Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Banjarmasin merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan dikenal juga

sebagai kota seribu sungai karena kondisi geografisnya yang dikelilingi oleh
sungai besar dan kecil. Sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan
masyarakat di Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang
semakin lama semakin kompleks, mulai dari sarana transportasi, sumber air baku,
MCK, dan sebagainya.
Sebagian sungai mengalami penyempitan dan pendangkalan karena
beberapa penyebab. Meningkatnya perkembangan kependudukan adalah salah
satu penyebab utama, dimana akan semakin bertambahnya komplek-komplek
perumahan dan perbaikan infrastruktur seperti pelebaran jalan dan dibangunnya
jembatan-jembatan di atas sungai yang mengakibatkan sungai kecil semakin
menyempit. Selain itu sampah, sedimen, serta limbah rumah tangga yang
langsung dibuang ke sungai kecil juga mengakibatkan pendangkalan sungai.
Kemudian masalah akibat penyempitan dan pendangkalan muncul ketika terjadi
hujan ekstrim, hujan yang terjadi ketika air pasang, dan kondisi lainnya yang
menyebabkan sungai tidak mampu menampung air sehingga menimbulkan
genangan.
Sungai di Banjarmasin sendiri, berdasarkan data dari Dinas Kimprasko
Banjarmasin menunjukan terdapat 117 sungai pada tahun 1997, kemudian pada
tahun 2002 berkurang menjadi 70 sungai, kemudian pada tahun 2004 sampai
sekarang hanya tinggal 60 sungai. Dilihat dari data tersebut dapat dikatakan
sungai-sungai di Banjarmasin semakin berkurang.
Sungai kecil yang menjadi bahan penelitian ini adalah sungai kecil Teluk
Dalam (tepatnya di samping jalan Sutoyo S.) yang mana sebagian besar dari
daerah tersebut terdiri atas rawa. Pada kondisi seperti sekarang dimana semakin
berkurangnya lahan rawa yang kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi
pemukiman warga. Sungai Teluk Dalam merupakan sungai permanen yaitu sungai

yang jumlah airnya relatif tetap sepanjang tahun. Sungai Teluk Dalam memiliki
panjang sungai 2,2 km dan lebar 9 m, selain itu sungai ini berada di muara
sungai Barito sehingga sungai Teluk Dalam dipengaruhi oleh kondisi pasang
surut. Dimana kondisi pasang surut ini akan mempengaruhi tata airnya.
Secara umum batas-batas wilayah untuk sungai Teluk Dalam antara lain :
a. Sebelah utara dengan Kecamatan Banjarmasin Barat
b. Sebelah selatan dengan Kelurahan Mawar
c. Sebelah barat dengan Kecamatan Banjarmasin Barat
d. Sebelah Timur dengan Kelurahan Kertak Baru Ulu.
Berdasarkan gambaran permasalahan dan kondisi di atas kita perlu
mengetahui bagaimana tata kelola air yang cocok agar masalah-masalah seperti di
atas dapat diselesaikan. Maka dalam Tugas Akhir ini akan di bahas tentang Tata
Air Sungai Kawasan Perkotaan yang Terkena Pengaruh Pasang-Surut Studi Kasus
Sungai Teluk Dalam di kota Banjarmasin.
1.2.

Perumusan masalah
Beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana inventarisasi dan sistem database pada sungai kecil Teluk
Dalam dan rawa yang ada di sepanjang sungai tersebut.
2. Bagaimana identifikasi permasalahan apa saja yang terjadi di sekitar
sungai kecil Teluk Dalam dan rawa yang ada di sepanjang sungai
tersebut.
3. Bagaimana konsep pengelolaan sungai kecil Teluk Dalam.

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui karakteristik sungai kecil Teluk Dalam diantaranya
penampang sungai, tata air, pasang surut, dll.
2. Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul di sungai kecil Teluk
Dalam serta menganalisis pasang-surut di beberapa titik sungai Teluk
Dalam.
3. Mengetahui konsep pengelolaan untuk sungai kecil Teluk Dalam.

1.4.

Manfaat Penelitian
2

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :


1. Mendapatkan data-data sungai Teluk Dalam seperti pola arah aliran,
profil sungai, dan kapasitas hidrolik.
2. Mengetahui karakteristik sungai Teluk Dalam dan mendapatkan hasil
fase pasang-surut pada sungai Teluk Dalam.
3. Mempermudah penyampaian informasi tentang sungai Teluk Dalam.
1.5.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sungai yang diteliti adalah sungai kecil Teluk Dalam yang ada di
sepanjang jalan Sutoyo S.
2. Daerah rawa yang diteliti adalah derah rawa yang ada di sepanjang
sungai Teluk Dalam.
3. Identifikasi karakteristik sungai berkaitan dengan analisa hidrologi dan
hidraulika.
4. Pengukuran penampang di lapangan dilakukan di 3 (tiga) titik, yaitu pada
bagian hulu, tengah, dan hilir sungai. Penelitian yang dilakukan adalah
secara teknis (hidraulik).
5. Sungai dianggap hanya mengalirkan air, bukan sebagai tangkapan hujan
(tidak diperhitungkan infiltrasi yang terjadi di sungai).

Anda mungkin juga menyukai