Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No.

2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-309

Perancangan Sistem Informasi Berbasis


Komputer untuk Manajemen Perawatan
Fasilitas Industri Manufaktur Kapal
Ulil A. Fida Husain, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Mohammad Sholikhan Arif.
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: sri-rejeki@na.its.ac.id

Abstrak—Beberapa galangan setingkat denganPT. Dok dan kebutuhan akan fungsi perawatan akan semakin bertambah
Perkapalan Surabaya masih menggunakans istem manual besar dan ketat supaya hasil dari produksi sesuai dengan
dalam melakukan kegiatan manajeman perawatan peralatan / kebutuhan.
mesin. Hal ini menyebabkan keterlambatan tindakan Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilatas
perawatan mesin dikarenakan kurangnya informasi dan tidak
produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan
adanya system peringatan yang mendukung manajemen
perawatan. Itu semua menyebabkan keterlambatan perawatan terjaga, maka direncanakan kegiatan perawatan yang dapat
yang berakibat pada menurunya umur mesin. Oleh karena itu menunjang umur suatu mesin dan fasilitas produksi. Umur
perlu adanya suatu pelatihan ketrampilan mengenai tindakan- mesin serta perawatan secara rutin suatu mesin dapat
tindakan awal perawatan peralatan / mesin kepada operator dijadikan standar kelancaran dari sebuah hasil dan proses
mesin produksi menggunakan metode Total Productive produksi. Program perawatan mesin dapat membantu
Maintenance (TPM). Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk memperkirakan suatu komponen mesin untuk dapat bekerja
merancang system informasi manajemen perawatan fasilitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam periode
industry manufaktur kapal. Model system ini dapat tertentu.
memberikan informasi perawatan peralatan / mesin dan
Selain perawatan fasilitas yang perlu diberikan perhatian,
system peringatan jadwal perawatan. Pertama dilakukan
analisa kondisi existing mengenai system informasi perawatan. perlu adanya juga pengawasan. Walaupun metode
Kedua dilakukan penentuan parameter-parameter dan perawatan sudah diterapkan dan terstruktur serta terjadwal
pengumpulan data-data informasi perawatan. Ketiga dengan baik, perlu juga adanya sistem pengawasan. Yaitu
merancang system informasi manajemen perawatan sistem informasi manajemen (SIM) perawatan berbasis
menggunakan program visual basic. Pembuatan model system komputer dan terintegrasi langsung dengan penjadwalan
ini menggunakan system perancangan database dengan pemeliharan fasilitas-fasilitas industri manufaktur kapal.
parameter metode TPM. Berdasarkan hasil perancangan Pada kebanyakan industri manufaktur kapal, pada sistem
system dan uji validasi serta verifikasi program yang pengawasan perawatan masih menggunakan sistem manual.
dirancang, didapatkan terjadi perubahan efektifitas dalam hal
Dimana pengawasan dilakukan dengan menggunakan sitem
alur penyampaian informasi perawatan, system penyimpanan
informasi perawatan, dan kemudahan akses dalam
Kartu Kebutuhan Pemelihaaraan kertas konvensional.
mendapatkan informasi perawatan. Sistem yang dirancang Kertas ini akan bergerak dari satu pekerjaan ke pekerjaan
dapat memperbaiki sistem manual yang diterapkan. Sistem lain yang membutuhkan banyak waktu. Dalam skala jumlah
informasi manajemen perawatan peralatan / mesin dapat besar risiko kesalahan karena human error menjadi lebih
memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh supervisor, besar. Sistem ini kurang terintegrasi secara langsung dengan
karyawan dan operator mesinproduksi. antar departemen yang mengurusi bagian perawatan
peralatan. Sehingga perlunya konsep terbaharukan untuk
Kata kunci—Sistem informasi manajemen, Total Productive mengatasi permasalahan ini. Oleh karena itu pengiriman
Maintenance (TPM), preventive maintenance, database system, data transfer menggunakan teknologi informasi untuk
prototype
mendukung proses penyimpanan dan pencarian data yang
lebih cepat, menyeluruh, dan efisien.
I. PENDAHULUAN
Prosedur yang terintegrasi dengan sistem ini
ITENGAH ketidakstabilan perekonomian di sector
D maritim serta semakin tajamnya persaingan di dunia
industri manufaktur serta permintaan pembuatan alat
transportasi laut yang melonjak secara signifikan, maka
menggunakan data base sistem dalam proses pengaturan,
pemilihan, pengelompokan, dan operasi data untuk
membuat sebuah laporan yang sistematis.

merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk II. URAIAN PENELITIAN
lebih mengefektifkan dan mengefisiensi setiap kegiatan
A. Konsep Dasar Perawatan (Maintenance)
operasionalnya. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini
berjalan dengan pesat dan jalur informasi dituntut untuk Pada dasarnya tidak ada peralatan manusia yang
lebih cepat. Hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan sempurna dan tidak dapat rusak. Karena itulah perlu adanya
dibidang industri manufaktur. Efek domino yang sistem perawatan. Sistem yang terintegrasi dari satu tempat
ditimbulkan dari perkembangan teknologi adalah semakin ke tempat lain menggunakan teknologi guna mempersingkat
banyaknya permintaan kebutuhan produksi, semakin tinggi waktu dan mengurangi kelemahan human error. Karena
pula penggunaan teknologi canggih berupa mesin dan semakin berkembangnya teknologi semakin cepat pula
fasilitas galangan produksi lainya. Dan ini menyebabkan tunntutan untuk hasil produksi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-310

Semakin bertambahnya waktu semakin menurun pula dan kerugian karena cacat yang disebabkan oleh kegagalan
kualitas yang dihasilkan oleh mesin. Dengan memberikan fungsi komponen atau mesin produksi. Jadi dapat
perawatan secara berkala diusahakan dapat mengembalikan disimpulkan secara sederhana bahwa tujuan dari
performasi mesin secara normal. Meskipun pada akhirnya diaplikasikannya TPM adalah untuk mengoptimalkan
menurun melampaui batas toleransi dan diperbaiki kembali. efisiensi sistem produksi secara keseluruhan melalui
Maka perlu adanya perawatan mesin secara preventive. Hal aktivitas pemeliharaan dan perbaikan secara terorganisir. [2]
ini dapat terjadi secara berulang-ulang sampai pada batas
C. TPM Sebagai Metode Perawatan
dimana efektifitas mesin sudah tidak dapat lagi beroperasi
secara maksimal dan melewati batas toleransi yang Kecenderungan yang paling sering terjadi dilingkup
diijinkan. maintenance pada perusahaan adalah perawatan dilakukan
Pada perusahaan-perusahaan kategori menengah kebawah, ketika hanya terjadi kerusakan. Mesin akan diperbaiki
maintenance masih kurang diperhatikan. Karena ketika terjadi kerusakan yang tentunya akan sering terjadi
kegiatannya cukup kompleks dan bukan hanya dilakukan dikarenakan tidak adanya pencegahan secara preventive.
sekali waktu saja. Hasil dari maintenance tidak dapat Seringkali operator mengabaikan pertanda awal dari potensi
dirasakan secara langsung saat melakukan perawatan. kerusakan. Operator-pun tidak memiliki kompetensi dalam
Namun hasilnya dapat dirasakan pada masa yang akan pemeliharaan mesin yang mereka operasikan setiap hari.
datang. Apabila maintenance tidak dilakukan, maka secara Jika demikian, tentu kerusakan akan sering terjadi karena
teratur mesin-mesin akan mengalami kerusakan. Dan tidak adanya perawatan minor yang rutin, yang mungkin
akhirnya akan berakibat fatal sehingga akan merugikan disebabkan oleh staf maintenance yang terlalu sibuk.
perusahaan. Dampak yang akan dirasakan adalah Pemahaman operator akan dasar-dasar perawatan mesin
berkurangnya umur ekonomis mesin serta tingkat akan sangat membantu dalam hal ini.
penyusutan yang tinggi. Dengan TPM, operator diharapkan mampu menangani
Maintenance adalah suatu kegiatan memelihara atau masalah umum yang sering terjadi, misalnya mesin kotor,
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan mur dan baut hilang, oli jarang diganti, kebocoran, bunyi-
perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan bunyi tidak normal, getaran berlebihan, filter kotor, dan
agar terdapat suatu keadaan operasi yang memuaskan sesuai sebagainya. Prinsip TPM menekankan peran operator yang
dengan yang direncanakan [1]. Hal ini supaya perusahaan harus mampu melakukan perawatan dan perbaikan ringan
dapat bekerja secara efisien dengan mencegah kemacetan apabila muncul masalah pada mesin, sehingga masalah-
atau bahkan mesin yang mati mendadak. masalah kecil pada mesin dapat segera diatasi tanpa harus
menunggu kerusakan tersebut menjadi kompleks.
B. Total Productive Maintenance (TPM)
D. Preventive Maintenance
Total Productive Maintenance (TPM) adalah program
perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat Disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul. Yaitu
dalam suatu perusahaan untuk dapat saling bekerja sama kegiatan perawatan dan perawatan utnuk mencegah
dalam menghilangkan break down machine, mengurangi kerusakan tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
waktu down time, memaksimalkan utilitas, kegiatan yang mnyebabkan fasilitas produksi lebih tepat. Dapat
produksi serta kualitas dari produk yang dihasilkan. TPM diartikan juga sebagai pekerjaan perawatan yang bertujuan
juga merupakan suatu sistem perawatan yang preventive untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan
untuk memaksimalkan kecanggihan peralatan yang mana yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).[3] Pada
meliputi semua departemen dan fungsi organisasi. Sistem ini gambar.1 menjelaskanken tentang pembentuk utama dari sebuah
di perkenalkan oleh Jepang oleh Seichi Nakajima yang
dikembangkan dari Preventive Maintenance system yang
dianut oleh Negara USA. Total Productive Maintenance
(TPM) merupakan suatu sistem perawatan pada mesin atau
peralatan yang melibatkan semua divisi dan karyawan mulai
dari operator hingga manajemen puncak berdasarkan
komitmen yang telah disepakati bersama. Konsep Total
Productive Maintenance (TPM) pertama kali diterapkan di
Jepang pada tahun 1971. Pada awalnya Jepang belajar
pemeliharaan produktifitas dari Amerika lalu digabungkan
dengan kebudayaan Jepang yang kental dengan sistem kerja
tim. TPM merupakan pencapaian efisiensi pemeliharaan
mandiri melalui satu sistem yang lengkap berdasarkan
Gambar.1 Jenis-jenis metode perawatan berdasarkan waktu
keikutsertaan seluruh karyawan. Selain itu TPM merupakan
pelaksanaanya
gabungan dari beberapa ilmu tingkah laku (manusia dan sistem perawatan dengan berdasarkan watu dan kondisi mesin.
mesin), rekayasa sistem, ekologi (perubahan mesin), dan
logistic
TPM dirancang untuk mencegah terjadinya suatu
kerugian karena terhentinya aktivitas produksi yang E. Sistem Informasi manajemen
disebabkan oleh kegagalan fungsi dari suatu peralatan Sistem informasi manajemen atau SIM (bahasa Inggris:
(mesin). Kerugian yang disebabkan oleh hilangnya management information sistem, MIS) adalah sistem
kecepatan produksi mesin yang diakibatkan oleh kegagalan perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis
fungsi suatu komponen tertentu dari suatu mesin produksi yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-311

dan prosedur oleh eksistensi manajemen untuk memecahkan perawatan adalah pengalaman sebelumnya, riwayat alat atau
masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu mesin, dan dari manual machine’s guide book.
strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan Departemen FASHAR dalam pembuatan jadwal
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk perencanaan perawatan peralatan harus saling berkordinasi
menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada dengan departemen lainya. Karena proses perawatan dan
aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini perbaikan memerlukan waktu bahkan jika diperlukan mesin
umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode harus di shutdown. Jika mesin berhenti beroperasi dan tidak
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau ada kordinasi dengan departemen lain, maka proses
dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, produksi yang sedang berlangsung akan mengalami
misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan gangguan. Dibawah ini adalah contoh dari jadwal rencana
sistem informasi eksekutif. pemeriksaan alat-alat.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah bidang
B. Sistem Informasi Pelaksanaan Perawatan
yang mulai berkembang sejak tahun 1960an. Walaupun
tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum Sistem
Informasi Manajemen didefinisikan sebagai sistem yang
menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah
organisasi. Sistem Informasi Manajemen juga dikenal
dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”,
“Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan
Pengambil Keputusan”. Sistem Informasi Manajemen
menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas
untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi
informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan
memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem
karena berita yang tersebar dalam berbagai bentuk
dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu
badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.
Top level management dengan executive management
dapat terdiri dari direktur utama (president), direktur (vise-
president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran,
pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi.
Sedang middle level management dapat terdiri dari manajer-
manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level
management disebut degan operating management dapat
meliputi mandor dan pengawas. Gambar. 2 Diagram alur perawatan dan perbaikan
Top level management disebut juga dengan strategic level, Sistem pelaksanan perawatan yang diterapkan perusahaan
middle level management dengan tactical level dan lower menggunakan historical data untuk menentukan siklus
management dengan tehcnical level. penjadwalan perawatan. Pada data-data sebelumnya
penjadwalan perawatan tidak mengalami permasalahn, maka
III. HASIL DAN DISKUSI data tersebut akan tetap digunakan sebagai acuan
A. Sistem Informasi Perencanaan Penjadwalan penjadwalan. Penjadwalan akan dilakukan setiap minggu
PerawatanAgar breakdown kualitas dan kuantitas hasil pertama pada bulan yang direncanakan. Mesin-mesin yang
yang dikeluarkan mesin dapat ditekan sekecil mungkin. dilakukan perawatan dikelompokan ke dalam bengkel
Diperlukan suatu sistem perencanaan yang efektif dan dimana mesin berada. Pada minggu dimana mesin dilakukan
efisien. Perusahaan menggunakan sistem perawatan perawatan, bagian departemen perawatan yang bertangung
preventive maintenance, dimana perawatan dilakukan secara jawab atas mesin-mesin yang ada dibengkel melakukan
rutin dan terjadwal untuk menanggulangi kerusakan mesin proses perawatan. Petugas perawatan akan melaksanakan
yang dapat membuat shutdown. Siklus perawatanya kegiatan perawatan sesuai dengan SOP yang dimiliki
dilakukan secara teratur seperti setiap mingguan, bulanan, perusahaan. Semua rencana kegiatan yang tertuang dalam
tahunan atau pada waktu-waktu khusus. Pada perusahaan ini program perawatan bulanan dimonitor pelaksanaanya
menerapkan siklus rencana perawatan peralatan dilakukan menggunakan form. Sehingga akan diperoleh data-data
setiap 3 bulan sekali. Pertimbangan memilih siklus pelaksanaan yang dapat digunakan untuk masukan
perawatan setiap 3 bulan sekali berupa variable biaya pembuatan jadwal yang lebih efisien untuk kedepanya.
perawatan yang sangat besar dan variable kemampuan dasar Proses pelaksanaan perawatan dilaksanakan pada waktu
tenaga kerja operator mesin perihal pengetahuan kondisi jam istirahat, waktu hari libur atau pada saat mesin tidak
mesin dan rasa memiliki terhadap mesin. sedang beroperasi. Yang terpenting adalah tidak menggangu
keberlangsungan proses produksi yang sedang berjalan.
Penyususnan program bulanan dan tahunan dalam hal Petugas akan mengecek bagian mekanik dan bagian
perawatan adalah strategi perusahaan yang terapkan. Untuk kelestrikan. Contoh jika dilihat secara visual, gerigi pada
menentukan saat-saat dimana proses produksi sedang tinggi, motor pengerak sudah aus maka akan dilakukan
untuk menyelaraskan jadwal libur, dan pemeriksaan penggantian sesuai prosedur. Proses perawatan akan
keseluruhan. Data yang dipakai dalam penyusunan program
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-312

melibatkan keahlian petugas sesuai dengan jam terbang dan Diagram sebab akibat dengan metode fish bone diagram
pengalamannya. Petugas akan mengecek menggunakan (diagram tulang ikan) dapat mempresentasikan penyebab
peralatan dan semua panca indra yang dimilikinya mulai terkecil dari sebuah permasalahan. Dalam pembuatan
dari secara visual, rabaan atau sentuhan dan suara. diagram di atas peneliti mengambil kasus kerusakan
peralatan atau mesin yang berada di bengkel-bengkel proses
C. Sistem Penyimpanan Berkas Perawatan
fabrikasi. Dalam satu bulan proses produksi, tercatat
Proses penyimpanan berkas berupa Form, laporan kerusakan mesin yang terjadi mencapai 18%. Kerusakan
perawatan, Surat Permintaan Repair (SPR) disimpan pada mesin dapat menyebabkan performasi mesin menurun dan
satu tempat di Departemen FASHAR. Semua informasi berimbas pada hasil produksi yang akan menurun.
yang berupa berkas fisik disimpan menjadi satu arsip dan
diletakan didalam almari. Untuk mengakses informasi yang
berhubungan dengan perawatan peralatan / mesin harus
menunggu ijin dari kepala departemen. Hal ini menjadikan
informasi tidak mudah untuk diakses oleh supervisor dan
karyawan perawatan karena informasi berkumpul pada satu
tempat dengan sistem akses personal satu orang. Sistem
pencarian data perawatan peralatan / mesin masih
menggunakan sistem manual dan tidak terorganisir dengan
baik.
D. Sistem Implementasi Manajemen Perawatan Gambar. 3 fish bone diagram
Hasil observasi di galangan PT. Dok dan Perkapalan Dalam gambar.3 diagram tulang ikan ditetapkan bahwa
Surabaya sistem perawatan peralatan /mesin yang masalah utama kerusakan mesin yang terjadi dikarenakan
digunakan adalah sistem preventive maintenance. Sistem ini kegagalan sistem perawatan yang di terapkan galangan
dirancang setiap tahun untuk mensinergikan anatara kurang maksimal. Untuk mengetahui pemecahan
perawatan peralatan /mesin dengan proses produksi di permasalahan yang terjadi maka perlu di uraikan lagi
galangan. Karena kegiatan perawatan peralatan /mesin tidak penyebab-penyebab masalah utama.
berdiri sendiri dalam prosesnya maka dalam pembuatanya F. Implementasi TPM Sebagai Sistem Perawatan
harus diajukan perencanaan penjadwalanya ke dalam rapat
Secara mendasar metode TPM sebagai sistem perawatan
besar perusahaan. Di dalam rapat harus menghadirkan
lebih menitik beratkan ke dalam mindset semua orang yang
kepala-kepala bagian departemen dan bengkel fungsinya
ada di perusahan, mulai dari top level (manager) samapai
untuk menentukan jadwal perawatan dan jadwal produksi
down level (operator mesin) bahwa perawatan mesin adalah
supaya tidak terjadi waktu tunggu mesin dan waktu
tanggung jawab bersama. [4]
terbuang bagi proses produksi
Kegiatan perawatan peralatan /mesin yang akan diterapkan
E. Analisis Hasil Sistem Perawatan Yang Berada di dengan melibatkan operator mesin produksi, yang diberikan
Galangan pelatihan-pelatihan tentang tata cara pengoperasian mesin
Dari hasil observasi di galangan PT. Dok dan Perkapalan yang benar dan tatacara perawatan mesin. Kegiatan
Surabaya, didapatkan hasil olahan data yang menampilkan selanjutnya adalah dengan membentuk aktifitas kelompok
kondisi-kondisi mesin. Galangan memiliki jumlah bengkel 6 kecil (AKK). AKK ini dibentuk dengan tujuan untuk
buah, jumlah mesin yang terdata 162 buah dan meningkatkan kerjasama tim, kemampuan dan pengetahuan
perbandingan jumlah mesin dengan kondisi baik : rusak individu tentang kondisi peralatan kerja dan juga untuk
adalah 82,1% : 19,9%. Kondisi mesin yang terdapat di meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja.
setiap bengkel-bengkel galangan masih terdapat mesin yang Kegiatan yang melibatkan operator ini terdiri dari
rusak atau mesin yang perlu penanganan perawatan lebih. pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada setiap operator
Karena adanya kondisi mesin yang rusak walapun hanya mesin yang meliputi pengetahuan tentang karakteristik
tercatat 19.9%, dapat mengakibatkan proses produksi mesin-mesin produksi. Supaya operator mempunyai
terganggu dan memaksa bagian manager perencanaan untuk penegtahuan dasar dan pengetahuan tambahan tentang
membuat jadwal produksi baru. Kondisi manajemen seperti bagaimana mesin bekerja serta bagaimana menentukan
ini sangatlah kurang efektif dan efisien dalam penerapanya gejala-gejala kerusakan. Dari pelatihan ini, setiap operator
di dunai produksi. bertanggung jawab atas pelaksanaan perawatan pada mesin
Sistem informasi manajemen perawatan yang diterapkan yang dioperasikannya. Untuk itu perlu adanya pelatihan
galangan masih belum efektif dan efisien, hal ini di tandai standar bagi para operator mesin produksi.
dengan masih adanya mesin yang rusak dan mengakibatkan Langkah-langkah perawatan yang akan dilakukan oleh
time losses. Banyak hal yang menyebabkan mesin operator mesin produksi yaitu pembersihan awal sekitar
mengalami kerusakan. Penyebab-penyebab tersebut dapat mesin, tindakan cepat pada sumber awal masalah,
terjadi karena kurang fahamnya operator mesin tentang standarisasi pembersihan, pelumasan dan inspeksi
kondisi mesin, teknisi mekanin yang menganggap enteng menyeluruh.
perawatan hingga bagian top level manajerial yang kurang Kegiatan perawatan oleh operator dapat memberikan
memperhatikan sistem penjadwalan mesin. Melalui analisis kontribusi yang berarti dalam mendayagunakan mesin dan
menggunakan metode fish bone diagram akan diketahui dan peralatan. Inti dari perawatan peralatan / mesin oleh
dijabarkan penyebab-penyebab kegagalan sistem perawatan operator adalah pencegahan (preventive) awal dari
yang berakibat pada rusaknya mesin. memburuknya kondisi peralatan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara pengoperasian peralatan secara baik dan benar,
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-313

memelihara kondisi peralatan / mesin, penyetelan yang baik Tabel.1 Uji validasi
dan benar, mencatat data kerusakan dan berbagai gangguan
awal yang terjadi.
AKK dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan individual tentang kondisi
peralatn /mesin kerja dan juga utuk meningkatkan efektifitas
dan produktifitas kerja. Para pelaksana perawatan harus
berpedoman pada jadwal aktifitas yang telah dibuat yang
meliputi waktu pelaksanaan, tim yang bertugas, SOP dan
prosedur perawatan dan uraian komponen-komponen yang
harus diperiksa sesuai dengan buku pertunjuk dan pedoman
perawatan peralatan /mesin
G. Perancangan Sistem Informasi Manajemn
Dari hasil teori dan analisa menggunakan metode
penyusunan database, maka dibuatkan suatu metode
rancangan sistem informasi baru sebagai langkah perbaikan.
Kerangka ini disusun untuk mencapai pemahaman dan
penyususnan konsep perancangan program. Selanjutnya
untuk membangun sistem informasi, maka diperlukan J. Uji Protytpe
pengembangan kerangka dadar. Kerangka dadar Uji prototype bertujuan untuk mengetahui apakah
perancangan sistem dapat dilihat pada gambar di bawah: prototype dapat mengatasi masalah dan kelemahan sistem
perawatan peralatan / mesin yang lama. Pada uji ini sistem
H. Data Flow Diagram (DFD)
informasi manajemen perawatan mesin terbukti dapat
Dari Entity Relation Diagram dapat diambil alur mengatasi kelemahan sistem lama dengan perbandingan
perjalanan data dan hubungan dengan user sebagai peforma seperti pada tabel di bawah.
pengendali data. Untuk menggambarkan logika dari Tabel.2 Uji prototype
kebutuhan-kebutuhan sistem yaitu proses-proses apa saja
yang dibutuhkan oleh sistem dan bagaimana keluar
masuknya informasi dalam sistem digunakan Data Flow
Diagram (DFD).
I. Validasi Prototype
Uji validasi bertujuan untuk menguji apakah sistem yang
dirancang dapat berfungsi sepenuhnya dan memenuhi
kebutuhan user sebagai sistem informasi
manajemenperawatan mesin pada perusahaan.
Berdasarkan hasil uji validasi, prototype sistem informasi
manajemen perawatan peralatan / mesin sudah daopat
memenuhi kebutuhan user yaitu administrator, supervisor
perawatan dan karyawan perawatan. prototype sistem
informasi ,anajemen perawatan peralatan / mesin dapat
memberikan laporan yang dibutuhkan supervisor dan
melakukan control terhadap tindakan perawatan mesin yang
mengalami keterlambatan penangannan dengan memberikan
warning. Kebutuhan administrator dalam mengelola data-
data sistem informasi manajemen perawatan peralatan /
mesin sudah terpenuhi dengan adanya sistem penyimpanan
di database, yang mengintegrasikan seluruh data dan
mengolah data sehingga dapat menyajikan informasi berupa Berdasarkan Tabel.2 dapat diketahui bahwa sistem
laporan data keseluruhan. Sedangkan untuk karyawan informasi manajemen perawatan peralatan / mesin sudah
perawatan prototyope sistem informasi manajemen dapat memperbaiki semua kelemahan sistem lama dari segi
perawatan peralatan /mesin sudah memenuhi kebutuhan performance, information, control, efficiency dan service.
yang diperlukan karyawan yaitu karyawan mendapatkan Sistem informasi manjemen peralatan / mesin dapat
informasi jadwal peralatan setiap harinya, letak mesin yang melakukan pencarian data yang sudah terotomasi dengan
harus dilakukan perawatan, warning peralatan yang akan cepat karena semua data mesin, data invetaris bengkel,
maupun belum dilakukan perawatan serta form SOP semua jadwal, SOP sudah terintegrasi ke dalam satu
prosedural perawatan peralatan / mesin. penyimpanan menggunakan sistem database. Dengan
Pada Table.1 tiga pengguna user (Administrator, adanya database, data-data yang ada di departemen
Supervisor perawatan dan Karyawan perawatan) perawatan (FASHAR) dapat terorganisir dengan baik, rapid
mendapatkan hak akses sendiri-sendiri dan dan dapat dan terstruktur. Data juga dapat di update secara actual
memenuhi kebutuhanya masing-masing. untuk mempercepat penyampaian informasi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-314

IV. KESIMPULAN
a. Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan beberapa
perusahaan saat ini masih menggunakan sistem
informasi yang manual. Dimana sistem ini masih
terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang dapat
menyumbang permasalahan dalam keterlambatan proses
produksi. Yaitu sistem masih menggunakan berkas fisik
saja dalam menyampaikan perintah dan informasi
perawatan peralatan / mesin berupa SPR (Surat
Permintaan Reparasi). Sistem penyampaian informasi
harus melewati kepala departemen lalu supervisor
dengan berurutan begitu juga sebaliknya dalam
penyampaiaan pelaporan perawatan.
b. Dalam merancang sistem informasi manajemen berbasis
komputer perlu menentukan parameter-parameter dalam
pembuatannya. Parameter-parameter ini berupa data
informasi apa saja yang akan ditampilkan. Data-data
tersebut berupa data jadwal perawatan, data jadwal
kalibrasi, data spesifikasi mesin, invetaris mesin yang
ada di beberapa bengkel, standar operasional harian dan
mingguan, prosedur dalam kegiatan perawatan dan surat
permintaan perawatan. Data-data tersebut akan di
integrasikan untuk memudahkan pengguna dalam
memberi dan menyampaikan informasi berkaitan dengan
perawatan peralatan / mesin.
c. Dalam mengimplementasikan sistem informasi
manajemen perawatan adalah dengan cara merancangan
sistem informasi yang berbasis komputer dengan metode
database system. Sistem ini diberi nama Sistem
Informasi Manajemen-Perawatan (SIM-P). Sistem
informasi manajemen ini dibuat menggunakan alat bantu
Visual Studio. Dengan Inputan dat informasi manajemen
perawatan. lalu akan di proses oleh sistem sesuai dengan
permintaan user. Dan hasil output berupa laporan-
laporan kegiatan yang berhubungan dengan perawatan
mesin / peralatan. Sistem ini dapat memberikan
informasi, kontrol kegiatan perawatan, sistem warning
jadwal perawatan dan laporan-laporan yang berkaitan
dengan kegiatan perawatan. Sistem ini dirancang dengan
tiga user (pengguna). Supervisor, administrator dan
karyawan (teknisi dan operator mesin). 3 pengguna ini
memiliki hak akses yang berbeda sesuai dengan
jabatannya masing-masing.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapakan terima kasih kepada Jurusan
Teknik Perkapalan Surabaya, Fakultas Teknologi Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember atas fasilitas-fasilitas
yang diberikan untuk menunjang penelitian seperti
Laboratorium Pusat Bisnis Maritim dan Laboratorium
Produksi serta ucapan terima kasih penulis kepada PT. DPS
atas data-data untuk kelengkapan tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Naibaho, (1985). Konsep Dasar Perawatan Peralatan. New York.
[2] Rosa, Yasmendra. (2011). Perencanaan dan Penerapan Preventive
Maintenance Peralatan Laboratorium, Staf Pengajar Jurusan Teknik
Mesin Peliteknik negeri Padang, Padang.
[3] Davis, Roy, K. (1995). Productivity Improvement Through TPM. The
Manufacturing Pracitioner Series, Prentice Hall, New York.
[4] Sudrajat, Ating, (20016). Pelaksanaan Total Productive Maintenance
Pada Skala Perusahaan Industri. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai