Dosen Pengampu :
Iskandar, S.T., M.T.
Disusun oleh :
RANIYA NUR NINGSIH 15050524034
NOVY RUSY ANADY 15050524038
SUSI TRI UMAROH 15050524049
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini dengan baik.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yth. Iskandar, S.T., M.T.selaku dosen mata kuliah perawatan mesin otomotif yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam proses pembuatan makalah ini;
2. Teman – teman dari kelompok kami yang telah berusaha untuk menyelesaikan
makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kami
mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, dalam upaya
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pihak yang
membaca pada umumnya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ............................................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
B. Metode RCM..................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebuah mesin tidak akan pernah lepas dari sebuah perawatan. Apalagi bila mesin
tersebut digunakan secara terus-menerus setiap hari untuk mencapai performa maksimal
yang diterapkan oleh perusahaan. Perawatan dimaksudkan agar dapat memperpanjang
umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar
mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai
untuk pelaksanaan proses produksi.
Di dalam industri, kegagalan perawatan dapat terjadi diantaranya karena kurang
baiknya cara kerja yang dilakukan, kurang baiknya peralatan, dan akibat pengoperasian
mesin-mesin yan tidak baik dari operatornya. Kegagalan atau kerusakan inipun dapat
terjadi pada peralatan modern dengan efisiensi yang tinggi sekalipun. Besarnya tingkat
kegagalan beroperasi (breakdown) yang dihasilkan oleh mesin mengakibatkan
downtime yang ujung-ujungnya menurunkan produktivitas perusahaan, oleh karenanya
diperlukan sebuah sistem perencanaan perawatan yang bersifat preventive agar
menghasilkan availability (ketersediaan) mesin yang optimal. Preventive maintenance
merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau
kerusakan pada sebuah sistem atau komponen,dimana sebelumnya sudah dilakukan
perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau
komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Tujuan dari
preventive maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya kegagalan/kerusakan,
meminimalisasi terjadinya kegagalan dan meminimalkan kegagalan produk yang
disebabkan oleh kerusakan sistem.
Untuk mengatasi kerusakan sistem perlu difokuskan pada proses pembuatan
keputusan penggantian komponen sistem yang meminimumkan downtime. Adapun
metode yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan tersebut adalah dengan
metode Reliability Centered Maintenance (RCM).
Metode ini merupakan landasan dasar perawatan fisik dan suatu teknik yang
dipakai untuk mengembangkan perawatan pencegahan (preventive maintenance) yang
terjadwal (Ben-Daya, 2000). Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari
peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari perancangan dan
kualitas pembentukan perawatan pencegahan yang efektif akan menjamin terlaksannya
2
desain keandala dari peralatan (Moubray, 1997). Penerapan metode RCM akan
memberikan keuntungan yaitu: keselamatan dan integritas lingkungan menjadi lebih
diutamakan, prestasi operasional yang meningkat, efektifitas biaya operasi dan
perawatan yang lebih rendah, meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas peralatan,
umur komponen yang lebih lama, basis data yang lebih komprehensif, motivasi individu
yang lebih besar, dan kerja sama yang baik diantara bagian-bagian dalam suatu instalasi.
Metode Reliability Centered Maintenance diterapkan agar digunakan untuk
mendapatkan interval waktu perawatan yang ideal dengan harapan waktu perbaikan
dapat terencana dan biaya yang dikeluarkan karena adanya perbaikan dapat berkurang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan RCM (Reliability Centered Maintenance)?
2. Apa saja metode-metode dalam menerapkan RCM (Reliability Centered
Maintenance)?
3. Apa saja prinsip RCM (Reliability Centered Maintenance)?
4. Apa saja ruang lingkup RCM (Reliability Centered Maintenance)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan RCM (Reliability Centered
Maintenance)
2. Untuk mengetahui langkah-langkah menerapkan RCM (Reliability Centered
Maintenance)
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip RCM (Reliability Centered Maintenance)
4. Untuk mengetahui ruang lingkup pada RCM (Reliability Centered Maintenance)
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Metode RCM
Sebelum menerapkan RCM, kita harus menentukan dulu langkah-langkah yang
diperlukan dalam RCM. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam RCM
ditunjukkan dalam subbab-subbab dibawah ini :
1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi (System Selection and
Information Collection)
Pemilihan sistem dapat didasarkan pada beberapa aspek kriteria yaitu :
a. Sistem yang mendapat perhatian yang tinggi karena berkaitan dengan masalah
keselamatan (safety) dan lingkungan
b. Sistem yang memiliki preventive maintenance dan/atau biaya preventive
maintenance yang tinggi.
c. Sisem yang memiliki tindakan corrective maintenance dan/atau biaya corrective
maintenance yang banyak.
d. Sistem yang memiliki kontribusi yang besar atas terjadinya full atau partial
outage (atau shutdown)
Sedangkan dokumen atau informasi yang dibutuhkan dalam analisis RCM antara lain :
a. Piping & Instrumentation Diagram (P&ID) merupakan ilustrasi skematik dari
hubungan fungsi antara perpipaan, instrumentasi, komponen peralatan dan sistem.
b. Schematic / Block Diagram merupakan sebuah gambaran dari sistem, rangkaian
atau program yang masing-masing fungsinya diwakili oleh gambar kotak berlabel
dan hubungan diantaranya digambarkan dengan garis penghubung.
4
c. Vendor Manual yaitu berupa dokumen data dan informasi mengenai desain dan
operasi tiap peralatan (equipment) dan komponen.
d. Equipment History yaitu kumpulan data kegagalan (failure) komponen dan
peralatan dengan data corrective maintenance yang pernah dilakukan.
c. Kategori C, jika failure mode tidak berdampak pada safety maupun operasional
plant dan hanya menyebabkan kerugian ekonomi yang relatif kecil untuk
perbaikan.
d. Kategori D, jika failure mode tergolong sebagai hidden failure, yang kemudian
digolongkan lagi ke dalam kategori D/A, kategori D/B, dan kategori D/C.
C. Prinsip-prinsip RCM :
2. Reactive Maintenance
Jenis perawatan ini juga dikenal sebagai breakdown, membenarkan apabila terjadi
kerusakan, run-to-failure atau repair maintenance. Ketika menggunakan pendekatan
perawatan, equipment repair, maintenance atau replacement hanya pada saat item
menghasilkan kegagalan fungsi. Pada jenis perawatan ini diasumsikan sama dengan
10
4. Proactive Maintenance
Proactive Maintenance Jenis perawatan ini membantu meningkatkan perawatan
melalui tindakan seperti desain yang lebih baik, workmanship, pemasangan,
penjadwalan, dan prosedur perawatan. Karakteristik dari proactive
maintenance termasuk menerapkan sebuah proses pengembangan yang berkelanjutan,
menggunakan feedback dan komunikasi untuk memastikan bahwa perubahan
desain/prosedur yang dibuat desainer/management tersebut adalah efektif,
memastikan bahwa tidak berpengaruh perawatan yang terjadi dalam isolasi
keseluruhan, dengan tujuan akhir mengoptimalisasikan dan menggabungkan metode
perawatan dengan teknologi pada masing – masing aplikasi. Hal tersebut termasuk
dalam melaksanakan root-cause failure analysis dan predictive analysis untuk
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
B. SARAN
1. Mesin memang sangat membutuhkan perawatan agar tetap terjaga performa dari
mesin tersebut dengan metode RCM diharapkan untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan perawatan dari setiap asset fisik dalam konteks operasinya