KONSTRUKSI KAYU
DISUSUN OLEH :
I PUTU LAINTARAWAN, ST, MT.
I NYOMAN SUTA WIDNYANA, ST, MT.
I WAYAN ARTANA, ST.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmatNya, penyusunan Buku Ajar Konstruksi Kayu dapat diselesaikan. Buku Ajar ini
disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Konstruksi Kayu
sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada akhirnya
tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah ini,
terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk kesempurnaan
tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................78
BAB I
TEGANGAN IJIN KAYU
diketahui kelas kuat kayu. Untuk itu hubungan antara kelas kuat dan berat jenis kayu di
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Hubungan antara kelas kuat dan berat jenis
Kelas kuat I II III IV V
Berat jenis ≥ 0,90 0,60-0,89 0,40-0,59 0,30-0,39 < 0,30
dimensi gording 6/8, kontrol apakah konstruksi tersebut aman. Lendutan dan berat
sendiri gording diabaikan
Penyelesaiaan:
Konstruksi gording terlindung, β = 1
Pembebanan permanen, γ = 1
Bj = 0,6 maka:
lt reduksi = lt. r = 170.0,6.1.1 = 102 kg/cm2
ds //r = tr // = 150.0,6.1.1 = 90 kg/cm2
ds r = 40.0,6.1.1 = 24 kg/cm2
// r
= 20.0,6.1.1 =12 kg/cm2
2. Suatu batang tarik yang disambung dengan alat penyambung baut. Kekuatan satu
buah baut =50 kg. Konstruksi tidak terlindung dan beban tidak permanen. Apabila
gaya tarik yang bekerja pada kontruksi tersebut sebesar 0,6 ton, Hitung jumlah
baut yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Konstruksi tidak terlindung, β = 5/6
Pembebanan tidak permanen γ = 5/4
P baut reduksi = 50.5/6. 5/4 = 52,08 kg
BAB II
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
Imin
imin = jari-jari inersia minuman =................................................................................(2.2)
Fbr
Hubungan antara dan dapat dilihat pada daftar III PKKI 1961. Selanjutnya tegangan
tekan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan tekan yang diijinkan.
P.
ds //
ds
Fbr .....................................................................................................(2.3)
Untuk merencanakan dimensi batang tekan tunggal, sebagai pedoman awal dapat
digunakan rumsu-rumus sbb.
- untuk kayu kelas kuat I, Imin = 40. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat II, Imin = 50. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat III, Imin = 60. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat IV, Imin = 80. Ptk. Ltk2
S S
M M
tot O Mmaks
Fnt . tr / ................................................................................(2.6)
/
Wn
tr //
= ..............................................................................................................(2.7)
lt
S S
M M
tot Mmaks
P ..
Fbr ds /
/ ...........................................................................(2.8)
Wn
=
.........................................................................................................(2.8)
tr //
lt
Penyelesaian
Kayu dengan Bj = 0,5 , = 1, = 1, = 150.0,5 = 75 kg/ cm2
tr
P = 5000 kg
Faktor Perlemahan (FP) = 20 %
tr = P 5000
, Fnt = = 66,67 cm3
Fnt 75
66,67
Fbr = Fnt = = 83,34 cm3
0,80 0,80
Dicoba b = 7 cm
h = 12 cm (h 2b)
Fbr = 7.12 = 84 cm2 > 83,34 cm2 (OK)
Jadi dimensi yang aman dan ekonomis 7/12
Soal 2
Suatu batang tekan panjangnya 2 m dibebani gaya 12 ton. Batang tersebut
merupakan bagian dari suatu konstruksi kuda-kuda dan direncanakan untuk menahan
beban tetap dan beban angin. Jika berat jenis kayu 0,65, rencanakan dimensi batang
tekan tersebut.
Penyelesaian
1/12.b4
imin b2
= 0,289. b = 3,757 cm
=
200 = 53.23 dari daftar III PKKI 1961, dengan interpolasi liniar didapat =
=
3,757
1,5523
P. 12000.1,5523
110,22 kg / cm2
121,875kg / cm2
ds
Fbr 13.13
Soal 3
Diketahui a = b = 3 cm. Kayu dari Suren. P=3 ton tekan.Batang tersebut, terdapat pada
sebuah konstruksi rangka kuda-kuda. Beban permanen. Panjang batang 220 cm.
Tentukan dimensi h.
Penyelesaian
Konstruksi rangka kuda-kuda, = 1 , ltk = 1 = 220 cm
Beban permanen, =1
Kayu seren
ds// = 45 kg/cm2
= 45.1.1 = 45 kg/cm2
d
Dicoba h = 10 cm
ix = 0,289 . h = 2,89 cm
It = 2 . 1/12 . 10 . 33 + 2 . 10 . 3 . 33 = 585 cm4
Ig = 1/12 . 10 . 63
Iy = ¼ . (It + 3. Ig) = ¼ . (585 +3 . 180) = 281,25 cm4
iy Iy 281,25
Fbr 2 . 3 . 10 = 2,17 cm
=
220
= 101,38 → dari dafter III PKKI 191, dengan interpolasi linear di dapat
= 2,17
= 3,0966
3000.3,0966
ds = P. = = 154, 83, kg/cm2 >> 45 kg/cm2 (Not OK)
Fbr 10.6
iy = Iy 984,375
2 . 3 . 35 = 2,17 cm
Fbr
220
= = 101,38 → dari daftar III PKKI 191, dengan interpolasi
2,17
linear di dapat = 3,0966
3,0966
P. 3000. = 154, 83, kg/cm2 >> 45 kg/cm2 (OK)
ds= =
Fbr 10.6
BAB III
JENIS SAMBUNGAN DAN ALAT SAMBUNG
Untuk kayu kelas-kuat di bawah III jarang digunakan sehingga tidak diberikan
perumusannya. Perencanaan sambungan dengan alat sambung baut harus
memperhatikan syarat-syarat yang berlaku sesuai dengan PKKI 1961.
Maka digunakan paku 41/2” BWG 6 (52/114) dengan lp = 11,4 cm, sehingga
memenuhi syarat sambung tampang satu.
Gambar 3.2 Batang tarik yang disambung dengan alat sambung paku
sebanding dengan Berat Jenis = Bj/0,6. Apabila arah gaya membentuk sudut α terhadap
arah serat kayu, maka kekuatan pasak berkurang sbb.
Pα = P// . ( 1 – 0,25 . sin α )......................................................................................(3.1)
Cara memilih ukuran pasak dengan memperhatikan ukuran kayu minimum. Misal
pasak akan diletakkan setangkup dengan lebar kayu 14 cm, maka dapat diambil pasak
10 cm atau yang lebih kecil lagi sesuai dengan kekuatan pasak. Pada prinsipnya jumlah
pasak yang terpasang/digunakan semakin sedikit akan semakin baik karena menghemat
panjang plat sambung.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Dengan ukuran kayu 8/16 dan plat sambung 2 x 4/16 terdapat lebar kayu 16 cm, maka
dari Tabel 3.4 digunakan pasak dengan diameter D= 10 cm.
Gambar 3.4 Batang tarik disambung dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung cincin belah Kreugers.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Gambar 3.5 Batang tarik disambung dengan alat sambung cincin belah Kreugers
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Kokot Bulldog
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Ukuran kayu minimum = 4/16
Maka dipakai kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm
(syarat kayu minimum pada lampiran-4 untuk kokot 10 x 10 cm adalah 3,81 /11,43 cm)
Dengan digunakan baut 5/8” , P = 1500 kg (Bj=0,5)
6000
n= = 3,2 → digunakan 4 kokot (2 pasang)
1500 . 5 / 4
kayu muka = 11 cm
jarak antar baut = 17 cm
Gambar 3.6 Batang tarik disambung dengan alat sambung Kokot Bulldog
Soal 2
Batang vertikal meneruskan gaya tarik 1050 kg. Kayu mahoni konstruksi
terlindung dan gaya akibat beban tetap rencanakanlah alat sambungan tersebut dengan
alat sambung baut.
Gambar 7
Penyelesaian :
β = 1, = , Kayu Mahoni lampiran I PKKI 1961.
Kelas kuat III
Sambungan golongan III, tampang dua, digunakan baut, digunakan baut 5/8’” (= 1,59
cm) , → α = 90° ;
P = 60 . m . d . (1 – 0,60 . sin α )
= 60 . 40. 1,59 . 0,4 = 534,24 kg
P = 340 . d2 . (1 – 0,35) . sin α)
= 340 . (1,59)2 . 0,65 = 558,71 kg
1050
n = = 1,97 → digunakan 2 baut
234,24
Jarak-jarak baut : 5d = 7,95 cm → 8 cm
3d = 4,77 6 cm
2d = 11,13 12 cm
Soal 3
Sebuah batang ditarik berukuran 2 x 3/12 dari sebuah kuda-kuda menahan tarik
2,5 ton yang disebabkan oleh beban permanen + beban angin. Apabila batang tersebut
menggunakan kayu Meranti Merah, hitung dan rencana sambungan untuk batang
tersebut dengan alat sambung baut.
Soal 4
Direncanakan kuda-kuda dari kayu dengan Bj = 0,6 Mutu b menahan beban seperti pada
gambar 14, gaya-gaya yang bekerja sudah termasuk berat sendiri, serta dihitung pada
beban tetap. Apabila tengah-tengah bentang CD serta titik buhul F terdapat sambungan
dengan alat sambung baut;
a. Rencanakanlah dimensi CD
b. Rencanakanlah dimensi FG
c. Hitung dan gambar sambungan pada batang CD
d. Hitung dan gambar sambungan pada titik buhul F
Penyelesaian :
o Menghitung gaya batang CD dan FG dengan metode potongan.
∑MG = 0
(3 – 0,75 ) . 6-1,5 . 3 +
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = 0
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = -9
PCD
.3+ 2 . PCD . 1,5 = -9
5 5
PCD = -3,35 ton
∑ MC = 0
(3 – 0,75) . 3- PFG . 1,5 = 0
PFG = + 4,5 ton
Β=1,γ=1
Kayu mutu B, Bj = 0,6
= = 150 . 0,6 . 0,75 = 67, 5 kg/cm2
ds //
h ≥ 20.86 cm → h = 22 cm
→ b . h = 10 . 22 = 220 cm2
Dicoba dengan b = 12 cm
h ≥ 11,6 cm → h = 12 cm
→ b . h = 12 . 22 = 144 cm2
ternyata lebih ekonomis dengan dimensi 12/12
b) PFG = 4,5 ton (tarik)
sambungan dengan baut, FP = 20%
P
Fnt tr //
4500
Fnt ≥ = 66,7 cm2
67,5
66,7
Fbr ≥ = 83,4 cm2
0,80
Digunakan ukuran 8/12 , Fbr = 96 cm2 > 83,4 cm2 (OK)
c) Dimensi batang CD= 12/12
PCD = 3,35 ton (tekan)
Kayu kelas-kuat sambungan golongan II, digunakan plat sambungan 2 x 6/12 di
samping kiri dan kanan, sehingga sambungan tampang dua, digunakan baut
½” , α = 0 ;
P = 100 . m . d = 100 . 12 . 1,27 = 1524 kg
d) Gaya batang CF = 0
Jadi cukup memperhatikan sambungan batang AF degan FC (ukuran 8/12).
P = 4,5 ton (tarik)
Digunakan plat sambung di samping kiri dan kanan 2x4/12
BAB IV
SAMBUNGAN GIGI
4.1 Sambungan Gigi
Dari ketiga keadaan tersebut yang paling banyak dan sering dipakai adalah
keadaan 3. Apabila 20° < α < 60° maka untuk menghitung tv pada keadaan 3 dapat
menggunakan rumus praktis sebagai berikut:
Soal 1
Diketahui konstruksi kanstruksi kayu seperti
pada gambar disamping. kayu sonokeling
lebar kayu 10 cm. Berapakah gaya S yang
mampu didukung oleh konstruksi tersebut
jika konstruksi tidak terlindung dan beban
sementara?
Gambar 4.2a Konstruksi kayu sonokeling
Penyelesaian
γ = 5/4 , β = 5/6
Kayu Sonokeling kelas kuat II,
tv = 4 cm , lv= 8 cm , b = 10 cm
S. cos
tv = b.lv , S1 = 4.10.57,29
cos 30 = 2646, 11 kg
S. cos 12.10.8
= , S2 =
= 1154,7 kg
// r
b.lv cos 30
Soal 2
Pada sebuah titik buhul akhir batang yang merupakan kaki kuda-kuda meneruskan
gaya S = 4 ton (tekan). Konstruksi terlindung dan beban permanen. Kayu adalah
keruing, sedangkan ukuran-ukuran kayu adalan 10/14 baik untuk kaki kuda-
kudanya maupun untuk batang tepi bawah. Diminta menyelesaikan titik buhul
tersebut dengan sambungan gigi menurut garis bagi sudut luar.
Penyelesaian
β=1,γ=1
Kayu Keruing → lampiran I PPKI 1961, kelas kuat II
= 85 kg/cm2
d
= 25 kg/cm2
d
//
= 12 kg/cm2
b. // 10.12
= 12,83 cm → lv1 ≥ 15 cm
4000.cos 30
Lv2 = S1.cos =
b. // 10.12
= 28,87 cm cm → lv2 ≥ 30 cm
o Dari gambar yang menentukan adalah lv1 = 15 cm
sehingga lv2 > 30 cm
Soal 3
Penyelesaian
Β=1,γ=1
Kayu kelas kuat III, ds// = 60 kg/cm2
ds = 15 kg/cm2
// = 8 kg/cm2
= 60 – (60 – 15) . sin 32,5° = 35,82 kg/cm2
1/ 2.
= 60 – (60-15) . sin 16,52° = 47,41 kg/cm2
Tv1 S 1479,85
= = = 3,7 cm > tv2 - 1 = 3 – 1 = 2 cm
50. b 50.8
2.
Gaya yang didukung plat-plat sambung
S2 = 1,5 . (S – S1) = 1,5 . (2500 – 1234,51)
= 1898,24 kg
Catatan : Hubungan antara plat sambung dengan batang yang disambung
merupakan sambungan tampang dua. Gaya didukung plat sambung
diambil 1,5 kali yang ditahannya sesuai dengan PKKI 1961 ps.17.1)
Gambar 4.3d Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
Gambar 4.3e Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
BAB V
SAMBUNGAN MOMEN
menyambung dengan baut dengan plat sambung di atas dan bawah. Beban
permanen dan konstruksi terlindung.
Penyelesaian
=1, =1
EP = 20% (baut)
Mmaksimum yang dapat didukung balok :
Mmaks =
lt
. Wnt = 100 . 1/6. 18 .282 . 0,8
Plat sambung diletakkan di atas dan bawah, sehingga gaya lintang pada sambungan
tidak menimbulkan gaya tarik/tekan tersendiri pada plat sambung melainkan hanya
menimbulkan momen yang tidak didukung balok dan mestinya sudah terhitung
dalam 1,2 tm.
Digunakan plat sambung 2 x 4/8,
Kayu kla-kuat II,
tr //
= 85 kg/cm2
3750
n= = 14,7 digunakan 15 baut (bisa 3 baris)
254,4
Jarak-jarak baut : 7d = 11,13 cm 12 cm
6d = 9,5 10
3d = 4,8 5 4 + 5 + 5 + 4 = 18
2d = 3,2 4
Penyelesaian
=1,=1
Suren dengan Bj = 0,5 lt = 170 . 0,5 = 85 kg/cm2
lt // = 150 . 0,5 = 75
kg/cm2 Alat sambung paku, FP = 10%
Wnt = 0,90 . 1/6 . 8 . 122 = 172,8 cm3
Mmaks = Wnt . lt = 172,8 . 85 = 14688 kg. Cm
a. Plat sambung di samping
Dipilih plat sambung yang memberikan luas tampang = luas tampang balok.
Digunakan plat sambung 2 x 4/12.
Dari lampiran-1 dipilih paku 4” BWG 8 (42/102), dengan lp = 10,2 cm,
sambungan tampang satu (2,51 = 10 cm < lp) dengan Bj = 0,5 P = 77 kg.
Momen lentur disebabkan gaya yang tegak lurus arah serat tetapi pada alt
sambng paku tidak ada pengaruh penyimpangan arah gaya terhadap arah serat.
Jarak-jarak paku : 2d = 5,04 cm 5,5 cm
10d = 4,2 5
5d = 2,1 2,4 (bisa 4 baris)
Untuk satu kelompok dicoba n paku dan e1 dicoba 2 x 10d = 10 cm,
0,9 . P . n . e1 = Mmaks
0,9 . 77 . n . 10 = 14688
n = 21,19
Dalam hal ini paku terjauh dengan e = 10 cm. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat =
5 cm ada 16. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat = 10 cm ada 16
16. P.5 2 16.102
M =
10
52 102
14688 = 16 . P ( )
10
P = 73,44 kg < P = 77 kg (OK)
Keterangan:
- Susunan paku bisa dibuat dua kelompok dan diberi jarak antara agar
dapat mendukung momen tidak terduga.
- Jumlah paku pada satu baris <10 batang sehingga kekuatan paku tidak
perlu dikurangi 10%.
- Jumlah paku untuk plat sambung atas sebenarnya bisa dikurangi karena
merupakan sambungan tekan.
Soal 3
Balok kayu damar berukuran 8/18 mendukung momen M = 11000 kg cm dan gaya
lintang D = 70 kg. Hitunglah penyambungan balok tersebut dengan baut plat
sambung diletakkan di samping. Bj = 0,5. konstruksi tidak terlindung dan beban
permanen.
Penyelesaian
= 5/6 , = 1
Kayu damar dengan BJ = 0,5 , lt.r = 170 . 0,5 . 5/6 . 1
= 70,83 kg/cm2
Kelas kuat III, sambungan golongan III, tampang dua, arah gaya tegak lurus arah
serat,
P = 60 . m . d . (1-0,6 . sin α)
= 60 . 8 . 1,27 . 0,4 = 24, 84 kg
P = 340 . d2 . (1 – 0,35 . sin α)
= 340 . (1,27)2 . 0, 65 = 356,45 kg
Diperkirakan jarak titik berat kelompok baut separoh sehubungan kiri dan kanan, e
= 100 cm,
Mtotal = M + ½ . D . e = 11000 + ½ . 70 . 100
= 145000 kg.cm
Ptotal = 155 + 8,75 = 163,75 kg < Ptotal = 155 + 8,75 < Pr = 203,2 kg
Soal 4
Sebuah balok berukuran 2 x 6/16 dari kayu Damar. Konstruksi terlindung dan
beban permanen. Jika panjang balok 250 cm dan gaya tekan yang didukungnya P =
3 ton, hitunglah momen yang dapat didukung oleh balok itu disamping P tekan
tersebut. Kemudian sambunglah balok itu dengan pasak kayu bulat.
Lendutan balok diabaikan.
Penyelesaian
=1,=1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 kelas kuat III
= 75 kg/cm2
= 60 kg/cm2
d
3600
iy = 2.6.16 = 4,3301 cm
total P. Mmaks
+α tr //
= .
Fbr Wnt
3000.1,66247
2.6.16 + 60 Mmaks
75 . 0,70.2.1/ 6.6.162 = 60
Untuk balok yang mendukung momen dan gaya tekan, sambungan direncanakan
berdasarkan Mmaks yang mampu didukung balok.
o Sambungan dengan pasak kayu bulat
Digunakan plat smbung 2 x 3/6,
Ukuran kayu minimum 3/16, dair lampiran-2 dicoba pasak dengan D = 6 cm,
h = 2,6 cm , ½ h = 1,3 cm < 1,5 cm
(sebaiknya < ½h = 1,5 cm) P = 1 ton
Kayu muka = 14 cm
Jarak antar baut = 14 cm
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961, Bj= 0,47 arah gaya tegak lurus arah
BAB VI
BALOK SUSUN
nya. Hal ini untuk menghindari penempatan paku yang banyak pada gaya lintang
yang kecil dan sebaliknya. Apabila pada tempat dengan gaya lintang yang terlalu
kecii atau nol sehingga dibutuhkan paku yang sangat sedikit, maka paku tersebut
dipasang berdasarkan jarak antara maksinaum 7.ho (ho = tebal byu muka/tempat
awal paku masuk).
Untuk balok terbentuk I jumlah paku pada setiap hubungan papan badan
dengan flens:
D.Ss.b
n = 2 . I .cos b . .................................................................................................(6.2)
P
Penyelesaian
=1 , =1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 kelas kuat III,
= 75 kg/cm2
l
= 60 kg/cm2
t
= 8 kg/cm2
/
PKKI 1961 ps. 12.2 untuk balok susun 3 bagian, konstruksi terlindung :
Wnt = 0,8 . 1/6 . b . h2 = 0,8 . 1/6 . 18 . h2
= 2,4 . h2
In = 0,3 . 1/12 . b . h3
lt = Mmaks/Wnt , Mmaks = ¼ . P . 1 = ¼ . 4000 . 450
= 4,5 t.m
4,5 .
Wnt = 2,4 . h2 = = 6000
105
75
h2 = 2500 , h = 50 cm
digunakan balok 3 x 18/18 h = 3 . 18 = 54 cm > 50 cm (OK)
I = 1/12 . 18 . 543 = 236196 cm4
Kayu kelas kuat III,
E = 8000 kg/cm2
D = ½ . P = 2000 kg
Kontrol lendutan :
f ijin = 1/300 . 1 = 1,5 cm
1 P.13 4000.(450)3
fmaks = . = = 1,34 cm
48 E.In 48.80000.0,3.236196
< 1,5 cm
Ss = 18 . 18 . 18 = 5832 cm 2
D.S
= b.I 20010 . 5832
= 18.236196
= 2,74 kg/cm2
Ditinjau setengah bentangan :
Gambar 6.4c Bidang gaya lintang
Gaya geser yang didukut kokot,
L = ½ . l . . b = ½ . 2,74 . 18 = 11097 kg
Ukuran kayu terkecil 18/18, dipilih kokot persegi 13 x 13 cm dengan baut ¾” P = 1,7
ton.
Jarak kayu muka = 15 cm
Jarak antar baut = 23 cm
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961, Bj-rata-rata = 0,5
tidak ada koreksi Bj, = = 1, Pr = 1,7 ton,
11097
n= = 6,5 digunakan 7 kokot.
1700
Karena bidang D sama untuk seluruh bentang d, maka jarak-jarak antar baut sama.
Penempatan kokot dengan bantuan bidang M (dengan skala) :
1/ 2 . 450 30
a 1= 6 =32,5 cm > 23 cm (OK)
Pada bagian tengah : a1 = 2 . 15 = 30 > 23 cm
Soal 2
// = 15 kg/cm2
maks = 3 . D
2 b. h
3 2000
. = 4,17 kg/cm2
=
2 18 , 40
Lds = n . t . b
n . t = 102,35/18 = 5,7 cm
diambil t =2 cm, n = 2,9 3 pasak
a = 5t = 10 cm (10 a 15 cm)
3 . a1 . 18 = 11259/15
a1 = 13,9 cm
a =11 cm
t = 2 cm
a1 13,9 cm
Penempatan pasak dengan bantuan bidang M :
a1 = 25,5 - ½ . a
= 25,5 – ½ .11
= 2 cm > 13,9 cm (OK)
a1= 49,5 – a = 49,5 – 11
= 38,5 cm > 13,9 cm (OK)
Gambar 6.4h Penempatan pasak dengan bantuan bidang M
Pemasangan pasak untuk bagian DB = bagian AC. Pada soal ini hanya diminta
menyusun balok tersebut dengan pasak. Jadi tidak perlu kontrol dengan lentur balok
maupun lendutan balok, karena dimensi balok sudah ditentukan dan tidak disyaratkan
dapat diubah.
Soal 3
Sebuah balok susun untuk kosntruksi gelagar jembatan berukuran 1 x 15/25 dan
2 x 15/10 dari kayu ber-Bj = 0,62. Alat penyusun yang dipakai adalah kokot Bulldog
persegi 4” x 4” dengan baut 5/8”. Apabila bentang jembatan 6 m, serta dihitung pada
beban permanen,
a. hitung q maksimum dalam t/m’ yang masih aman dapat ditahan oleh balok
susun tersebut, apabila berat sendiri diabaikan, serta lendutan yang diijinkan
12 mm.
(q = beban terbagi rata)
b. hitung dan gambar penempatan kokot Bulldog dengan skala yang baik.
5
o Lendutan maksimum, fmaks = q.l4
.
384 E.Int
P = 1,5 ton
Jarak kayu muka = 11 cm
Jarak antar baut = 17 cm
Bj= 0,62 . = 5/6 , = 1.,
Pr = 1,5 . 0,62/0,5 . 5/8 = 1,55 ton
Ditinjau dari segi bentang :
= D.S D.S
= b.I
b.I
L
n = = 1,6 digunakan 2 kokot
Pr
Penempatan kokot dengan bantuan bidang D (Dengan skala):
Pada gambar 42 :
Jarak kayu muka
= 42,5 cm > 17 cm -ok-
Jarak antar baut
= 115 cm > 17 cm -ok-
maks = D
. D = ½ . q . 1 = ½ . 13 . 450
b.h
= 2925 kg
maks = . 2925
2 3 = 5,96 kg/cm2 < = 10 kg / cm2
16 .46 /
= ¼ . 450 . 5,96 . 16
= 10728 kg
Pada batang asli
Lds = n . t . b = L
ds // r
L
n . t . 16 =
ds // r
n.t = 9,466 cm
diambil t = 2,5 cm , n = 3,8 n = 4 buah pasak
n=4 t = 2,4 cm
a = 5t = 12 cm
Kontrol geser pasak
Pasak dari kayu Kesambi, kelas-kuat I,
ds // r = 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm2
// r
= 20 . 5/6 = 16,67 kg/cm2
10728
= = 14 kg/cm2 < 16,67 kg / cm2 (OK)
4.12.16
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu 6
Konstruksi
4 . a1 . 16 = 10728
10
a1 = 16, 7625 cm (minimal)
Penempatan pasak dengan bantuan bidang D (dengan skala)
Pada gambar 43 :
a1 = 32,5 – a
= 32,5 – 12
= 20,5 cm
> 16,7652 cm (OK)
Soal 4
fc 1
P.a 2 . b2 .L
= 3 . E . I . L 300
Penyelesaian :
= 1 , = 5/4
Kayu kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
= 100 . 5/4 = 125 kg/cm2
l
= 12 . 5/4 = 15 kg/cm2
/
2.6
a) Mmaks P.a.b . P = 1,5 . P kg . m
= L = 8
71253,333 . 0,9
150 . P = 125 . P1 = 2672 kg
20
fijin = 1/300 . L = 1/300 . 800 . = 2,6667 cm
P.a 2 .b2
fmaks = fC =
3. E .Ir.L
1 . b1 = D1 . Ss 1723,871.1680
= = 40,6452 kg/cm
I 71253,333
L1 = 1 . b1 . a = 40,6452 . 200 = 8129,04 kg
D2 . Ss 574,624 . 1680
2 . b1 = = = 13,5484 kg/cm
I 71253,333
LII = 2 . b1 . b = 13,5485 . 600 = 8129,04 kg
Kayu muka = 5 cm > 4 cm tidak bisa digunakan, dipilih paku dengan panjang
1=5+4+3d
41/2” BWG 6 (52/114), lp = 11,4 cm
l = 5 + 4 + 3 . 0,52 = 10,56 cm lp = < lp = 11,4 cm (OK)
o Bagian I
8129
n= = 54,97 digunakan 56 paku.
147,875
Jarak yang dibutuhkan : 2 . 12d + 27 . 10d = 152, 88 cm < 200 cm(OK)
Dipasang : 12d = 12,25 cm
10d = 6,5 cm
o Bagian II :
n = 56 paku, masing-masing kanan-kiri 28 paku.
Jarak yang dibutuhkan : 152,88 cm < 600 cm (OK)
Dipasang: 12d = 9,75 cm
10d = 21,5 cm < 7 . ho = 7 . 5 = 35 cm (OK)
Soal 5
Beban tetap dan konstruksi terlindung sepertipada gambar. Berat jenis kayu = 0,6.
a. berapakah q ijin ?
b. hitung dan gambarkan penempatan paku.
c. Hitung lendutan di B.
Penyelesaian
=1,=1
Kayu Bj = 0,6 , kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
= 170 . 0,6 = 102 kg/cm2
l
// = 20 . 0,6 kg/cm2
ya 20 . 4 . 2 20 . 5 . 14
= = 8,6667 cm
20 . 4 20 .5
yb = 15,33333 cm
Ign = 1/12 . 20 . 43 + 20 . 4 . (6,6667)2 + 1/12 . 5 . 203 + 5 . 20 . (5,3333)2
= 9840 cm4
W = Ign/yb
0,8 .
Kampuh mendatar, Wr = = 513,3924 cm3
9840
15,3333
Mmaks = ½ . q . l2 = ½ . q . 1802 = 16200 . q kg . cm
Mmaks =
lt
. Wr = 102 . 513,3924= 16200 . q
q1 = 3,2325 kg/cm
fijin = 1/300 . l = 1/300 . 180 = 0,6 cm
q . l4
fmaks = fB =
8 . E . Ir
q .1804
fmaks = fijin = 0,6 =
8 . 100000 . 0,8 . 9840
q2 = 3,5994 kg/cm
Dmaks . S
maks =
b.I
S = 20 . 4 . 6,6667 + 5 . 4,6667 . 2,333 = 587,7801 cm3
Dmaks = q . l
q . l.587,7801
maks = // 12 =
5 . 9840
q3 = 5,5803 kg/cm
= 31,5367 kg/cm
L = ½ . l . . b = ½ . 180 . 31,5367 = 2838,303 kg
Kayu muka = 4 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
lp = 10,2 cm > 2,5 . l = 10 cm, Bj = 0,6 P =92 kg
2838,303
n= = 30,85 digunakan 31 paku
92
karena gaya lintang di sepanjang bentang tidak sama, maka penempatan paku
dibagi dalam beberapa bagian.
Disini dibagi dalam 3 bagian :
bagian I : 5/9 . 31 = 17,22 dipakai 18 paku
bagian II : 3/9 . 31 = 10,3 11
bagian III : 1/9 . 31 = 3,4 4
(jumlah paku pada masing-masing bagian dengan sesuai dengan luas diagram gaya
lintang pada masing-masing bagian berat tersebut).
Daerah yang dibutuhkan untuk penempatan paku :
bagian I :
l = 60 cm , n = 18
jika digunakan satu baris paku,
17 . 10d + 2 . 12d = 81,48 cm > 60 cm
Maka harus ditambah dengan pemaku,
Digunakan papan 2 x 4/20 , sehingga bisa dibuat 3 baris.
n = 18/3 = 6 paku/baris,
5 . 10d + 2 . 12d = 31,1 cm < 60 cm -ok-
Bagian II :
l = 60 cm, n = 4 < 11 (bagian II)
untuk sebagian I, hubungan papan pemaku dengan badan dihitung sebagai balok
susun dengan kampuh tegak.
ya = 4 . 20 . 2 13. 20 . 14
4. 20 13 . 20
= 11,1765 cm
yb = 12,8235 cm
Ss = 2 . 4 . 20 (12,8235-10)
= 451, 76 cm3
Gambar 6.4q Tampang balok tersusun
Gaya lintang maksimum,
D1 = 3,2325 . 180 = 581,85 kg
Gaya lintang pada jarak 60 cm dari A,
D2 = 581,85 – 60 . 3,2325 = 387,9 kg
I = 1/12 . 20 . 43 + 4 . 20 . 9,17652 + 1/12 . 13 . 203 + 13 . 20 . 2,82352
= 17582,7451 cm4
L = ½ . LI . (1 . b + 2 . b)
= ½ . 60 . (14,95 + 9,97) = 747,6 kg
747,6
n= = 8,1 digunakan 12 paku, masing-masing kiri-kanan
92
tempat paku untuk penempatan yang tersedia cukup panjang,
12d = 5,04 cm 6 cm
q . l4 3,2325 . 180 4
c) Lendutan di B = fB = =
8. 8 . 100000 .9840
E.I
= 0,43 cm < fijin = 0,6 cm (OK)
Soal 6
Sebuah konsol dari balok gabungan dengan badan miring sudut miring α = 45 , ukuran
papan 3/15. Balok mendukung bebab P = 1000 kg di ujung dan beban tebagi rata q =
200 kg/m (termasuk berat sendiri).
Kayu Jati, beban permanen, konstruksi tidak terlindung. Berat jenis= 0,6.
a. hitung H yang ekonomis (bulatkan dalam kelipatan 5 cm)
b. hitung dan gambar penempatan paku.
Penyelesaian
= 5/6, =1
Kayu Jati, E = 100000 kg/cm2
r
lt . = 130 . 5/6 = 108,3333 kg/cm2
= 30 . 5/6 = 25 kg/cm2
ds
r
40 . H2 800 . H 5333,3333
240000
= 108,3333
1/ 2 . H
Ptr 240000
tr // r
, Ptr = = 91,6667 . 0,9 . 8 . 10
= Fnt H 10
H3 = 46,3636 cm
Dmaks = P + q . l = 1000 + 2 . 200 = 1400 kg
// r Dmaks . S
, S = 8 . 10 . (1/2 . H – 5)
=
b.I
= 40 . (H-10)
I Dmaks 1400
= = = 18,6667 cm
S // r . b
12,5 . 6
I 40. H2
= 800 . H
S = 18,6667
5333,3333
40. (H 10)
H2 – 38,6667 . H + 320 = 0
H4 = 26,6667 cm
H yang ekonomis dan aman adalah 48,7298 cm digunakan H = 50 cm.
bb . Dmaks . S
n=
I . Pr
kayu muka = 3 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
dengan lp = 10,2 cm > 2,51 = 7,5 cm
Bj = 0,6 P = 94 kg, Pr = 94.5/6 = 78,3333 kg
15 . 1000 . 1600
n = 65333,3333 . 78,3333 = 4,7
digunakan 5 paku untuk setiap hubungan antara flens dengan papan badan di
sepanjang bentang.
Akibat q :
digunakan 2 paku untuk setiap hubungan atara flens dengan papan badan sesuai
dengan gaya lintang masing-masing.
Akibat, penempatan jumlah paku dibagi dalam 2 bagian masing dibatasi oleh
batang-batang vertikal.
bagian I : Dmaks = 400 kg, n = 2 paku
D
bagian II : D = ½ . Dmaks = 200 kg, n = .2=1
Dmaks
Jumlah total paku untuk setiap hubungan papan badan dengan flens:
Bagian I : n = 2 + 2 = 7 paku
Bagian II : n = 5 + 1 = 6 paku
Dimensi vertikal :
Dmaks = 1400 kg,
Batang vertikal direncanakan sama dimensinya, karena gaya lintang maksimum dan
minimum hanya berselisih sedikit, digunakan kayu 8/8,
140
= = 21,875 kg/cm2 < = 25 kg/cm2 (OK)
ds ds r
8 .8
Soal 7
Penyelesaian:
=1,=1
Kayu Bj = 0,63 kayu kelas kuat II, E= 100000 kg/cm2
l
t = 170 . 0,63 = 107,1 kg/cm2
d
= 40 . 0,63 = 25,2 kg/cm2
s
= 20 . 0,63 = 12,6 kg/cm2
// r
429000
lt Wmaks = 108,77 kg/cm2
= Wr =
3944
> lt = 107,1 kg/cm2
Beban P = 1650 kg tidak dapat ditahan balok tersebut.
403000
= = 102,18 kg/cm2 < = 107,1 kg/cm2
lt lt
3944
Dmaks = P = 1550 kg
D.S
= , S = 5 . 19 . 22,5 + 5 . 20 . 10
b.I
= 3137,5 cm3
1550 . 3137,5
= 5. 123250 = 7,89 kg/cm2 < =
/ 12,6 kg/cm (OK)
2
D . l3 1550 . (260)3
fmaks = =
3 . E. Ir 3 . 100000 . 0,8 . 123250
= 0,921 cm > fijin = 0,8 cm
Beban P = 1550 kg masih belum memenuhi syarat.
Kontrol :
1650 . 242,96
= = 101,64 kg /cm2
lt
3944
1650 . 242,96
= 5 . 123250 = 8,4 kg/cm2
dibutuhkan, I = 1/ 3 P . l
3
.
E . fijin
1/ 3 . 1550 .2603 4
l= = 113511,6667 cm
0,80 . 100000
(tidak ada reduksi untuk kampuh karena papan badan miring), setelah beberapa kali,
dicoba ukuran flens 12/14, momen lemban bagian badan diabaikan, papan badan
diambil ukuran 3/12,
S = 12 . 14 . 18 = 3024 cm3
Gambar 6.4w Dimensi balok I
Kontrol :
Mmaks 1500 . 260
= = = 88,11 kg/cm2
lt
W 114352 /
25
< = 107,1 kg/cm2
lt
(OK)
1550 . 260
Ptr = 7 22 7 = 11194,4444 kg
11149,4444
= 74,04 kg/cm2 < = 94,5 kg/cm2
tr //
tr
0,9 . 12
14
(OK)
1550 .
=
3024 = 10,25 kg/cm2 < = 12,6 kg/cm2
/
4 . 114352
(OK)
ukuran papan tersebut digunakan :
flens = 2 x12/14
papan badan = 2 x 2/14
bb = 14 cm I = 1145352 cm4
Dmaks = 1550 kg α = 45°
Ss = 3024 cm3
DAFTAR PUSTAKA