Anda di halaman 1dari 9

Semen Dengan Kecepatan Pengeringan 5

Jam !
November 4, 2014 ristekhimatesil Leave a comment

Wow lagi – lagi parah peneliti di Indonesia berhasil melakukan sebuah inovasi .Semen
Indonesia Award on Innovation menghasilkan temuan inovasi yang spektakuler salah satunya
adalah “semen 5 jam langsung kering”. Inovasi yang berasal dari 221 proposal tersebut akan
terus meningkatkan daya saing perusahaan dan memantapkannya sebagai perusahaan semen
kelas dunia.

Dari sekian banyak proposal itu, salah satunya adalah produk semen yang kilat
pengeringannya (Rapid Strenght Concrete). Produk ini, berguna untuk pembangunan dan
perbaikan jalan yang dikejar tenggat waktu penyelesaian. Misalnya, perbaikan jalan di
Pantura menjelang mudik lebaran, atau perbaikan jalan setelah rusak diterjang banjir.

Laboratorium Litbang Semen Indonesia mampu membuat Rapid Strenght Concrete, dengan
hanya perlu waktu 5 jam untuk mencapai kuat tekan 252 kg/cm2 dan 24 jam untuk mencapai
kuat tekan 696 kg/cm2. “Artinya, jika beton normal untuk jalan memerlukan waktu 28 hari,
dengan menggunakan beton dari Semen Indonesia hanya dalam 1 hari sudah mampu dilalui
kendaraan berat beroda karet. Ini adalah inovasi kami yang merupakan solusi konkret atas
tantangan yang dihadapi masyarakat terkait infrastruktur jalan,” ujar Dwi Soetjipto.

Report this ad

Produk ini telah diuji oleh Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya. Tak hanya itu. Inovasi produk yang telah dilakukan, juga
menghasilkan porousconcrete atau pervirous concrete di mana beton ini mampu menyerap air
yang mengalir di atasnya, lalu segera diteruskan ke tanah. Beton ini menjadi solusi untuk
membantu mengatasi banjir di perkotaan.

Dwi mengatakan, salah satu penyebab banjir di kota-kota besar adalah karena kekurangan
lahan resapan air hujan, di mana jalan-jalan tidak mampu lagi menyerap air, karena betonnya
tidak didesain untuk menyerap air. Jika air hujan dapat langsung terserap oleh jalan, maka
akan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi banjir.

Anak usaha perseroan, Semen Gresik, juga mempunyai produk Semen Gresik OPC yang
semen siap pakainya telah menggunakan campuran rapid concrete. Produk ini bisa memenuhi
kebutuhan pembangunan jalan yang membutuhkan pengeringan kilat.

Report this ad

wah ini sangat berguna ya teman ^^

sumber : http://www.semenindonesia.com
Material insulasi atap , dinding dan
keramik
November 4, 2014 ristekhimatesil Leave a comment

hallo sahabat sipil dan lingkungan ..


ada inovasi terbaru nih untuk bahan bangunan insulasi atap , dinding dan
keramik.EXTRAVOM POLYSTYRENE (EXPS / XPS) adalah material insulasi terbaru dengan
teknik proses manufaktur polystyrene extrusion dengan teknik yang terbaik hingga
menghasilkan lembaran insulasi yang hampir 100% kedap udara (Closed Cell). Oleh
karenanya extravom sangat tahan terhadap kelembaban, mudah dibentuk / dipotong untuk
berbagai aplikasi.

digunakan untuk bahan insulasi dimana ketahanan serta spesifikasi yang tinggi diperlukan,
extravom polystyrene (EXPS / XPS) tahan terhadap air serta tekanan sehingga ideal untuk
kondisi yang ekstrim. Lebih dari itu sebagai insulation material EXTRAVOM Polystyrene
Insulation Board sangat mudah untuk dipasang serta mempunyai performa thermal insulasi
yang baik untuk bangunan dan dapat diaplikasikan sebagai insulasi lantai, insulasi dinding
bangunan, insulasi atap bangunan / pabrik / mess.

nah bagi para sahabat sipil dan lingkungan yang memiliki rumah didaerah rawan gempa ,
kering atau memiliki curah hujan yang tinggi , boleh nih mencoba bahan ini ^^

sumber : http://exps.co.id/

Ultra-stiff and Lightweight: Carbon-fiber


Epoxy Honeycombs Meniru Kemampuan
Fisik Dari Kayu Balsa
June 26, 2014 ristekhimatesil Leave a comment
Wind Turbine

Left: Optical images of square, hexagonal, and


triangular honeycomb structures composed of SiC-filled epoxy. Scale bars are 2 mm. Center
and right: Optical images of a triangular honeycomb structure composed of SiC/C-filled
epoxy, which reveal clear evidence of highly aligned carbon fibers oriented along the print
direction. The scale bars are 500 μm.

Di dalam jajaran kincir angin di seluruh Amerika Utara dan Eropa, turbin ramping yang
dilengkapi dengan teknologi canggih, mengubah energi angin menjadi tenaga listrik. Tapi
tahukah anda bahwa bahan yang terselip di dalam bilah yang merupakan hasil rekayasa
teknik modern adalah bahan yang berteknologi rendah, yakni kayu balsa. Seperti produk
manufaktur lainnya yang menggunakan konstruksi panel sandwich untuk mencapai
kombinasi ringan serta masih memiliki kekuatan yang mumpuni, pisau turbin terdiri dari
lapisan yang tersusun dari kayu balsa dari Ekuador, yang mana menyediakan 95 persen dari
pasokan dunia. Selama berabad-abad, pohon balsa yang cepat tumbuh memiliki kelebihan,
yakni sifatnya yang ringan serta kekakuan relatif terhadap kepadatan. Tetapi kayu balsa
mahal serta variasi alami dalam butirannya dapat menjadi penghalang untuk mencapai
persyaratan kinerja semakin meningkat terhadap standar bilah turbin dan aplikasi canggih
lainnya.

Saat ini pembuat turbin mulai menghasilkan bilah kincir dalam ukuran yang besar. Tercatat
bilah kincir terpanjang sekarang terukur sepanjang 75 meter, ukuran tercebut hampir serupa
dengan lebar sayap sebuah pesawat jet Airbus A380. Bilah tersebut harus direkayasa untuk
beroperasi tanpa ada kendala berarti selama beberapa dekade. Dalam rangka untuk memenuhi
spesifikasi lebih menuntut untuk presisi, berat badan, dan konsistensi kualitas, produsen
mencari pilihan bahan baku pembuatan bilah kincir yang baru. Sekarang dengan
menggunakan koktail berbasis epoxy resin thermosetting diperkuat serat dan teknik cetak 3D
ekstrusi, ilmuwan di Harvard School of Engineering dan Ilmu Pengetahuan Terapan (LAUT)
dan Institut Wyss untuk Rekayasa biologis telah mengembangkan material komposit belum
pernah ada sebelumnya dan memiliki berat yang ringan serta kaku. Berdasarkan sifat
mekanik dan kontrol skala halus fabrikasi, para peneliti mengatakan bahan-bahan baru dapat
meniru struktur dan memperbaiki kelemahan kayu balsa, dan bahkan dapat dicetak melalui
alat pencetak 3D polimer. Makalah yang menjelaskan hasil mereka telah dipublikasikan
secara online dalam jurnal Advanced Material.

Sampai saat ini, pencetakan 3D telah dikembangkan untuk thermo plastik dan resin UV yang
dapat diubah menjadi bentuk yang diinginkan. “Dengan penggunaan bahan seperti epoxies,
kami membuka jalan baru untuk menggunakan pencetakan 3D untuk membangun arsitektur
ringan,” kata peneliti utama Jennifer A. Lewis, Hansjörg Wyss Profesor Terinspirasi
Rekayasa biologis di Harvard LAUT. “Pada dasarnya, kami memperluas palet bahan untuk
pencetakan 3D.” “Kayu Balsa memiliki arsitektur selular yang meminimalkan berat karena
sebagian besar ruang kosong dan hanya dinding sel yang membawa beban. Oleh karena itu
memiliki kekakuan spesifik serta kekuatan yang tinggi,” jelas Lewis, yang selain perannya di
Harvard LAUT juga core Fakultas Anggota di Institut Wyss. “Kami telah meminjam konsep
desain ini dan menirukan dalam sebuah komposit direkayasa.”

Lewis dan Brett G. Compton, mantan postdoctoral fellow di kelompoknya, tinta


dikembangkan resin epoxy, dibubuhi trombosit nanoclay viskositas-meningkatkan dan
senyawa yang disebut dimetil methylphosphonate, dan kemudian menambahkan dua jenis
pengisi: kecil silikon karbida “kumis” dan serat karbon diskrit. Kunci fleksibilitas tinta penuh
serat yang dihasilkan adalah kemampuan untuk mengendalikan orientasi pengisi. Arah bahwa
pengisi disimpan mengontrol kekuatan bahan (memikirkan kemudahan membelah sepotong
kayu bakar memanjang versus kesulitan relatif memotong pada tegak lurus terhadap
gandum). Lewis dan Compton telah menunjukkan bahwa teknik mereka menghasilkan
komposit seluler yang kaku seperti kayu, 10 sampai 20 kali lebih keras dari polimer 3D-cetak
komersial, dan dua kali lebih kuat sebagai komposit polimer terbaik dicetak. Kemampuan
untuk mengontrol keselarasan dari pengisi berarti bahwa perakit digital dapat
mengintegrasikan komposisi, kekakuan, dan ketangguhan suatu objek dengan desain.

“Tulisan ini menunjukkan, untuk pertama kalinya, 3D pencetakan sarang dengan dinding sel
yang diperkuat serat,” kata Lorna Gibson, seorang profesor ilmu materi dan teknik mesin di
Massachusetts Institute of Technology dan salah satu dunia ahli terkemuka dalam komposit
selular, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. “Signifikansi khusus adalah cara bahwa serat
dapat disejajarkan, melalui kontrol dari aspek rasio fiber – panjang relatif terhadap diameter -
. Dan diameter nozzle ini menandai langkah maju yang penting dalam merancang bahan
rekayasa yang meniru kayu, lama dikenal karena sifat mekanik yang luar biasa untuk berat.
“”Seperti yang kita mendapatkan tingkat tambahan kontrol dalam filler keselarasan dan
belajar bagaimana untuk lebih mengintegrasikan orientasi ke dalam desain komponen, kita
dapat lebih mengoptimalkan desain komponen dan meningkatkan efisiensi bahan,” tambah
Compton, yang kini menjadi staf ilmuwan di bidang manufaktur aditif di Oak Ridge National
Laboratory. “Akhirnya, kita akan dapat menggunakan teknologi cetak 3D untuk mengubah
tingkat keselarasan serat pengisi dan komposisi lokal dengan cepat.

Pekerjaan bisa memiliki aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk industri otomotif di mana
material yang lebih ringan memegang kunci untuk mencapai standar ekonomi bahan bakar
mandat pemerintah agresif. Menurut perkiraan, menumpahkan £ 110 dari masing-masing 1
miliar mobil di jalan di seluruh dunia bisa menghasilkan $ 40 miliar penghematan bahan
bakar tahunan. Cetak 3D memiliki potensi untuk secara radikal mengubah manufaktur
dengan cara lain juga. Lewis mengatakan langkah berikutnya adalah untuk menguji
penggunaan resin thermosetting untuk menciptakan berbagai jenis arsitektur, terutama
dengan memanfaatkan teknik pencampuran pengisi dan tepat menyelaraskan mereka. Hal ini
dapat menyebabkan kemajuan tidak hanya di bahan struktural, tetapi juga dalam komposit
konduktif. Sebelumnya, Lewis telah melakukan penelitian inovatif dalam pencetakan 3D
jaringan konstruksi dengan pembuluh darah dan lithium-ion microbatteries. Dukungan utama
untuk komposit kerja seluler berasal dari Pusat Amerika Utara BASF untuk Penelitian Bahan
Advanced di Harvard.

Dukungan tambahan disediakan oleh Penelitian Ilmu Bahan dan Rekayasa Center di Harvard,
yang didanai oleh National Science Foundation (DMR 0.820.484).

Video: https://www.youtube.com/watch?v=pnGPYwNM4rE

Cellulose nanocrystals Sebagai Solusi Potensial Bahan Konstruksi Yang Ramah Lingkungan

Cellulose Nanocrystal

Kristal selulosa yang selama ini mempertahankan struktur pohon dan tanaman secara kokoh,
tangguh, serta memiliki karakteristik yang ringan, kini telah terbukti memiliki sifat kekakuan
seperti baja. Dengan karakteristik seperti itu, nanocrystal selulosa memiliki kesempatan
untuk digunakan sebagai salah satu bahan dasar biomaterial dengan berbagai aplikasi, seperti
untuk menguatkan material konstruksi dan komponen otomotif.

https://ristekhimatesil.wordpress.com/category/inovasi-bidang-teknik-sipil-dan-lingkungan/

Lomba Beton Inovatif Ramah Lingkungan UAJY Kembali Digelar


Senin, 6 Februari 2017 | 22:21
Berita Terkait

 Mahasiswa Teknik Sipil UAJY Raih Juara III Lomba Nasional di ITB
 Teknik Sipil UAJY Kenalkan Metode Geotechnical Vacuum System
 Inovasi Beton Teknik Sipil UAJY Juara III Civil Festival 2016
 Mahasiswa Teknik Sipil UAJY Juara III Indocement Award 2016

YOGYAKARTA- Lomba beton dengan bahan yang ramah lingkungan kembali digelar Biro
Akademis Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),
Sabtu (4/2).
Lomba beton bertema “Low Cement High Strength Concrete Competition 2017” itu, digelar
bukan hanya menuntut para peserta membuat beton yang memiliki kuat tekan yang baik dan
sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia), namun juga harus berpikir kreatif dan inovatif.
Pasalnya panitia lomba mengharuskan para peserta mengurangi bahan semen dan digantikan
dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan.

Lomba yang rutin diadakan Biro Akademis HMS UAJY setiap awal tahun akademik
semester genap diikuti 20 tim yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2014 sampai 2016,
dengan setiap timnya terdiri dari 3 mahasiswa.

Lomba kuat beton dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, para peserta lomba diharuskan
menyusun proposal terlebih dahulu. “Kami dari panitia mengharapkan agar para peserta,
terutama mahasiswa angkatan 2016 sekaligus belajar menyusun proposal lomba, agar kelak
jika mereka mengikuti lomba selanjutnya, minimal mereka memiliki pengalaman menyusun
proposal,” kata Maria Rosario Vianey, penanggung jawab lomba.

Kedua, tahap tutorial. Pada tahap ini para peserta akan diajarkan bagaimana cara meramu
juga menentukan jumlah agregat bahan campuran beton agar memenuhi standar kuat tekan
beton yang ada. Masing-masing tim diperbolehkan mencari bimbingan dari teman
mahasiswa angkatan 2013 yang tentunya sudah memiliki banyak pengalaman mengenai kuat
tekan beton itu sendiri.

Setelah mendapatkan jumlah agregat yang tepat, ke-20 tim ini melakukan tahap selanjutnya,
yaitu tahap mixing Day. Yakni, tahap para peserta mulai membuat beton sesuai dengan
jumlah agregat campuran yang telah ditentukan. Dari 20 tim dibagi menjadi 4 kloter, setiap
kloter memiliki waktu sekitar 40 menit untuk menyelesaikan tahap mixing sampai pada beton
cair dimasukkan ke dalam silinder beton untuk dilakukan perawatan selama 28 hari sebelum
menuju uji kuat tekan.

“ini merupakan salah satu pengalaman baru bagi saya, cukup menarik dan menambah
pengetahuan saya, terutama di bidang kuat tekan beton, dengan mengikuti lomba ini saya
menjadi lebih paham dari pada hanya membaca teori, juga dengan berpartisipasi dalam lomba
ini saya bisa mencari dan menentukan bahan apa yang bisa digunakan sebagai inovasi dalam
pembuatan beton,” ujar Veronica Tika, salah satu peserta.

Sedangkan bagi peserta lainnya, Jermycko Daru, mengikuti lomba adalah hal yang
menyenangkan sekaligus menambah pengalaman. “Saya di sini juga meneliti bahan mana
yang bisa digunakan, kami sendiri menggunakan 3 bahan tambahan,” tambah teman satu tim
dari Veronica Tika itu.

Penanggungjawab lomba Maria Rosario berharap di tahun-tahun selanjutnya dapat diadakan


lomba yang lebih menarik dan inovatif. “Semoga juga ada lomba lain yang berhubungan
dengan dunia ketekniksipilan agar para teman-teman bisa lebih berkreasi,” pungkasnya. (gor

1. Petroleum Remediating Agent (PETREA)

Peneliti : Dr. Ir. Edwan Kardena dan Dr. Qomarudin Helmy, Yodi Ilyas
Produk ini merupakan
campuran mikroba pendegradasi senyawa hidrokarbon serta diformulasikan khusus untuk
aplikasi pemulihan lahan yang tercemar minyak bumi dan produk turunannya. PETREA
mengandung berbagai kultur mikroba unggul hasil seleksi laboratorium yang bersifat non-
patogenik untuk manusia, ternak, pertanian. PETREA disimpan dalam media (cairan, suspensi
gel/pasta atau di immobilisasi pada padatan/bubuk) yang telah dilengkapi nutrisi sehingga
mampu hidup selama 6 bulan masa penyimpanan. Produk ini mengandung 8++ strain bakteri
termasuk didalamnya Pseudomonas sp., Bacillus sp., Azotobacter sp., dan lain-lain

2. Microbial Surfactant (BIOSURF)

Peneliti: Dr. Qomarudin Helmy dan Dr. Ir. Edwan Kardena

Biosurfaktan atau Biological Surface Active Agents mengacu pada berbagai macam tipe
senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang bersifat sebagai zat aktif permukaan atau
emulsifying agent. Biosurfaktan meningkatkan tingkat kelarutan dan dispersi dari hidrokarbon
dengan menurunkan tegangan permukaan antar dua fase. Seperti halnya surfaktan kimia,
biosurfaktan dapat digunakan dalam berbagai proses termasuk emulsifikasi, foaming,
detergency, wetting dan dispersing atau solubilizing. Produk BioSurf ini diformulasikan
khusus untuk aplikasi enhanced bioremediation of petroleum and its product’s waste.

3. Micro Algae Based Adsorbent


Peneliti : Dr. Ir. Edwan Kardena, Dr. Nia Kurniasih
Produk ini merupakan campuran dari kultur micro algae yang di imobilisasi dalam suatu
carrier/perekat berbentuk granular. Produk ini berfungsi sebagai adsorbent yang di
formulasikan khusus untuk menyisihkan logam berat dalam limbah cair. Adsorbent ini
diproduksi dengan bahan material berupa biomassa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah
di Indonesia.

4.
6. Spillway tipe Morning Glory
Peneliti : Prof. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc.,Ph.D. dan Febya Nurnadiati
In Indonesia, a Morning Glory Spillway type was used in Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) Reservoir
with a maximum capacity 3,000 m3/s at RWL +111.6 msl. This research was conducted to
examine variation of discharge coefficient, the relationship of upstream water level and
discharge, and the influence of tail water to water level at the upstream and downstream of the
spillway. Besides of that the form of Morning Glory spillway crest is also reviewed. The
method used was physical model approach of Morning Glory spillway type, conducted at
Laboratory of Fluid Mechanics-Bandung Institute of Technology. The model was undistorted
with 1:100 length scale. This study was conducted using discharge variation to get variation of
condition at upstream and downstream of the spillway. Value of discharge was measured by
Thompson gate. Outputs of this research are formulation of the upstream water level and
discharge, non-dimensional monogram of discharge coefficient (C), non- dimensional
monogram of water level at upstream and downstream of the spillway, and ideal form of
spillway crest. The result of this study can be utilized to evaluate the existing capacity condition
of Jatiluhur Morning Glory Spillway in relation to its ability to accommodate flood discharge.

Banyak pengujung pameran yang tertarik dengan hasil karya inovasi yang dipamerkan oleh
FTSL. Hal ini terlihat dari cukup banyaknya pengujung yang mendatangi booth FTSL. Tak
hanya mengujungi dan melihat-lihat karya yang dipamerkan namun mereka pun sangat antusias
untuk bertanya mengenai barang apa saja yang dipamerkan

https://ftsl.itb.ac.id/pameran-inovasi-ftsl-di-acara-dies-itb-ke-56/

Anda mungkin juga menyukai