Anda di halaman 1dari 46

BAGIAN ORTHODONTI

Dasar-dasar Sefalometri
1. Titik Sefalometri

Titik A (A) Titik terdalam dan terdepan pada maksila


Titik B (B) Titik terdalam dan terdepan pada mand. simfisis
Sella (S) Titik tengah sella tursica (fossa pituitary)
Nasion (N) Titik paling anterior pada sutura frontonasalis
Orbitale (Or) Titik anterior inferior dari infraorbital rim
Porion (Po) Titik tengah atas dari meatus auditori eksterna
Ant. Nasal Spine (ANS) Ujung anterior nasal spine
Post. Nasal Spine (PNS) Ujung posterior nasal spine
Gonion (Go) Titik paling posterior inferior dari angulus
mand.
Menton (Me) Titik paling inferior dari mand. simfisis
Gnathion (Gn) Titik paling anterior inferior dari mand. simfisis
Pogonion (Pog) Titik paling anterior dari mand. simfisis

2. Bidang Sefalometri
Hubungan bidang-bidang sefalometri dibutuhkan untuk analisis, diagnosis, dan
rencana perawatan.
SN Sella-Nasion
FHP Porion-Orbitale
MPA Gonion-Menton
MxP ANS-PNS
SNA Hubungan anterioposterior maxilla terhadap basis kranii
(normal: 81˚±3˚/82˚±2˚) (besar: prognati RA, kecil retrusi
RA)
SNB Hubungan anterioposterior mandibular terhadap basis kranii
(normal: 78˚±3˚/80˚±2˚) (besar: prognati RB, kecil retrusi
RB)
ANB Hubungan anterioposterior maxilla terhadap mandibula
(untuk mengetahui kelas skeletal) (normal: 3˚±2˚/2˚±2˚)
(besar: kelas II skeletal, 0/negatif: kelas III skeletal)

RA: I-SN (normal: 104° ±6°) (besar: protrusi dental RA, kecil: retrusi dental RA)
I-MxP (normal: 109° ±6°)
RB: I-MPA (normal: 90° ±5°) (besar: protrusi dental RB, kecil: retrusi dental RB)

Diagnosis & Pemeriksaan Orthodonti


Penyimpangan: Estetik, fungsi bicara (open bite), fungsi pengunyahan (cross bite),
self cleansing (crowding)
Kebiasaan buruk
Faktor: intensitas, durasi, frekuensi
- Mengisap ibu jari: RA protrusive, RB retrusif, palatum dalam, penyempitan
lengkung rahang RA
- Mouth breathing: RA protrusive, RB retrusif, palatum dalam, pemeriksaan
dengan kaca mulut dan kapas
- Mendorong lidah: open bite, protrusi RA RB
*Frenulum rendah -> central diastema, frenulum tinggi -> gummy smile
*Midline RA: Frenulum – papilla incisivum – rugae palatine ke-2, fovea palatina
Pergerakan Gigi
1. Tipping
Gaya diberikan ke mahkota. Mahkota bergerak sesuai arah gaya, sedangkan akar
dalam arah yang berlawanan. Controlled & Uncontrolled (?)
2. Bodily movement/translasi
Gaya diberikan melewati bagian tengah resistensi gigi, sehingga semua titik gigi
akan bergerak kea rah yang sama.
3. Intrusion & Extrusion
Bodily movement ke arah apical (int) atau occlusal (ext). Gaya melalui sumbu
panjang gigi
4. Torquing
Menggerakan akar
5. Uprighting
Menegakkan mesial drifting

Perawatan Orthodonti
1. Preventif (mencegah terjadinya maloklusi, pada gigi sulung)
- Pencegahan karies (perbaikan OHI dan aplikasi fluor)
- Penambalan karies (titik kontak dan ukuran M-D harus sesuai)
- Menghilangkan kebiasaan buruk (mouth breathing, thumb sucking, lip bitting,
tongue thrust)
- Pemakaian Space Maintainer

2. Interseptif (mencegah maloklusi ringan bertambah parah)


Faktor: keturunan, intrinsik, dan ekstrinsik → harus dimodifikasi agar maloklusi
tidak berkembang
- Ekspansi (untuk lengkung rahang sempit)
- Space Regainer
- Serial Extraction
- Koreksi protrusi (&retrusi?) gigi anterior akibat kebiasaan buruk

3. Kuratif (memperbaiki maloklusi berat)


Tahapan: Anamnesa → pemeriksaan klinis → pencetakkan dan bite registration
→ foto Ro → analisis → rencana perawatan (slicing, stripping, ekspansi,
ekstraksi) → penentuan alat

Perawatan Maloklusi K.I tipe 1


Crowding anterior
- ALD kurang 1-2mm → slicing
- ALD kurang 2-4mm → ekspansi (pertahankan oklusi lateral!)
- ALD kurang 7-14mm → ekstraksi
Cara mendapatkan ruang
- Stripping
Pengurangan M-D gigi sulung/permanen, 0.25mm tiap permukaan
Prinsip: Pengurangan M-D harus seimbang, titik kontak harus dipertahankan

- Slicing (disking)
Pengurangan M-D gigi sulung (tidak dianjurkan pada gigi permanen), untuk
mendapatkan ruang bagi gigi permanen untuk erupsi dalam susunan teratur

- Ekspansi Lateral
o Ortopedik (ekspansi lengkung rahang, pada masa pertumbuhan dengan
membuka sutura palatina media menggunakan rapid palatal expansion).
o Orthodontik (ekspansi lengkung gigi. Setiap ekspansi 1 mm didapat ruang
sebesar 1 mm)

- Ekspansi Sagital
Terdiri dari ekspansi orthopedik dan orthodontik. Setiap ekspansi 1 mm
didapat ruang 2 mm. Pertimbangan: dapat mempengaruhi estetik wajah.

- Distalisasi
Gigi C (Menggunakan C retractor atau power chain. Lebih mudah dibanding
M, menggunakan M sebagai penjangkar, pada C bawah lebih lambat karena
tulang mandibula lebih kompak daripada maksila)
Gigi M (Sebaiknya sebelum M2 erupsi, alat ekspansi, alat cekat mau pun alat
ekstraoral)

- Tumbuh kembang
Ruang interkaninus bertambah 3-4mm selama perkembangan

- Ekstraksi
Faktor yang dipertimbangkan:
o Kekurangan ruang >7mm
o Pergeseran garis median
o Mikrodonsia
o Regio crowding
Pemilihan gigi untuk ekstraksi
Pergeseran garis (+) pencabutan unilateral
median (-) pencabutan bilateral
Crowding Unilateral → pencabutan unilateral
Bilateral → pencabutan bilateral
Profil wajah Cembung: lebih memungkinkan ekstraksi
Cekung: hati-hati agar tidak semakin cekung
Letak gigi Semakin dekat dengan lokasi yang akan dikoreksi
semakin baik
Kesehatan gigi Gigi karies lebih diprioritaskan untuk diekstraksi
Malposisi gigi Gigi dengan malposisi parah dan sulit diperbaiki
lebih diprioritaskan untuk diekstraksi

Perawatan Maloklusi K.I Tipe 2


Protrusi (labioversi anterior RA) dan Deep bite (ekstrusi anterior RB)
Perawatan: ekspansi lateral, ektraksi, biteriser anterior (perbaikan deep bite, intrusi
anterior RB, ekstrusi posterior RA)

Perawatan Maloklusi K.I Tipe III


Crossbite anterior (Inklinasi ant RA ke palatal)
Etiologi: Persistensi (karena benih gigi permanen posisinya lebih ke palatal
disbanding gigi sulung)
Perawatan:
Prinsip: membebaskan gigitan bersilang anterior
- Tongue blade (mengungkit gigi I RA, bertumpu di I RB)
- Inclined bite plane (di ant RB berapa kemiringannya?) Max 3 minggu
penggunaan
- Z spring+bite riser posterior
- Skrup ekspansi (anterior)
- 1 gigi crossbite -> stik eskrim

Perawatan Maloklusi K.I Tipe IV


Crossbite posterior
Perawatan
- Z spring+bite riser anterior
- Criss cross elastic
- Coffin spring
- Skrup ekspansi

Perawatan Maloklusi K.I Tipe V


Mesial drifting
Perawatan: space regainer, skrup ekspansi, koil, head gear, cervical head gear

Perawatan Maloklusi Kelas II Skeletal


Perawatan: Alat fungsional, alat ekstraoral, kombinasi
- Alat fungsional (aktivator/monoblok, lip bumber, oral screen)
Monoblok
o Plat akrililik RA RB disatukan, labial bow pada RA
o Alat ini dilepas di dalam mulut sehingga memanfaatkan aktivitas otot
pengunyahan dan penutupan mulut untuk menahan alat tsb
o F/ merangsang pertumbuhan RB ke anterior dan menghambat pertumbuhan
RA ke anterior
Lip bumber (untuk mencegah bibir hipertonus menekan gigi ke arah lingual)

Etiologi Maloklusi
1. Faktor genetic (herediter)
Crowding, diastema, missing teeth congenital
Disproporsi ukuran rahang
K.II skeletal (Mx pro Mn normal, Mx normal Mn re, Mx pro Mn re)
2. Faktor intrinsic (premature loss, persistensi)

Contoh soal: Linguoversi gigi P2


Premature loss gigi M2 sulung -> mesial drifting m1, P1 tumbuh mengisi ruang,
P2 tidak dapat ruang, jadi cari jalan keluar ke lingual

Persistensi molar tidak menyebabkan linguoversi, biasanya gigi permanen akan


tetap tumbuh, ujung2 cusp di buccal dan lingual gigi sulung yang sudah resorbsi
Benih permanen: hampir semua gigi di palatal, kecuali C RA agak ke labial

Biomekanika Orthodonti
Kunci pergerakan gigi: Jaringan periodontal sehat! (Ligament & t. alv)
Ligamen:
- Pelindung dari daya kunyah
- Tempat ada nya orteoblast osteoklas

Tekanan kapiler 20-26 g/cm

Daya orthodonti: continuous, interrupted (fixed), intermittent (lepasan).


Pergerakkan gigi maksimal: daya ringan continuous.

Resorpsi: frontal (osteoklas), undermine (nekrosis steril)


Sakit -> jangan analgetik -> menghambat PGs -> resorbsi aposisi terganggu
BAGIAN II – PROSTHODONTI

1. Prinsip Dasar
- RETENSI
- STABILITASI
- SUPPORT
- ESTETIK
- ARAH PEMASANGAN
- FONETIK

Occlusal stop: tiga titik oklusi (1 anterior, 2 posterior ka-ki)


Cara menentukan DV melalui bite rim (tinggi bite rim, kesejajaran bite rim,
labial buccal support)

Penentuan DV RS
Full2, full par, par+occlusal stop, par tanpa occlusal stop
Pada pasien full par, penentuan DV dan RS berbarengan
Dengan occlusal stop: Biterim digigit sampai oklusi sebelum dan sesudah
pakai biterim sama
Tanpa occlusal stop: patokannya rumus DVO= PhRP - FS

2. Pencetakkan

Sendok Cetak
Individuality Stock tray (pabrik)
Individual tray (custom made)
Sudut Bersudut (GTSL)
Tidak bersudut (GTL)
Lubang Berlubang (alginate, heavy&light body)
Tidak berlubang (impression compound)
Bahan Shellac, acrylic, impression compound, putty
Teknik Mencetak
Single impression Alginate, impression compound
Double impression Heavy & light body
Closed mouth
Open mouth
Mukostatis Pada resiliensi rendah, alginate
Mukokompresi Pada resiliensi tinggi, impression compound,
heavy&light body
Mukofungsional Untuk linggir rendah, GTL

Tahanan jaringan rendah (keras), tahanan jaringan tinggi (lunak)


Karena rendah, tidak bisa menahan tekanan, cukup butuh teknik yang statis,
dengan bahan cetak yang flow nya tinggi
Semakin tahanan jaringan tinggi, butuh bahan cetak yang bisa menekan jaringan

Bahan Cetak Indikasi Kelebihan Kekurangan


Agar Crown&bridge Akurasi↑, murah, Mudah robek,
reversible, single-cast, tidak
hidrofilik stabil, disinfeksi↓
Alginate Penggunaannya Easy handling, Lower detail,
luas (model hidrofilik, murah. single-cast, tidak
studi, GTSL) stabil, disinfeksi↓
Silicone GTL, crown, Bersih, akurasi↑, Tidak stabil (cor
- Putty bridge elastisitas↑ dalam 30 menit),
(condensation) hidrofobik
- Polyvinyl Crown,bridge, Akurasi↑, Hidrofobik (perlu
siloxane bite registration stabilitas, (1 surfaktan),
(addition) minggu), bisa Working time↓,
(base&katalis, dicor beberapa gigi harus
diaduk katalis kali dipumis sebelum
ditarik ke base, pencetakkan
homogen tidak
ada pita warna)
ZnoE Pencetakkan
anatomis
Impression Muscle
Compound trimming
- Individual tray kalau buat cetak pake PVS harus dikasih spacer (dilapis lilin di
atas model studi), kalau pakai ZnOE tidak perlu spacer, karena ZnOE bisa jadi
setipis mungkin
- Pembuatan post-dam, untuk mendapat posterior border seal, peletakkan green
stick compound (xantigen) di bagian atas posterior individual tray.
- Surveying
- Intermaxillary record, interocclusal record (OS/RS)
o Kalau masih oklusal sentrik, pastikan ada occlusal stop atau tidak (1 gigi
di ant, 2 gigi di post)
o Latih pasien ke posisi RS
o Pakai gigitan lilin (OS), bite rim (RS)
Pada kasus full-full, DV dulu baru RS
Pada kasus full-par, atau partial denture tanpa occlusal stop DV&RS bareng
- Garis-garis orientasi
o High lip line: acuan panjang cervico-insisal gigi anterior.
o Caninus line: lebar 6 gigi anterior (saat gigi rileks)
- C
3. Mahkota sementara (jacket)
- Pilih mahkota
o Cari gigi akrilik, yang penting sesuai mesial distalnya.
Lebih boleh, kurang jangan.
o Gigi akrilik disesuaikan mesial-distal, serviko-insisal, buccal-palatal.
- Oles Vaseline ke gigi, dan gigi sebelahnya
- Isi bagian dalam dengan self curing acrylic, insersikan ke gigi, buka pasang,
sampai setting.
- Semen dengan fletcher (ZnOE)
- Cek oklusi

4. Bevel
- Deep chamfer, shoulder, bevel shoulder
5. Single Complete Denture (Sindroma Kombinasi)
GT penuh pada salah satu rahang (RA), yang antagonisnya (RB) berupa:
- Gigi asli, GT cekat, GTSL, atau GTL lama yang masih cekat
Kesulitan GTL tunggal dengan antagonis gigi asli:
- Daya kunyah gigi asli besar
- Malposisi gigi antagonis (ekstrusi, dll) → sulit mendapat artikulasi dan oklusi
yang seimbang!
Penggunaan GT tunggal tsb menyebabkan Sindroma Kombinasi, yaitu
perubahan destruktif pada jaringan mulut akibat pemakaian GTL RA yang
berantagonis dengan GTSL K.1 Kennedy RB atau dengan 6-8 gigi anterior RB
saja.
- Resorbsi ridge anterior RA → flabby mukosa
- Pertumbuhan tuberositas maxilla ke arah bawah
- Hiperplasia papilla di daerah palatum durum
- Ekstrusi gigi anterior RB
- Resorbsi ridge posterior RB (di bawah basis GTSL)
Apabila dibiarkan dapat menyebabkan:
- Berkurangnya DV
- Ketidakharmonisan oklusi
- Epulis fisuratum
- Adaptasi GT buruk
Prinsip pembuatan GT tunggal → pengurangan daya kunyah
- Tidak boleh ada kontak yang terlalu rapat/berat antara GT dan gigi antagonis
- Perluasan landasan hingga batas fungsional (support dari mukosa)
- Menggunakan gigi akrilik (berat jenis ringan)
- Menggunakan gigi non anatomis
- Kurangi DV 0,5-1 mm (menghindari oklusi rapat)
- Mengurangi jumlah gigi
- GT disusun dengan inklinasi dan oklusi yang agak overlap

6. Relining, Rebasing, dan Reparasi GT


Relining (menambahkan selapis bahan baru pada permukaan basis GT untuk
mengisi ruang akibat perubahan struktur jaringan)
Rebasing (mengganti keseluruhan basis GT dengan mempertahankan posisi gigi)
- Indikasi
o Adaptasi berkurang karena residual ridge mengalami resorbsi
o Immediate denture yang telah dipakai 3-6 bulan post insersi
o Bila pembuatan GT dinilai membebani pasien (ekonomi, mental maupun
fisik)
- Kontraindikasi
o Estetik GT buruk
o Hubungan intermaksiler tidak selaras
o Oklusi tidak baik
o Terjadi resorbsi ridge yang luas dan banyak
- Teknik
Persiapan pasien: GT dilepas 1-2 hari, alveolektomi/pembuangan mukosa
flabby (sesuai indikasi).
Persiapan GT: Basis yg menghadap jaringan dikerok ±4mm, undercut
dihilangkan, sayap GT dipendekkan 1-2mm.
o Direct: dicetak langsung dengan cold curing acrylic
o Indirect: dicetak dengan pasta ZnOE

Reparasi (memperbaiki elemen-elemen GT yang rusak atau patah)


- Indikasi
o Plat protesa patah
o Elemen gigi patah
o Cangkolan patah
o Penambahan elemen gigi
o Penambahan cangkolan
- Kontraindikasi
o Kerusakan plat masif, tidak bias disambung lagi
o Fragmen patahan ada yang hilang
o Plat yang pernah direparasi dengan bahan dan teknik yang tidak tepat
7.
BAGIAN III – RADIOLOGI

1. Quality of imaging
- Terlalu terang: developer kurang, timer kurang, under exposure
- Terlalu gelap: over developer
- Kontras kurang: under developer, under exposure
- Yellow/brown spot: developer/fixer kadaluarsa
- Film terbalik: ada gambaran honey comb

2. Jenis-jenis Radiografi

Teknik Indikasi
Intraoral
Periapikal Gigi dan jaringan pendukung
Bitewing Proximal
Occlusal Lesi dasar mulut
Ekstraoral
Panoramik Erupsi gigi, kelainan maksila
mandibular, kondilus
Sefalometri lateral Perencanaan orthodonti, orthognati,
evaluasi pertumbuhan, kelainan
skeletal
Sefalometri AP Melihat pertumbuhan fasial, trauma,
penyakit, kelainan pertumbuhan,
sinus frontalis, sinus ethmoidalis,
orbita, nasal cavity
Water’s (sinus) Mirip Sefalometri AP tapi fokus
pada sepertiga wajab tengah. Untuk
mengevaluasi sinus maksilaris, sinus
frontalis, sinus etmoidalis, sinus
sphenoid, orbital, nasal cavity.
Reverse Towne Mengevaluasi kondilus mandibular,
dan ramus
Submentovertex Mengevaluasi dasar kranial, posisi
dan orientasi kondilus, sinus
sphenoidalis, dan fraktur pada arkus
zigomatikus
Transkranio-lateral Proyeksi TMJ
Beda lateral sefalo (melihat jaringan keras dan lunak), lateral skull (melihat jaringan
keras), lateral oblique (lateral, tapi oblique)

3. Interpretasi
- Resorbsi tl. Alveolar 1-2 mm masih dbn
Periodontitis apikalis
• Gigi vital/non vital, banyak non vital. Ada radiolusensi di mahkota (karies)!
• Laminadura terputus
• Pelebaran membran periodontal
• Dapat disertai /tanpa disertai penurunan puncak tlg alveolar horizontal
Periodontitis marginalis
• Tidak ada karies, atau karies minimal
• Gigi Vital
• Laminadura terputus, melebar
• Pelebaran periodontal space
• Penurunan puncak tulang alveolar
Inflamasi pada rahang
- Abses Periapikal
Non vital, radiolusen difus, batas tidak jelas, bisa luas
- Granuloma periapikal
Radiolusen batas jelas (jaringan granulasi), ukuran kecil
- Kista periapikal: radiolusen berbatas radioopak jelas dan tegas (kantung berisi
cairan polisterin), ukuran kecil-besar
- Osteomyelitis: radiolusen difus pada rahang, disertai sequester apabila kronis.
Tidak ada sequester (akut).
Lesi radioopak
- Ostetitis sclerosing/condensing osteitis: pada gigi non vital, lesi radiolusen
dikelilingi gambaran radioopak luas

- Idiopathic sclerosing bone: tidak berhubungan dengan lesi pada gigi


- Hipersementosis: berhubungan dengan inflamasi pada gigi, gigi bisa vital dan
non vital, lamina dura terputus, sepanjang sementum.
Lesi tumor
- Odontoma: radioopak dengan halo radioluscen (complex seperti kapas)
- Sementoma
- Sementoblastoma
- Ameloblastoma: multilokuler, honey comb, batas tidak jelas, lokasi di dekat
angulus dan ramus, pada daerah impaksi

Lesi kista (CARI!)


1. Odontogenik Cyst (BATAS JELAS!)
• Radikular cyst/kista periapial
• Residual Cyst: kista yang terdapat asca pencabutan gigi
• Dentigerous Cyst/ folicular Cyst : kista yang terdapat pada daerah mahkota
gigi yang tidak erupsi, biasanya batas mulai CEJ
• Odontogenic Ceratocyst/ Primordial Cyst/OKC : biasa berlokasi posterior
mandibula, ciri scalloped border, batas lesi mulai dari periapikal, hanya akan
merusak di daerah rahang bawah, tidak sampe ramus ke atas.
2. Non-odontogenik
Nasopalatinal cyst

4. Kesalahan foto panoramik


- Dalam arah anterioposterior
Bentuk Kegagalan Penyebab Koreksi Petunjuk
Gigi anterior terlihat Pasien menggigit Pastikan gigi- Pastikan insisivus
kabur, terlalu kecil tanggul gigitan gigi anterior mandibula juga
dan sempit, terlihat terlalu ke depan terletak pada berada pada
tonjolan pada sisi lekukan tanggul lekukan tersebut,
film gigitan. dan tidak
mengigit tanggul
gigitan terlalu ke
depan.
Gigi anterior kabur Pasien menggigit Pastikan gigi- Jika gigi anterior
dan lebar, terdapat tanggul gigitan gigi anterior hilang, gunakan
ghosting pada terlalu ke terletak pada panduan
mandibula dan belakang atau lekukan tanggul edentulous.
tonjolan, kondilus bahkan tidak gigitan.
berada dekat dengan sama sekali.
tepi film.

- Dalam arah midsagital


Bentuk Penyebab Koreksi Petunjuk
Kegagalan
Gigi geligi terlihat Kepala pasien Reposisi kepala Pastikan pasien
lebar pada satu sedikit berputar pasien secara tidak mencoba
sisi, namun sempit menyebabkan benar. melihat ke arah
pada sisi midline asimetri midline. teknisi, melainkan
lainnya; lurus ke depan.
ramus lebih lebar
pada satu sisi
dibanding sisi
satunya;
pola yang tidak
seimbang dan
kabur di sepanjang
lengkung rahang;
struktur tulang
hidung tidak jelas.
Kondilus tidak Kepala pasien Reposisi kepala Pastikan posisi
sama tinggi, miring atau naik. pasien secara kepala pasien tetap
struktur tulang benar. dengan berpatokan
hidung mengalami pada telinga.
distorsi
BAGIAN IV – IKGM

1. Definisi Winslow’s (5)


- Perbaikan sanitasi
- Penyakit menular
- Kebersihan perorangan
- Pelayanan medis
- Pengembangan rekayasa sosial
2. Epidemiologi
- Prevalensi
Jumlah individu yg terinfeksi pada waktu tertentu, kasus lama kasus baru

Periode prevalence rate


(kalau penduduk tengah tahun, jumlah penduduk lama+baru/2) (kasus
lama+kasus baru/jumlah penduduk)

Point prevalence rate

- Insidensi
kasus infeksi baru (incidence rate: kasus baru/jumlah penduduk x konstanta)
Manfaat (?)
Attack rate (memperkirakan derajat serangan pada penduduk) (?)

- Indeks
DMF-T (Pengalaman karies)
D (decay) masih bias ditambal
M (missing due to caries + radix) bukan e.c trauma, bukan ortho
F (filling due to caries) bukan e.c abrasi, bukan e.c tetrasiklin,

5 syarat!!

Tidak ada yang dibagi jumlah gigi


DMF-T perorangan (cuma ditambah)
DMF-T kelompok (dibagi jumlah subjek)
Hafalin kategori index DMF-T/def-t dari WHO

OHI-S (Status kebersihan)


OHI-S= DI-S + CI-S (6 Gigi), kriteria nya cari!
3. Statistik
- Data Primer (diperoleh sendiri), data sekunder (diperoleh dari data sumber
kedua)
- Data primer
o Kuesioner (tertutup: tidak ada sambungan pertanyaan) (terbuka: ada
pertanyaan sambungan) (negatif&positif)
 Syarat! Validitas (kuesioner harus mewakili variabel) dan Reliabilitas
(diulang pada berbagai kelompok, semua bisa jawab)
o Penelitian Deskriptif
 Survey
 Studi kasus
 Studi perbandingan
 Studi korelasi
 Studi prediksi
 Studi evaluasi
o Penelitian cross sectional
Pemeriksaan cuma sekali, satu saat, saat yang sama. Tidak dilakukan
pemeriksaan ulang
o Penelitian case control (yang ketemu kasusnya dulu!)
Longitudian retrospektif. Kelompok dengan penyakit tertentu, diteliti
secara retrospektif penyebabnya apa, faktor risiko nya apa.
o Penelitian cohort (yang ketemu faktor risiko dulu!)
Penelitian longitudinal prospektif (&retrospektif), penelitian yang meniliti
suatu perkembangan penyakit pada subjek.
Subjek ditentukan dengan mengetahui faktor risiko

- Variabel

4. Demografi!
5 komponen: mortalitas, perkawinan, migrasi, mobilitas social

Faktor pertumbuhan penduduk.


Perhitungan migrasi

5. Kesehatan kerja

Ergonomis, 4 handed dentistry


6. Manajemen
Informasi: 6M!
Fungsi manajemen: Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating
7. Pencegahan
- Primer (sebelum terkena exposure), DHE, penyuluhan, TF
- Sekunder (sudah terekspos, periode inkubasi, sebelum onset gejala),
modifikasi pertumbuhan, fissure sealant, tambalan (karies asimtomatik)
- Tersier (sudah ada gejala), night guard (bruxism + gejala), tambalan (karies
simtomatik)

Tingkat pencegahan
- Pre pathogenesis
- Patogenesis
Promosi kesehatan: pendidikan + perbaikan lingkungan dll

1. Pemberian fluor
Dosis maksimal tablet fluor 1ppm
6 bulan-3th (0,25ppm), 3-6th (0,5ppm), >6th (0,6-1ppm)
2. BTO (selisih pasien masuk)
3. TOI (turn over interval), tenggang ideal, tempat tidur 1-3 hari
4.
BAGIAN – OB
Cari:
- Sel-sel yang berhubungan dengan permeabilitis pembuluh darah
- Proses penuaan kelenjar saliva
- Otot buka tutup mulut
- Peran sel-sel inflamasi
- Bakteri penyebab infeksi
- Struktur dan zat pada permukaan gigi
- Bakteri yang dominan pada kelainan periapikal
- Jenis terapi pada perawatan drg
- Reaksi biomekanis peralatan drg terhadap perawatan gigi
- Tahap erupsi gigi
- Pembentukan biofilm dalam proses awal plak

- Otot-otot mastikasi
- Chewing and swallowing cycle
- Sel tulang (osteoblast, osteoklas, osteosit)
- Penyembuhan luka (hemostasis, inflamasi, proliferasi, remodeling)
- Gingival fluid: immunoglobulin untuk fungsi proteksi
- Bakteri: karies (streptococcus mutans), gingivitis (strep. anguis)

Gerakan mandibular
Buka mulut 2 sisi pterygoideus lateralis
Suprahyoid (digastrikus anterior)
Infrahyoid (mylohyoid)
Tutup mulut 2 sisi temporalis
Masseter
Pterygoideus medialis
Protrusi 2 sisi pterygoideus lateralis
Retrusi 2 sisi temporalis
Suprahyoid (digastrikus anterior
posterior)
Lateral 1 sisi pterygoideus lateralis
Kelenjar salivary mayor:
- Submandibula: duktus Wharton.
- Sublingual: duktus Bartholin
- Parotis: duktus Stensen
BAGIAN – BM

1. Innervasi
Trigeminal nerve (Sensorik)
- (V1) Ophtalmic
- (V2) Maxilla (foramen rotundum)
o Pterygopalatine (pterygopalatine fossa)
 Palatinus anterior (foramen palatinus mayor, dekat M2)
Innervasi mukosa palatum durum dari molar-kaninus
Anestesi: Blok palatinus mayor
 Palatinus posterior (foramen palatinus minor)
Mukosa palatum mole, tonsil
 Nasopalatinal (foramen incisivum)
Innervasi mukosa palatum pada region anterior
Anestesi: Blok nasopalatinus
 Alveolaris superior posterior
Innervasi mukoperiosteum, buccal gingiva, gigi M3-M1
Anestesi: Blok alveolaris superior posterior

o Infraorbital (foramen infraorbital)


 Alveolaris superior (middle, anterior)
Middle: Mukoperiosteum, buccal gingiva, gigi premolar
Anterior: mukoperiosteum, buccal gingiva, gigi anterior
Anestesi: Blok alveolaris superior middle, blok alveolaris superior
anterior, infraorbital block (middle+anterior)
 Inferior palpebral
Innervasi palpebra
 Superior labial
Innervasi bibir atas

- (V3) Mandibula
Sensoris
o Buccal
Innervasi mukosa buccal, dan sebagian temporal.
Anest
o Lingual
Innervasi 2/3 lingual
o Inferior alveolar (foramen mandibular)
Innervasi gigi dan mukoperiosteum mandibula (molar dan premolar)
 Mentalis (foramen mentale) kulit dan mukosa bibir bawah, dagu,
mukosa buccal dari midline ke P2
Anestesi: Blok alveolaris inferior, akinosi, gow gates, mental block

Motoris
o Masseter (masseter)
o Medial pterygoid nerve (pterygoid medialis)
o Lateral pterygoid nerve (pterygoid lateralis)
o Deep temporal nerve (temporalis)
o Inferior Alveolar (mylohyoid dan digastrikus)

2. Macam-macam syok
- Syok hipovolemik (kehilangan cairan karena trauma, bedah, diare, hemoragi,
luka bakar)
- Syok kardiogenik (kegagalan jantung memompa darah)
- Syok vasogenik
o Syok neurogenic (cedera syaraf, medulla spinalis)
o Syok anafilaktik (alergi)
o Syok septik (infeksi)

3. Reaksi hipersensitivitas
I: Anafilaktik
II: Sitotoksik
III: Antigen antibodi
IV: Delayed hypersensitivity

4. Oroanthral fistula
- Oroanthral communication
Hubungan antara kavitas oral dan antral (perforasi sinus) -> lama kelamaan
jadi oroanthral fistula
- Etiologi: ekstraksi M2, M1, P2, P1, tumor, kista, trauma
- Gejala klinis:
o Bau mulut
o Keluarnya cairan yang masuk melalui mulut ke hidung
o Keluar cairan kekuningan
o Sulit merokok
- Pemeriksaan
o Suction pada socket memproduksi hollow sound
o Pada socket letakkan kapas, tutup hidung, hembus nafas, kapas pada
socket terdorong
o Radiografi
- Penatalaksanaan
 Spooling dengan NaCl
 Spooling dengan antibiotic
 Profilaksis antibiotic
 Penjahitan
 Drainase pada sinus terinfeksi
 Perforasi <5mm (pembekuan darah alami), >5mm (pembedahan)

5. Ludwig’s angina (phlegmon)


- Selulitis yang melibatkan 3 spasia di dasar mulut (submandibular, submentale,
sublingual)
- Tanda klinis: edema di area bilateral leher, lidah terangkat
- Gejala: disfagia, sulit bernafas

6. Osteomyelitis
Supuratif
Non supuratif

7. Epulis
- Epulis kongenital
Dari sel mesenkim, insidensi jarang, pada bayi
IO: Max>mand, lunak, bertangkai (?), multilobuler
- Epulis fissuratum (inflammatory fibrous dysplasia/denture epulis)
IO: Lipatan hiperplastik, merah muda, keras, fibrous.
- Epulis fibromatosa
Hiperplasia jaringan fibrosus
IO: bertangkai (?), batas jelas, padat, tidak sakit
- Epulis gravidarum
Pada ibu hamil.
IO: Anterior RA, mudah berdarah, tidak sakit
- Epulis granulomatosa
IO: mudah berdarah, ireguler, bertangkai
- Epulis giant cell (peripheral giant cell granuloma)
Et: Trauma, hormonal
IO: Benjolan di interdental papil, bertangkai, mudah berdarah, merah
keunguan
- Granuloma pyogenik

8. Penyakit Jantung Sebagai Pertimbangan Ekstraksi Gigi


- Hipertensi
o Risiko: angina pectoris, infarksi miokardial, stroke
o Obat hipertensi: beta-blocker (alkaloids), ACE inhibitor (captopril), Ca
antagonis (amlodipine)
o Pertimbangan: konsul dokter IPD apabila tekanan darah tidak terkontrol,
tekanan darah harus normal, ekstraksi saat pagi hari
- Penyakit Jantung
o Risiko: perdarahan (karena minum obat-obatan pengencer darah warfarin
dll)
o Pertimbangan:

9. Fraktur dentoalveolar dan maxilla


- Ellis
I Hanya melibatkan jaringan email.
II Melibatkan jaringan dentin
III Melibatkan pulpa.
IV Gigi non vital akibat trauma dengan atau tanpa kehilangan struktur
mahkota
V Avulsi karena trauma
VI Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.
VII Perubahan posisi atau displacement gigi.
VIII Fraktur mahkota yang besar tetapi gigi tetap pada tempatnya dan akar
tidak mengalami perubahan.
IX Kerusakan pada gigi sulung akibat trauma pada gigi depan.

- Le Fort
o Le Fort I (floating jaws)
Horizontal: Procesus alveolar, palatum durum, 1/3 bawah septum, sinus
maxilla medial dan lateral, palatum dal pterigoid. (Maxilla bergerak,
hidung tidak bergerak)
o Le Fort II (pyramidal/raccoon eyes.)
Piramid. Os nasal, os etmoid, os lacrimal, sutura zygomaticofacial,
pterygoid. (Hidung bergerak, zygoma tidak bergerak)
o Le Fort III (craniofacial dysjunction)
Terpisah maxilla dengan basis kranii. Zygoma, maxilla, os nasal, os
etmoideus, os infraorbira, sutura pterygomaxi

10. Abses, komplikasi dan tata laksana


Penatalaksanaan:
- Pemilihan antibiotic
1st: Penicillin (amoxicillin, amphicillin, amoxiclav, dll)
2nd: Makrolide (erythromycin), jika alergi penicillin
Lincosamide (clindamycin, lincomycin)
Antibiotik anaerob: clinda, metro (merangsang lambung + ranitidine)
BAGIAN – IPM
RAS
- Gambaran&gejala klinis:
Ulser rekuren, oval, batas tegas, halo erythema tegas, soliter/multiple, pada
mukosa non keratin.
- Etiologi → Idiopatik
- Predisposisi
Autoimun, hipersensitivitas, faktor lain: stress, nutrisi (vitamin B12, asam folat,
zat besi) → rujuk ke internis, trauma, hormon, diet, imunologi)
Pada usia 20-40th
- Tipe
o Minor
o Mayor
o Herpetiform
Pemeriksaan penunjang, hematologi
DD/Behcet: genital, mata!
Management: Kurangi faktor perdisposisi, asimtomatik (no treatment) simptomatik
(topical meds) → kalau belum sembuh (major kasih corticosteroid)

INFEKSI HERPES
HSV-1 (pinggang ke atas), HSV-2 (pinggang ke bawah), HSV-2 bisa dimulut
karena ada oral sex
Varicella zoster (3), epstein barr (lesi putih)(4), cytomegalovirus (5), kaposi’s
sarcoma (8)
HSV-1
Pinggang ke atas, oral pharyngeal → otak
- Primer: Ada gejala prodromal (demam 1-2 hari), lesi vesikel muncul → pecah
jadi ulser ireguler, pada mukosa berkeratin (kalau RAS itu pada mukosa non
keratin kecuali trauma)
Gingivitis marginalis akut ulcer → ANUG
DD/ herpangina (hanya di posterior pharynx dan palatum mole), HFMD, varicella
zoster, RAS herpetiform (pada mukosa non keratin, kalau herpes di mukosa
keratin, ada halo erythema tegas, kalau herpes halo erythema nya difus)
T/ azyclovire,
- Sekunder (dormant di tubuh recurrent)
Dormant di ganglion otak! Kalau imunitas turun, langsung keluar

Recurrent herpes lapialis (bibir, border line bibir)


Etiologi: trauma (misal trauma di sisi kiri jadi post of entry, tapi di sisi lain ada
muncul juga), fever, sunburnt, immunosupressan, menstruasi stress.

Recurrent intraoral herpes simplex infection (RIH) – stomatitis herpetica

Beda RIH sama RAS herpetiform

EM (akut)
Infeksi virus gaboleh dikasih kortikosteroid (immunosupresan) kalau lagi akut,
tapi kalau infeksi nya udah turun baru bias dikasih

HSV-2
Genital
Varicella Zoster
Chicken pox (varicella), shingles (herpes zoster)
Ada gejala prodromal, LESI UNILATERAL

1. HFMD
Coxsacie A16, 70% pada anak dibawah 4 tahun
Pada palatum durum! + di tangan dan kaki

DD/ Herpangina (posterior, pharynx palatum mole)


HS- infecetiom (tidak ada di tangan dan kaki)

2. ANUG
Treponema, fusobacterium, 16-30th
Etiologi utama (3): OH buruk, merokok, stress emosional
ANUG progresif -> NOMA
Gejala: akut, sakit, hipersalivasi, rasa logam, spontan, ekstrusi gigi

3. Contact Allergic Stomatitis


- Delayed hypersensitivity (IV)

4. Lichen Planus
Bilateral. Retikuler! Whickam striae (hiperkeratosis)
DD/ Oral lichenoid reaction (unilateral)
SLE

5. Lichen Planus Erosive


Gambaran: desquamative gingivitis, whickam striae
DD/ SCC

6. Hereditary White Lesion


- Leukodema

Lesi putih menonjol seperti beludru, difus batas tidak jelas, kalau blanch
test menghilang
DD/ leukoplakia (ditarik nggak hilang)
T/ no treatment

- White Sponge Nevus


- Hereditary Beningn Interepithelial
-

7. Candidiasis
First line! Nystatin susp, kumur, telan
Belum sembuh kasih fluconazole sistemik
Pilihan terakhir, Ampothericin B (efek samping banyak!)

8. Crenated tongue/scalloped tongue, pie crust tongue, lingua identata


9. Granuloma pyogenic
Tumor vaskuler jinak, raspberry, mudah berdarah, pada wanita hamil, muka
jari gingiva. DD/ Kaposi sarcoma
10. Trigeminal neulargia (tic doloreux)
Nyeri hebat pendek, unilateral, makin parah kalau tidur dan nunduk, sensitive
terhadap sentuhan atau gerakan (touch cold, wind).
T/ Carbamazepin

11. Manifestasi kelainan darah

Pembahasan OM
1. ANUG: gaada multiple ulser, Cuma gingivitis
Acute limphonodular pharyngitis: banyak lesi di posterior
Acute herpetic gingivostomatitis: gingivitis parah, multiple ulser (banyak pada
anak)

2. Vegetarian: kurang zat besi. Apusan darah tepi: sel eritrosit megaloblastik ->
kelainan darah
Keluhan: Terbakar sejak 2 bulan lalu, rasa kebas kaki tangan
IO: lidah mengkilat di lateral kiri kanan

a. Glositis
b. Benign migratory glosistis (geographic tongue)
c. Geographic tongue (ada gambaran putih di sekitar lesi)
d. -
e. Median rhomboid glossitis (candidiasis, biasanya di medial aja)

3. Penggunaan obat asma inhalasi, penggunaan ortho cekat, ada lesi putih di lidah
bisa di swab meninggalkan eritem. Candidiasis pseudomembran (thrush), karena
obat asma inhalasi (kortiko)

4. Nafsu makan turun, ulser udah 1 bulan, Limfadenitis pada limfe servikal, ulkus di
latreral lidah region 36, dengan diameter 1,5cm, dasar dalam, undermined,
permukaan lesi tertutup selaput kuning keabuan. -> ulser pada TB (terapi
antibiotik)

Lesi DM (ABSES PERIODONTAL!!), hepatitis, tidak khas. Lesi sifilis (chancre


mucous patch gumma)

5. HIV, bau mulut logam, gusi turun. IO : resesi crater like pada interdental papil.
NUG
NUP -> ada mobility
LGE -> Cuma kayak pita merah di margin gingiva, tanpa halitosis
NUS -> ada ulserasi

6. Konsumsi obat diabet. Antiseptik antijamur gak mempan


Lesi putih renda keratotik -> OLP
PV -> ekstra oral bullae

7. Stomatitis alergika -> ada pencetus


Stomatitis pyogenik->
Stomatitis herpetica -> herpes
Stomatitis hepertiform -> RAS

8. Ulkus decubitus -> bukan karena trauma, karena tonjolan akar

9. Kalau tidak spesifik gejalanya, pilih diagnose yg paling umum. OLP aja. Beda
nya OLP (bilateral) sama oral lichenoid lesion.

10. Anemia -> Kurang vitamin B12

11. Infeksi virus HS -> pada mukosa berkeratin


Infeksi VZ -> unilateral
Infeksi Coxsacie -> HFMD

12. Alergen (lipstick baru), setelah 3 hari (akut) -> lesi kulit dan di rongga mulut
penuh, krusta kehitaman di bibir -> Erythema Multipelforme
Stomatitic venenata -> local di daerah allergen
PV -> biasanya karen obat, sifatnya kronis. Lesi mulut muncul duluan, 6 bulan
kemudian muncul di kulit.

13. Plak putih pada palatum dan pharynx sejak 2 hari lalu, obat asma, bisa di swab
meninggalkan lesi eritem.
Candidiasis pseudomembran akut (thrush)
Candidiasis atrofi akut (eritem!), atrofi kronis (denture stomatitis)

Wanita 65 tahun, beberapa bulan lalu, obat tidak pengaruh, 1,5cm, ada indurasi (TB,
SCC). Pemeriksaan penunjang: PA (karena kemungkinan SCC)
Bercak putih pada dorsal lidah, influenza, nyeri otot, alkoholik.
IO: putih keabuan, multiple, bisa dilepas -> candidiasis -> pemeriksaan AGAR
GLUKOSA.
Pemeriksaan gram: bakteri

Pasien CD4>250 (HIV), Pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap/dark field


examination (sifilis): positif.

TB: limfadenitis kronis, ulser di lidah, ada indurasi, dd/ ulser sifilis

Sifilis:
Chancre: ulser lidah pinggir keras (indurasi +) 10-90 hari setelah infeksi, 3-8mg
sembuh
Mucous patches (daerah eritema kecil, menonjol, ada lapisan putih keabuan)
Condylomata lata (di palatal, papul)
Gumma

White lesion: candidiasis, leukoplakia, lesi keratotik.


Candidiasis: biasanya di dorsal lidah
Epstein barr virus(Herpes) sama leukoplakia: biasanya di lateral lidah
- Sjorgen syndrome: inflamasi kronis mengganggu organ eksokrin
Gejala klinis

Stomatitis DM: bau mulut aseton


Stomatitis Uremik: gagal ginjal, bau mulut uremik
OHL, LGE -> HIV
Mukositis oral: post radiografi
Kanker: Indurasi (+)
Diabetes: slow healing, prone to infection, epinephrine increases blood sugar
(alternative: neocobefrin) (nilai normal diabetes)
Infectious disease
Reduced liver function
Cari:
- Keadaan medicocompromised
- Cara tulis resep
- Cara tulis surat konsul

Kista residual (ada pembengkakan, palpasi krepitasi, radiolusen berbatas tegas) (post
pencabutan)
BAGIAN – ITMKG

Faktor:
- Sifat Mekanis
- Sifat Kimiawi
- Sifat Biologis
- Cara Manipulasi
Klasifikasi material
1. Metal
- Konduktor, opaque, duktiliti (dapat dibengkokan tanpa patah), merefleksikan
cahaya
- AgSn + Hg → AgHg + SnHg +AgSn
2. Polymer
-
3. Ceramic
- Logam + non logam (ZnO)
- Sifat: brittle, estetik baik, titik didih tinggi, bukan konduktor yang baik, bahan
innert/biokompatibel (tidak reaktif secara kimiawi, tidak mengiritasi)
*karena sifatnya translusent, harus pilih warna semen yang bagus, yang
translusen juga
- Modulus elastisitas jauh lebih tinggi daripada dentin

4. Composite
- Ceramic + polymer, ceramic + logam + polymer
- Matrix, filler (memberi kekuatan, viskositas, menurunkan KoE thermal
sehingga semakin mendekati struktur gigi, mencegah shrinkage saat
perubahan suhu sehingga tidak ada microleakage), coupling agent
- Matrix dan filler punya properties yang beda-beda tidak bisa berikatan
(makanya diikat coupling agent)
- Silorane (toksik karena mengandung epoxy, tidak shrinkage, kelarutan tinggi)
- Modulus elastisitas menyerupai gigi
- Buat di K.V sama K.II pake sandwich system

Kalau bahan silica sifatnya seperti amplas, tidak boleh menggunakan instrument
logam, karena silica sifatnya menggores logam, jadi nanti ada partikel logam ada
yang tercampur dengan bahan tambal, menyebabkan perubahan warna.
SEMEN
Bubuk + liquid, pasta base + katalis
ZnO: (opaque)
- ZnPO4 (+phosphoric acid)
Pake glass lab tebal (ZnPO4 eksotermis, diserap glass lab tebal, perluasan
adukan)
Kocok powder untuk menyatukan endapan.
- ZnOE (+eugenol)
- Policarboxylate (+polyacrylyic acid), berikatan dengan gigi, tidak boleh dipakai
sebelum initial setting (sudah tidak glossy) soalnya masih ada kimia bebas yang
menghalangi semen berlekatan dengan gigi.
PolyF bisa bereaksi dengan gigi dan dengan metal
Alumino Silikat: (translusent)
- GI (+polyacrylic acid)
GI tidak boleh dehidrasi tapi tidak boleh hidrasi
Pengurangan kelebihan semen: Dilapis Vaseline, dengan bur tanpa air
Hidrofilik: menguntungkan di tempat lembab
GI tidak boleh di etsa (mineral di dentin berkurang), sedangkan GI itu berikatan
dengan struktur mineral gigi. GI cuma boleh di wetting
GI adhesi dengan gigi, tapi tidak bisa adhesi dengan porselen
GI: tensile strength tinggi,

- Resin
- Semen yang baik sifatnya brittle
- Semen sebagai isolator apabila ketebalan 0,5-1mm
- Varnish: mencegah rangsang kimia, mencegah microleakage
Pada pasien bruxism, pilih bahan tambal yang tidak merusak
GIPS: 1) cetak, 2) gips plaster, 3) dental stone → untuk akrilik, 4) dental stone high
strength → untuk PFM, 5) dental stone high strength high expansion (paling bagus
dipake
Tipe Alloy (ada ductility):
1. Soft (restorasi inlay, daya oklusal rendah)
2. Medium (restorasi inlay-onlay, daya oklusal moderat)
3. Hard (restorasi crown, thick veneer, fixed partial denture pendek)
4. Extra hard (fixed partial denture panjang, frame denture)
Kalau untuk frame denture, clasp nya pake alloy emas soalnya masih ada ductility
Tipe Alloy (ADA classification)
A. High Noble
Au-Pt (full crown, PFM), Au-Cu-Ag (Full crown)
B. Noble
Ag-Au-Cu (full crown), Pd-Cu, Ag-Pd (full crown, PFM)
C. Based Metal Alloy
Ni-based alloy (full crown, PFM, frame denture, cangkolan kerangka logam)
Co-based alloy (sda)
Ti-based alloy (sda+implant)

AMALGAM

Ag3Sn + Hg -> Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn


Faktor adaptasi:
- Keplastisan partikel (spherical>lathe cut)
- Rasio merkuri dan alloy (makin banyak residu merkuri, makin tidak adaptasi)
- Kondensasi (kondensasi baik, mengurangi residu, dan membantu adaptasi
marginal)

Pada alergi perhiasaan tidak boleh pake yang ada chromium/platinum, hatus
pake yang emas!
Ni-Cr hanya untuk bridge

- Pada karies oklusal, dentin masih tebal, akan ditambal amalgam. Semen apa?
Pertimbangan: amalgam brittle (butuh ketebalan, jadi semen harus hanya selapis
tipis), dentin bersifat seperti ceramic (udah jadi isolator thermal). Jadi semen apa
yang cocok? Amalgam dikondensasi, sehingga butuh semen yang high strength.
(Semen di sini fungsinya hanya untuk mencegah pertemuan antara cairan tubuli
dentin dengan amalgam, mencegah reaksi galvanis)
- Pada karies oklusal, dentin masih tebal, akan ditambal komposit. Semen apa?
Pertimbangan: CaOH, Hanya untuk menetralisir asam saat polimerisasi komposit
Bruxism -> amalgam, ME setara dentin
Abrasi -> Ingin estetik -> sandwich
CMS: cold mold seal
Polimetil metakrilat (powder) – monomer. Iritasi bisa dari residu monomer (sifatnya
panas). Terutama pada self cured. (rendam di air dulu baru dicoba ke pasien).
Suhu rendah memperlambat reaksi, suhu tinggi mempercepat reaksi

Pada restorasi yang fit, pilihannya: ZnPO4 (1st choice) -> PolyF -> GIC
Kalau tidak fit: GIC/PolyF

Memperpanjang working time


- Menurunkan suhu

Kalo parsial yang bikin sakit biasanya pada saluran akar yang paling besar. N
Komposit:
- Reinforcement: core
- Macrofill: filler besar, kuat, estetik buruk
- Nanofill: Estetik oke, filler banyak, tapi tidak kuat di incisal
- Mikrofill: Kekuatan kurang, filler kecil
- Microhybrid: Untuk kelas 4 bagus, estetik dan kekuatan cukup
OSCE

1. Anamnesa
Posisi pasien: 45-60 (semi supine), dokter duduk di serong kanan pasien

- Pengenalan
o Salam, perkenalkan diri, kontak mata
- Menanyakan identitas
o Nama, usia, gender, alamat, jenis pekerjaan
o Kalau ada medrek, konfirmasi identitas ke pasien
- KU: chief complaint
- Riwayat KU
o Lokasi, onset, durasi, kronologis penyakit (awalnya gimana, sekarang
gimana), hal yang memperparah, hal yang memperingan, perawatan yang
telah diterima
- Riwayat dental
- Riwayat medis (riwayat obat-obatan)
- Riwayat sosiokultural/habit yang relevan
- Harapan pasien

2. Interpretasi hasil pemeriksaan

Penulisan Resep
Pembukaan

Menuliskan nama atau identitas dokter (atas tengah)


Lokasi, tanggal (kanan atas)
Isi resep
a. Nama obat, dosis, sediaan, jumlah tablet, aturan pakai, paraf
b. Garis vertical terakhir
Penutup
a. Menuliskan nama pasien
b. Usia pasien
Surat Konsul
Tempat (lokasi/kota), tanggal waktu (kanan atas)
Kepada yth, TS xy, drg Sp.z
Bersama ini kami konsulkan, (nama, usia, alamat)
Berdasarkan pemeriksaan, diagnose sementara pasien (d/)
Mohon evaluasi (tindakan/odon/apico/follow up)
Atas bantuan TS kami ucapkan terima kasih
Nama, ttd, nomor HP

Tes Vitalitas Gigi


- Cuci tangan
- Masker handscoon
- Isolasi daerah kerja (di mucobuccal fold, tidak boleh kena frenulum, pada daerah
frenulum pakai 2 cotton roll)
- Keringkan permukaan labial dengan cotton pellet steril
- Semprot chlorethyl di cotton pellet sampai ada bunga es
- Cotton pellet di CEJ tidak boleh mengenai gusi
Tes Perkusi
- Cuci tangan
- Masker handscoon
- Isolasi daerah kerja (di mucobuccal fold, tidak boleh kena frenulum)
- Ketukkan dengan tekanan ringan pada oklusal gigi, tanya respon pasien,
bandingkan dengan gigi sehat
Tes Tekan
- Cuci tangan
- Masker handscoon
- Isolasi daerah kerja (di mucobuccal fold, tidak boleh kena frenulum)
- Pake cotton swab/cotton roll
Manipulasi ZnPO4, GIC, Pulp Capping
TO
1. Bell’s Palsy, Trigeminal Neuralgia, Referred Pain, Atypical Facial Pain,
Myofacial pain
2. Tell show do, modelling, HOME, distraction, restraint
3. BTO, proteksi radiasi (justifikasi, limitasi, optimalisasi), Faktor yang
mempengaruhi perilaku (intention, attitude, predisposing, enabling, reinforcing)
4. Otot-otot mastikasi (masseter, pterygoideus, digastrikus, buccinator)
5. Persarafan jaringan keras dan mukosa RA RB
6. Indikasi bridge (fixed, semi fixed, adhesive, cantilever)
7. Indikasi klammer (gillet, half Jackson, adam, 2 jari, 3 jari)
8. Anomali gigi pada anak dengan gangguan sistemik (down syndrome)
9. Pengukuran PBI (titik, garis, segitiga, bleeding spontan)
10. Prinsip pembagian beban prostho
11. Proses pembekuan darah
12. Macam-macam epulis (fisuratum/denture granuloma, fibromatosa,
granulomatosa, gravidarum/pyogenik -> pada wanita hamil, gigantocellulare,
angimatosa, kongenital)
13. Pertimbangan biologis, mekanis, estetik
14. TMJ disorder
15. Tipe-tipe alloy
16. Indikasi semen
17. IDW, BLS
18. Bacteria abses gingivitis periodontitiskronis,periodontitis aggressive

Pembahasan prostho
1. Indikasi bridge. <25° masih bisa dipreparasi, di posterior kalau cantilever berat.
12° secara teori pake fixed-movable, tapi secara ekonomis fixed movable mahal.

BAHAN - PERIODONSIA
Klasifikasi Keterlibatan Furkasi (Glickman)
Kelas I Resorbsi insipient
Kelas II Cul-de-sac
Kelas III Through-through, masih tertutup jaringan lunak
Kelas IV Through-through, visible

Catatan perio:

- D/ Trauma Oklusi: trauma yang diakibatkan oleh daya oklusi yang berlebihan
(premature contact) pada ligamen periodontal
- Macam occlusal adjustment: selective grinding, pointing
- Abses periodontal: tidak ada karies, keterlibatan poket, mobility, terasa asin
(pus), gigi terasa memanjang (karena ada massa di bawah gigi)
- Abses gingival: tidak ada poket, tidak ada kegoyangan, tidak ada keterlibatan
jaringan periodontal selain gingiva (iritasi benda tajam – duri makanan)
- Kalau etiologi: langsung dikaitkan dengan soal. Tidak selalu yang ditanya
faktor etiologi inisial. Yang langsung berkaitan dengan penyakit di soal
- Abses pada fase pendahuluan -> harus drainase! Tapi lihat soal dulu, kalau di
soal sudah ada drainase, fase pendahuluan dilakukan terapi medikamentosa.
o Abses gingival: insisi, puncture
o Abses periodontal: root plan
- Gingival enlargement:
o Inflamasi: gingivitis (hipertrofi, sel-sel edema), terasa lunak
 Tx: Scaling, RP
o Non inflamasi (gingival hyperplasia, sel bertambah banyak)
 Drug induced: etiologi obat-obatan (phenytoin, amlodipine), gingiva
membesar hingga menutupi mahkota gigi, terasa kenyal. Tidak
keterlibatan jaringan periodontal lain.
 Tx: gingivektomi/gingivoplasti, tergantung arah pembesaran
o Kombinasi
 Gingival enlargement mempermudah retensi plak, sehingga terjadi
peradangan -> gingivitis
 Tx: Scaling
- ANUG: Pada malnutrisi. Fisik (halitosis, malaise, demam). IO (gingivitis,
ulserasi dilapis psuedomembran putih). Tidak ada keterlibatan
o Tx: Fase pendahuluan: Debridement jaringan nekrotik (H202, dengan
spooling+suction. Dilanjut kapas basah). Obat AB dan analgesic
antipiretik
o Perawatan lanjutan: inisial, dst.
- Serat ligament periodontal
Berdasarkan mobility, grade I: Buccal lingual (horizontal), grade II: grade III:
Buccal lingual mesial distal vertikal
Transeptal Melewati atas alv. crest ke cementum gigi. Tidak ada
perlekatan ke tulang alveolar (gingival fiber)
Alveolar Dari cementum ke alveolar crest.
crest Fungsi: mencegah ekstrusi gigi, menahan daya lateral

Kalau baru grade I, yang paling rusak dari margin baru ke


apex. Jadi yang terkena alv. Crest dulu.
Horizontal Pada sisi sumbu panjang gigi, dari cementum t. alveolar

Kalau trauma dari depan, horizontal yang kena


Oblique Serat terbanyak. Dari cementum ke arah koronal

Fungsi: Menahan daya kunyah vertikal

- Periodontitis agresif: onset pada usia muda, OH baik, resorbsi crater (distal P2
sampe mesial M2), crater dari buccolingual.
Lokalisata: Hanya pada M1, I1. Generalisata: Lebih dari 2 gigi selain M1 I1
- True pocket/absolut/periodontal: dasar pocket di bawah CEJ (CAL ke apical)
False pocket/pseudo/gingival/relative: dasar pocket di atas CEJ
BAGIAN – KONSERVASI

1. Klasifikasi Mount&Hume
Site 1 (pit fissure), 2 (proksimal), 3 (cervical)
Size 0, 1 (keterlibatan dentin), 2 (dentin moderat), 3 (kavitas besar, tapi masih
butuh preparasi), 4 (extensive).

2. Lesi non karies


Tidak ada keterlibatan bakteri
- Abrasi
Friksi mekanis. Terlihat cekungan tajam, berbentuk cekung tajam v-notch.
Biasanya pada beberapa gigi.
Insidensi: Servikal P, C
- Atrisi
Aus di oklusal/incisal. Terlihat permukaan datar (facet) di incisal
- Abfraksi
Akibat gaya fleksi (beban oklusal berlebihan) biasanya hanya pada 1 gigi
dengan occlusal interference.
- Erosi
Kimia. Intrinsik (bulimia, GERD), ekstrinsik (makanan asam, inhalasai asap
industri yang korosif).
- Email hypoplasia
Gangguan proses pembentukan matriks enamel
Umum (trauma, infeksi, radiasi, idiopatik), Lokal (prenatal: sifilis kongenital,
neonatal: post natal: defisiensi nutrisi)

3. Pulpektomi v Pulpotomi
- Pulpektomi
- Pulpotomi
Umumnya pada gigi sulung

4. Restorasi GIC/SIK
Prinsip: adhesi kimiawi dengan struktur gigi (tidak perlu retention form)
- Preparasi kavitas
- Tidak boleh ada jaringan karies dan undermining enamel
- Bersihkan kavitas
- Dental conditioning (menghilangkan smear layer) dengan poliakrilat 10s
- Oles Vaseline

5. Step back v Crown down


- Step back, WL dulu baru IF
- Crowndown, preparasi 2/3 koronal baru WL
6. Onlay
Semua cusp tertutup cast metal restoration
- Reduksi oklusal 2mm (buat indentasi/guideline)
- Bevel & counter-bevel (30°)
- Pembulatan axiopulpal line angle
7. Labial veneering
- Facial (0,25-0,5mm) Incisal (1-1,5mm)

8. Klasifikasi diagnosa pulpa dan periapikal (AAE)

Anda mungkin juga menyukai