Dasar-dasar Sefalometri
1. Titik Sefalometri
2. Bidang Sefalometri
Hubungan bidang-bidang sefalometri dibutuhkan untuk analisis, diagnosis, dan
rencana perawatan.
SN Sella-Nasion
FHP Porion-Orbitale
MPA Gonion-Menton
MxP ANS-PNS
SNA Hubungan anterioposterior maxilla terhadap basis kranii
(normal: 81˚±3˚/82˚±2˚) (besar: prognati RA, kecil retrusi
RA)
SNB Hubungan anterioposterior mandibular terhadap basis kranii
(normal: 78˚±3˚/80˚±2˚) (besar: prognati RB, kecil retrusi
RB)
ANB Hubungan anterioposterior maxilla terhadap mandibula
(untuk mengetahui kelas skeletal) (normal: 3˚±2˚/2˚±2˚)
(besar: kelas II skeletal, 0/negatif: kelas III skeletal)
RA: I-SN (normal: 104° ±6°) (besar: protrusi dental RA, kecil: retrusi dental RA)
I-MxP (normal: 109° ±6°)
RB: I-MPA (normal: 90° ±5°) (besar: protrusi dental RB, kecil: retrusi dental RB)
Perawatan Orthodonti
1. Preventif (mencegah terjadinya maloklusi, pada gigi sulung)
- Pencegahan karies (perbaikan OHI dan aplikasi fluor)
- Penambalan karies (titik kontak dan ukuran M-D harus sesuai)
- Menghilangkan kebiasaan buruk (mouth breathing, thumb sucking, lip bitting,
tongue thrust)
- Pemakaian Space Maintainer
- Slicing (disking)
Pengurangan M-D gigi sulung (tidak dianjurkan pada gigi permanen), untuk
mendapatkan ruang bagi gigi permanen untuk erupsi dalam susunan teratur
- Ekspansi Lateral
o Ortopedik (ekspansi lengkung rahang, pada masa pertumbuhan dengan
membuka sutura palatina media menggunakan rapid palatal expansion).
o Orthodontik (ekspansi lengkung gigi. Setiap ekspansi 1 mm didapat ruang
sebesar 1 mm)
- Ekspansi Sagital
Terdiri dari ekspansi orthopedik dan orthodontik. Setiap ekspansi 1 mm
didapat ruang 2 mm. Pertimbangan: dapat mempengaruhi estetik wajah.
- Distalisasi
Gigi C (Menggunakan C retractor atau power chain. Lebih mudah dibanding
M, menggunakan M sebagai penjangkar, pada C bawah lebih lambat karena
tulang mandibula lebih kompak daripada maksila)
Gigi M (Sebaiknya sebelum M2 erupsi, alat ekspansi, alat cekat mau pun alat
ekstraoral)
- Tumbuh kembang
Ruang interkaninus bertambah 3-4mm selama perkembangan
- Ekstraksi
Faktor yang dipertimbangkan:
o Kekurangan ruang >7mm
o Pergeseran garis median
o Mikrodonsia
o Regio crowding
Pemilihan gigi untuk ekstraksi
Pergeseran garis (+) pencabutan unilateral
median (-) pencabutan bilateral
Crowding Unilateral → pencabutan unilateral
Bilateral → pencabutan bilateral
Profil wajah Cembung: lebih memungkinkan ekstraksi
Cekung: hati-hati agar tidak semakin cekung
Letak gigi Semakin dekat dengan lokasi yang akan dikoreksi
semakin baik
Kesehatan gigi Gigi karies lebih diprioritaskan untuk diekstraksi
Malposisi gigi Gigi dengan malposisi parah dan sulit diperbaiki
lebih diprioritaskan untuk diekstraksi
Etiologi Maloklusi
1. Faktor genetic (herediter)
Crowding, diastema, missing teeth congenital
Disproporsi ukuran rahang
K.II skeletal (Mx pro Mn normal, Mx normal Mn re, Mx pro Mn re)
2. Faktor intrinsic (premature loss, persistensi)
Biomekanika Orthodonti
Kunci pergerakan gigi: Jaringan periodontal sehat! (Ligament & t. alv)
Ligamen:
- Pelindung dari daya kunyah
- Tempat ada nya orteoblast osteoklas
1. Prinsip Dasar
- RETENSI
- STABILITASI
- SUPPORT
- ESTETIK
- ARAH PEMASANGAN
- FONETIK
Penentuan DV RS
Full2, full par, par+occlusal stop, par tanpa occlusal stop
Pada pasien full par, penentuan DV dan RS berbarengan
Dengan occlusal stop: Biterim digigit sampai oklusi sebelum dan sesudah
pakai biterim sama
Tanpa occlusal stop: patokannya rumus DVO= PhRP - FS
2. Pencetakkan
Sendok Cetak
Individuality Stock tray (pabrik)
Individual tray (custom made)
Sudut Bersudut (GTSL)
Tidak bersudut (GTL)
Lubang Berlubang (alginate, heavy&light body)
Tidak berlubang (impression compound)
Bahan Shellac, acrylic, impression compound, putty
Teknik Mencetak
Single impression Alginate, impression compound
Double impression Heavy & light body
Closed mouth
Open mouth
Mukostatis Pada resiliensi rendah, alginate
Mukokompresi Pada resiliensi tinggi, impression compound,
heavy&light body
Mukofungsional Untuk linggir rendah, GTL
4. Bevel
- Deep chamfer, shoulder, bevel shoulder
5. Single Complete Denture (Sindroma Kombinasi)
GT penuh pada salah satu rahang (RA), yang antagonisnya (RB) berupa:
- Gigi asli, GT cekat, GTSL, atau GTL lama yang masih cekat
Kesulitan GTL tunggal dengan antagonis gigi asli:
- Daya kunyah gigi asli besar
- Malposisi gigi antagonis (ekstrusi, dll) → sulit mendapat artikulasi dan oklusi
yang seimbang!
Penggunaan GT tunggal tsb menyebabkan Sindroma Kombinasi, yaitu
perubahan destruktif pada jaringan mulut akibat pemakaian GTL RA yang
berantagonis dengan GTSL K.1 Kennedy RB atau dengan 6-8 gigi anterior RB
saja.
- Resorbsi ridge anterior RA → flabby mukosa
- Pertumbuhan tuberositas maxilla ke arah bawah
- Hiperplasia papilla di daerah palatum durum
- Ekstrusi gigi anterior RB
- Resorbsi ridge posterior RB (di bawah basis GTSL)
Apabila dibiarkan dapat menyebabkan:
- Berkurangnya DV
- Ketidakharmonisan oklusi
- Epulis fisuratum
- Adaptasi GT buruk
Prinsip pembuatan GT tunggal → pengurangan daya kunyah
- Tidak boleh ada kontak yang terlalu rapat/berat antara GT dan gigi antagonis
- Perluasan landasan hingga batas fungsional (support dari mukosa)
- Menggunakan gigi akrilik (berat jenis ringan)
- Menggunakan gigi non anatomis
- Kurangi DV 0,5-1 mm (menghindari oklusi rapat)
- Mengurangi jumlah gigi
- GT disusun dengan inklinasi dan oklusi yang agak overlap
1. Quality of imaging
- Terlalu terang: developer kurang, timer kurang, under exposure
- Terlalu gelap: over developer
- Kontras kurang: under developer, under exposure
- Yellow/brown spot: developer/fixer kadaluarsa
- Film terbalik: ada gambaran honey comb
2. Jenis-jenis Radiografi
Teknik Indikasi
Intraoral
Periapikal Gigi dan jaringan pendukung
Bitewing Proximal
Occlusal Lesi dasar mulut
Ekstraoral
Panoramik Erupsi gigi, kelainan maksila
mandibular, kondilus
Sefalometri lateral Perencanaan orthodonti, orthognati,
evaluasi pertumbuhan, kelainan
skeletal
Sefalometri AP Melihat pertumbuhan fasial, trauma,
penyakit, kelainan pertumbuhan,
sinus frontalis, sinus ethmoidalis,
orbita, nasal cavity
Water’s (sinus) Mirip Sefalometri AP tapi fokus
pada sepertiga wajab tengah. Untuk
mengevaluasi sinus maksilaris, sinus
frontalis, sinus etmoidalis, sinus
sphenoid, orbital, nasal cavity.
Reverse Towne Mengevaluasi kondilus mandibular,
dan ramus
Submentovertex Mengevaluasi dasar kranial, posisi
dan orientasi kondilus, sinus
sphenoidalis, dan fraktur pada arkus
zigomatikus
Transkranio-lateral Proyeksi TMJ
Beda lateral sefalo (melihat jaringan keras dan lunak), lateral skull (melihat jaringan
keras), lateral oblique (lateral, tapi oblique)
3. Interpretasi
- Resorbsi tl. Alveolar 1-2 mm masih dbn
Periodontitis apikalis
• Gigi vital/non vital, banyak non vital. Ada radiolusensi di mahkota (karies)!
• Laminadura terputus
• Pelebaran membran periodontal
• Dapat disertai /tanpa disertai penurunan puncak tlg alveolar horizontal
Periodontitis marginalis
• Tidak ada karies, atau karies minimal
• Gigi Vital
• Laminadura terputus, melebar
• Pelebaran periodontal space
• Penurunan puncak tulang alveolar
Inflamasi pada rahang
- Abses Periapikal
Non vital, radiolusen difus, batas tidak jelas, bisa luas
- Granuloma periapikal
Radiolusen batas jelas (jaringan granulasi), ukuran kecil
- Kista periapikal: radiolusen berbatas radioopak jelas dan tegas (kantung berisi
cairan polisterin), ukuran kecil-besar
- Osteomyelitis: radiolusen difus pada rahang, disertai sequester apabila kronis.
Tidak ada sequester (akut).
Lesi radioopak
- Ostetitis sclerosing/condensing osteitis: pada gigi non vital, lesi radiolusen
dikelilingi gambaran radioopak luas
- Insidensi
kasus infeksi baru (incidence rate: kasus baru/jumlah penduduk x konstanta)
Manfaat (?)
Attack rate (memperkirakan derajat serangan pada penduduk) (?)
- Indeks
DMF-T (Pengalaman karies)
D (decay) masih bias ditambal
M (missing due to caries + radix) bukan e.c trauma, bukan ortho
F (filling due to caries) bukan e.c abrasi, bukan e.c tetrasiklin,
5 syarat!!
- Variabel
4. Demografi!
5 komponen: mortalitas, perkawinan, migrasi, mobilitas social
5. Kesehatan kerja
Tingkat pencegahan
- Pre pathogenesis
- Patogenesis
Promosi kesehatan: pendidikan + perbaikan lingkungan dll
1. Pemberian fluor
Dosis maksimal tablet fluor 1ppm
6 bulan-3th (0,25ppm), 3-6th (0,5ppm), >6th (0,6-1ppm)
2. BTO (selisih pasien masuk)
3. TOI (turn over interval), tenggang ideal, tempat tidur 1-3 hari
4.
BAGIAN – OB
Cari:
- Sel-sel yang berhubungan dengan permeabilitis pembuluh darah
- Proses penuaan kelenjar saliva
- Otot buka tutup mulut
- Peran sel-sel inflamasi
- Bakteri penyebab infeksi
- Struktur dan zat pada permukaan gigi
- Bakteri yang dominan pada kelainan periapikal
- Jenis terapi pada perawatan drg
- Reaksi biomekanis peralatan drg terhadap perawatan gigi
- Tahap erupsi gigi
- Pembentukan biofilm dalam proses awal plak
- Otot-otot mastikasi
- Chewing and swallowing cycle
- Sel tulang (osteoblast, osteoklas, osteosit)
- Penyembuhan luka (hemostasis, inflamasi, proliferasi, remodeling)
- Gingival fluid: immunoglobulin untuk fungsi proteksi
- Bakteri: karies (streptococcus mutans), gingivitis (strep. anguis)
Gerakan mandibular
Buka mulut 2 sisi pterygoideus lateralis
Suprahyoid (digastrikus anterior)
Infrahyoid (mylohyoid)
Tutup mulut 2 sisi temporalis
Masseter
Pterygoideus medialis
Protrusi 2 sisi pterygoideus lateralis
Retrusi 2 sisi temporalis
Suprahyoid (digastrikus anterior
posterior)
Lateral 1 sisi pterygoideus lateralis
Kelenjar salivary mayor:
- Submandibula: duktus Wharton.
- Sublingual: duktus Bartholin
- Parotis: duktus Stensen
BAGIAN – BM
1. Innervasi
Trigeminal nerve (Sensorik)
- (V1) Ophtalmic
- (V2) Maxilla (foramen rotundum)
o Pterygopalatine (pterygopalatine fossa)
Palatinus anterior (foramen palatinus mayor, dekat M2)
Innervasi mukosa palatum durum dari molar-kaninus
Anestesi: Blok palatinus mayor
Palatinus posterior (foramen palatinus minor)
Mukosa palatum mole, tonsil
Nasopalatinal (foramen incisivum)
Innervasi mukosa palatum pada region anterior
Anestesi: Blok nasopalatinus
Alveolaris superior posterior
Innervasi mukoperiosteum, buccal gingiva, gigi M3-M1
Anestesi: Blok alveolaris superior posterior
- (V3) Mandibula
Sensoris
o Buccal
Innervasi mukosa buccal, dan sebagian temporal.
Anest
o Lingual
Innervasi 2/3 lingual
o Inferior alveolar (foramen mandibular)
Innervasi gigi dan mukoperiosteum mandibula (molar dan premolar)
Mentalis (foramen mentale) kulit dan mukosa bibir bawah, dagu,
mukosa buccal dari midline ke P2
Anestesi: Blok alveolaris inferior, akinosi, gow gates, mental block
Motoris
o Masseter (masseter)
o Medial pterygoid nerve (pterygoid medialis)
o Lateral pterygoid nerve (pterygoid lateralis)
o Deep temporal nerve (temporalis)
o Inferior Alveolar (mylohyoid dan digastrikus)
2. Macam-macam syok
- Syok hipovolemik (kehilangan cairan karena trauma, bedah, diare, hemoragi,
luka bakar)
- Syok kardiogenik (kegagalan jantung memompa darah)
- Syok vasogenik
o Syok neurogenic (cedera syaraf, medulla spinalis)
o Syok anafilaktik (alergi)
o Syok septik (infeksi)
3. Reaksi hipersensitivitas
I: Anafilaktik
II: Sitotoksik
III: Antigen antibodi
IV: Delayed hypersensitivity
4. Oroanthral fistula
- Oroanthral communication
Hubungan antara kavitas oral dan antral (perforasi sinus) -> lama kelamaan
jadi oroanthral fistula
- Etiologi: ekstraksi M2, M1, P2, P1, tumor, kista, trauma
- Gejala klinis:
o Bau mulut
o Keluarnya cairan yang masuk melalui mulut ke hidung
o Keluar cairan kekuningan
o Sulit merokok
- Pemeriksaan
o Suction pada socket memproduksi hollow sound
o Pada socket letakkan kapas, tutup hidung, hembus nafas, kapas pada
socket terdorong
o Radiografi
- Penatalaksanaan
Spooling dengan NaCl
Spooling dengan antibiotic
Profilaksis antibiotic
Penjahitan
Drainase pada sinus terinfeksi
Perforasi <5mm (pembekuan darah alami), >5mm (pembedahan)
6. Osteomyelitis
Supuratif
Non supuratif
7. Epulis
- Epulis kongenital
Dari sel mesenkim, insidensi jarang, pada bayi
IO: Max>mand, lunak, bertangkai (?), multilobuler
- Epulis fissuratum (inflammatory fibrous dysplasia/denture epulis)
IO: Lipatan hiperplastik, merah muda, keras, fibrous.
- Epulis fibromatosa
Hiperplasia jaringan fibrosus
IO: bertangkai (?), batas jelas, padat, tidak sakit
- Epulis gravidarum
Pada ibu hamil.
IO: Anterior RA, mudah berdarah, tidak sakit
- Epulis granulomatosa
IO: mudah berdarah, ireguler, bertangkai
- Epulis giant cell (peripheral giant cell granuloma)
Et: Trauma, hormonal
IO: Benjolan di interdental papil, bertangkai, mudah berdarah, merah
keunguan
- Granuloma pyogenik
- Le Fort
o Le Fort I (floating jaws)
Horizontal: Procesus alveolar, palatum durum, 1/3 bawah septum, sinus
maxilla medial dan lateral, palatum dal pterigoid. (Maxilla bergerak,
hidung tidak bergerak)
o Le Fort II (pyramidal/raccoon eyes.)
Piramid. Os nasal, os etmoid, os lacrimal, sutura zygomaticofacial,
pterygoid. (Hidung bergerak, zygoma tidak bergerak)
o Le Fort III (craniofacial dysjunction)
Terpisah maxilla dengan basis kranii. Zygoma, maxilla, os nasal, os
etmoideus, os infraorbira, sutura pterygomaxi
INFEKSI HERPES
HSV-1 (pinggang ke atas), HSV-2 (pinggang ke bawah), HSV-2 bisa dimulut
karena ada oral sex
Varicella zoster (3), epstein barr (lesi putih)(4), cytomegalovirus (5), kaposi’s
sarcoma (8)
HSV-1
Pinggang ke atas, oral pharyngeal → otak
- Primer: Ada gejala prodromal (demam 1-2 hari), lesi vesikel muncul → pecah
jadi ulser ireguler, pada mukosa berkeratin (kalau RAS itu pada mukosa non
keratin kecuali trauma)
Gingivitis marginalis akut ulcer → ANUG
DD/ herpangina (hanya di posterior pharynx dan palatum mole), HFMD, varicella
zoster, RAS herpetiform (pada mukosa non keratin, kalau herpes di mukosa
keratin, ada halo erythema tegas, kalau herpes halo erythema nya difus)
T/ azyclovire,
- Sekunder (dormant di tubuh recurrent)
Dormant di ganglion otak! Kalau imunitas turun, langsung keluar
EM (akut)
Infeksi virus gaboleh dikasih kortikosteroid (immunosupresan) kalau lagi akut,
tapi kalau infeksi nya udah turun baru bias dikasih
HSV-2
Genital
Varicella Zoster
Chicken pox (varicella), shingles (herpes zoster)
Ada gejala prodromal, LESI UNILATERAL
1. HFMD
Coxsacie A16, 70% pada anak dibawah 4 tahun
Pada palatum durum! + di tangan dan kaki
2. ANUG
Treponema, fusobacterium, 16-30th
Etiologi utama (3): OH buruk, merokok, stress emosional
ANUG progresif -> NOMA
Gejala: akut, sakit, hipersalivasi, rasa logam, spontan, ekstrusi gigi
4. Lichen Planus
Bilateral. Retikuler! Whickam striae (hiperkeratosis)
DD/ Oral lichenoid reaction (unilateral)
SLE
Lesi putih menonjol seperti beludru, difus batas tidak jelas, kalau blanch
test menghilang
DD/ leukoplakia (ditarik nggak hilang)
T/ no treatment
7. Candidiasis
First line! Nystatin susp, kumur, telan
Belum sembuh kasih fluconazole sistemik
Pilihan terakhir, Ampothericin B (efek samping banyak!)
Pembahasan OM
1. ANUG: gaada multiple ulser, Cuma gingivitis
Acute limphonodular pharyngitis: banyak lesi di posterior
Acute herpetic gingivostomatitis: gingivitis parah, multiple ulser (banyak pada
anak)
2. Vegetarian: kurang zat besi. Apusan darah tepi: sel eritrosit megaloblastik ->
kelainan darah
Keluhan: Terbakar sejak 2 bulan lalu, rasa kebas kaki tangan
IO: lidah mengkilat di lateral kiri kanan
a. Glositis
b. Benign migratory glosistis (geographic tongue)
c. Geographic tongue (ada gambaran putih di sekitar lesi)
d. -
e. Median rhomboid glossitis (candidiasis, biasanya di medial aja)
3. Penggunaan obat asma inhalasi, penggunaan ortho cekat, ada lesi putih di lidah
bisa di swab meninggalkan eritem. Candidiasis pseudomembran (thrush), karena
obat asma inhalasi (kortiko)
4. Nafsu makan turun, ulser udah 1 bulan, Limfadenitis pada limfe servikal, ulkus di
latreral lidah region 36, dengan diameter 1,5cm, dasar dalam, undermined,
permukaan lesi tertutup selaput kuning keabuan. -> ulser pada TB (terapi
antibiotik)
5. HIV, bau mulut logam, gusi turun. IO : resesi crater like pada interdental papil.
NUG
NUP -> ada mobility
LGE -> Cuma kayak pita merah di margin gingiva, tanpa halitosis
NUS -> ada ulserasi
9. Kalau tidak spesifik gejalanya, pilih diagnose yg paling umum. OLP aja. Beda
nya OLP (bilateral) sama oral lichenoid lesion.
12. Alergen (lipstick baru), setelah 3 hari (akut) -> lesi kulit dan di rongga mulut
penuh, krusta kehitaman di bibir -> Erythema Multipelforme
Stomatitic venenata -> local di daerah allergen
PV -> biasanya karen obat, sifatnya kronis. Lesi mulut muncul duluan, 6 bulan
kemudian muncul di kulit.
13. Plak putih pada palatum dan pharynx sejak 2 hari lalu, obat asma, bisa di swab
meninggalkan lesi eritem.
Candidiasis pseudomembran akut (thrush)
Candidiasis atrofi akut (eritem!), atrofi kronis (denture stomatitis)
Wanita 65 tahun, beberapa bulan lalu, obat tidak pengaruh, 1,5cm, ada indurasi (TB,
SCC). Pemeriksaan penunjang: PA (karena kemungkinan SCC)
Bercak putih pada dorsal lidah, influenza, nyeri otot, alkoholik.
IO: putih keabuan, multiple, bisa dilepas -> candidiasis -> pemeriksaan AGAR
GLUKOSA.
Pemeriksaan gram: bakteri
TB: limfadenitis kronis, ulser di lidah, ada indurasi, dd/ ulser sifilis
Sifilis:
Chancre: ulser lidah pinggir keras (indurasi +) 10-90 hari setelah infeksi, 3-8mg
sembuh
Mucous patches (daerah eritema kecil, menonjol, ada lapisan putih keabuan)
Condylomata lata (di palatal, papul)
Gumma
Kista residual (ada pembengkakan, palpasi krepitasi, radiolusen berbatas tegas) (post
pencabutan)
BAGIAN – ITMKG
Faktor:
- Sifat Mekanis
- Sifat Kimiawi
- Sifat Biologis
- Cara Manipulasi
Klasifikasi material
1. Metal
- Konduktor, opaque, duktiliti (dapat dibengkokan tanpa patah), merefleksikan
cahaya
- AgSn + Hg → AgHg + SnHg +AgSn
2. Polymer
-
3. Ceramic
- Logam + non logam (ZnO)
- Sifat: brittle, estetik baik, titik didih tinggi, bukan konduktor yang baik, bahan
innert/biokompatibel (tidak reaktif secara kimiawi, tidak mengiritasi)
*karena sifatnya translusent, harus pilih warna semen yang bagus, yang
translusen juga
- Modulus elastisitas jauh lebih tinggi daripada dentin
4. Composite
- Ceramic + polymer, ceramic + logam + polymer
- Matrix, filler (memberi kekuatan, viskositas, menurunkan KoE thermal
sehingga semakin mendekati struktur gigi, mencegah shrinkage saat
perubahan suhu sehingga tidak ada microleakage), coupling agent
- Matrix dan filler punya properties yang beda-beda tidak bisa berikatan
(makanya diikat coupling agent)
- Silorane (toksik karena mengandung epoxy, tidak shrinkage, kelarutan tinggi)
- Modulus elastisitas menyerupai gigi
- Buat di K.V sama K.II pake sandwich system
Kalau bahan silica sifatnya seperti amplas, tidak boleh menggunakan instrument
logam, karena silica sifatnya menggores logam, jadi nanti ada partikel logam ada
yang tercampur dengan bahan tambal, menyebabkan perubahan warna.
SEMEN
Bubuk + liquid, pasta base + katalis
ZnO: (opaque)
- ZnPO4 (+phosphoric acid)
Pake glass lab tebal (ZnPO4 eksotermis, diserap glass lab tebal, perluasan
adukan)
Kocok powder untuk menyatukan endapan.
- ZnOE (+eugenol)
- Policarboxylate (+polyacrylyic acid), berikatan dengan gigi, tidak boleh dipakai
sebelum initial setting (sudah tidak glossy) soalnya masih ada kimia bebas yang
menghalangi semen berlekatan dengan gigi.
PolyF bisa bereaksi dengan gigi dan dengan metal
Alumino Silikat: (translusent)
- GI (+polyacrylic acid)
GI tidak boleh dehidrasi tapi tidak boleh hidrasi
Pengurangan kelebihan semen: Dilapis Vaseline, dengan bur tanpa air
Hidrofilik: menguntungkan di tempat lembab
GI tidak boleh di etsa (mineral di dentin berkurang), sedangkan GI itu berikatan
dengan struktur mineral gigi. GI cuma boleh di wetting
GI adhesi dengan gigi, tapi tidak bisa adhesi dengan porselen
GI: tensile strength tinggi,
- Resin
- Semen yang baik sifatnya brittle
- Semen sebagai isolator apabila ketebalan 0,5-1mm
- Varnish: mencegah rangsang kimia, mencegah microleakage
Pada pasien bruxism, pilih bahan tambal yang tidak merusak
GIPS: 1) cetak, 2) gips plaster, 3) dental stone → untuk akrilik, 4) dental stone high
strength → untuk PFM, 5) dental stone high strength high expansion (paling bagus
dipake
Tipe Alloy (ada ductility):
1. Soft (restorasi inlay, daya oklusal rendah)
2. Medium (restorasi inlay-onlay, daya oklusal moderat)
3. Hard (restorasi crown, thick veneer, fixed partial denture pendek)
4. Extra hard (fixed partial denture panjang, frame denture)
Kalau untuk frame denture, clasp nya pake alloy emas soalnya masih ada ductility
Tipe Alloy (ADA classification)
A. High Noble
Au-Pt (full crown, PFM), Au-Cu-Ag (Full crown)
B. Noble
Ag-Au-Cu (full crown), Pd-Cu, Ag-Pd (full crown, PFM)
C. Based Metal Alloy
Ni-based alloy (full crown, PFM, frame denture, cangkolan kerangka logam)
Co-based alloy (sda)
Ti-based alloy (sda+implant)
AMALGAM
Pada alergi perhiasaan tidak boleh pake yang ada chromium/platinum, hatus
pake yang emas!
Ni-Cr hanya untuk bridge
- Pada karies oklusal, dentin masih tebal, akan ditambal amalgam. Semen apa?
Pertimbangan: amalgam brittle (butuh ketebalan, jadi semen harus hanya selapis
tipis), dentin bersifat seperti ceramic (udah jadi isolator thermal). Jadi semen apa
yang cocok? Amalgam dikondensasi, sehingga butuh semen yang high strength.
(Semen di sini fungsinya hanya untuk mencegah pertemuan antara cairan tubuli
dentin dengan amalgam, mencegah reaksi galvanis)
- Pada karies oklusal, dentin masih tebal, akan ditambal komposit. Semen apa?
Pertimbangan: CaOH, Hanya untuk menetralisir asam saat polimerisasi komposit
Bruxism -> amalgam, ME setara dentin
Abrasi -> Ingin estetik -> sandwich
CMS: cold mold seal
Polimetil metakrilat (powder) – monomer. Iritasi bisa dari residu monomer (sifatnya
panas). Terutama pada self cured. (rendam di air dulu baru dicoba ke pasien).
Suhu rendah memperlambat reaksi, suhu tinggi mempercepat reaksi
Pada restorasi yang fit, pilihannya: ZnPO4 (1st choice) -> PolyF -> GIC
Kalau tidak fit: GIC/PolyF
Kalo parsial yang bikin sakit biasanya pada saluran akar yang paling besar. N
Komposit:
- Reinforcement: core
- Macrofill: filler besar, kuat, estetik buruk
- Nanofill: Estetik oke, filler banyak, tapi tidak kuat di incisal
- Mikrofill: Kekuatan kurang, filler kecil
- Microhybrid: Untuk kelas 4 bagus, estetik dan kekuatan cukup
OSCE
1. Anamnesa
Posisi pasien: 45-60 (semi supine), dokter duduk di serong kanan pasien
- Pengenalan
o Salam, perkenalkan diri, kontak mata
- Menanyakan identitas
o Nama, usia, gender, alamat, jenis pekerjaan
o Kalau ada medrek, konfirmasi identitas ke pasien
- KU: chief complaint
- Riwayat KU
o Lokasi, onset, durasi, kronologis penyakit (awalnya gimana, sekarang
gimana), hal yang memperparah, hal yang memperingan, perawatan yang
telah diterima
- Riwayat dental
- Riwayat medis (riwayat obat-obatan)
- Riwayat sosiokultural/habit yang relevan
- Harapan pasien
Penulisan Resep
Pembukaan
Pembahasan prostho
1. Indikasi bridge. <25° masih bisa dipreparasi, di posterior kalau cantilever berat.
12° secara teori pake fixed-movable, tapi secara ekonomis fixed movable mahal.
BAHAN - PERIODONSIA
Klasifikasi Keterlibatan Furkasi (Glickman)
Kelas I Resorbsi insipient
Kelas II Cul-de-sac
Kelas III Through-through, masih tertutup jaringan lunak
Kelas IV Through-through, visible
Catatan perio:
- D/ Trauma Oklusi: trauma yang diakibatkan oleh daya oklusi yang berlebihan
(premature contact) pada ligamen periodontal
- Macam occlusal adjustment: selective grinding, pointing
- Abses periodontal: tidak ada karies, keterlibatan poket, mobility, terasa asin
(pus), gigi terasa memanjang (karena ada massa di bawah gigi)
- Abses gingival: tidak ada poket, tidak ada kegoyangan, tidak ada keterlibatan
jaringan periodontal selain gingiva (iritasi benda tajam – duri makanan)
- Kalau etiologi: langsung dikaitkan dengan soal. Tidak selalu yang ditanya
faktor etiologi inisial. Yang langsung berkaitan dengan penyakit di soal
- Abses pada fase pendahuluan -> harus drainase! Tapi lihat soal dulu, kalau di
soal sudah ada drainase, fase pendahuluan dilakukan terapi medikamentosa.
o Abses gingival: insisi, puncture
o Abses periodontal: root plan
- Gingival enlargement:
o Inflamasi: gingivitis (hipertrofi, sel-sel edema), terasa lunak
Tx: Scaling, RP
o Non inflamasi (gingival hyperplasia, sel bertambah banyak)
Drug induced: etiologi obat-obatan (phenytoin, amlodipine), gingiva
membesar hingga menutupi mahkota gigi, terasa kenyal. Tidak
keterlibatan jaringan periodontal lain.
Tx: gingivektomi/gingivoplasti, tergantung arah pembesaran
o Kombinasi
Gingival enlargement mempermudah retensi plak, sehingga terjadi
peradangan -> gingivitis
Tx: Scaling
- ANUG: Pada malnutrisi. Fisik (halitosis, malaise, demam). IO (gingivitis,
ulserasi dilapis psuedomembran putih). Tidak ada keterlibatan
o Tx: Fase pendahuluan: Debridement jaringan nekrotik (H202, dengan
spooling+suction. Dilanjut kapas basah). Obat AB dan analgesic
antipiretik
o Perawatan lanjutan: inisial, dst.
- Serat ligament periodontal
Berdasarkan mobility, grade I: Buccal lingual (horizontal), grade II: grade III:
Buccal lingual mesial distal vertikal
Transeptal Melewati atas alv. crest ke cementum gigi. Tidak ada
perlekatan ke tulang alveolar (gingival fiber)
Alveolar Dari cementum ke alveolar crest.
crest Fungsi: mencegah ekstrusi gigi, menahan daya lateral
- Periodontitis agresif: onset pada usia muda, OH baik, resorbsi crater (distal P2
sampe mesial M2), crater dari buccolingual.
Lokalisata: Hanya pada M1, I1. Generalisata: Lebih dari 2 gigi selain M1 I1
- True pocket/absolut/periodontal: dasar pocket di bawah CEJ (CAL ke apical)
False pocket/pseudo/gingival/relative: dasar pocket di atas CEJ
BAGIAN – KONSERVASI
1. Klasifikasi Mount&Hume
Site 1 (pit fissure), 2 (proksimal), 3 (cervical)
Size 0, 1 (keterlibatan dentin), 2 (dentin moderat), 3 (kavitas besar, tapi masih
butuh preparasi), 4 (extensive).
3. Pulpektomi v Pulpotomi
- Pulpektomi
- Pulpotomi
Umumnya pada gigi sulung
4. Restorasi GIC/SIK
Prinsip: adhesi kimiawi dengan struktur gigi (tidak perlu retention form)
- Preparasi kavitas
- Tidak boleh ada jaringan karies dan undermining enamel
- Bersihkan kavitas
- Dental conditioning (menghilangkan smear layer) dengan poliakrilat 10s
- Oles Vaseline