Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN OPERASIONAL II

“MEMBUAT SOAL 7 NOMOR DAN REVIEW 3 JURNAL TENTANG


PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN”

DOSEN PENGAMPUH : RAHMATIA,SE., ME

Disusun Oleh :

Puryana (216601372)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI

PROGRAM STUDI MANAJEMEMN S1

TAHUN AJARAN 2023


1. Apa yang dimaksud dengan Total Productive Maintenance (TPM) dan bagaimana
penerapannya dapat meningkatkan keandalan peralatan industri?

Jawaban :

Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah filosofi dan pendekatan manajemen yang
bertujuan untuk mencapai keandalan peralatan industri yang tinggi dengan melibatkan seluruh tim
kerja dari berbagai departemen. Penerapannya mencakup keterlibatan operator dalam perawatan
preventif, perbaikan, dan perawatan mesin mereka secara langsung. TPM berfokus pada
penghapusan kegagalan dan pemborosan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta
menciptakan budaya perawatan yang proaktif.

2. Sebutkan dan jelaskan tiga jenis analisis keandalan yang umum digunakan dalam
manajemen pemeliharaan peralatan industri.

Jawaban :

a) Analisis FMEA (Failure Modes and Effects Analysis): Analisis FMEA digunakan untuk
mengidentifikasi potensi kegagalan, memahami dampaknya, dan mengidentifikasi langkah-
langkah pencegahan dan perbaikan yang diperlukan untuk mengurangi risiko kegagalan.

b) Analisis Weibull: Analisis Weibull digunakan untuk memodelkan dan menganalisis distribusi
kegagalan dari peralatan. Hal ini membantu dalam merencanakan pemeliharaan berdasarkan usia
ekpektasi peralatan dan memprediksi tingkat kegagalan di masa depan.

c) Analisis Root Cause Analysis (RCA): Analisis RCA digunakan untuk menentukan akar
penyebab kegagalan peralatan dan mencari solusi jangka panjang untuk menghindari kegagalan
serupa di masa depan.

3. Bagaimana peran teknologi Internet of Things (IoT) dalam meningkatkan keandalan dan
efisiensi pemeliharaan peralatan industri?

Jawaban :

Teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan peralatan industri untuk terhubung secara
online dan mengirimkan data secara real-time. Dengan adanya IoT, peralatan dapat dipantau
secara terus-menerus untuk mendeteksi potensi masalah atau tanda-tanda kegagalan dini. Hal ini
memungkinkan penerapan pemeliharaan prediktif, di mana perawatan dilakukan berdasarkan
kondisi aktual peralatan, bukan jadwal tetap. Penggunaan IoT juga memungkinkan analisis data
besar (big data) untuk mengidentifikasi tren dan pola, serta memperbaiki proses produksi dan
pemeliharaan secara keseluruhan.

4. Jelaskan perbedaan antara pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan


pemeliharaan prediktif (predictive maintenance) serta kapan masing-masing metode lebih
efektif digunakan.
Jawaban :

a) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance): Pemeliharaan pencegahan melibatkan


perawatan rutin dan terjadwal yang dilakukan berdasarkan jadwal tetap. Pemeriksaan, perbaikan,
dan penggantian komponen dilakukan pada interval waktu tertentu tanpa mempertimbangkan
kondisi aktual peralatan. Metode ini efektif digunakan untuk mencegah kegagalan akibat keausan
dan kerusakan berulang yang dapat diprediksi secara umum.

b) Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance): Pemeliharaan prediktif melibatkan


pemantauan terus-menerus kondisi peralatan secara real-time menggunakan sensor dan teknologi
monitoring lainnya. Perawatan dilakukan berdasarkan data aktual dan analisis yang memprediksi
kapan peralatan berisiko gagal. Metode ini lebih efektif digunakan untuk peralatan yang memiliki
kegagalan acak dan tidak terduga, serta membutuhkan perhatian khusus ketika ada indikasi
masalah.

5. Bagaimana pentingnya keterlibatan dan komunikasi antara tim pemeliharaan, operator


peralatan, dan manajemen dalam mencapai keandalan peralatan yang tinggi?

Jawaban :

Keterlibatan dan komunikasi yang baik antara tim pemeliharaan, operator peralatan, dan
manajemen sangat penting dalam mencapai keandalan peralatan yang tinggi. Operator peralatan
memiliki pemahaman langsung tentang kondisi operasional dan gejala awal masalah, sehingga
mereka dapat memberikan informasi yang berharga bagi tim pemeliharaan untuk mengambil
tindakan sebelum kegagalan terjadi. Selain itu, keterlibatan manajemen adalah kunci untuk
mendukung investasi dan dukungan sumber daya yang diperlukan untuk implementasi strategi
pemeliharaan yang efektif.:

6. Apa itu Mean Time Between Failures (MTBF) dan bagaimana cara menghitungnya?
Bagaimana informasi MTBF dapat digunakan dalam perencanaan pemeliharaan?

Jawaban :

Mean Time Between Failures (MTBF) adalah rata-rata waktu antara dua kegagalan pada suatu
peralatan. Untuk menghitung MTBF, Anda perlu menjumlahkan waktu kerja antara kegagalan
(dalam jam) selama periode tertentu dan kemudian membaginya dengan jumlah kegagalan yang
terjadi selama periode tersebut.

Informasi MTBF digunakan dalam perencanaan pemeliharaan untuk menentukan interval waktu
di antara pemeliharaan preventif dan juga untuk memprediksi kinerja peralatan di masa depan.
Semakin tinggi MTBF, semakin andal peralatan tersebut dan semakin lama interval waktu antara
pemeliharaan yang direncanakan.
7. Bagaimana pentingnya analisis kegagalan dan evaluasi kinerja dalam proses
pemeliharaan untuk terus meningkatkan keandalan sistem?

Jawaban :

Analisis kegagalan dan evaluasi kinerja sangat penting dalam proses pemeliharaan karena
memberikan wawasan tentang sebab akar dari kegagalan peralatan dan keefektifan tindakan
perawatan yang telah diambil. Dengan memahami akar penyebab kegagalan, tim pemeliharaan
dapat mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam strategi dan prosedur pemeliharaan
mereka.

Evaluasi kinerja membantu dalam mengukur efektivitas sistem pemeliharaan dan mengidentifikasi
area yang perlu ditingkatkan untuk mencapai keandalan yang lebih tinggi. Dengan terus-menerus
melakukan analisis kegagalan dan evaluasi kinerja, perusahaan dapat mengimplementasikan
perbaikan berkelanjutan dalam proses pemeliharaan dan meningkatkan keandalan sistem secara
keseluruhan.
REVIEW JURNAL 1

Judul SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW: PEMELIHARAAN


MESIN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED
MAINTENANCE (RCM) DI PERSEROAN TERBATAS
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Volume dan Halaman Vol. 11 No. 01
ISSN 2527-6425
Tahun 2023
Penulis Edi Supriyadi, Ruth Priskila Ayuni
sumber https://sistemik.sttbandung.ac.id/index.php/sistemik/article/view/80

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hasil dari implementasi metode
Reliability Centered Maintenance (RCM) dalam pemeliharaan mesin dan untuk
mendalami pemahaman tentang efektivitas RCM sebagai metode pemeliharaan.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur
sistematis (Systematic Literature Review).
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan mesin dengan metode Reliability Centered Maintenance
(RCM) dapat meningkatkan keandalan komponen kritis dan menentukan
interval pemeliharaan yang optimal.
2. RCM merupakan metode yang efektif dalam meningkatkan efisiensi dan
keandalan mesin di industri manufaktur.
3. Terdapat beberapa masalah yang spesifik pada jenis mesin atau peralatan
tertentu, dan pengetahuan tentang masalah ini dapat membantu dalam
merumuskan solusi yang lebih tepat dan efektif.
4. Penelitian masa depan dapat melibatkan penggunaan Big Data, analisis
prediktif, dan teknologi baru seperti Internet of Things (IoT) dalam RCM.
5. Penting untuk menjelajahi pemeliharaan berbasis risiko dan meningkatkan
pelatihan dan edukasi terkait RCM.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam
tentang efektivitas RCM sebagai metode pemeliharaan mesin dan memberikan
rekomendasi untuk penelitian dan implementasi RCM di masa depan.
kekuatan Kekuatan jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan literatur sistematis
(Systematic Literature Review), yang merupakan metode yang terstruktur dan
obyektif untuk mengumpulkan dan mengevaluasi literatur yang relevan dengan
topik penelitian.
2. Penelitian ini melibatkan pencarian literatur melalui Google Scholar dan
Dimensions dengan menggunakan kata kunci yang relevan, sehingga
memastikan inklusi literatur yang komprehensif dan relevan.
3. Penelitian ini mencakup beberapa literatur yang memenuhi kriteria
penelitian, sehingga memberikan pemahaman yang lebih luas tentang topik
penelitian.
4. Temuan penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang
efektivitas metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dalam
pemeliharaan mesin dan memberikan rekomendasi untuk penelitian dan
implementasi RCM di masa depan.
5. Jurnal ini juga mencantumkan referensi yang relevan dan terkait dengan
topik pemeliharaan mesin dan RCM, yang dapat menjadi sumber informasi
yang berguna bagi pembaca yang ingin mendalami lebih lanjut tentang topik
ini.
Dengan demikian, kekuatan jurnal ini terletak pada metode penelitian yang
digunakan, inklusi literatur yang komprehensif, temuan yang berharga, dan
referensi yang relevan.
kelemahan Kelemahan dari jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Metode penelitian yang digunakan hanya berfokus pada tinjauan literatur
sistematis (Systematic Literature Review) tanpa melibatkan penelitian empiris
atau studi kasus yang lebih mendalam.
2. Jurnal ini tidak menyebutkan secara rinci tentang kriteria inklusi dan eksklusi
literatur yang digunakan dalam tinjauan literatur sistematis.
3. Tidak ada penjelasan yang mendalam tentang metodologi yang digunakan
dalam tinjauan literatur sistematis, seperti langkah-langkah pencarian literatur,
proses seleksi, dan evaluasi kualitas literatur yang dimasukkan.
4. Jurnal ini tidak menyediakan analisis statistik atau data empiris yang
mendukung temuan-temuan yang disajikan.
5. Terdapat keterbatasan dalam cakupan literatur yang digunakan, karena
penelitian ini hanya mencakup literatur yang telah dipublikasikan dan mungkin
tidak mencakup penelitian atau praktik terbaru dalam pemeliharaan mesin
dengan metode RCM.
Dengan demikian, kelemahan utama dari jurnal ini adalah keterbatasan dalam
metode penelitian yang digunakan dan keterbatasan dalam cakupan literatur
yang digunakan.
Kesimpulan Berdasarkan kajian dari delapan literatur yang diambil dari Google Scholar dan
Dimensions, metode Reliability Centered Maintenance (RCM) memiliki peran
penting dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan mesin di industri
manufaktur.RCM menawarkan solusi efektif terhadap pendekatan pemeliharaan
'run to failure' yang sering diterapkan oleh banyak industri, dengan
memungkinkan pemeliharaan dijadwalkan secara teratur untuk mencegah
kegagalan mesin tiba-tiba dan meminimalkan downtime. Penerapan RCM telah
terbukti sukses dalam berbagai studi kasus. Namun, pemahaman mendalam
tentang masalah spesifik terkait jenis mesin atau peralatan tertentu diperlukan
untuk merumuskan solusi yang lebih tepat dan efektif. Sehingga, penelitian ini
menegaskan pentingnya strategi pemeliharaan efektif seperti RCM dalam
industri manufaktur untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas
perusahaan.
REVIEW JURNAL 2

Judul ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERSEDIAAN


IGNITER PADA PESAWAT AIRBUS A320 DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN
Nama Jurnal Jurnal Teknik Industrial
Volume dan Halaman Vol. 12, No. 01
ISSN 2808 - 7321
Tahun 2023
Penulis Muhammad Raki Ammarudin, Basuki Arianto, Erwin Wijayanto, Dan
Darmawan Yulianto
Link file Jurnal https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jtin/article/view
/1053

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemeliharaan dan persediaan
igniter pada pesawat Airbus A320, dengan mempertimbangkan keandalan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai MTBF (Mean Time Between
Failures) dan persediaan minimum suku cadang.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis.
Penelitian ini menggunakan metode analisis untuk menghitung nilai MTBF
(Mean Time Between Failures) dan persediaan minimum suku cadang igniter
pada pesawat Airbus A320.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai MTBF (Mean Time Between
Failures) untuk igniter pada pesawat Airbus A320 berada di bawah nilai yang
ditetapkan oleh perusahaan, yaitu 1.600 siklus. Selain itu, persediaan minimum
suku cadang igniter yang dihitung berdasarkan safety stock juga menunjukkan
adanya kekurangan persediaan sebanyak 28 unit per tahun, yang merupakan
22,40% dari jumlah ideal. Efektivitas sistem pemeliharaan dan persediaan juga
dihitung sebesar 0,981, menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan perbaikan
untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.
kekuatan Kekuatan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis yang komprehensif: Penelitian ini menggunakan metode analisis
yang komprehensif untuk menghitung nilai MTBF dan persediaan minimum
suku cadang igniter. Hal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
pemeliharaan dan persediaan igniter pada pesawat Airbus A320.
2. Relevansi industri: Penelitian ini dilakukan pada pesawat Airbus A320, yang
merupakan pesawat yang banyak digunakan oleh maskapai penerbangan. Hasil
penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan
penerbangan dalam mengoptimalkan pemeliharaan dan persediaan suku cadang
igniter.
3. Implikasi praktis: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kekurangan
persediaan suku cadang igniter dan nilai MTBF yang rendah. Hal ini dapat
menjadi dasar bagi perusahaan untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi
pemeliharaan pesawat.
4. Kontribusi pengetahuan: Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap
pengetahuan tentang pemeliharaan dan persediaan suku cadang pesawat. Hasil
penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang
ini.
kelemahan Kelemahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya data: Penelitian ini mungkin terbatas pada data yang tersedia
dari pesawat Airbus A320 yang diteliti. Data yang lebih luas dan representatif
dapat memberikan hasil yang lebih akurat.
2. Faktor-faktor lain yang tidak dipertimbangkan: Penelitian ini mungkin tidak
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pemeliharaan
dan persediaan igniter, seperti kondisi operasional pesawat, kebijakan
perusahaan, atau faktor eksternal.
3. Metode analisis yang digunakan: Meskipun metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode yang umum digunakan, ada kemungkinan
bahwa metode lain yang lebih tepat atau lebih canggih dapat memberikan hasil
yang lebih baik.
4. Generalisasi hasil: Hasil penelitian ini mungkin hanya berlaku untuk pesawat
Airbus A320 yang diteliti dan tidak dapat langsung digeneralisasi ke pesawat
lain atau industri penerbangan secara umum.
Kesimpulan a. Nilai MTBF yang dihasilkan dalam perhitungan menggunakan pengolahan
data Metode Distribusi Weibull Igniner Pesawat A-320 adalah sebesar 1.243
cycle atau dibawah nilai yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 1.600
cycle.

b. Jumlah stock minimum Spare Part Igniter berdasarkan perhitungan


mempertimbangkan nilai Safety Stock sejumlah 7 unit dan kebutuhan minimal
sebanyak 146 unit sehingga kebutuhan total persediaannya sebanyak 153 unit
dengan nilai kepercayaan berdasarkan perhitungan distribusi poisson adalah
sebesar 97,27%.

c. Efektivitas sistem tidak tercapai dengan indikasi hasil perhitungan dibawah 1


(satu) yaitu sebesar 0,981

REVIEW JURNAL 3

Judul PEMELIHARAAN BERKALA GENERATOR SET RUMAH


SAKIT
Nama Jurnal Jurnal Vokasi Indonesia
Volume dan Halaman Volume 11 No. 1
ISSN 2477-3433
Tahun 2023
Penulis Amanda Deani, Elsa Roselina, dan Ari Nurfikri
Link File Jurnal https://scholarhub.ui.ac.id/jvi/vol11/iss1/3/

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemeliharaan berkala pada
generator set di rumah sakit, termasuk waktu operasi, mean time between failure,
keandalan, dan ketersediaan. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan
pentingnya pemeliharaan rutin dalam menjaga keandalan generator set dan
memastikan keselamatan pasien.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa generator set di rumah sakit
memiliki waktu operasi yang ditentukan sebesar 8.760 jam. Namun, waktu
operasi sebenarnya mengalami perbedaan akibat pemeliharaan yang tidak
terencana pada bulan September. Mean Time Between Failure (MTBF)
generator set ini rendah, menunjukkan tingkat kegagalan yang rendah.
Keandalan generator set secara umum tinggi, kecuali mengalami penurunan
pada bulan September akibat kerusakan selama 4 jam. Ketersediaan generator
set juga tinggi, dengan rata-rata 99,5% untuk generator set 1 dan 99,6% untuk
generator set 2. Penelitian ini menyimpulkan dengan rekomendasi untuk
melakukan pemeliharaan pencegahan dan mendokumentasikan dengan baik
aktivitas pemeliharaan.
kekuatan Kekuatan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode kuantitatif: Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, yang memungkinkan pengumpulan data yang terukur dan analisis
statistik yang objektif .
2. Fokus pada pemeliharaan berkala pada generator set di rumah sakit:
Penelitian ini memiliki fokus yang jelas pada pemeliharaan berkala pada
generator set di rumah sakit, yang merupakan aspek penting dalam menjaga
keandalan dan ketersediaan sumber daya listrik.
3. Analisis yang komprehensif: Penelitian ini melakukan analisis yang
komprehensif terhadap waktu operasi, mean time between failure, keandalan,
dan ketersediaan generator set di rumah sakit .
4. Rekomendasi praktis: Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk
melakukan pemeliharaan pencegahan dan mendokumentasikan dengan baik
aktivitas pemeliharaan, yang dapat membantu rumah sakit dalam menjaga
keandalan generator set dan memastikan keselamatan pasien.
kelemahan Kelemahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya sampel: Penelitian ini mungkin hanya dilakukan pada satu
rumah sakit atau hanya menggunakan data dari beberapa generator set di rumah
sakit tertentu. Hal ini dapat membatasi generalisasi hasil penelitian ke rumah
sakit lain atau generator set dengan kondisi yang berbeda.
2. Tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal: Penelitian ini mungkin
tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kinerja generator set, seperti kondisi cuaca atau gangguan listrik dari sumber
eksternal.
3. Tidak memperhitungkan biaya pemeliharaan: Penelitian ini mungkin tidak
memperhitungkan biaya pemeliharaan berkala pada generator set di rumah
sakit. Hal ini dapat menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
terkait pemeliharaan .
4. Tidak membandingkan dengan metode pemeliharaan lain: Penelitian ini
mungkin tidak membandingkan efektivitas pemeliharaan berkala dengan
metode pemeliharaan lain, seperti pemeliharaan berdasarkan kondisi atau
pemeliharaan prediktif. Hal ini dapat memberikan perspektif yang lebih
komprehensif dalam memilih metode pemeliharaan yang optimal.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan berkala pada
generator set di rumah sakit sangat penting untuk menjaga keandalan dan
ketersediaan sumber daya listrik. Waktu operasi generator set yang ditentukan
adalah 8.760 jam, namun terdapat perbedaan akibat pemeliharaan tidak
terencana. Mean Time Between Failure (MTBF) generator set ini rendah,
menunjukkan tingkat kegagalan yang rendah. Keandalan generator set secara
umum tinggi, kecuali mengalami penurunan pada bulan September akibat
kerusakan. Ketersediaan generator set juga tinggi. Oleh karena itu, disarankan
untuk melakukan pemeliharaan pencegahan secara rutin dan
mendokumentasikan dengan baik aktivitas pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai