Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI

BANGUNAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Disusun oleh :

Rizki Fauzi (DJ-065)

Evinum Melya Salsabila (DJ-066)

Rizky Erpagal (DJ-067)

Afiful Ariq El-Ahmady (DJ-068)

Fauzan Azima Husfa (DJ-070)

Lailatul Mardatillah (DJ-071)

Anisah Junaidi (DJ-072)

Farhan Noer (DJ-073)

LABORATORIUM TEKNOLOGI BANGUNAN DAN PERMODELAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
1. CSRE (Cement-Stabilized Rammed Earth)
Perkembangan teknologi konstruksi semakin pesat. Hal tersebut memungkinkan
struktur bangunan dapat dibangun lebih tinggi dan lebih cepat dibanding zaman dahulu.
Namun, adanya sisa-sisa bangunan monumen kuno mengingatkan kita bahwa teknik
konstruksi sejak ratusan tahun lalu sudah memiliki manfaat yang sangat besar. Bahkan,
banyak inovasi yang dihasilkan pada bangunan zaman dahulu berfungsi sebagai pondasi
konstruksi modern. Misalnya saja, penemuan beton dalam sejarah Romawi Kuno.

Namun, hal yang perlu dilakukan pada saat ini adalah dengan melakukan
pemeliharaan dan sedikit renovasi untuk memperindah bangunan. Melansir Arch Daily,
cara terbaik yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan metode konstruksi modern
yang canggih demi mempertahankan filosofi bangunan kuno yang masih kental.
Melakukan renovasi baru dan mengambil banyak bentuk yang berbeda, mulai dari
penggunaan kembali bahan kuno untuk memperbarui teknik konstruksi bangunan.
Sebagai contoh, jenis baru konstruksi tanah yaitu dengan menata kembali keberlanjutan
sistem kuno dari sudut pandang material seperti teknik cement-stabilized rammed earth
(CSRE).

Dalam dunia di mana eksploitasi sumber daya alam oleh industri konstruksi telah
menjadi masalah yang parah, bumi dapat menjadi bahan bangunan ideal yang berpotensi
untuk mengurangi jejak karbon ketika pendekatan siklus hidup buaian sampai kuburan
dipertimbangkan. Hal ini juga dapat memastikan kerusakan lingkungan yang minimal
karena suatu saat nanti tanah yang diperoleh dapat dikembalikan, tetapi dapat dalam
bentuk yang sedikit dimodifikasi. Namun demikian, sangat penting untuk
mempertimbangkan cara-cara menghilangkan sifat-sifat tanah yang tidak diinginkan dan
mengubahnya menjadi bahan bangunan yang kuat dan tahan lama yang ramah
lingkungan. Menstabilkan tanah dengan semen dan menabrak pada kadar air optimal
membentuk semen stabilized rammed earth (CSRE), bahan bangunan dengan kekuatan
dan daya tahan yang cukup tetapi energi yang terkandung rendah.

Teknik CSRE ini menabrak pakem sistem tradisional sehingga menjadi lebih kuat
dengan menstabilkan tanah menggunakan semen. Untuk melaksanakan teknik CSRE, hal
yang dibutuhkan adalah tanah, air, dan zat penstabil alami terdiri dari air seni hewan,
darah hewan, serat tanaman, atau bitumen.

Universitas Arsitektur dan Teknologi Xi'an di China telah mengeksplorasi


penggunaan teknik CSRE untuk membantu masyarakat pedesaan membangun rumah
baru. Sementara itu, Departemen Perumahan Australia Barat telah menyelidiki
penggunaan CSRE di komunitas adat terpencil.
Pertumbuhan populasi dan penggundulan hutan yang cepat telah membuat orang
sulit membangun rumah menggunakan unsur kayu. Adanya teknik tersebut dirasa
menjadi alternatif baru untuk menghentikan impor besi bergelombang yang telah terbukti
mahal dan tidak berkelanjutan. Namun, bahan dan teknik konstruksi keberlanjutan sistem
kuno seperti CSRE tidak hanya dihargai karena keberlanjutannya yang bisa dipakai
seterusnya. Metode pembangunan lainnya seperti Dougong China mungkin sudah berusia
ribuan tahun, tetapi terus diperbarui hingga sekarang. Meskipun banyak dari teknik ini
bergantung pada penggunaan skala kecil dari bahan-bahan lokal, ada kemungkinan
bahwa metode konstruksi ini berlaku untuk struktur skala besar juga. Sebagai penemuan
kembali teknik-teknik lama, perubahan-perubahan ini tidak harus jadi mundur ke
belakang, tetapi mengindikasikan masa depan yang sadar akan pentingnya lingkungan.

2. HOLOLENS

Sejak lama, konstruksi merupakan salah satu industri yang tidak banyak
memanfaatkan teknologi. Namun, hal ini mungkin akan berubah dengan adanya
teknologi AR (Augmented Reality). Perangkat seperti HoloLens dari Microsoft, yang
memungkinkan pengguna untuk melihat gambar hologram di lingkungan sekitarnya,
dapat membuat industri konstruksi menjadi lebih efisien dan mengurangi jumlah proyek
yang terlambat atau memerlukan dana ekstra.

Gilbane Building Company, sebuah perusahaan konstruksi yang bermarkas di


Rhode Island, merupakan salah satu perusahaan yang menjadi early
adopter aliaspengguna awal dari teknologi AR. Pihak Gilbane menyebutkan, mereka
membeli HoloLens seharga USD3 ribu dan menerimanya di pertengahan bulan Juni lalu.
Hingga saat ini, perangkat AR tersebut telah terbukti berguna. Ketika Senior Manager
Gilbane, John Myers menggunakan HoloLens untuk melihat maket dari proyek Dearborn
STEM Academy, proyek untuk membangun sekolah di Boston bernilai USD70 juta, dia
sadar bahwa rangka besi yang perusahaan pesan untuk digunakan di tembok ternyata
terlalu panjang.
(sumber : https://www.builder.id/mengenal-hololens-inovasi-teknologi-konstruksi-terkini/)

Menyadari hal ini, Gilbane lalu meminta pihak supplier rangka besi untuk
memotong rangka itu. Myers memperkirakan, Gilbane berhasil menghemat ongkos
sebesar USD5 ribu."Hal ini sudah cukup untuk membayar ongkos pembelian HoloLens,"
kata Myers. Perusahaan lain yang mulai menggunakan HoloLens adalah perusahaan
teknik AECOM, perusahaan desain dan arsitektur Gensler dan China State Construction
Engineering Corporation, seperti yang dilaporkan oleh Technology Review. Vice
President Gilbane, Sue Klawans berkata, HoloLens juga bisa digunakan sebelum sebuah
bangunan dibangun untuk mencari kelemahan di sistem pipa dan saluran yang akan
dibangun di bagian atap bangunan -- sebuah proses rumit yang biasanya memakan waktu
lebih lama dari yang diperkirakan.

Saat ini, gambar yang dihasilkan oleh HoloLens terkadang masih tidak stabil.
Namun, Amar Hanspal, Senior Vice President Autodesk, perusahaan yang
mengembangkan visualisasi data yang diperlukan untuk HoloLens berkata, nantinya, para
pekerja konstruksi akan dapat menggunakan HoloLens di tempat bangunan dibangun dan
melihat secara langsung bagaimana bangunan itu saat ia telah sempurna. Untuk itu, para
pekerja konstruksi harus menemukan cara untuk menggunakan HoloLens bersamaan
dengan alat-alat keamanan yang mereka gunakan dan memastikan HoloLens tidak
mengalihkan perhatian mereka dan justru membahayakan diri mereka. HoloLens
memiliki bentuk layaknya kacamata besar, yang menyulitkan penggunanya untuk
menggunakan topi konstruksi. Masalah lainnya adalah lensa HoloLens tidak setangguh
kacamata untuk konstruksi, yang biasanya anti-pecah dan tahan panas. Selain itu, ada
kemungkinan gambar hologram yang muncul justru dapat membahayakan penggunanya
karena mengalihkan perhatiannya dari keadaan sekitar.

Trimble, sebuah perusahaan teknologi dibali software 3D modeling, SketchUp


membuat sebuah aplikasi untuk HoloLens yang memungkinkan pengguna untuk
membuat catatan saat mereka menggunakan HoloLens untuk melihat gambar 3D. "Kami
ingin melihat perkembangan HoloLens sebagai alat bantu konstruksi," kata Eksekutif
Gilbane, Klawans. "Ini adalah kemajuan teknologi dari apa yang kami lakukan
sebelumnya. Ia bukanlah sekadar mainan baru."
3. 3D Printing

Metode 3D Printing adalahsalah satu metode manufaktur aditif yang


menghasilkan objek tiga Mengasilkan ptoduk tiga dimensi dari program desain (digital).
Mesin pencentak akan membaca file design program dan mencetak lapisan demi lapisan
material (berupa plastik, resin, beton, pasir, baja, dan sebagainya) sampai keseluruhan
objek terbentuk. Metode ini telah dikembangkan sejak tahun 1980an di Amerika Serikat,
namun baru mulai dikenalkan ke publik secara komersial tahun 2010. Sedangkan
konstruksi bangunan menggunakan metode 3D printing baru mulai diterapkan pada tahun
2014.

Sebuah bangunan kantor pertama di dunia yang menggunakan metode konstruksi


3D Printing dibangun di Dubai, Uni Emirates Arab. Bangunan ini selesai dibangun pada
mei 2016 Bangunan ini berukuran 250 meter persegi, dibangun menggunakan printer
berukuran 6x 36.5 x 12 meter dengan lengan robotik yang mengalirkan campuran semen
dan material Keseluruhan model bangunan ini membutuhkan waktu 17 hari untuk di print
dan dua hari untuk dipasang di lokasi. Proyek, yang lulus tes stabilitas baik di Inggris dan
China ini, dibangun oleh Yingchuang Building Technology Co. Goverment of Dubai,
Bangunan Kantor 3D Printed Pertama.

(Sumber: www.builderonline.com)

Pembangunan keseluruhan bangunan ini hanya membutuhkan 18 pekerja yaitu:


satu pegawai pengawas printer, tujuh orang untuk memasang komponen di lokasi dan 10
spesialis dan pelistrikan bertugas dalam teknik mekanik dan listrik. Hasilnya, biaya
pekerja berkurang 50% dibanding bangunan konvesional dengan ukuran yang sama. Pada
umumnya satu mesin pencetak 3D mampu membangun sebesar hingga 93 m2 perhari.

Sebelumnya, pada september 2014, sepuluh rumah 3D berukuran 200m2 telah


dibuat di Shanghai, Cina Bangunan ini dibuat sepenuhnya dari beton menggunakan
printer 3D raksasa, dengan biaya pembangunan setiap rumah hanya sebesar 30.000 RMB
($ 4.800). Hanya sepuluh bulan setelah proyek awal, Pada tahun 2015, Shanghai Winsun
Dekorasi Desain Engineering Co (perusahaan di balik bangunan 3D printed ini) membuat
pengumuman baru telah berhasil membangun bangunan 3D printed tertinggi yaitu
apartemen 5 lantai dan villa 3D printed pertama di dunia dengan ukuran 1.100 m2 dan
telah dilengkapi dengan dekorasi internal dan eksternal.

Metode 3D Printing di Proyek Konstruksi Metode konstruksi dengan


menggunakan printer 3D dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: mencetak seluruh
bangunan di lokasi (Full-on-Site Printing) dan pencetakan tiap bagian kemudian dipasang
di lokasi (Sectional Printing). Adapun tiap jenis metode dibahas sebagai berikut.

a. Full-On-Site 3D Printing
Teknik konstruksi pencetakan 3D bangunan ini sepenuhnya dilakukan di
lokasi, Pencetak 3D dengan ukuran raksaksa dipasang pada jalur yang sesuai.
Ukuran printer atau jalur yang dibutuhkan sangat besar agar dapat mencakup
ukuran dan ketinggian bangunan yang diinginkan.

Bangunan 3D Printed Milik Huasang TengDa Company. Dengan Teknik Full-


on-site (Sumber : 3dprint.com)
Penulangan bangunan dapat dilakukan dengan pemasangan manual
terlebih dahulu dan kemudian dilakukan penglapisan beton atau keseluruhan
pembangunan struktur termasuk tulangan menggunakan printer. Namun apa bila
pemasangan tulangan secara manual terlebih dahulu, akan menyulitkan
pergerakan printer. Karena pada umumnya lengan printer baru hanya dapat
bergerak maju-mundur, atas-bawah, dan kanan-kiri atau terbatas.
b. Sectional 3D Printing
Printing Teknik konstruksi pencetakan 3D bangunan ini sepenuhnya
dilakukan di pabrik atau di tempat bukan lokasi konstruksi. Pencetakan dilakukan
secara terpisah antara tiap bagian bangunan. Kemudian tiap bagian akan dibawa
ke lokasi proyek dan kemudian di pasang.
Penyatuan dilakukan secara manual menggunakan tenaga pekerja. Teknik
ini mirip dengan teknik precast hanya saja pencetakan dilakukan dengan cara 3D
printing. Shanghai Winsun Dekorasi Desain Engineering Co. Menggunakan
teknik ini dalam membuat bangunan 3D-Printed milik mereka.Penggunaan
metode ini akan sangat cocok untuk membantu dalam membangun perumahan
atau bangunan kecil dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat.

Tantangan saat ini yang dialami untuk menggunakan metode 3D Printing antara lain:

• Lebih mahal daripada konstruksi konvensional karena tingginya biaya printer 3D


dan kurangnya keakraban dalam industri dengan teknologi cetak 3D dan aplikasi.
• Masih terbatasnya jenis bahan yang dapat dicetak menggunakan teknologi ini
(masih dalam penelitian).
• Ukuran printer 3D yang besar dan, karena itu, sulit dan mahal untuk ditempatkan
di situs.
• Mencetak 3D menimbulkan biaya up-front lebih untuk membuat model digital
untuk menghasilkan produk yang aman dan hemat biaya.
• Berpotensi memberikan dampak negatif pada jenis keterampilan tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun bangunan
Referensi
Ilmubeton.com. (2018, Mei). Trend Konstruksi dengan 3D Printing, Industri Konstruksi Masa
Depan. Diakses pada 26 Oktober 2020, dari https://www.ilmubeton.com/2018/05/trend-
konstruksi-dengan-3d-printing.html

Medcom.id. (2016, 16 Agustus). Teknologi AR Buat Industri Konstruksi Lebih Efektif. Diakses
pada 26 Oktober 2020, dari https://www.medcom.id/teknologi/news-
teknologi/Obz9xZdN-teknologi-ar-buat-industri-konstruksi-lebih-efektif

Properti.kompas.com. (2020, 5 Februari). China Kembangkan Teknik Konstruksi CSRE. Diakses


pada 26 Oktober 2020, dari
https://properti.kompas.com/read/2020/02/05/140037221/china-kembangkan-teknik-
konstruksi-csre

Properti.kompas.com. (2020, 5 Februari). CSRE, Teknik Baru Konstruksi dari Pengembangan


Bangunan Kuno. Diakses pada 26 Oktober 2020, dari
https://properti.kompas.com/read/2020/02/05/135152921/csre-teknik-baru-konstruksi-
dari-pengembangan-bangunan-kuno

Anda mungkin juga menyukai