SKRIPSI
OLEH :
KRISTOPEL PANE
13 815 0028
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2017
ABSTRAK
PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil wawancara dan
pengamatan langsung di perusahaan ternyata mesin masih sering mengalami
kerusakan yang mengakibatkan breakdown meskipun perusahaan telah
menerapkan kegiatan corrective maintenance. Berdasarkan kondisi ini, maka
dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan sistem pemeliharaan mesin
dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM). Tujuan dari
penelitian ini adalah menerapkan (RCM) sebagai suatu pendekatan untuk
memperbaiki sistem pemeliharaan mesin sekarang dan menentukan interval
penggantian yang optimal dengan perhitungan TMD (Total Minimum Downtime).
Tingkat kerusakan tertinggi ada pada mesin chiller sebesar 22,47 %. Hal ini
disebabkan oleh sistem mesin yang kompleks. Hasil analisis dengan
menggunakan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) diperoleh
bahwa komponen PLC control panel , Expanse Valve , Motor Compressor adalah
komponen yang kritis. Interval penggantian yang optimal dengan meminimalkan
downtime untuk komponen PLC control panel adalah 61 hari, Expanse Valve
adalah 100 hari, Motor Compressor adalah 70 hari. Adapun komponen-komponen
lainnya di kategorikan dalam condition directed. Dengan dilakukannya pergantian
komponen sebelum terjadinya kerusakan telah meminimalkan waktu downtime.
PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung is a company runs in the field of
processing crude palm oil. According to interview and observation in the location,
damaged machine is still common occurs despite the company holds the corrective
maintenance. Thus, the study develops a system for handling the machine with
Reliability Centered Maintenance (RCM) approach. The research aims to
implement the RCM as the approach to fix the current maintenance machine
system and determines an optimal replacement interval by using Total Minimum
Downtime (TMD) calculation. The highest damage occurs on Chiller machine with
total damage as 22.47% due to the complex of machine system. Through RCM
method, the analysis result shows that there are several components were in critical
condition, namely PLC control panel, Expanse valve, and Motor Compressor. An
optimal replacement interval is by minimizing the downtime for PLC control panel
as much as 61 days, 100 days for Expanse valve, and 70 days for Motor
Compressor. The other components are categorized as a condition-directed. The
downtime epoch can be decreased by replacing the components before the damage
occurrence.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
Laporan tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis yang
harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana teknik pada program studi Teknik
penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih
terbatas. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi
dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik berupa materi, spiritual,
kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, selaku dekan Fakultas
iii
2. Ibu Yuana Delvika, ST, MT, selaku Ketua Program Studi dan Koordinator
5. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang telah memberikan dukungan
2013
10. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu-persatu, namun telah
Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan Tugas Sarjana ini dapat
Penulis,
Kristopel Pane
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
v
2.4. Keandalan (Reliability) ................................................................. II-22
2.4.3. Pola Distribusi Data Dalam Keandalan ( reliability )... ...... II-25
vi
4.2.2.1. Pemilihan Sistem Dan Pengumpulan Informasi ... IV-5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jam Produksi PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung ........... IV-1
Tabel 4.4 Interval Waktu Kerusakan Komponen Kritis Mesin Chiller .......... IV-3
Tabel 4.6 SWBS Komponen Utama yang Mengalami Breakdown ................ IV-10
Tabel 4.15 Pengujian Pola Distribusi Dengan Software EasyFit ..................... IV-28
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 struktur pertanyaan dari Logic Tree Analysis (LTA) ..................... II-20
ix
BAB I
PENDAHULUAN
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Secara umum jenis
yang lebih tinggi dan biaya lembur akibat kehilangan waktu produksi.
I-1
I-2
mesin yang bersifat corrective ini mengakibatkan mesin berhenti beroperasi pada
saat proses produksi sedang berlangsung. Hal ini akan mengakibatkan kerugian
pada perusahaan akibat kerusakan yang terjadi tidak pada waktunya dan peluang
keuntungan yang hilang. Penggantian komponen mesin secara corrective ini juga
hilang akibat mesin tidak beroperasi dari waktu kerusakan hingga dapat
kerja standar tanpa terjadi kerusakan saat proses produksi berlangsung sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya perawatan yang timbul
ini telah dilakukan diantaranya pada penelitian yang dilakukan di PT. Chaeron
produksi dan biaya perbaikan yang tinggi sebab tidak adanya jadwal perbaikan
mesin berdasarakan analisa kegagalan mesin dan pada Joint Operating Body
mesin atau peralatan mengalami kerusakan. Kedua kasus ini berhasil menerapkan
Metode ini sangat tepat diterapkan pada PT. Multimas Nabati Asahan
breakdown produksi telah menimbulkan kerugian baik dalam waktu produksi dan
maintenance pergantian komponen kritis agar tidak terjadi kerusakan secara tiba-
mengalami kerusakan.
A. Bagi Mahasiswa
B. Bagi Fakultas
perusahaan/instansi.
C. Bagi Perusahaan/Instansi
pendidikan.
faktor psikologis.
TINJAUAN PUSTAKA
yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya sampai
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang diharapkan.
dan tindakan.
II-1
II-2
atas 2, yaitu:
sebagainya.
perawatan.
dilakukan perbaikan. Cara ini dilakukan apabila efek failure tidak bersifat
diluar perawatan harian. Panjang dari jangka waktu yang ditentukan tergantung
berkala tampa menunggu mesin atau peralatan yang lain itu rusak terlebih dahulu.
secara berkala.
sebelumnya.
II-4
maintenance yaitu :
untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu
equipment or item).
repair).
service).
proses yang digunakan untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menjamin setiap asset fisik atau suatu sistem dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan fungsi yang diinginkan oleh penggunanya. Penelitian tentang RCM pada
II-6
mode)?
consequence)?
Preventive maintenance. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari
peralatan dan stuktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari
terhadap aset yang bersifat fisik dalam konteks operasinya. Secara mendasar,
II-7
metodologi RCM menyadari bahwa semua peralatan pada sebuah fasilitas tidak
memiliki tingkat prioritas yang sama. RCM menyadari bahwa disain dan operasi
beda juga.
Berikut ini akan dibahas secara terpisah anatar pemilihan sistem dan
pengumpulan informasi.
a. Pemilihan Sistem
Proses analisis RCM sebaiknya dilakukan pada tingkat sistem bukan pada
tingkat komponen. Dengan proses analisis pada tingkat sistem akan memberikan
informasi yang lebih jelas mengenai fungsi dan kegagalan fungsi komponen
terhadap sistem.
2. Apakah seluruh sistem akan dilakukan proses analisis dan bila tidak
Tidak semua sistem akan dilakukan proses analisis. Hal ini disebabkan
karena bila dilakukan proses analisis secara bersamaan untuk dua sistem atau
lebih proses analisis akan sangat luas. Selain itu, proses analisis akan dilakukan
b. Pengumpulan Informasi
pengertian yang lebih mendalam mengenai sistem dan bagaimana sistem bekerja.
Pengumpulan informasi ini juga akan dapat digunakan dalam analisis RCM pada
Informasi yang dikumpulkan antara lain cara kerja mesin, komponen utama
Jumlah sistem dalam suatu fasilitas atau pabrik sangat luas tergantung dari
kekompleksitasan fasilitas, karena itu perlu dilakukan definisi batas sistem. Lebih
jauh lagi pendefinisian batas sistem ini bertujuan untuk menghindari tumpang
Dalam tahap ini ada lima fungsi informasi yang harus di kembangkan
yaitu penguraian sistem, blok diagram fungsi, masukan dan keluaran sistem,
II-9
dan data historis peralatan serta system work breakdown structure (SWBS).
1. Penguraian Sistem
fungsi peralatan dan cara sistem beroperasinya dapat dipakai sebagai informasi
a. Sebagai dasar informasi tentang desain dan cara sistem beroperasinya yang
hari.
sistem.
keluaran dan interaksi antara susb-sub sistem tersebut dapat tergambar dengan
jelas.
keluaran. Sebagai contoh arus listrik masuk ke dalam subsistem pompa adalah
untuk menggerakkan motor pompa. Pada saat switch dalam keadaan on, maka
motor akan bergerak. Motor pompa yang bergerak akan menggerakkan shaft,
II-10
Data historis ini berisikan informasi perkembangan dari sistem (mesin dan
peralatan) dari awal pengoperasian hingga saat terakhir. Informasi ini dapat
kegagalan fungsi atau perubahan design. Informasi ini akan sangat berguna dalam
Amerika Serikat (DoD). Pada tahap ini akan digambarkan himpunan daftar
peralatan untuk setiap bagian-bagian fungsi sub sistem. Sistem ini terdiri dari
gambar 2.1 berikut merupakan contoh system work brakdown structure (SWBS).
Subsistem A A.1. A
B A.2 A
A.3. A
C
setiap item hanya dapat ditentukan bila fungsi-fungsi dari setiap dipahami secara
a. Fungsi Primer
beberapa fungsi spesifik. Ini dikenal sebagai fungsi primer. Fungsi ini
menyebabkan aset itu. ada dan merupakan keterkaitan dari setiap orang
b. Fungsi Sekunder
situasi dimana prestasinya jatuh dari batas yang dapat diterima. Dalam hal
Dalam prakteknya, banyak waktu dan energi yang dihemat bila standar
Inilah sebabnya mengapa standar ini harus didefinisikan secara jelas untuk
setiap item peralatan dalam konteks operasinya dan juga mengapa mereka
khusus yang kritis dapat dinilai dan tindakan-tindakan perbaikan diperlukan untuk
II-13
Dari analisis ini kita dapat memprediksi komponen mana yang kritis, yang
sering rusak dan jika terjadi kerusakan pada komponen tersebut maka sejauh mana
pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan, sehingga kita akan dapat
pemeliharaan yang tepat. Hanya dengan menggunakan metode FMEA ini secara
umum dibatasi dengan waktu dan sumber-sumber yang tersedia dan kemampuan
untuk mendapatkan database yang cukup detail pada saat menganalisis (sebagai
contoh pendefinisian sistem akurat, gambar terbaru /up to date) data failure rate.
Risk Priority Number (RPN) adalah sebuah pengukuran dari resiko yang bersifat
relatif. RPN diperoleh melalui hasil perkalian antara rating Severity, Occurrence
tindakan perbaikan, dan ini digunakan untuk mengetahui bagian manakah yang
RPN = S x O x D
beresiko tinggi, sebagai penunjuk ke arah tindakan perbaikan. Ada tiga komponen
1. Severity (S)
Severity adalah tingkat keparahan atau efek yang ditimbulkan oleh mode
kegagalan terhadap keseluruhan mesin. Nilai rating Severity antara 1 sampai 10.
Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang terjadi memiliki dampak yang sangat besar
terhadap sistem. Berikut adalah nilai severity secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
2. Occurence (O)
muncul akibat suatu penyebab tertentu pada mesin. Nilai rating Occurence antara
1 sampai 10. Berikut adalah nilai Occurence secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
3. Detection (D)
Deteksi diberikan pada sistem pengendalian yang digunakan saat ini yang
rating deteksi antara 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang terjadi
sangat sulit terdeteksi. Berikut adalah nilai Detection secara umum dapat dilihat
1 Pasti terdeteksi
6. Grey Theory
Grey theory diusulkan oleh Julong Deng tahun 1982, berkaitan dengan
kuantitatif dan kualitatif seri, dan semua komponen dalam seri harus
a. Existent (ada).
d. Independent (mandiri).
Karena faktor-faktor dari FMEA memiliki semua sifat ini, oleh karena itu,
berikut:
X=[ ]=[ ]
[ ]
II-18
Pada tahap ini mengurangi nilai dari seri perbandingan dengan seri
[ ]
Dimana ‖ ‖
sebagai berikut :
adalah 0,5
∆ min ∆max
o k , i k
∆j j ∆max
∆ min ∆max
k
∆j j ∆max
( , j) ∑ j , j j
n
j
j ∑ j
j
II-19
memberikan prioritas pada tiap mode kerusakan dan melakukan tinjauan dan
fungsi, kegagalan fungsi sehingga status mode kerusakan tidak sama. Prioritas
yang telah disediakan dalam LTA ini. Pada bagian kolom tabel LTA mengandung
informasi mengenai nomor dan nama kegagalan fungsi, nomor dan mode
kategori. Empat hal yang penting dalam analisis kekritisan yaitu sebagai berikut:
a. Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi
c. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian
mesin terhenti?
pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori,
yakni:
II-20
Pada Gambar 2.2. dapat dilihat struktur pertanyaan dari Logic Tree
Analysis (LTA).
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Apakah mode
Apakah mode kegagalan Apakah mode kegagalan
A kegagalan dapat
Safety Froblem menyebabkan sebagian/ seluruh menyebabkan sebagian/ seluruh
menyebabkan masalah
sistem berhenti? (Outage) sistem berhenti?
keselamatan?
Ya Tidak Ya Tidak
B C D/A D/C
Kecil kemungkinan Safety D/B Outage Kecil kemungkinan
Outage Problem economic problem Problem Problem economic problem
8. Pemilihan Kegiatan
b. Efektif, tugas tersebut harus merupakan pilihan dengan biaya yang paling
Ya
Ya
Ya
Ya
Tentukan Tidak Tidak
tindakan FF
Tidak
Ya Tidak
Pada Gambar 2.2. berikut dapat dilihat Road map pemilihan tindakan
penggantian komponen.
langsung terhadap sumber kerusakan yang didasarkan pada waktu atau umur
komponen.
3. Finding Failure (F.F), tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan
reliability dapat didefenisikan sebagai probabilitas suatu sistem atau produk dapat
beroperasi dengan baik tanpa mengalami kerusakan pada suatu kondisi tertentu
1. Probabilitas
unit terdapat suatu standar untuk menentukan apa yang dimaksud dengan
Tujuan yang diinginkan, dimana kegunaan peralatan harus spesifik. Hal ini
konsumen.
4. Waktu (Time)
Waktu yang dipakai adalah MTTF (Mean Time to Failure) untuk menentukan
tertentu ketika sistem atau produk sedang beroperasi, tetapi juga ketika sistem
2.4.2. EasyFit
Fitur utama dari EasyFit adalah kemampuan untuk secara otomatis sesuai
dengan lebih dari 40 distribusi untuk data sampel dan memilih model terbaik
(pengguna tingkat lanjut dapat menerapkan fitur pas manual). The goodness of fit
model yang paling valid. EasyFit untuk melakukan analisis data dan simulasi,
dengan ketidak pastian untuk kebutuhan khusus. Program ini didukung Distribusi
memungkinkan untuk secara otomatis atau manual sesuai dengan sejumlah besar
distribusi data Anda dan untuk memilih model terbaik dalam hitungan detik. Hal
ini dapat digunakan sebagai aplikasi yang berdiri sendiri atau dengan Microsoft
II-25
Manfaat EasyFit:
1. Menghemat waktu
2. Menghemat uang
Mencegah kesalahan analisis dan membuat keputusan bisnis yang lebih baik
Weibull:
F (t) = * +
bentuknya β , yaitu:
∫ ( )
√
(standar deviasi).
berbagai jenis sifat material dan kelelahan material. Fungsi distribus kumulatif
∫ ( )
√
II-27
(standar deviasi).
dalam teori keandalan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya data kerusakan
f (t) = 1 –
nilai kedua parameter tersebut maka ada banyak jenis sebaran data yang dapat
Gamma:
F (t) =∫ ⌈
* ( )+
digunakan pada berbagai macam bidang. Diagram pareto adalah grafik yang
menguraikan klasifikasi data secara menurun mulai dari kiri ke kanan. Diagram
pareto digunakan untuk mengidentifikasi masalah dari yang paling besar sampai
II-28
yang paling kecil. Diagram ini pada awalnya menampilkan distribusi frekuensi
tentang.
mengatakan bahwa 80% dari problem dapat diselesaikan jika penyebab utamanya
yang umumnya ditimbulkan oleh sekelompok kecil penyebab utama (20%), dapat
persen terhadap total reject dan penyajian data dalam grafik atau diagram
reject terhadap total reject maupun grafik garis mengenai persen kumulatifnya.
Oleh karena itu diagram pareto digunakan untuk menunjukkan prioritas pada
sistem tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga
tp f p
D( ) , dimana
tertentu dengan fungsi peluang f(t), maka nilai harapan (expected value)
banyaknya kegagalan yang terjadi dalam interval waktu (0,tp) dapat dihitung
sebagai berikut:
( ) ∑[ ]∫
H(0) ditetapkan sama dengan nol, sehingga untuk tp = 0, maka H(tp) = H(0) = 0.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Keempat. Jakarta :
Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dale H, Besterfield. Quality Control. Fifth Edition. (New Jersey: Prentice Hall,
Inc., 1998), hlm. 5-7
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jabatan :
Bagian I
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai,
Isilah kuesioner ini sesuai dengan tanda persepsi atau pendapat Anda
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai, dengan
Isilah kuesioner ini sesuai dengan persepsi atau pendapat Anda terhadap
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai,
Isilah kuesioner ini sesuai dengan persepsi atau pendapat Anda terhadap