan, akan menghasilkan ruang sebanyak 1 mm
– Kemudian piranti di insersikan kembali
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai