KARYA AKHIR
OLEH :
CALVIN CHRISTANTO MARULI TUA SIANTURI
NIM. 20 03 086
NIM. 20 03 086
i
BIODATA MAHASISWA
A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Calvin Christanto Maruli Tua Sianturi
2. Nik : 1271070910020002
3. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 09 Oktober 2002
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki
5. Agama : Kristen Protestan
6. Program Studi : Agribisnis Kelapa Sawit
7. Jalur Pendaftaran : Jarvis Mandiri
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Jenis Pendaftaran : Baru
10. Alamat : Jl, Bunga Rampai VII Lingk IV
11. No. Telepon : 0813-7080-6574
12. Email : christantocalvin590@gmail.com
13. Jenis Tinggal : Rumah
14. Alat Transportasi : Sepeda Motor
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
Daftar isi………………………………………………………………………
I
Kata Pengantar..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Perumusan masalah...................................................................................
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian..................................................................
1.3.1 Tujuan penellitian..........................................................................
1.3.2 Manfaat penelitian.........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................
2.1 Pengertian Maintenance............................................................................
2.2 Pemeliharaan.............................................................................................
2.3 Tujuan manajemen maintenance...............................................................
2.3.1 Breakdown Maintenance...............................................................
2.3.2 Corrective Maintenance.................................................................
2.3.3 Preventive Maintenance................................................................
2.3.4 Predictive Maintenance.................................................................
2.4 Reliability Centered Maintenance (RCM).................................................
2.5 Metode Reliability Centred Maintenance (RCM).....................................
2.6 Keuntungan Metode Centred Maintenance (RCM....................................
2.7 Konsep Keandalan (Reliability)................................................................
2.8 Ripple Mill.................................................................................................
2.8.1 Spesifikasi Mesin Ripple Mill........................................................
2.8.2 Bagian-Bagian pada Ripple Mill....................................................
2.9 Kajian Relevan..........................................................................................
2.10 Kerangka Konseptual................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................
v
3.2 Pengumpulan Data.....................................................................................
3.2.1 Teknik Metode Pengolahan Data..............................................
3.2.2 Prosedur Penelitian...................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir tentang
judul “PENENTUAN AKTIVITAS MAINTENANCE RIPPLE MILL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED
MAINTENANCE (RCM) DI PT. SOCFIN INDONESIA SEI LIPUT” ini
dengan baik. Karya Akhir ini merupakan persyaratan untuk mencapai Derajat
Madya Diploma Tiga (DIII) program studi Agribisnis Kelapa Sawit di PTKI
Medan.
Dalam proses penulisan Karya Akhir ini, penulis tidak terlepas dari
dorongan dari pihak, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Untuk itu
dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua tercinta atas dukungan dan doanya baik secara moral maupun
material.
2. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, ST, MT selaku Direktur Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
3. Bapak Golfrid Gultom MT selaku pembantu direktur I, Ibu New Vita Mey
Destty Marbun, ST, MT selaku pembantu direktur II, dan Bapak Irfan
Rusmar, M.Ed selaku pembantu direktur III di Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan.
4. Ibu Mahyana, SE selaku Ka. Sub Bag. Adminitrasi Akademik
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
5. Ibu Tengku Rachmi Hidayani, M.Si dan Meutia Mirnandaulia, M.T selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit.
6. Bapak Oksya Hikmawan.S.T.P.,M.Si dan Bapak Ir. Miftahul Fallah, M.M
selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah membantu
penulis dalam memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya
Akhir ini dapat diselesaikan.
7. Bapak Dr. Erwin Pardede, M.Si. selaku dosen wali Politeknik Teknologi
Kimia Industri
vii
8. Bapak/Ibu selaku tim penguji yang memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan Karya Akhir ini.
9. Bapak/Ibu seluruh Staff dan Pengajar Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan.
10. Seluruh Staff dan karyawan PT. Socfin Indonesia Sei Liput yang telah
memberikan kesempatan dan membantu saya selama Praktek Kerja Industri
(Prakerind)
11. Seluruh teman seperjuangan saya stambuk 20 terutama kelas AKS C yang
memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini
memberikan manfaat bagi berbagai pihak dan penulis mengharapkan
pembaca untu berkenan memberikan masukan yang membangun agar Karya
Akhir ini mencapai tujuannya sebagai bahan refrensi.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Inspection (Pemeriksaan)
Inspection yaitu tindakan yang ditunjukkan terhadap sistem atau mesin
untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.
2. Service (Servis)
Service yaitu tindakan yang bertujuan menjaga kondisi suatu sistem
yang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian sistem.
3. Replacement (Pengganti Komponen)
Replacement yaitu tindakan penhhanti komponen yang dianggap rusak
atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan. Tindakan pengganti ini
mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan
pencegahan terlebih dahulu.
4. Repair (Perbaikan)
Repair yaitu tindalan perbaikan minor yang dilakukan pada saat terjadi
kerusakaan kecil.
5. Overhoul (Perubahan)
Overhoul yaitu tindakan perubahan besar-besaran yang dilakukan
diakhir periode tertentu.
2.2.1. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance dapat diartikan sebagai kebijakan maintenance dengan
cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki atau
diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang sangat kasar dan kurang baik
karena dapat menimbulkan biaya tinggi, kehilangan kesempatan untuk mengambil
keuntungan bagi perusahaan karena diakibatkan terhentinya mesin, keselamatan
kerja tidak terjamin, kondisi mesin ini tidak diketahui, dan tidak diperencanaan
waktu, tenaga kerja maupun biaya yang baik (Sudrajat, 2011, Hal 6).
2.2.2. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawat yang dilakukan pada mesin
atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (mesin masih
dapat beroperasi tapi tidak optimal)
2.2.3. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas
maintenance. Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan
sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen,
dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang
sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat
mempertahankan kapabilitas fungsional (Kusnadi, 2016, Hal 6).
2.2.4. Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
kegagalan sebelum terjadinya kerusakana pada komponen tertentu pada mesin
dengan cara melakukan Analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Predictive
maintenance lebih menitik beratkan pada Kondisi Mesin (Condition Based)
2.3. Reliability Centered Maintenance (RCM)
Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai suatu proses yang digunakan
untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menjamin suatu sistem
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi yang diinginkan oleh pengguna
(Moubray, 1997, Hal 9).
RCM yaitu sistem perawatan yang berbasiskan kehandalan. Kehandalan
yang dimaksud disini adalah kemampuan mempertahankan fungsi dari
mesin/peralatan pabrik pada prestasi yang diharapkan dan pada kondisi yang
ditentukan.
RCM merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa
yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa suatu asset fisik terus dapat
bekerja melakukan apa yang penggunanya ingin lakukan sesuai konteks
pengoperasiannya saat ini. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari
peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari
perencanaan dan kualitas pembentukan Preventive Maintenance yang efektif.
Perencanaan tersebut meliputi komponen pengganti yang telah diprediksikan dan
direkomendasikan.
Reliability Centered Maintenance (RCM) didefenisikan sebagai sebuah
proses yang digunakan untuk menentukan keburuhan maintenance terhadap aset
yang bersifat fisik dalam konteks operasinya. Secara mendasar, metodelogi RCM
menyadari bahwa semua peralatan pada sebuah fasilitas tidak memiliki tingkat
prioritas yang sama. RCM menyadari bahwa desain dan operasi dari peralatan
berbeda-beda sehingga memiliki peluang kegagalan yang berbeda-beda juga.
RCM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penentuan
kebijakan tersebut. Tujuan utama RCM adalah mengoptimalkan Preventive
Maintenance :
1. Mempertahankan fungsi sistem.
2. Mengidentifikasi mode kerusakan (failure mode).
3. Memprioritaskan kepentingan dari mode kerusakan.
4. Memilih tindakan maintenance pencegahan yang efektif dan
dapat diterapkan.
5. Untuk membangun suatu prioritas desain untuk memfasilitasi
kegiatan maintenance yang efektif.
6. Untuk merencanakan preventive maintenance yang aman dan
handal pada level-level tertentuu dari sistem.
7. Untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
perbaikan item dengan berdasarkan bukti kehandalan yang tidak
memuaskan.
8. Untuk mencapai ketiga tujuan di atas dengan biaya yang
minimum.
Begitu banyak bentuk definisi RCM dari berbagai sumber, tetapi tujuan
utamanya adalah untuk mempertahankan fungsi sistem dengan cara
mengidentifikasi mode kegagalan (failure mode) dan memprioritaskan
kepentingan dari mode kegagalan kemudian memilih tindakan maintenance
pencegahan yang efektif dan dapat diterapkan.
8. Downtime
Downtime dapat didefenisikan sebagai waktu suatu komponen sistem
tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik), sehingga
membuat fungsi sistem tidak berjalan.
perubahan fisik sedemikian rupa . pemecahan biji kelapa sawit dengan cara
menggilas biji didalam plat besi yang berputar secara sentripugal. yang
ditimbulkan oleh putaran rotorbar yang sangat tinggi, maka biji-biji yang
masuk kelubang rotor akan terbawa oleh lempengan siku-siku Ripple Plate
tersebut kemudian terlempar kesamping membentur dinding, akibatnya biji-
biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dari cangkang.
Permasalahan:
Mesin ripple mill mengalami kerusakan akibat pada bagian rotor bar dan ripple
plate mengalami keausan.
Dampak:
Prosedur:
Solusi:
Melakukan maintenance dengan data
Mengadakan maintenance menggunakan kerusakan pada mesin ripple mill
reliability centered maintenance untuk yang diperoleh dari PT. Socfin
mengetahui frekuensi kerusakan pada Indonesia Sei Liput, kemudian
mesin ripple mill. menentukan dengan metode
reliability centered maintenance
Hasil Percobaan:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Data Kerusakan Mesin Ripple Mill periode Januari-Juli 2022 di
PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
Dari tabel 4.1 dapat kita lihat data kerusakan mesin Ripple Mill klarifikasi
dari bulan januari sampai juli 2022. Dengan adanya keruskan mesin tersebut,
penelitian akan lebih mudah melakukan penelitian kerusakan mesin dengan
bantuan metode Reliability Centered Maintenance (RCM).
Pada tahap ini dilakukan pemilihan sistem atau seleksi sistem terhadap
semua komponen mesin ripple mill di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput.
Berdasarkan data yang diperoleh adapun yang diseleksi dari komponen mesin
ripple mill yaitu rotor bar, v-belt, ripple plat, bering, piringan, rotor as. Maka
seleksi dengan menghitung jumlah kerusakan masing-masing mesin pada mesin
ripple mill dan frekuensi kerusakan mesin tertinggi yang akan dipilih untuk
diteliti. Berikut tabel 4.2 menunjukkan frekuensi kerusakan komponen mesin
ripple mill sebagai berikut:
5 Piringan 1 unit
6 Rotor As 1 unit
Total Kerusakan 17 unit
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
Frekuensi Kerusakan
6
0
Rotor Bar V-belt Ripple Plat Bering Piringan Rotor As
1 2 3 4 5 6
Ripple Mill adalah mesin pemecah biji kelapa sawit dengan kapasitas 60
ton, biji kelapa sawit masuk kedalam mesin ripple mill kemudian dipecah dengan
putaran yang dihasilkan dari rotor bar dengan kecepatan RPM 967 dan 970
sehingga biji terpecah dan terpisah antara cangkang dan inti
Biji Rotor bar beruputar oleh interfer Ripple Mill, dan berputar dengan
Masuk kecepatan RPM 967 dan 970
Adapun fungsi sistem dan bentuk kegagalan fungsi sistem dapat dilihat di
tabel 4.3 sebagai berikut:
4.2.5 FMEA
Nilai Severity
1 Kegagalan tidak berakibatkan apapun
2 Kegagalan tidak begitu terlihat
3 Kegagalan kecil dan dapat diatasi
4 kegagalan menyebabkan penurunan kinerja
5 kegagalan menyebabkan kerugian
6 kegagalan menyebabkan tidak berfungsi sistem
7 kegagalan tinggi
8 kegagalan menyebabkan tidak layak digunakan
9 kegagalan menyebabkan tidak sesuai dengan aturan
10 kegagalan sangat berbahaya
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
Severity
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rotor Bar
V-belt
Ripple Plat
Bering
Piringan
Rotor As
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
33
Occurance
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rotor Bar
V-belt
Ripple Plat
Bering
Piringan
Rotor As
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
33
Nilai Detection
1 Potensi kerusakan selalu bisa terdeteksi
2 potensi kerusakan sangat tinggi selalu terkontrol
3 potensi kerusakan terdeteksi tingggi dan sering terkontrol
4 Potensi Kerusakan kemungkinan terdeteksi tinggi
5 Potensi kerusakan terdeteksi sedang dan terkontrol berskala
6 Potensi kerusakan terdeteksi sedang dan jarang terkontrol
7 Potensi kerusakan kemungkinan kecil terdeteksi
8 Potensi kerusakan kemungkinan akan terdeteksi kecil
9 Potensi kerusakan kemungkinan akan terdeteksi kecil sekali
10 Potensi Kerusakan tidak akan terdeteksi sama sekali
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
Detection
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rotor Bar
V-belt
Ripple Plat
Bering
Piringan
Rotor As
Sumber:Pengolahan Data PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
32
RPN = S x O x D
Keterangan :
60 – 80 Rendah
80 – 100 Sedang
Nilai
No Jenis Kegagalan Severit Occurrenc Detectio RPN Keterangan
y e n
Rotor bar
mengalami sangat
1 6 7 1 42
keausan dan rendah
kegagalan
sangat
2 Putusnya V-belt 2 6 1 12
rendah
Ripple plat
mengalami sangat
3 6 6 1 36
keausan, patah rendah
dan bengkok
33
Bering sangat
4 4 6 1 24
mengalami pecah rendah
Piringan
mengalami sangat
5 3 4 1 12
keuasan pada rendah
piringan
Rotor As sangat
6 3 4 1 12
keausan rendah
LTA terdiri informasi berupa nama dari kegagalan fungsi, fungsi dari komponen
dan mode kerusakannya, komponen yang mengalami kegagalan, serta analisis
tingkat kristis dari kegagalannya. Tujuannya yaitu mengklarifikasikan failure agar
mengetahui tingkat prioritas penanganan berdasarkan masing-masing kategori.
Hasil dari LTA pada tabel 4.3.
Conquences Categor
Komponen Failure Mode
Evident Safety Outage y
Rotor bar Mengalami keausan dan patah Y N Y B
V-belt Putusnya v-belt Y N Y B
Mengalami keausan, patah dan
Ripple plat bengok Y N Y B
Bering Mengalami pemecah terhadap bering Y N Y B
Mengalami keausan terhadap
Piringan piringan Y N Y B
Mengalami keausan terhadap rotor
Rotor As as Y N Y B
Sumber : Data Pengamatan PT. Socfin Indonesia Sei Liput
N = No
Y = Yes
Evident = Apakah oprator menyadari dalam kondisi normal telah terjadi gangguan
dalam sistem?
33
Tabel 4.13 Pemilihan tindakan (task selection) untuk setiap mode kerusakan
pada mesin ripple mill
4.2.7 Downtime
Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian baik data sekunder yang di miliki
PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput maupun data primer
berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan
pembimbing materi juga karyawan departemen rendal pemeliharaan.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian kerja praktek ini
adalah data Downtime mesin dan data kerusakan mesin Ripple Mill PT.
Socfin Indonesia Kebun Sei Liput priode Januari-Juli 2022.
33
Tabel 4.14 Data Downtime mesin Ripple Mill PT. Socfin Indonesia Kebun Sei
Liput periode Januari-Juli 2022
71
% Downtime = x 100 %
226
250 120.00
200 100.00
80.00
150
60.00
100
40.00
50 20.00
0 0.00
juni april februari juli mei maret januari total
4.3. Pembahasan
Mesin Ripple Mill adalah adalah sebuah unit permesinan pada pabrik
kelapa sawit yang digunakan untuk memecah biji kelapa sawit hingga
terjadi perubahan fisik sedemikian rupa . pemecahan biji kelapa sawit
dengan cara menggilas biji didalam plat besi yang berputar secara
sentripugal.
Ripple mill tersusun dari beberapa komponen seperti rotor as, rotor
bar, piringan, spacer ring, ripple plate, bearing, elektromotor dan
komponen-komponen lainnya yang terinstalisasi sedemikian rupa.
Prinsip kerja ripple mill sebenarnya cukup sederhana dengan cara
menekan biji dengan rotor pada ripple plate,dalam proses penekanan
menyebabkan biji pecah.
Kerusakan yang terjadi pada Ripple Mill ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu jenis dari buah kelapa sawit yang berkulit tebal
atau jenis sawit Dura, serta pengisian nut yang terlalu banyak. Faktor
selanjutnya adalah pengoprasian Ripple Mill yang berlebihan melewati
masa pakai yang di rekomendasikan oleh pabrik. Maka dibutuhkan
metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan ada beberapa
bagian metode yang akan dilakukan yaitu :
33
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Frekuensi kerusakan yang terjadi pada komponen mesin ripple yaitu rotor
bar, v-belt, bearing memiliki frekuensi yang tinggi pada mesin ripple mill
selama 7 bulan dan yang diteliti di PT.Socfin Indonesia Sei Liput.
2. Kegagalan angka tertinggi yang di prioritas pada mesin ripple mill adalah
komponen dari rotor bar yang mempunyai angka RPN (Risk Priority
Number) 42 yang sering mengalami kerusakan pada mesin riiple mill.
3. Tindakan pemeliharan (task selection) pada mesin ripple mill yang efektif
adalah tindakan yang dihasilkan oleh reliability centered maintenance
(RCM) yaitu condition directed untuk mendeteksi kerusakan pada keausan
dan patah terhadap rotor bar & failure finding untuk pemeriksaan berkala
pada pecahnya pada bearing dan putusnya v-belt.
5.2 Saran
LAMPIRAN
Perbaikan Ripple Mill
33
Sertifikat Prakerin