derajat nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi CV. Bebe Trend Tawangsari
Sukoharjo yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 21 Juli 2022. Pada penelitian
korset terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi
metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah
ditentukan. Populasi pada penelitian ini sebanyak 45 orang, dan sample yang
memenuri kriteria inklusi sebanyak 20 orang. Alat ukur yang digunakan pada
Karakeristik subjek pencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, lama kerja (per
hari), serta data pretest and posttest. Adapun hasil ppenelitian tentang
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, dapat diamati pada tabel 4.1
sebagai berikut :
TABEL 4. 1
Karakteristik Subjek Berlandaskan Usia
19 2 8.0
20 1 4.0
21 2 8.0
28 1 4.0
30 2 8.0
31 1 4.0
33 1 4.0
35 2 8.0
38 5 20.0
39 2 8.0
40 1 4.0
41 2 8.0
42 1 4.0
45 2 8.0
Total 25 100%
berapapun. Pada tabel 4.1 menunjukkan distribusi data berdasarkan usia subjek
dari 19 tahun hingga 45 tahun, dengan usia paling banyak yaitu 38 tahun sebesar
20%.
TABEL 4. 2
Karakteristik Subjek Berlandaskan Jenis Kelamin
Perempuan 16 64.0
Laki-laki 9 36.0
Total 25 100%
Jenis kelamin Wanita yang paling rentan mengalami nyeri punggung bawah
1 tahun 7 28.0
2 tahun 8 32.0
3 tahun 10 40.0
Total 25 100%
Masa kerja sangat erat hubungannya dengan lama seseorang dalam bekerja di
berdasarkan masa kerja, dimana responden yang bekerja selama 3 tahun sebanyak
45%.
TABEL 4. 4
Karakteristik Subjek Berlandaskan Lama Kerja (per hari)
8 jam 25 100,0
Total 25 100,0
Pada umumnya seseorang bekerja selama 6-8 jam perhari dalam 6 hari kerja.
sebanyak 100%.
TABEL 4. 5
Data Keadaan Awal Subjek Penelitian (Pretest)
Deviation
Berlandaskan tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa nilai minimum nyeri pretest
pada penelitian ini 4 dan nilai maksimum nyeri pretest dalam penelitian ini adalah
TABEL 4. 6
Data Keadaan Akhir Subjek Penelitian (Posttest)
Deviation
Posttest dalam penelitian ini 1, dan nilai maksimum Posttest sebesar 4. Sedangkan
C. Analisis Data
1. Normalitas Data
Uji ini dilakukan untuk mengalisa data hasil pretest dan Posttest dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistic 25. Uji normalitas data yang
50. Data terdistribusi normal apabila jika p value > 0.05. Jika data berdistribusi
normal apabila p value < 0.05 maka menggunakan analisis non parametrik. Hasil
uji normalitas pada data penelitian ini dapat diamati pada tabel 4.7 sebagai berikut
TABEL 4. 7
Normalitas Data
diperoleh hasil pretest .015 yang artinya data berdistribusi tidak normal dan hasil
posttest .004 yang artinya berdistribusi tidak normal. Data berdistribusi tidak
normal maka uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik
Wilcoxon.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik Wilcoxon
karena data yag didapatkan terdistribusi tidak normal. Hasil uji wilcoxon dapat
TABEL 4. 8
Uji Hipotesis
-4.446 .000
Hasil analisis hipotesis uji Wilcoxon didapatkan hasil nyeri sebelum diberi
perlakuan rata-rata 6.52 dan setelah diberi perlakuan rata-rata 2.52. Besar beda
nyeri setelah penggunaan lumbal korset -4.446 dengan p value .000 yang artinya
terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi CV.
lumbal terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi
purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan.
Populasi pada penelitian ini sebanyak 45 orang, dimana sample yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 25 orang. Data nilai pengukuran nyeri
punggung bawah ini menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan
Penelitian ini menggunakan alat ukur nyeri Visual Analogue Scale (VAS)
yang sebelumnya sudah disediakan oleh peneliti, lalu meminta responden mengisi
tingkat keluhan nyeri tersebut dengan cara memberi tanda pada garis 10cm yang
sudah disediakan. Pengisian diakukan sebanyak dua kali pada saat pretest dan
Pendapat ini sejalan dengan Wahyuningsih (2014) bahwa ihwal kronis, menilai
didokumentasikan.
Harahap et al (2019) posisi duduk yang janggal ataupun tidak ergonomis memicu
kontraksi otot secara isometris atau melawan tahanan pada otot utamayang
berperan selama bekerja. Hal serupa juga dikemukakan oleh Wulandari et al
sebanyak 40% tekanan yang ditanggung oleh discus intervertebralis lebih besar
saat duduk. Tekanan meningkat menjadi dua kali lipat Ketika seseorang duduk
Menurut Harkian et al (2014) nyeri ini sering dialami di bagian lumbosacral yang
Nyeri punggung bawah sangat erat kaitannya dengan usia, dan bisa mengenai
seseorang dalam rentang usia berapapun. Keluhan nyeri punggung bawah biasa
2015). Pada penelitian ini menunjukkan distribusi data berdasarkan usia subjek
dari 19 tahun hingga 45 tahun, dengan usia 19 sebanyak 2 (8%), usia 20 sebanyak
(4%), usia 41 sebanyak 2 (8%), usia 42 sebanyak 1 (4%), dan usia 45 sebanyak 2
(8%).
yang lebih rendah. Keluhan ini dirasakan Ketika wanita mengalami menstruasi
berkurang. Kejadian tersebut timbul karena terdapat faktor dari hormon serta
reproduksi pada wanita sehingga memungkinkan terjadinya nyeri punggung
bawah (Singh et al., 2015). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa
presentase jenis kelamin pada pekerja konveksi CV. Bebe Trend Tawangsari
Masa kerja sangat erat hubungannya dengan lama seseorang dalam bekerja di
suatu lingkungan. Semakin lama bekerja maka resiko terkena nyeri punggung
diperoleh bahwa presentase masa kerja pada pekerja konveksi CV. Bebe Trend
Lama duduk adalah total waktu duduk seseorang dalam bekerja (Santosa et
al., 2016). Seseorang yang bekerja dengan durasi duduk yang lama akan
durasi Panjang serta dengan sikap yang statis sanggup menyebabkan risiko
eskalasi berat badan, sindrom metabolic, serta nyeri punggung bawah. Keluhan
seseorang bekerja selama 6-8 jam perhari dalam seminggu. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh bahwa presentase lama kerja pada pekerja konveksi CV.
saat melakukan aktivitas. Menurut Ningsih & Setyawan (2016) desain korset
abdominal. Sisi posterior dikuatkan dengan 4 bar metal yang berfungsi untuk
penekanan di area lumbal yang berfungsi untuk mengurangi beban pada corpus
lumbal dan terdapat tekanan hidrostatis yang digunakan untuk menahan posisi
yang konstan kemudian akan menurunkan nyeri di bagian lumbal. Hal ini selaras
korset lumbal harus berada pada posisi yang benar yakni mengikuti lingkar
yang berperan untuk memberikan posisi yang stabil sehingga mengurangi rasa
menunjukkan bahwa korset lumbal total contact yang dimana terdapat penekanan
yang menjalar ke berbagai arah. Pada bagian distal ke proximal terdapat 4 plat
yang berfungsi untuk menyangga lumbal, dan digunakan juga sebagai stabilisasi
lumbal total contact yang dimana terdapat penekanan yang menjalar ke berbagai
arah. Menurut Ningsih & Setyawan (2016) perekat di bagian anterior berfungsi
untuk menekan abdominal sehingga vertebrae vertikal dan dapat menopang
kaos atau baju yang fit dengan tubuh. Pemakaian korset lumbal harus diposisikan
lumbal yang meredam corpus lumbal dan memberikan posisi yang stabil,
sehingga hal ini dapat mengurangi nyeri punggung bawah. Hal tersebut juga
korset lumbal dapat berfungsi sebagai alat pencegah cedera pada area lumbal,
imobilisasi pada area lumbal. Waktu penggunaan korset lumbal disarankan ketika
responden akan melakukan aktivitas sehari-hari kecuali pada saat tidur dan mandi.
Selain itu, peneliti menjelaskan kepada responden berupa efek yang diitmbulkan
kecanduan, sehingga hal ini perlu mendapat sinkronasi dengan senam daerah
Hasil analisis hipotesis uji Wilcoxon didapatkan hasil nyeri sebelum diberi
perlakuan rata-rata 6.52 dan setelah diberi perlakuan rata-rata 2.52. Besar beda
nyeri setelah penggunaan korset lumbal -4.446 dengan p value .000 yang artinya
terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi CV.
korset lumbal terhadap penurunan derajat nyeri punggung bawah selaras dengan
hasil penelitian yang peneliti lakukan. Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ningsih & Setyawan (2016) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Elastic Lumbal Corset Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Pinggang Pada Buruh
experiment dengan rancangan one grup pretest and posttest. Subjek penelitian
diberikan perlakuan yang sama, Analisa statistic dengan menerapkan uji hipotesis
non parametrik karena subjek < 30 yakni menggunakan uji Wilcoxon. Semua
subjek diberikan intervensi korset lumbal. Hasil uji beda nilai VAS memakai uji
Wilcoxon, pada pre serta post test ditemukan hasil p = .000 (<0.05). Terdapat
pengaruh pwmakaian korset lumbal terhadap penurunan derajat nyeri pada buruh
E. Keterbatasan Penelitian
5. Penggunaan korset lumbal yang terlalu lama atau terlalu sering dapat
mengalami kecanduan, hal ini perlu juga disinkronkan dengan senam daerah