Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance

di PT. Victory Plastic

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLDING DENGAN MENGGUNAKAN


METODE REALIBILITY CENTERED MAINTENANCE DI PT. VICTORY PLASTIC

Ferdian Arif Mulawarman


S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: ferdianmu@gmail.com

Iskandar
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: quicktrick.bs@gmail.com

Abstrak
Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu
perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya. Metode perawatan yang selama ini
digunakan masih bersifat corrective maintenance dimana kegiatan perawatan mesin dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi mesin sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan pada
mesin tersebut.Besarnya tingkat downtime yang mencapai hingga 40% setiap bulannya. Karena dengan
semakin banyak downtime yang terjadi maka akan semakin merugikan produktifitas sebuah perusahaan.
Pada penelitian ini digunakan metode Realibility Centered Maintenance yang disingkat dengan (RCM),
yaitu untuk menentukan kegiatan perawatan mesin yang optimal bagi perusahaan. Reliability Centered
Maintenance (RCM) adalah suatu pendekatan pemeliharaan yang mengkombinasikan praktek dan strategi
dari preventive maintenance (pm) dan corrective maintenance (cm) untuk memaksimalkan umur (life
time) dan fungsi aset / sistem / equipment dengan biaya minimal. Subjek mesin yang diteliti ialah mesin
Injection Molding, dimana fokus komponen mesin yang akan diteliti sebanyak 6 bagian yaitu : Barrel,
Piston Injection, Clamping Toggle, Nozzle, Hydro Motor, Hopper. Dari pengolahan data dan pembahasan
yang dilakukan diperoleh part yang paling kritis adalah Screw, Crosshead Link, Seal, Screening.
Kegagalan komponen yang termasuk safety problem 13.33%, Outage System 80.00%, Economic System
6.67%. Pemilihan Tindakan bedasarkan kondisi (CD) 60%, Waktu (26.67%), dan Temuan Kerusakan (FF)
13.33%. Dari total minimum downtime diperoleh interval Screw 30 hari, Crosshead Link 11 hari, Seal 13
hari, Screening 12 hari. Rekomendasi tindakan perawatan yang diberikan untuk kategori berdasarkan
kondisi (CD) berupa tindakan Inspeksi perawatan harian, mingguan, dan bulanan. Sedangkan untuk
kategori berdasarkan waktu (TD), perawatan yang diberikan berupa jadwal pergantian komponen.
Kategori temuan kerusakan (FF) direkomendasikan pergantian komponen apabila tingkat kerusakan
melebihi batas toleransi. Penurunan nilai Downtime Screw 37.21%, Crosshead Link 41.15%, Seal
24.56%, dan Screening 29.32%
Kata kunci: Reliability Centered Maintenance (RCM), Injection Molding, downtime, preventive
maintenance, corrective maintenance.

Abstract
The instability of the economy and increasingly sharp competition in the industry requires a company to
further enhance the efficiency of its operations. Treatment method that has been used is still corrective
maintenance where engine maintenance activities undertaken to improve and enhance the condition of the
engine so as to achieve the standards set at the level tersebut.Besarnya machine downtime which reaches
up to 40% each month. Due to the growing number of downtime that occurs it will be increasingly
detrimental to the productivity of a company. In this study used methods Realibility Centered
Maintenance abbreviated to (RCM), which is to determine the optimal engine maintenance activities for
the company. Reliability Centered Maintenance (RCM) is an approach that combines maintenance
practices and strategies of preventive maintenance (PM) and corrective maintenance (cm) to maximize the
life (life time) and the function of assets / systems / equipment at a minimal cost. Subjects studied machine
is the machine Injection Molding, where the focus of engine components that will be examined as many as
six parts: Barrel, Piston Injection, Toggle Clamping, Nozzle, Hydro Motor, Hopper. Data processing and
discussion conducted earned the most critical part is the Screw, crosshead Link, Seal, Screening. The
action selection strategy bedasarkan treatment condition (CD) 60%, Time (26.67%), and finding Damage
(FF) 13:33%. Recommended measures care given to categories based on conditions (CD) in the form of
maintenance inspections action daily, weekly, and monthly. As for the category based on time (TD), the
treatment provided in the form of component replacement schedule. Category finding damage (FF)
recommended replacement components if the level of damage exceeds tolerable limits. Failure of

99
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

components that include safety problem 13:33%, Outage System 80.00%, 6.67% Economic System. Of
the total minimum downtime obtained Screw interval of 30 days, the crosshead link 11 days, Seal 13-day,
12-day screening. Downtime Screw impairment 37.21%, 41.15% crosshead link, Seal 24.56%, and
29.32% Screening
Keyword : Reliability Centered Maintenance (RCM), Injection Molding, downtime, preventive
maintenance, corrective maintenance.

Pada penelitian ini digunakan metode Realibility


PENDAHULUAN Centered Maintenance yang disingkat dengan (RCM),
Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya yaitu untuk menentukan kegiatan perawatan yang optimal
persaingan di dunia industri mengharuskan suatu bagi perusahaan. Reliability Centered Maintenance
perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan (RCM) merupakan landasan dasar untuk perawatan fisik
operasinya. Pendukung kelancaran kegiatan operasi pada dan suatu teknik yang dipakai untuk mengembangkan
suatu perusahaan adalah kesiapan mesin – mesin perawatan pencegahan (preventive maintenance) yang
produksi dalam melaksanakan tugasnya. Karena dengan terjadwal (Ben-Daya, 2000). Hal ini didasarkan pada
semakin meningkatnya kebutuhan akan produktivitas dan prinsip bahwa keandalan dari peralatan dan struktur dari
penggunaan teknologi tinggi yang berupa mesin dan kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari perancangan
fasilitas produksi maka kebutuhan akan fungsi perawatan dan kualitas pembentukan perawatan pencegahan yang
mesin semakin besar. Karena dengan adanya penggunaan efektif akan menjamin terlaksananya desain keandalan
mesin secara kontinyu akan mengalami penurunan dari peralatan (Moubray, 1997).
tingkat kesiapan mesin itu sendiri, maka dalam usaha Penerapan metode RCM akan memberikan
untuk menjaga tingkat kesiapan mesin agar kontinuitas keuntungan yaitu: keselamatan dan integritas lingkungan
dapat terjamin direncanakanlah kegiatan perawatan yang menjadi lebih diutamakan, prestasi operasional yang
dapat menunjang keandalan suatu mesin atau fasilitas meningkat, efektifitas biaya operasi dan perawatan yang
produksi. Menurut Daryus (2007) untuk mencapai hal itu lebih rendah, meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas
diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. peralatan, umur komponen yang lebih lama, basis data
Suatu mesin dengan produktivitas yang baik yang lebih komprehensif, motivasi individu yang lebih
mampu beroperasi secara normal dalam suatu proses besar, dan kerja sama yang baik diantara bagian-bagian
produksi. Agar kontinuitas produksi yang dihasilkan dalam suatu instalasi.
mesin tersebut dapat tercapai maka perlu adanya Dasar pemilihan dalam pemilihan metode ini
pertimbangan mengenai jenis sistem pemeliharaan yang karena metode Reliability Centered Maintenance (RCM)
akan diterapkan pada mesin. merupakan suatu teknik yang dipakai untuk
PT. Victory Plastic adalah perusahaan industri yang mengembangkan preventive maintenance yang terjadwal.
bergerak dibidang produksi pembuatan kemasan Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari
makanan dan kosmetik untuk memenuhi permintaan peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai
pasar dan konsumen. Oleh karena itu perusahaan dituntut adalah fungsi dari perancangan (design) dan kualitas
tepat waktu dalam menyelesaikan produksinya dan hal ini pembentukan preventive maintenance yang efektif akan
tidak terlepas dari keandalan mesin produksi dan menjamin terlaksananya desain keandalan dari peralatan.
komponen – komponenya. Kerusakan yang terjadi Metode RCM diharapkan dapat menetapkan schedule
sebelum interval yang dijadwalkan oleh perusahaan akan maintenance dan dapat mengetahui secara pasti tindakan
menyebabkan terjadinya corrective maintenance yang kegiatan perawatan (maintenance task) yang tepat yang
menimbulkan kerugian tidak sedikit akibat terhentinya harus dilakukan pada setiap komponen mesin.
kegiatan produksi dan penggantian suku cadang mesin.
Besarnya tingkat kegagalan beroperasi yang Tujuan Penelitian
dihasilkan oleh mesin yaitu rata – rata 40% setiap 1. Untuk mengidentifikasi komponen kritis pada mesin
bulannya mengakibatkan downtime yang pada akhirnya Injection Molding.
berpengaruh pada produktivitas yang dihasilkan. Dengan 2. Untuk menentukan strategi perawatan yang sesuai
adanya sistem pemeliharaan optimal yang terdiri dari pada komponen kritis menggunakan metode RCM.
biaya pemeliharaan dan jaminan berhasilnya proses 3. Untuk mengetahui dan menentukan tindakan
produksi. Maka optimalisasi ini dipilih sebagai perawatan yang dapat mengoptimalkan mesin serta
pendekatan dalam penyelesaian masalah untuk pemilihan komponen dengan metode RCM.
jenis perawatan mesin. Adapun fokus mesin yang akan
menjadi objek penelitian yaitu mesin Injection Molding.
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

METODE Variabel Penelitian


Rancangan Penelitian 1. Variabel Bebas (Independen)
Pelaksanaan penelitian apabila dibuat dalam flow chart Menurut Sugiyono (2013:61), variabel bebas
dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut : merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
Mula dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah interval kerusakan
Studi Awal
komponen mesin dan downtime.
2. Variabel Terikat (Dependen)
1. Pengamatan dan observasi secara langsung di lokas
Menurut Sugiyono (2013, variabel terikat merupakan
Penelitian
2. Melakukan Studi Literatur variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
Dalam penelitian ini menggunakan literatur dan teor karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
tentang Perencanaan perawatan Mesin Injection
yang menjadi variabel terikat ialah Mean Time
Beetween Failure (MTBF).
Identifikasi dan Penetapan Tujuan
Teknik Pengumpulan Data
1. Identifikasi
1. Teknik Observasi, Menurut Suharsimi Arikunto
Belum efektifnya sistem perawatan yang telah diterapk
2. Penetapan Tujuan (2006:157), “Observasi dilakukan dengan dua cara
erancang Jenis Perawatan yang cocok dengan metode yaitu observasi sistematis menggunakan pedoman
Centered Maintenance. pengamatan dan observasi non sistematis dimana
instrumen observasi sistematis dan tanpa instrumen
pengamatan”. Adapun teknik Observasi yaitu
Pengumpulan Data
melakukan pengamatan secara langsung terhadap
Data Primer Data Sekunder
 Mekanisme Mesin
objek penelitian yaitu dengan melaksanakan
 Interval
 Jumlah Mesin Kerusakan pengamatan tentang uraian proses produksi, mesin –
 Komponen Mesin
Mesin mesin produksi, serta cara kerja mesin produksi.

2. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara
dengan teknisi mesin/ peralatan terpilih dalam
Pengolahan Data menangani kerusakan mesin/komponen.
 Identifikasi Sistem Perawatan sekarang dengan Cause 3. Dokumentasi data perusahaan, yaitu melihat buku-
and Effect Diagram buku atau dokumentasi dari perusahaan yang
 Realibility Centered Maintenance
berhubungan dengan data yang diperlukan, seperti
 Pengujian Pola Distribusi dan Perhitungan Total
waktu kerusakan mesin dan jenis kerusakan mesin.
4. Studi Literatur, yakni membaca buku – buku serta
Analisis Masalah jurnal – jurnal yang berkaitan dengan penerapan
 Rekomendasi Tindakan Perawatan dengan Metode metode Realibility Centered Maintenance.
RCM
Gambar Mesin Injection Molding
Kesimpulan dan Saran

Gambar 1.Rancangan Penelitian

Penelitian inidilakukan di:


 PT. Victory Plastic JL. Bringin Bendo No. 18
Trosobo, Sidoarjo.
 Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Mei – 18
Juni 2016

Gambar2.Gambar Mesin Injection Molding


(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

101
Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance
di PT. Victory Plastic

Teknik Pengolahan Data


Apakah kerusakan
1. Identifikasi Sistem Perawatan mempengaruhi fungsi
dari sistem?
Pengidentifikasian sistem perawatan yang ada dengan
cause and effect diagram Tidak Y

2. Realibility Centered Maintenance (RCM)


Berikut ini merupakan langkah – langkah dari metode Apakah komponen Apakah desain ulang dapat diterapkan dan
dapat dikorbankan? biaya lebih efektif?
Realibility Centered Maintenance (RCM):
a. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi Y Tidak Tidak Y

b. Pendefinisian Batasan Sistem


Pendefinisian batasan sistem bertujuan untuk Apakah Condition Monitoring
(CM) akan memberi peringatan
Desain Ulang
menghindari kerancuan data antar sistem yang akan kapan terjadinya kerusakan?

diteliti.
Ya
c. Penjelasan Sistem dan Blok Diagram Fungsi Tidak

Sistem yang telah dipilih akan diurai secara Apakah biaya


CM dapat
mendetail dan digambarkan dalam blok diagram diterima/masuk
akal?
fungsi melalui System Work Breakdown Structure Tidak

(SWBS).
Apakah ada metode Y
d. Analisis Mode Kegagalan dan Efek Kegagalan PM yang mengurangi
kegagalan Fungsi?
(FMEA)
Tujuan dari disusunya Analisis Mode Kegagalan
dan Efek Kegagalan (FMEA) ini untuk melengkapi Apakah membuat
Y
sistem cadangan
matriks peralatan dan kegagalan fungsi. Pada tahap biayanya masuk
akal?
ini dilakukan perhitungan nilai Risk Priority
Ya
Number (RPN) berdasarkan severity, occurrence,
dan detection. Terima Tetapkan Tetapkan Tetapkan
resiko tindakan PM tindakan PM tindakan CM
e. Analisis Cabang Logika (LTA) kegagalan dan jadwal dan jadwal dan jadwal
Run to Proactive Preventive Predictive
- Penyusunan analisis cabang logika (LTA) Failure Maintenance Maintenance Maintenance

memiliki tujuan untuk memberikan prioritas


pada tiap mode kerusakan dan melakukan Gambar 4 Road Map Pemilihan Tindakan
tinjauan dan fungsi sehingga status mode ( Sumber : NASA, 2000)
Keterangan:
kerusakan tidak sama. Prioritas
1. Predictive Testing and Inspection (CM) /Condition
Mode Directed (C.D), tindakan yang diambil yang
Kegagalan
bertujuan untuk mendeteksi kerusakan dengan cara
(1) Evide visual inspection, memeriksa alat, serta
Pada Kondisi Normal, apakah memonitoring sejumlah data yang ada. Apabila ada
operator mengetahui terjadinya
pendeteksian ditemukangejala-gejala kerusakan
peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau
Y Tidak
D
penggantian komponen.
(2) Safety
2. Preventive Maintenance/Time Directed (T.D),
Apakah Mode kegagalan Masalah
menyebabkan masalah Tersembun tindakan yang bertujuan untuk melakukan
pencegahan langsung terhadap sumber kerusakan
Kembali ke cabang
logika untuk yang didasarkan pada waktu atau umur komponen.
menyertakan apakah
kegagalan termasuk
Y Tidak A,B, atau C
3. Proactive Maintenance/Finding Failure (F.F),
A (3) Outage
tindakan yang diambil dengan tujuan untuk
menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi
Masalah Apakah mode Kegagalan
Keselamata Menghasilkan penuh atau sebagian dengan pemeriksaan berkala.

B Y Tidak C

Masalah Masalah Ekonomi


Gangguan yang tidak

Gambar 3 Struktur Analisis Cabang Logika


(Sumber : Anthony M. Smith, 2003.)
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 2. Interval Kerusakan Komponen Mesin


Pengumpulan Data Interval Kerusakan Komponen (Hari)
Data
Pengamatan yang dilakukan pada proses produksi No -
Screw
Crosshead
Seal Screening
Link
injeksi plastic (Storebox, Hanger, Tutup Galon). Dalam 1 - - - -
proses produksi injeksi plastic, mesin Injection 2 39 10 11 14
3 38 11 21 16
Moldingterdiri atas 11 komponen akan Tetapi kami focus 4 37 8 15 17
pada 6 komponen saja yaitu : 5 33 8 19 13
6 29 10 18 13
Tabel 1. Identifikasi Komponen Mesin 7 39 24 21 14
8 40 23 13 18
Jenis 9 37 16 15 20
No. Kategori Kendala Keterangan
Komponen 10 41 12 20 17
Air Trap Kerusakan 11 39 18 15 16
Termocouple mengganggu 12 39 18 18 12
1. Barrel Critical Rusak proses produksi 13 36 20 20 17
dan biaya 14 28 12 16 18
Suara Bising perbaikan mahal 15 34 13 15 16
Piston Macet Kerusakan 16 35 20 21 14
Injeksi Lambat mengganggu 17 40 17 19 15
Piston
2. Critical proses produksi 18 42 17 13
Injection
Kebocoran Oli dan waktu 19 33 21 14
perbaikan lama 20 19 19
Hidraulic Ejector 21 19 15
Patah Kerusakan
mengganggu 22 17 15
Clamping Crosshead Link 23 14 15
3. Essential Patah proses produksi
Toggle 24 17 19
akan tetapi ada
Clamping cadangan 25 14 14
Cylinder Bocor 26 19 18
Kebocoran Pada Kerusakan 27 16 19
Celah mengganggu 28 15 11
4. Nozzle Critical Resin Tersumbat proses produksi
29 20 18
dan waktu
Circlip Patah perbaikan lama 30 15 17
31 17 15
Motor Tidak 32 14
Berfungsi 33 18
Kerusakan tidak 34 18
Hydro Overheat
5.
Motor
Essential membahayakan Sumber : Hasil Pengolahan Data
proses produksi

Blower mati

Seal Rusak dan


General Meleleh Kerusakan tidak Pengolahan Data
6. Hopper mengganggu
Purpose Tidak ada penutup
proses produksi PT. Victory Plastic merupakan perusahaan yang
Screening Pecah
memproduksi berbagai jenis plastic kemasan (Boxstore,
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tutup Galon, Hanger) dengan plant berupa susunan
komponen mesin besar yang berderet (seri). Jika terjadi
Hasil pengidentifikasian kategori kerusakan mesin kerusakan pada salah satu komponen maka proses
tersebut diperoleh dari wawancara operator dan produksi keseluruhan akan berhenti.
supervisor. Adapun yang menjadi garis besar pertanyaan Dengan sistem perawatan yang diterapkan oleh
wawancara tersebut, apakah operator mengetahui dalam perusahaan saat ini, tingkat kerusakan yang terjadi pada
kondisi normal telah terjadi gangguan pada sistem, mesin Injection Moldingmasih tinggi. Salah satu dampak
apakah kerusakan menyebabkan masalah keselamatan, yang terjadi adalah meningkatnya downtime produksi
dan apakah kerusakan menyebabkan mesin berhenti yang menyebabkan penurunan produktivitas perusahaan.
sebagian atau keseluruhan.
Tabel 2 berikut ini menunjukan Interval Kerusakan Realibility Centered Maintenance
komponen yang terjadi pada setiap komponen dari 1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2015. 2. Pendefinisian Batasan Sistem
3. Penjelasan Sistem dan Blok Diagram Fungsi
4. Penjelasan Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi
5. Analisis Mode Kegagalan dan Efek Kegagalan
(FMEA)
6. Analisis Cabang Logika (LTA)
7. Pemilihan tindakan.

103
Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance
di PT. Victory Plastic

Tabel 4. FMEA(Failure Mode and Effect Analysis)


Hydro Piston Barrel Nozzle C.
Motor Hopper Injeksi Toggle FMEA WORKSHEET

Subsist Mode Penyebab Efek D RP


No Part’s Sev Occ
em Kegagalan Kegagalan Kegagalan et N
Gambar 4. Blok Diagram Fungsi Sistem Injeksi Plastik
Non–Return
Kebocoran
System Work Breakdown Structure (SWBS) dari 1 Screw Valve
Macet
Aus
Resin
6 5 6 180

sistem Produksi injeksi Plastik dapat diuraikan masing –


Barrel
Temperatur
Thermo Suhu tidak
2 Overheated tidak 4 5 4 80
masing dalam bentuk pada tabel berikut : couple
terkontrol
Merata

Piston Lubrica
Oil Piston
Injectio 1 tion Kotor 2 3 4 24
Tersendat Berhenti
n System
Tabel 3. Fungsi dan Kegagalan Fungsi Komponen
Aus Produk
No. Hidraul
Tidak
No. Kegagalan 1 ic Patah 3 2 4 24
Komponen Kerusakan Uraian Fungsi Ejector
Korosi keluar dari
Fungsi Fungsi Mold
Fungsi
Melakukan
proses Clamp tidak
1.1 Clampi
Crosshe bisa
peleburan ng 2
ad Link
Patah Korosi
menopang
4 5 7 140

Barrel Resin Toggle


Mold
Temperatur
1.1.1 tidak merata (
Clampi Kotor
Heater Rusak) ng Oli Clamp
3 Kerusakan 2 4 4 32
Mendorong Cylinde Tersendat
Seal
Macet
r
1.2 Screw menuju
Piston Sumber : Pengolahan Data
Nozzle
Injection
Kebocoran
1.2.1
Pelumasan
Menjaga Data pada tabel tersebut ialah hasil wawancara
1.3 Tekanan
Movable Plate dengan operator dan supervisor. Berdasarkan hasil
Clamping
Tekanan perhitungan RPN pada Tabel 4.7 terlihat bahwa tingkat
1.3.1 berkurang dan
Toggle RPN tertinggi adalah pada part Screw, Crosshead Link,
tidak stabil
Sistem Seal, dan Screening. Oleh sebab itu, perlu adanya
1.3.2 Pelumasan yang
bocor perhatian khusus pada part komponen dengan nilai RPN
Menginjeksi
1.4 Resin ke dalam
yang tinggi.
Mold
Nozzle
Tersumbatnya
1.4.1 Resin Analisa Cabang Logika (LTA)
1.4.2 Seal pecah
Penyusunan Analisa Cabang Logika/Logic Tree
Memberi
1.5
tenaga Analysis (LTA) memiliki tujuan untuk memberikan
penggerak
Hydro Piston Injeksi prioritas pada tiap mode kerusakan dan melakukan
Motor
1.5.1
Putaran mesin tinjauan dan fungsi, kegagalan fungsi sehingga status
tidak stabil
1.5.2 Blower mati mode kerusakan tidak sama. Prioritas suatu mode
Wadah resin kerusakan dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-
1.6 sebelum
menuju Barrel pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA ini.
Hopper Tidak
1.6.1 Berfungsinya
Flange Tabel 5. LTA(Logic Tree Analysis)
1.6.2 Screening pecah
Sumber : PT. Victory Plastic
Mode Penyebab
Subsistem No. Parts Category
Kegagalan Kegagalan

FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)


Non–Return Aus
FMEA menggambarkan tingkat keseringan kejadian 1 Screw B
Valve Macet
Barrel Temperatur
kerusakan keparahan dan tingkat deteksi kerusakan yang 2 Thermocouple Overheated tidak B
dinyatakan dengan nilai RPN (Risk Priority Number) terkontrol
Piston Lubrication Kotor
1 Oli Tersendat B
Tabel 4 menunjukan tabel FMEA kemungkinan terjadi Injection System
Hidraulic Aus
pada setiap komponen yaitu (Barrelterdiri dari Part 1 Patah B
Ejector Korosi
Clamping 2 Crosshead Link Patah Korosi B
Screw & Thermocouple),(Piston Injectionterdiri dari Toggle Kotor
Clamping
Part Lubrication System), (Clamping Toggleterdiri dari 3
Cylinder
Oli Tersendat Kerusakan B
Seal
Part Hydraulic Ejector, Crosshead Link, & Clamping Aus
1 Seal Broken Seal B
Suhu Tinggi
Cylinder), (Nozzleterdiri dari Part Seal, Open Nut, Nozzle 2 Open Nut Tesendat Kotor B
Circlip),(Hydro Motorterdiri dari Part Electric Motor, 3 Circlip Patah
Overload
B
High Preasure
Kumparan, Kipas), (Hopperterdiri dari Part Sealing, Sumber : Hasil Pengolahan Data
Screening, Flange).
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

Pemilihan Tindakan
Pemilihan tindakan pencegahan berdasarkan hasil 1. Distribusi Normal
analisis Terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai a. Membuat rangking pada waktu antar kerusakan (ti)
berikut : dari data ke 1 sampai data ke 16
1. Predictive Testing and Inspection/Condition b. Menghitung nilai F(ti)
Directed (C.D) : dilakukan pencegahan dengan Rumus : F(ti) = (i-0,3)/(N+0,4)
berdasarkan kondisi komponen yang sedang Dimana : i = Data ke
berfungsi N = Jumlah Data
a. Thermocouple Misalnya adalah pada data ke 1, waktu antar
b. Clamping Cylinder kerusakan (ti) adalah 10
c. Open Nut Maka F(ti) = (i-0,3)/(N+0,4)
d. Circlip = (1-0,3)/(17+0,4)
e. Kumparan = 0.04268
f. Kipas c. Menghitung nilai Yi
g. Sealing Rumus : Yi = Ф(Z)
h. Electric Motor Untuk menghitung Yi didapat dari tabel Standarized
i. Hopper Flange Normal Probabilies, dimana Z = F(ti)
2. Preventive Maintenance/Time Directed (T.D) : Misalnya adalah pada data ke 1 (ti = 10) Yi =
dilakukan pencegahan dengan berdasarkan Ф(0.04268) = -1.72037
perhitungan reliability d. Menghitung nilai Xi2
a. Screw e. Menghitung Nilai Yi2
b. Crosshead Link f. Menghitung Nilai Xi.Yi
c. Seal Tabel Perhitungan Waktu antar Kerusakan
d. Screening Distribusi Normal dari data ke 1 sampai 16 dapat
3. Proactive Maintenance/Finding Failure (F.F) : dilihat pada Lampiran 1. Setelah didapat hasil
dilakukan pencegahan dengan berdasarkan perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal
temuan kerusakan dari data ke 1 – 16, dilakukan perhitungan goodness
a. Lubrication System of fitdimana langkah – langkahnya adalah sebagai
b. Hydraulic Ejector berikut :
g. Menghitung nilai Sxy
Realibility
Sebelum perhitungan Realibilitydilakukan data ∑ (∑ ) (∑ )
kerusakan komponen perlu diuji distribusinya untuk = (16)(33.10277) – (8)(0)
memenuhi syarat pemakaian Realibility engginering. =529.64432
Berdasarakan hasil analisis RCM, maka perhitungan h. Menghitung nilai Sxx
realibility hanya didasarkan pada komponen yang
bersifat berdasarkan waktu (TD) yaitu Screw, Crosshead ∑ (∑ )
Link, Seal, Screening. Data yang ada diuji dengan
= (16)(4004) – (8)2
menggunakan 5 pola distribusi, yaitu distribusi weibull,
normal, lognormal, gamma dan eksponensial. Pengujian =64000
distribusi ini dilakukan dengan mengunakan software i. Menghitung nilai Syy
easyfit professional 5.5. goodness of fit yang digunakan
∑ (∑ )
adalah kolmogorov smirnov, dengan pengujian ini dapat
ditentukan kecenderungan data kerusakan untuk = (16)(13.19889) – (0)2
mengikuti pola distribusi tertentu. =211.18218
j. Menghitung nilai goodness of fit
Distribusi kerusakan komponen goodness of fit=

Penentuan pola distribusi dilakukan dengan
perhitungan goodness of fitdengan memilih goodness of = 0.15589
fitterkecil. Berikut ini adalah contoh perhitungan
goodness of fitsalah satu komponen yaitu Crosshead
Link, untuk komponen yang lain dihitung menggunakan
software Easy Fit 5.5.

105
Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance
di PT. Victory Plastic

Tabel 6. Goodnes of Fit Crosshead Link Hasil pengujian dengan menggunakan software
Distribusi Goodnes of Fit Easyfit 5.5 diperoleh distribusi Normal pada komponen
Screening. Untuk memperoleh Probability Distribution
Normal 0.15589 Function distribusi normal diperoleh dengan rumus :
Lognormal 0.13905
Ekponensial 0.18109 ()
() ( )
Weibull 0.12325 √
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dimana : =2.34 =15.759
Dari hasil perhitungan Goodnes of Fitkomponen
Crosshead Link, distribusi yang dipilih adalah distribusi
Weibull 0.12325. untuk perrhitungan pemilihan Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat
distribusi pada part yang lainnya menggunakan software dihitung nilai f(x) dengan x yang ditentukan untuk
easyfit 5.5 karena perhitungan manual satu komponen memetakan koordinat dari (x, f(x)).
telah sama dengan perhitungan software. Contoh :

Perhitungan Parameter ()
Parameter = 15.759 dan nilai = 2.34 pada ( ) ( )
komponen Screeningdengan pola distribusi Normal √
didapatkan dari perhitungan manual sebagai berikut :
Untuk perhitungan nilai koordinat y atau F(x) untuk
grafik Cumulative Distribution Function (CDF) diperoleh
dengan cara menjumlahkan atau mengakumulatifkan nilai
f(x) yang telah dihitung sebelumnya pada grafik
() ()( ) Probability Density Function (PDF).
√ √

Berikut perhitungan manual Cumulative


√ Distribution Function (CDF) :
Tabel 7. Pola Distibusi Inteval Kerusakan
Untuk perhitungan parameter lainnya ()()()
menggunakan software easyfit 5.5. karena hasil
Sedangkan berikut ini adalah perhitungan survival
perhitungan manual untuk satu komponen telah sama
dengan hasil perhitungan software. Function :

Pola
No. Komponen Parameter
Distribusi ( )
1 Screw Weibull =9.155 β =38.395 ()
Crosshead
2 Weibull =3.0071 β=16.193
Link )
(
3 Seal Normal =2.6155 =17.182 () 0.99842442
4 Screening Normal =2.34 =15.759
Sumber : Hasil Pengolahan Data Nilai hazard Function rate diperoleh dari rumus :
Dari pola distribusi masing – masing komponen ( )
dapat digambarkan grafik fungsi pola distribusi terpilih ( )
dalam penentuan konsep keandalan yaitu : ( )
1. Probability Density Function ()
2. Cumulative Distibution Function
3. Survival Function
nilai adalah nilai h(x) atau y untuk x
4. Hazard Function
sama dengan 28. Untuk nilai yang lain dihitung dengan
Berikut adalah hasil hitung manual komponen Screening
sedangkan hasil pengujian yang lain cukup menggunakan
cara yang sama.
software easyfit 5.5. Gambar 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6 merupakan
gambar grafik konsep keandalan dari komponen
Screening(Distribusi Normal, Parameter =2.34 =15.759).
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

Hazard Function

Probability Density Function 0.9


0.3
0.8
0.28

0.26 0.7

0.24
0.6
0.22

0.2 0.5

0.18
0.4
0.16

0.14 0.3

0.12
0.2
0.1

0.08 0.1

0.06
0
0.04 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
x
0.02

0 Norm al
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
x
Gambar 8 Hazard Function KomponenScreening
His togram Norm al

Perhitungan MTTF Komponen Kritis


Gambar 5 Probability Density Function Screening Mean Time to Failure (MTTF) merupakan rata –
rata selang waktu kerusakan dari suatu distribusi
Cumulative Distribution Function kerusakan. Untuk perhitungan perolehan dari MTTF ini
1

0.9
yaitu dari jumlah keseluruhan nilai interval dibagi dengan
0.8
jumlah banyaknya data. Perhitungan MTTF untuk masing
0.7 – masing komponen kritis adalah sebagai berikut :
0.6

0.5

0.4
1. Komponen Screw
0.3 Komponen ini berdistribusi Weibull, maka :
0.2
MTTF = β
0.1

0
MTTF = 38.395
11 12 13 14 15
x
16 17 18 19 20 MTTF = 38 hari
Sam ple Norm al

Gambar 6. Cumulative Distribution Function Screening 2. Komponen Crosshead Link


Komponen ini berdistribusi Normal, maka :
Survival Function MTTF = β
1 MTTF = 16.193
0.9 MTTF = 16 hari
0.8

0.7 3. Komponen Seal


0.6 Komponen ini berdistribusi Normal, maka :
0.5 MTTF =
0.4 MTTF = 17.182
0.3 MTTF = 17 hari
0.2

0.1 4. Komponen Screening


0
Komponen ini berdistribusi Normal, maka :
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
x MTTF =
Sam ple Norm al MTTF = 15.759
Gambar 7 Survival Function Screening MTTF = 15 hari

107
Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance
di PT. Victory Plastic

Perhitungan Total Minimum Downtime


Tf merupakan waktu yang diperlukan untuk Untuk D(3), D(4),….,D(t), hasil
pergantian komponen karena terjadi kerusakan dan Tp perhitungan diperoleh dengan mempergunakan
merupakan waktu yang diperlukan untuk pergantian Microsoft excel yang dapat dilampiran 4.
komponen untuk tindakan preventif (berdasarkan
interval waktu tertentu). 4. Dari hasil perhitungan D(t) diperoleh nilai D(t)
yang paling minimum adalah pada D(30)
Tabel 8 Distribusi Kerusakan Komponen dengan nilai 0.003970601. dengan demikian
Lama Pergantian
No. Nama Komoponen
Tf (menit) Tp (menit)
interval pergantian untuk komponen
1 Screw 180 150 Screwadalah 30 hari.
2 Crosshead Link 120 90 Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa
3 Seal 80 50 interval pergantian komponen. Interval
4 Screening 90 60 pergantian komponen diperoleh dari nilai D(t)
Sumber : Hasil Pengolahan Data
yang paling minimum dimana t merupakan
Berdasarkan data tabel 4.11 akan ditentukan total
interval untuk pergantian komponen. Berikut
minimum downtime sebagai interval pergantian
ini adalah interval pergantian untuk masing –
komponen dengan langkah – langkah sebagai berikut :
masing komponen :
Perhitungan fungsi Distribusi Kumulatif Screw
(distribusi Weibull, Parameter α=9.155 β=38.395)
1. Screw : 30 hari
2. Crosshead Link : 11 hari
1. ( ) * ( ) + 3. Seal : 13 hari
4. Screening: 12 hari
=1.55431 x 10-15
UntukF(2), F(3),…., F(t), hasil Kategori Komponen Berdasarkan LTA
perhitungan diperoleh dengan mempergunakan
Microsoft excel yang dapat dilampiran 4. Proses yang dilakukan pada tahap Analisis Cabang
Logika (LTA) dengan metode RCM adalah memberikan
2. Perhitungan banyaknya kerusakan dala interval kategori komponen berdasarkan mode kerusakan yang
waktu (0,tp) sudah dibuat pada langkah FMEA.
Untuk :
H(0) = selalu ditetapkan H(0) = 0 Tabel 9 Rekapitulasi Kategori Komponen
H(1) = {1+H(0)}xF(t) No. Kategori
Nama Komponen Jumlah
Presetase
Part
= {1+0}x1.55431 x 10-15 Kumparan
= 1.55431 x 10-15 1 A 2 13.33 %
Sealing
Untuk H(2), H(3),…..,H(t), hasil Thermocouple
Clamping Cylinder
perhitungan diperoleh dengan mempergunakan Open Nut
Microsoft excel yang dapat dilampiran 4. Circlip
Kipas
Screw
3. Perhitungan Total Minimum Downtime (TMD) 2 B Lubrication System 12 80.00 %
Hidraulic Ejector
Crosshead Link
( )( ) ( ) Seal
( )() Electric Motor
()
Screening

3 C atau Hopper Flange


1 6.67 %
D
()() Total 15 100 %
( )( ) ( ) Sumber : Hasil Pengolahan Data
( )
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa part yang termasuk dalam kategori safety problem
sebesar 13.33 %. Sebagian besar 80.00 % part dalam
kategori Outage problem, dan kategori economic problem
sebesar 6.67 %.
JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, 99 - 110

Pemilihan Tindakan Tabel 11 Jadwal PT&I berdasarkan Condition Directed


Pemilihan tindakan didasari dengan No. Part
Perawatan Perawatan Perawatan
Harian Mingguan Bulanan
mempertimbangkan pertanyaan kepada operator dan Pemeriksaan
mekanik yang berperan sebagai petunjuk pemilihan suhu
tindakan. lingkungan Pembongkar
sekitar mesin Periksa an Barrel
dengan pemasangan untuk
Tabel 10 Rekapitulasi Pemilihan Tindakan 1 Thermocouple pengukur suhu thermocouple mengecek
ruangan Periksa Blanket kondisi part
Nama Jumlah Pembersihan Barrel dan
No. Kategori Presentase
Komponen Komponen
komponen komponen
Thermocouple setelah proses
Clamping produksi selesai
Cylinder Periksa
Open Nut pemasangan
Condition Circlip Pembongkar
1 9 60 % Periksa Kondisi Clamp pada
directed Kumparan an Barrel
Clamp (korosi) mesin secara
Kipas untuk
Clamping dengan visual
Sealing 2 mengecek
Cylinder borescope Periksa Kondisi
Electric Motor kondisi part
Periksa kadar Clamp (korosi)
Hopper Flange dan
grease dengan
Srew komponen
borescope
Time Crosshead Link
2 4 26.67 %
directed Seal Pembongkar
Screening Periksa
an Nozzel
Lubrication Pembersihan pemasangan
untuk
Finding System part setelah Open nut pada
3 2 13.33 % 3 Open Nut mengecek
Failure Hydraulic proses produksi mesin secara
kondisi part
Ejector selesai visual
dan
Total 15 100 % komponen
Sumber : Hasil Pengolahan Data Pembongkar
Periksa
an Nozzel
Pembersihan pemasangan
untuk
Pemilihan tindakan yang dihasilkan berdasar 4 Circlip
part setelah Circlip pada
mengecek
proses produksi mesin secara
metode RCM yang adalah : selesai visual
kondisi part
1. Berdasarkan Kondisi (CD), Dalam hal ini part dan
komponen
dan komponen yang termasuk dalam kategori Sumber : Hasil Pengolahan Data
berdasarkan kondisi maka akan diterapkan
jenis perawatan Predictive Testing and Interval Pergantian Komponen Berdasarkan Total
Inspection. Minimum Downtime (TMD)
2. Berdasarkan Waktu (TD), Komponen dan part Perbandingan antara nilai downtime yang diperoleh
yang termasuk dalam kategori waktu akan setalah pengolahan data dibandingkan dengan nilai
mendapat jenis perawatan jenis Preventive downtime sebelumnya
Maintenance. Tabel 12 Perbandingan Nilai Downtime
3. Temuan Kerusakan (FF), Komponen dan part Sebelum Setelah Tingkat
penurunan
Interval Interval
yang termasuk dalam kategori waktu akanNo. Part
Pergantian
Downtime
Pergantian
Downtime Nilai
(Hari) (Hari) Downtime
mendapat jenis perawatan jenis Proactive (Hari) (Hari)
(%)
0.00387060
Maintenance. 1 Screw 38 0.00617318 30 1 37.21%
Crosshead
Berdasarkan analisi metode Realibility Center ed 2 Link 16 0.0118611 11 0.006153 41.15 %
0.00355793
Maintenance maka rekomendasi Predictive Testing an d 3 Seal 17 0.00467413 13 6 24.56%

Inspectionuntuk komponen yang termasuk berdasrka n 4 Screening 15 0.00478895 12


0.00373979
5 29.32 %

kondisi (CD) dibagi menjadi ke dalam tiga bagian Sumber : Hasil Pengolahan Data
perawatan yaitu harian, mingguan dan bulanan
Kaitan Nilai Realibilitas dengan Nilai Downtime
Setiap komponen memiliki nilai Realibilitas sendiri
– sendiri. Akan tetapi batasan nilai Realibilitas yang
paling efektif untuk diterapkan di pabrik Produksi Plastik
memiliki range antara 0.5 – 0.9.

109
Perencanaan Perawatan Mesin Injection Molding dengan Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance
di PT. Victory Plastic

Tabel 13 Nilai Realibilitas dengan Nilai Downtime jenis Proactive Maintenance.Tindakan ini
Total Minimum Downtime mencapai angka 13.33%.
Interval
No. Part
Pergantian
Downtime Realibilitas 3. Rekomendasi tindakan perawatan yang diberikan
(Hari)
(Hari) untuk kategori berdasarkan kondisi (CD) berupa
1. Screw 30 0.003870601 0.800797732
tindakan Inspeksi perawatan yang bersifat harian,
Crosshead
2. 11 0.006153 0.731534679 mingguan, dan bulanan. Sedangkan untuk kategori
Link
3. Seal 13 0.003557936 0.617121268 berdasarkan waktu (TD), rekomendasi tindakan
4, Screening 12 0.003739795 0.64975277
Sumber : Hasil Pengolahan Data
perawatan yang diberikan berupa jadwal pergantian
komponen berdasarkan interval pergantian yang
Rekomendasi Jadwal Perawatan Berdasarkan telah ditentukan.
Interval Pergantian Komponen
SARAN
1. Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh,
peneliti menyarankan agar Reliability Centered
Maintenance (RCM) ini dapat diterapkan sebagai
metode yang digunakan dalam sistem perawatan di
PT. Victory Plastic.
2. Berdasarkan hasil analisis pemecahan masalah,
peneliti menyarankan agar rekomendasi tindakan
perawatan dan rekomendasi jadwal perawatan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam sistem perawatan di PT. Victory
Plastic.

Gambar 9 Jadwal Pergantian Komponen DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu


PENUTUP Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Simpulan
1. Komponen yang paling kritis adalah part Screw, Corder, Antony. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan.
Crosshead Link, Seal, dan Screening. Jakarta : Erlangga.
2. Strategi tindakan perawatan yang harus dilakukan Dhillon B.S. 2006. Maitainability, Maintenance, and
melalui pendekatan RCM yakni : Reliability for engineers. London : CRC Press
a. Berdasarkan Kondisi (CD), tindakan yang
Govil, A.K. 1993. Reliability Engginering. New Delhi :
diambil yang bertujuan untuk mendeteksi
Mc Graw Hill Publishing.
kerusakan dengan cara visual inspection,
memeriksa alat, serta memonitoring sejumlah IAEA. 2008. Application of Reliability Centered
data yang ada. Tindakan ini mencapai angka Maintenance to Optimize Operation and Maintenance
60%. in Nuclear Power Plants.
b. Berdasarkan Waktu (TD), tindakan yang
Jardine, A.K.S. 2006. Maintenance, Replacement and
bertujuan untuk melakukan pencegahan
Reliability. Taylor and Francis Group. New York :
langsung terhadap suber kerusakan yang
LLC
didasarkan pada waktu atau umur part.
Komponen dan part yang termasuk dalam Moubray, John. 1997. Reliability Centered Maintenance.
kategori waktu akan mendapat jenis perawatan New York : Industrial Press Inc. 2nd edition.
jenis Preventive Maintenance. Tindakan ini
NASA. 2000. Reliability Centered Maintenance Guide
mencapai angka 26.67%
for Facilities and Collateral Equipment.
c. Temuan Kerusakan (FF), tindakan yang
bertujuan mengetahui kerusakan part dan
komponen berdasarkan temuan kerusakan yang
ada. Komponen dan part yang termasuk dalam
kategori waktu akan mendapat jenis perawatan

Anda mungkin juga menyukai