PEMBAHASAN
4.1. Umum
Masjid Al-Hadiid merupakan masjid yang terletak di Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya. Pelaksanaan pembangunan Masjid Al-Hadiid ini terdiri dari berbagai
rangkaian pekerjaan yang saling berkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan-
pekerjaan lainnya. Untuk itu, supaya kegiatan pelaksanaan pembangunan dapat
memberikan hasil yang optimal diperlukan metode pelaksanaan yang baik.
Masjid Al-Hadiid terdiri dari 3 (tiga) lantai yaitu lantai dasar atau basement, lantai 1
dan lantai 2. Luas setiap lantai adalah 324 m2. Lantai dasar digunakan untuk kamar mandi
dan tempat wudu. Lantai 1 digunakan untuk ruang shalat laki laki dan lantai 2 digunakan
untuk ruang shalat perempuan. Dapat dilihat pada Gambar 4.2.
31
32
Lantai 2
Lantai 1
Lantai Dasar
g. Potong Pohon
h. Pindah tiang telkom dan bok panel
2. Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pondasi
c. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Struktur Lantai 1
a. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Struktur Lantai 2
a. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Struktur Atap
a. Pekerjaan Baja dan Penutup Atap
Karena keterbatasan waktu yang dimiliki penyusun dalam melaksanakan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata – Praktik (KKN-P) pada Proyek Pembangunan Masjid Al-Hadiid
Fakultas Teknik ini, maka penyusun hanya akan membahas beberapa bagian di pekerjaan
lantai dasar dan lantai 1 yang di dalamnya terdapat pekerjaan beton.
Pada pelaksanaan suatu proyek, pihak kontraktor berkewajiban untuk membuat time
schedule (jadwal pelaksanaan pekerjaan) sesuai dengan kemampuan kontraktor serta
disesuaikan dengan batas waktu pelaksanaan dalam kontrak kerja. Tujuan pembuatan time
schedule adalah agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat waktu atau bahkan sebelum
waktu yang ditentukan, sehingga berpengaruh juga pada benefit yang didapatkan dari hasil
pekerjaan.
Untuk dapat mencapai target prestasi dari time schedule tersebut, kontraktor menyusun
kembali penjadwalan kerja dengan sedetail mungkin baik rencana kerja harian, mingguan,
dan bulanan melalui monitoring pekerjaan secara harian, yang meliputi tenaga kerja,
material, maupun seluruh peralatan kerja. Untuk memudahkan pembuatan time schedule
yang ideal dalam pelaksanaan suatu proyek dikenal istilah Kurva-S. Kurva-S atau S-Curve
adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi
progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva-S ini secara
garis besar terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang
merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan
merupakan deviasi yang dapat berupa ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari
rencana) dan delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Beberapa manfaat
dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek antara lain:
34
1. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek.
2. Sebagai alat untuk review dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam
satuan waktu mingguan atau bulanan.
3. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek.
4. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow.
5. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan.
6. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro
Proyek Pembangunan Masjid Al-Hadiid Fakultas Teknik direncanakan mulai pada
Bulan Oktober 2018 dan berakhir pada Bulan April 2019. Selama total 13 minggu pertama
pelaksanaan proyek didapatkan deviasi realisasi pelaksanaan, yakni selisih komulatif
rencana pelaksanaan dan komulatif realisasi pelaksanaan, deviasi ini yang menjadi acuan
terjadinya ahead atau delay. Realisasi pada pelaksanaan proyek terjadi 9 minggu delay dan
4 minggu ahead. Realisasi kemajuan pembangunan dapat dilihat pada Gambar 4.3. Kurva
berwarna merah menunjukkan komulatif rencana kemajuan dan kurva berwarna hitam
menunjukkan komulatif realisasi kemajuan.
Gambar 4.3 Perbandingan rencana pelaksanaan dan realisasi pelaksanaan proyek selama
13 minggu pertama
Sumber: Data kontraktor, 2018
Terjadinya delay atau realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana pada proyek ini
disebabkan karena pekerjaan pendahuluan yang mengalami kendala, yaitu pada pengalihan
aset musala lama. Aset mushola lama belum bisa dibongkar pada jadwal yang telah
ditentukan karena adanya sengketa tanah. Sembari mengurus proses kepemilikan aset
musala lama, pekerjaan di lapangan tetap dilaksanakan dengan membongkar bangunan
teras musala lama terlebih dahulu, selaian itu dilakukan adendum perpanjangan waktu dan
35
perubahan schedule atau re-schedule. Rincian rencana pekerjaan yang ditargetkan tercapai
pada setiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Sedangkan rincian perubahan rencana
pekerjaan yang ditargetkan tercapai pada setiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Pada schedule awal direncanakan pekerjaan selesai pada Bulan April 2019, namun setelah
sering terjadinya delay di 13 minggu pertama maka dilakukan adendum perpanjangan
waktu. Adendum perpanjangan waktu pekerjaan direalisasikan dengan menambah 8
minggu, sehingga pelaksanaan proyek direncanakan selesai pada Bulan Juni 2019 yang
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Bulan Minggu ke- Tanggal Uraian Pekerjaan Bobot (%) Total Bobot(%)
1 22-28 Pekerjaan Pendahuluan 0,661 0,661
Oktober
2 29-04 Pekerjaan Pendahuluan 0,661 0,661
3 05-11 Pekerjaan Pendahuluan 0,661 0,661
Pekerjaan Pendahuluan 0,661
4 12-18 1,091
Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,430
Pekerjaan Pendahuluan 0,661
November
5 19-25 Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,230 4,301
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 3,410
Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,530
6 26-02 5,440
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,910
Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,530
7 03-09 5,440
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,910
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,410
8 10-16 6,290
Desember Pekerjaan Beton Lantai Dasar 1,880
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,410
9 17-23 6,290
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 1,880
10 24-30 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 6,581 6,581
11 31-06 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 6,581 6,581
12 07-13 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 6,581 6,581
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 2,350
13 14-20 5,675
Pekerjaan Beton Lantai 1 3,325
Januari
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 2,350
14 21-27 4,750
Pekerjaan Beton Lantai 1 2,400
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 1,880
15 28-03 4,605
Pekerjaan Beton Lantai 1 2,725
Pekerjaan Beton Lantai 1 1,575
16 04-10 4,340
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,765
Pekerjaan Beton Lantai 1 1,275
17 11-17 4,040
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,765
Februari
Pekerjaan Beton Lantai 1 2,825
18 18-24 3,675
Pekerjaan Beton Lantai 2 0,850
Pekerjaan Beton Lantai 1 2,825
19 25-03 3,675
Pekerjaan Beton Lantai 2 0,850
20 04-10 Pekerjaan Beton Lantai 2 3,831 3,831
21 11-17 Pekerjaan Beton Lantai 2 3,831 3,831
Maret
22 18-24 Pekerjaan Beton Lantai 2 2,993 2,993
23 25-31 Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 2,500 2,500
24 01-07 Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 2,500 2,500
April 25 08-14 Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 2,000 2,000
26 15-19 Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 1,008 1,008
Sumber: Data Kontraktor, 2018
37
Tabel 4.2 Rincian Perubahan Rencana Pekerjaan Proyek Pembangunan Masjid Al-Hadiid
Total
Minggu Bobot
Bulan Tanggal Uraian Pekerjaan Bobot
ke- (%)
(%)
Oktober 1 22-28 Pekerjaan Pendahuluan 0,570 0,570
2 29-04 Pekerjaan Pendahuluan 0,570 0,570
3 05-11 Pekerjaan Pendahuluan 0,570 0,570
Pekerjaan Pendahuluan 0,570
November 4 12-18 Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,260 1,150
Pekerjaan Pendahuluan (tambahan item
0,320
pekerjaan)
Pekerjaan Pendahuluan 0,570
5 19-25 Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,460 1,350
Pekerjaan Pendahuluan (tambahan item
0,320
pekerjaan)
6 26-02 Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,560 2,560
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 2,000
7 03-09 Pekerjaan Tanah Lantai Dasar 0,560 2,560
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 2,000
Desember Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 2,600
8 10-16 2,850
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,250
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 2,600
9 17-23 3,100
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,500
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 2,500
10 24-30 3,500
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
1,000
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,000
11 31-06 4,200
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,200
Januari (tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Pondasi Lantai Dasar 4,300
12 07-13
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,300 0,300
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 4,500
13 14-20 4,650
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,150
(tambahan item pekerjaan)
14 21-27 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 3,750 3,750
15 28-03 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 1,880 1,880
16 04-10 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 3,750 3,750
Februari
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 2,750
17 11-17 3,500
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,750
(tambahan item pekerjaan)
18 18-24 Pekerjaan Beton Lantai Dasar 2,750 3,500
Sumber: Data Kontraktor, 2018
38
Lanjutan Tabel 4.2 Rincian Perubahan Rencana Pekerjaan Proyek Pembangunan Masjid
Al-Hadiid
Total
Minggu Bobot
Bulan Tanggal Uraian Pekerjaan Bobot
ke- (%)
(%)
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
18 18-24 0,750
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 2,750
Februari 19 25-03 3,500
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,750
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 0,710
20 04-10 3,360
Pekerjaan Beton Lantai 1 2,200
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,450
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai Dasar 0,150
Maret 21 11-17 Pekerjaan Beton Lantai 1 2,460 3,350
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
0,590
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan
0,150
item pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 1 3,000
Pekerjaan Struktur Lantai 1 (tambahan
22 18-24 0,040 3,440
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan
0,300
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,100
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 1 3,000
23 25-31 Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan 3,430
0,330
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,100
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 1 1,700
24 01-07 Pekerjaan Beton Lantai 2 1,530 3,430
Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan
April 0,100
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,100
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 1 1,550
25 08-14 Pekerjaan Beton Lantai 2 1,670 3,420
Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan
0,100
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,100
pekerjaan)
26 15-19 Pekerjaan Beton Lantai 2 3,300 3,400
Sumber: Data Kontraktor, 2018
39
Lanjutan Tabel 4.2 Rincian Perubahan Rencana Pekerjaan Proyek Pembangunan Masjid
Al-Hadiid
Total
Minggu Bobot
Bulan Tanggal Uraian Pekerjaan Bobot
ke- (%)
(%)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
26 15-19 0,100
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,000
27 22-28 Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan 3,350
1,000
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
April 0,350
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,980
28 29-5 Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan 3,320
0,090
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,250
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,400
Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
29 6-12 0,290 3,450
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Lantai 2 (tambahan
0,260
item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
Mei 0,500
pekerjaan)
Pekerjaan Beton Lantai 2 2,470
30 13-19 Pekerjaan Struktur Lantai Dasar 3,220
0,250
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,500
pekerjaan)
Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 0,850
31 20-26 Pekerjaan Struktur Lantai Dasar 3,100
0,500
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
1,750
pekerjaan)
Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 0,850
32 27-2 Pekerjaan Struktur Lantai Dasar 2,850
0,500
(tambahan item pekerjaan)
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
1,500
pekerjaan)
Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 1,780
Juni 33 3-9 1,860
Pekerjaan Struktur Atap (tambahan item
0,080
pekerjaan)
34 10-16 Pekerjaan Baja dan Penutup Atap 1,010 1,010
Sumber: Data Kontraktor, 2018
40
Keterangan:
= Bekisting Konvensional
= Bekisting Knock Down
sedangkan bekisting Konck Down bisa digunakan lebih dari 3 kali. Hal ini tergantung pada
pemakaian dan perawatan bekisting. Bekisting Knock Down lebih mahal jika dilihat dari
harga pembelian, namun jika dibandingkan dengan bekisitng konvensional yang dapat
digunakan hanya beberapa kali kedua jenis bekisting ini imbang. Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa pemilihan penggunaan bekisting tergantung ukuran dan tinggi
kolom yang diingiinkan. Berikut langkah-langkah dalam memasang bekisting pada kolom
struktur:
1. Menyiapkan alat bantu yang dibuat pada bawah tulangan kolom yang berhubungan
dengan pondasi yang sudah dicor. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan, biasanya menggunakan besi stek
yang dibor pada lantai.
2. Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di atas. Pasang beton decking. Tujuan
beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
3. Memasang tierod untuk memperkuat. Ukuran balok yang digunakan biasanya 6/12
atau 8/12 kayu kruing. Tierod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin membuat
sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5
mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom. Apabila tinggi kolom sekitar 3-4
m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi rata. Namun jika tinggi kolom lebih
dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin
pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
4. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk mendapatkan
kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
Berikut dokumentasi pemasangan bekisting kolom:
Pemasangan Bekisting Knock Down pada Kolom
42
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyaratkan pada gambar.
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan.
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien..
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton.
Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi bekisting.
Berikut dokumentasi bekisting plat dan balok:
manusia atau dengan bantuan tambang atau alat penolong lain untuk menghindari adanya
kerusakan.
Gambar 4.21 Truck mixer pada proses pengecoran plat dan balok
Sumber: Dokumentasi penyusun, 2019
Pengecoran Plat dan Balok Lantai 1 dilakukan pada 28 Januari 2019 dan pembukaan
bekisting dilakukan pada 4 Februari. Beton readymix pada proyek ini dipesan di Merak
Jaya Beton. Berikut foto setelah bekisting dibuka pada Gambar 4.24.
55