Anda di halaman 1dari 13

TRANSFORMASI SISTEM PEMBAYARAN

PESANTREN MELALUI E-MONEY DI ERA


DIGITAL
(Studi Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Siti Fatimah
Mohammad Syaiful Suib
Universitas Nurul Jadid
sayyidahfatimahfsl@gmail.com
syaifulsuib@gmail.com

Abstrak

E-money saat ini telah menjadi media pembayaran yang sangat digemari semua kalangan
termasuk pesantren. Kajian ini ingin mengetahui dan menganalisis motif pesantren dalam
menerapkan e-money. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif berdasarkan
observasi, interview. Hasil dari studi ini disimpulkan bahwa pesantren juga mampu menerapkan
transaksi e-money sebagai media pembayaran pesantren dengan memanfaatkan teknologi
untuk membantu menunjang kegiatan kepesantrenan agar berjalan optimal. Tujuannya untuk
meningkatkan customer service pesantren, menciptakan lingkungan cahsless society, serta
paperless offices yang dapat mengefisienkan data. Implikasi dari penelitian ini diharapkan akan
semakin banyak pesantren yang menerapkan transaksi non tunai kepada santrinya, sebagai
salah respon positif pesantren terhadap perkembangan zaman sehingga dapat menyiapkan
generasi bangsa yang berdaya saing tinggi dengan bekal pemahaman agama yang kuat,
cerdas intelektual dan mampu memahami dan manguasai teknologi informasi dan komunikasi.

Kata Kunci: Sistem Pembayaran, E-money, Pesantren dan Era Digital

PENDAHULUAN metode pembayaran yang menarik di


Era digital telah membawa masyarakat Indonesia. (Salsabila, 2017) Hal ini juga
kearah yang lebih maju dan modern. Hal ini serupa dengan pendapat (Adiyanti, 2015)
didukung oleh kehadiran teknologi Financial yang menyatakan bahwa kemudahan
Technologi (Fintech). Fintech merupakan transaksi yang ditawarkan e-money
inovasi yang dihasilkan oleh industri digital di dapat meningkatkan minat konsumen
baidang pelayanan jasa keuangan. Fintech dalam menggunakan produk e-money.
yang di Indonesia terdiri dari berbagai jenis, Berdasarkan data Bank (Indonesia, 2018)
salah satunya adalah pembayaran non tunai perkembangan penggunaan e-money pada
dengan menggunakan uang elektronik atau tahun 2011 tercatat 14.299.726 instrumen,
e-money.(Adiyanti, 2015) tahun 2013 meningkat hingga 36.225.373
E-money pertama kali di terbitkan oleh instrumen, sedangkan pada tahun 2014
Bank Indonesia pada tahun 2009 melalui mulai mengalami penurunan menjadi
Peraturan Bank Indonesia 11/12/PBI/2009 35.738.233 instrumen, tahun 2015 juga
tentang uang elektronik (e-money). mengalami penurunan menjadi 34.314.795,
(Pranoto & Salsabila, 2018) Menurut Nisa dengan adanya penurunan ini kemudian
Salsabila e-money menjadi salah satu Bank Indonesia mencanangkan program

96 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


Grafik 01. Jumlah Instrumen e-money dari tahun 2011-2018.
Sumber: Bank Indonesia

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pesantren Daruut Tauhitt, Tebu Ireng dan
pada awal Agustus 2014, melalui gerakan pesantren Sunan Pandanaran, penerapan
inilah perkembangan e-money hingga kini e-money juga banyak dikuti oleh pesantren
terus meningkat. Dari data yang diperoleh lain di Indonesia. Salah satu pesantren
dari Bank Indonesia, kini instrumen yang juga menerapkan Layanan Keuangan
e-money pada bulan Oktober 2018 tecatat Digital (LKD) dan e-money adalah Pondok
144.361.292 instrumen. Pesantren Nurul Jadid yang merupakan
Salah satu faktor yang memicu salah satu pondok terbesar di Indonesia,
peningkatan penggunaan e-money di yang bertempat di Probolinggo, Jawa Timur.
Indonesia adalah Gerakan Nasional Non Melihat semakin banyaknya pesantren
Tunai (GNNT). Melalui gerakan ini BI menerapkan transaksi e-money dalam
(Bank Indonesia) menggandeng beberapa lingkungannya, sangat menarik bagi
lembaga, salah satunya adalah pesantren. penulis untuk mengangkat tema tentang
Pesantren yang menjadi uji coba penggunaan pesantren dan transaksi e-money, penulis
e-money adalah pesantren Daaruut Tauhiid, akan mengkaji tentang penerapan e-money
Bandung Jawa Barat dan pondok pesantren dalam dunia pesantren dengan mengetahui
Al-Mawaddah Jawa Timur, (Damanhuri motif apa yang mendasari pesantren untuk
Zuhri, 2015). Selain Pondok Daruut Tauhiid, menerapkan transaksi e-money sebagai
BI juga menggandeng Pesantren Tebuireng kartu belanja santri. Sementara Menurut
Jombang untuk mengampanyekan (Ramadani, 2016) dalam penelitiannya
penggunaan uang elektronik (e-money) menyatakan bahwa meningkatnya
dalam transaksi keuangan di lingkungan penggunaan e-money juga meningkatkan
pesantren, (Ibnu Nawawi/Fathoni, 2016). pengeluaran konsumsi pengguna e-money.
Hal ini juga disambut baik oleh Pesantren Hal ini, berbanding terbalik dengan
Sunan Pandanaran, Sardonoharjo, pada kehidupan pesantren yang dikenal dengan
17 November 2015 lalu. Pesantren ini lingkungan yang selalu menanamkan sikap
mewajibkan santrinya yang berjumlah sederhana, qonaah dan zuhud.
kurang lebih 3.000 santri menggunakan
e-money dalam bertransaksi, (Indah KAJIAN TEORI
Wulandari, 2015). Sistem Pembayaran
Penerapan e-money terus berkembang Dalam undang-undang Republik
pesat di dunia pesantren, tidak hanya Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 97


Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Menurut Peraturan Bank Indonesia
sistem pembayaran merupakan suatu Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang
sistem yang mencakup seperangkat aturan, Elekronik, Uang Elektronik adalah alat
lembaga, dan mekanisme yang digunakan pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai
untuk pemindahan dana guna memenuhi uang yang disetor dahulu oleh pemegang
suatu kewajiban yang timbul dari suatu kepada penerbit, yang tersimpan secara
kegiatan ekonomi.(INDONESIA, 1999) elektronik dalam suatu media seperti server
Sedangkan menurut Bank for International atau chip, dan nilai uang tersebut bukan
Settelment (BIS), sistem pembayaran merupakan simpanan serta digunakan
memcakup seperangkat sarana, prosedur sebagai alat pembayaran kepada pedagang
perbankan dan sistem transfer dana yang bukan merupakan penerbit uang
antar bank yang menjamin sirkulasi elektronik tersebut.
uang. Sehingga dapat dimaknai Sistem Dengan demikian dapat dimaknai
pembayaran merupakan sistem yang bahwa e-money merupakan sebuah produk
dibuat untuk mempermudah melakukan elektronik yang digunakan sebagai alat
pemindahan dana dari pembayar kepada pembayaran yang nilai uangnya akan
penerima, guna memenuhi tanggungan tersimpan dalam sebuah media elektronik
yang timbul dari sebuah kegiatan ekonomi. setelah pengguna menyetorkan sejumlah
Adapun sistem pembayaran dapat uang kepada issuer untuk di top up. Nilai
dilakukan dengan bermacam-macam dari uang sesuai jumlah yang disetorkan kepada
cara-cara yang paling sederhana dan manual penerbit. Ketika melakukan transaksi maka
sampai dengan sistem pemindahan nilai nilai uang yang digunakan juga berkurang
uang secara non tunai. sistem pembayaran sesuai jumlah pembayaran yang dilakukan,
non tunai melibatkan berbagai perbankan jika saldo dalam kartu habis pemilik kartu
sebagai perantara yang memberikan jasa dapat mengisi kembali uang elektronik
dalam hal penyelesaian pembayaran tersebut.
tersebut. Uang elektronik sebagai alat pembayaran
yang prakstis dapat membantu nasabah
E-money sebagai Inovasi Perbankan dalam melakukan pembayaran yang bersifat
Dewasa ini telah banyak diperbincangkn ritel, contohnya pembayaran jalan tol
dalam dunia perbankan mengenai (e-Toll), mini market, mall, parkir dan toko-
pembayaran ritel secara non tunai yang toko yang bekerjasama dengan penerbit
biasa disebut dengan e-money. E-money e-money. Cara penggunaannya cukup
merupakan nama lain dari uang elektronik. simple, hanya dengan menempelkan kartu
Menurut Bank for International Settelment pada mesin reader, maka transaksi selesai
e-money “stored-value or prepaid products tanpa harus menunggu uang kembalian.
in which a record of the funds or value Hadirnya e-money di Indonesia bertujuan
available to a consumer is stored on untuk meningkatkan inkluitas keuangan
an electronic device in the consumer’s negara sehingga dapat meningkatkan
possession”. Dapat dimaknai bahwa perekonomian negara dalam menghadapi
e-money merupakan sebuah produk uang ekonomi global.
elektronik berbasis kartu atau prabayar Sesuai dengan yang dikatakan
dimana pengguna menyetorkan uang (Nugroho, 2018) bahwa regulasi tentang
kepada penerbit untuk di top up, nilai uang pembayaran elektronik di Indonesia
akan terekam dan tersimpan kemudian terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia
e-money dapat digunakan untuk segala No. 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik
macam pembayaran yang bersifat ritel atau dengan karakteristik uang disetor di awal
mikro. (USMAN, 2017) dan disimpan dalam media tertentu berupa

98 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


berbasis chip atau berbasis data yang unregistred. E-money registred ialah uang
tersimpan di dalam server. Kemudian elektronik yang nama pemegangnya
pada tanggal 08 April 2014 BI melakukan tercatat atau terdaftar identitasnya dalam
perubahan dengan mengeluarkan Peraturan data penerbit. Batas maximum uang
Bank Indonesia No.16/8/PBI/2014 yang yang tersimpan dalam e-money jenis ini
berkaitan dengan penyempurnaan dan adalah Rp 5.000.000. Sedangkan e-money
penambahan beberapa definisi, seperti unregistred merupakan uang elektronik
definisi Uang Elektronik, definisi Aciquirer, yang pemegangnya tidak tercatat atau
definisi LKD dan definisi Agen LKD. terdaftar dalam data penerbit. Batas
Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan maximal nilai uang elektronik ini, hanya Rp
perlindungan kepada konsumen, keamanan, 1.000.000-, namun BI telah manambahka
efisiensi dan kesetaraan akses antara issuer jumlah saldo e-money unregistred menjadi
dan nasabah. Rp 2.000.000-, Fungsi alat pembayaran ini
Pihak-pihak terkait dengan bukan merupakan simpanan atau tabungan
penyelenggaraan e-money menurut yang memperoleh tambahan bonus atau
(Bank Indonesia, 2006), sebagai berikut: bunga dari melainkan untuk pembayaran
(1) pemegang kartu merupakan pemilik saja, (Bank Indonesia, 2006).
dan pengguna sah dari kartu elektronik. Transaksi e-money secara umum memiliki
(2) prinsipal merupakan lembaga bank beberapa kelebihan dan kekemahan.
atau non bank yang berperan sebagai Kelebihan e-money sebagai berikut, (1)
aciquirer atau issuer, yang bertanggung transaksi lebih mudah cepat dan efisien,
jawab terhadap pengelolaan jaringan karena pengguna cukup menempelkan kartu
atau sistem anggotanya. Perjanjian yang pada mesin reader tanpa perlu memasukkan
digunakan antara issuer dan anggotanya PIN, (2) pembayaran pasti sesuai denga
tertera dalam perjanjian tertulis. (3) penerbit jumlah transaksi dan tidak perlu menunggu
atau issuer merupakan bank dan lembaga uang kembalian, (3) sangat applicable
non bank yang menerbitkan e-money. dengan transaksi yang bernilai kecil namun
(4) Acciquirer merupakan bank atau non berfrekuensi besar. Adapun kelemahan
bank yang melakukan kerjasama dengan e-money antara lain: (1) resiko kehilangan
pedagang atau merchant, sehingga dapat kartu, karena kartu tanpa proses otorisasi
memproses e-money yang telah diterbitkan berupa PIN, pihak yang menemukan
oleh pihak lain. (5) pedagang atau merchant kartu bisa langsung menggunakan kartu
merupakan penjual barang dan jasa yang tersebut, (2) Risiko ketika pengguna
berhak menerima hasil pembayaran dengan masih kurang paham dalam menggunakan
menggunakan e-money. (6) Penyelenggara uang elektronik, khawatir pengguna tidak
kliring merupakan Bank atau lembaga non menyadari uang elektronik yang digunakan
bank yang melakukan perhitungan hak ditempelkan dua kali dan menyebabkan nilai
dan kewajiban terhadap masiang-masing pembayaran lebih besar dari semestinya.
issuer dan/atau acciquirer yang melakukan Penerbit e-money juga berkembang
transaksi e-money. (7) penyelenggara pesat, karena bukan hanya bank yang
penyelesaian akhir merupakan bank atau menerbitkan tetapi lembaga selain
non bank yang bertanggungjawab terhadap perbankan juga menerbitkan e-money.
penyelesaian akhir keuangan masing- Perusahaan yang menerbitkan e-money
masing atas hak dan kewajiban issuer atau contohnya, perusahaan transportasi,
aciquirer yang melakukan transaksi e-money perusahaan telekomunikasi dan perusahaan
berdasarkan hasil penyelenggara kliring. keuangan lainnya. Produk-produk yang
Di Indonesia, e-money terdiri dari dua diterbitkan oleh perbankan antara lain, kartu
jenis yaitu e-money registered dan e-money Flazz dari BCA, TapCash dari BNI, e-Money

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 99


dari bank Mandiri, Brizzi dari BRI, Jak Card untuk membina manusia menjadi orang
dari Bank DKI Jakarta, Nobu money dari yang baik dan suka menolong. Pesantren
bank National Nobu serta kartu Mega Cash memiliki keunikan dan ciri-ciri khusus
dari bank Mega, (Tazkiyyaturrohmah, 2018). yang tidak dimiliki oleh lembaga lainnya.
Pesantren merupakan sebuah pendidikan
tradisional yang para santri/ siswanya tinggal
bersama dan belajar dibawah bimbingan
guru (kyai) dan mempunyai asrama untuk
tempat menginap siswa/ santrinya.
Figur kiai merupakan peran sentral bagi
kelangsungan operasional pondok pesantren
dari segi pengajaran, pendidikan maupun
kebutuhan ekonomi santri. Di pesantren
juga terdapat masjid sebagai sarana
ibadah, belajar dan kegiatan keagamaan
lainnya. Adapun unsur-unsur yang terdapat
Gambar 02. Produk-produk e-money di dalam sistem pendidikan pesantren secara
Indonesia tradisional yang menjadikannya khas dan
Sumber: Bank Indonesia unik adalah kiai, santri, masjid, pondok dan
pengajaran kitab kitab klasik (kitab kuning),
Penggunaan e-money juga dapat diakses (Zamakhsari, 2001). (Hafidhoh, 2016) juga
melaui ponsel. Layanan ini diterbitkan oleh menjelaskan bahwa pesantren merupakan
perusahaan telekomunikasi dan perbankan. salah satu lembaga pendidikan Islam di
Caranya dengan menggunakan nomor Indonesia dan memiliki hubungan simbolik
ponsel sebagai nomor rekening. Beberapa dengan ajaran Islam, disisi lain ia menjadi
produk yang diterbitkan oleh perusahaan jembatan utama bagi proses internalisasi
telekomunikasi antara lain, Telkomsel dan tradisi Islam kepada masyarakat.
dengan layanan T-Cash, Xl Axiata dengan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
Xl Tunaiku dan i-Vas Card dari Telkom serta bahwa pesantren adalah pendidikan untuk
Dompetku Ooredoo dari Indosat. Produk membina manusia menjadi orang yang baik
e-money perbankan misalnya layanan dan suka menolong, yang bersifat tradisional
rekening ponsel dari layanan Mandiri, Bank maupun modern yang memiliki ciri khusus
CIMB Niaga, E-Cash dari Bank Mandiri, dengan adanya kyai sebagai guru, asrama,
(Bank Indonesia, 2006). masjid atau musholla dan adanya santri
yang menetap di asrama serta sebagai
Definisi Pesantren media ulama’ untuk membumikan islam.
Istilah pesantren tidak akan terlepas dari Kehidupan umat Islam yang semakin jauh
kiai, santri, kitab kuning dan masjid, empat dari Rasulullah SAW saat ini, memungkinkan
unsur inilah yang membedakan antara terjadinya banyak penyimpangan-
pesantren dengan lembaga yang lain.(Suib, penyimpangan, dan tercampurnya ajaran
2017) Menurut (Hasbi, 2005) Kata pesantren Islam dengan berbagai budaya, agama
berasal dari kata santri yang diberi awalan dan tradisi masyarakat. Hingga saat ini
pe dan akhiran an yang menunjuk arti kata pesantren masih banyak ditemukan di
tempat. Sementara menurut (Zuhriy, 2011) Indonesia, akan tetapi perannya sudah
Kata santri itu sendiri merupakan gabungan jauh berkurang dibanding dulu, dikarenakan
dari dua suku kata yaitu sant (manusia baik) jaman dan waktu yang telah merubah,
dan tra (suka menolong), sehingga kata (Hafidhoh, 2016)Menurut (Bashori, 2017)
pesantren dapat berarti tempat pendidikan pesantren memiliki pondasi yang sangat

100 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


kuat sehingga dapat menduduki posisi meningkatkan produksi barang. Disusul fase
sentral dalam hal keilmuan, dengan ke-tiga terjadi pada tahun 1970. Fase ini
berbagai subkultur dari masyarakat yang ditandai dengan hadirnya Inovasi teknologi
berkembang seiring dengan perkembangan informasi, komersialiasi personal computer.
zaman. Ditegaskan kembali oleh (Fadli, Sehingga teknolgi komputer dan otomasi
2012) bahwa pesantren merupakan salah manufaktur mulai kerap digunakan. Fase
satu lembaga di Indonesia yang perannya industri ke-empat dimulai pada tahun 2000
sebagai jembatan utama proses internalisasi hingga sekarang, telah banyak aktifitas
dan tradisi Islam (tafaqquh fiddin) sebagai manufaktur terintegrasi melalui bantuan
pedoman hidup dalam kehidupan sehari- teknologi wireless dan big data secara masif.
hari dengan menekankan pendidikan moral
agar membumi di kalangan masyarakat.
Pondok pesantren pada dasarnya
memiliki fungsi untuk mencerdaskan
bangsa, baik dalam ilmu pengetahuan
maupun moral. Sehingga dalam hal ini,
pesantren dikatakan sebagai lembaga yang
memberikan pembinaan kepada ummat
manusia agar menjadi insan yang tafaqquh
fiddin (paham agama), bermoral dan
berintelektual. (Muzammil, 2005).
Selain mencerdaskan, pesantren juga Gambar 01. Fase revolusi industri dari
sebagai kontrol moral dalam pengetahuan 1.0- 4.0
inilah yang terus melekat dalam sistem Sumber: (Suwardana, 2017)
pendidikan pondok pesantren. Fungsi ini
juga telah mengantarkan pondok pesantren Saat ini menurut (Muhammad Dimyati,
menjadi institusi penting yang dipercaya 2018) berbagai macam kebutuhan manusia
oleh semua kalangan masyarakat dalam telah didominasi oleh internet dan dunia
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan digital, karena wahana ini dianggap sebagai
dan derasnya arus informasi di era penunjang interaksi dan transaksi yang
globalisasi. Apalagi, kemajuan pengetahuan lebih efektif, dan efisien. Misalnya, Sharing
pada masyarakat modern berdampak besar Economy, e-Education, e-Goverment, Cloud
terhadap pergeseran nilai-nilai agama, Collaborative, Marketplace, Online Health
budaya dan moral, (Jamaluddin, 2012). Servis, Smart Manufacturing, Smart City,
dan Smart Aplication.
Era Digital dan Revolusi Industri Era digital bagaikan koin uang yang
Era digital ditandai dengan semakin memiliki dua sisi. Dimana terdapat sisi positif
merebaknya kecanggihan-kecanggihan yang akan menjadikan proses produksi
teknologi yang menjadikan dunia nyata lebih efektif dan berkualitas tinggi, sehingga
beralih ke dunia maya. Perubahan ini produk yang dihasilkan dapat memberikan
karena adanya revolusi industri. Revolusi banyak peluang kepada perusahaan untuk
Industri menurut (Hoedi Prasetyo, 2018) meraup banyak keuntungan. Pada lain
telah melaui beberapa fase. Fase pertama sisi, dengan beralihnya tenaga manusia
tahun 1784, adanya penemuan mesin menjadi tenaga mesin akan banyak tenaga
uap mendorong munculnya kapal uap, kerja yang pengangguran, dan ini menjadi
kereta api. Fase ke-dua pada akhir abad masalah yang sangat serius bagi suatu
ke-19 dimana terdapat penemuan listrik negara, (Suwardana, 2017). Disrupsi ini
dan assembly line yang dapat membantu harus diantisipasi dengan baik agar tetap

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 101
exis menghadapi tantangan zaman yang Tanda Mahasiswa yang terintegrasi dengan
semakin komplit. sistem perbankan. Kartu tanda mahasiswa
tidak lagi pasif namun memiliki fugsing yang
METODE PENELITIAN sangat kompilit, selain sebagai kartu identitas
Metode penelitian yang digunakan tapi juga bisa digunakan untuk transaksi
melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Dari ritel, sebagai tabungan, akses parkir,
hasil data di peroleh data tentang persepsi, e-toll, peminjaman buku di perpustakaan.
pendapat, penerimaan dan kepercayaan (Hamzah, 2019) Kemungkinan besar akan
warga pesantren terhadap era digital yang diberlakukan sistem pembayaran non tunai
tidak bisa di bendung dengan cara–cara di lingkungan pesantren secara menyeluruh
tradisional akan tetapi pesantren harus baik dalam lembasga formal, kampus
bersikap terbuka terhadap kemajuan zaman. dan pesantren. Berikut beberapa faktor,
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tujuan, mekanisme dan kendala penerapan
wawancara atau Interview, pengamatan e-money di Nurul Jadid:
atau observasi dan dokumentasi. (Sugiyono,
2008) Objek penelitian yang diterapkan Faktor-faktor penerapan e-money di
melalui observasi langsung kelapangan dan pesantren Nurul Jadid
interview kepada pihak-pihak yang berkaitan Beberapa faktor yang mendasari
seperti kepala pesantren, bendahara penerapan e-money di pesantren Nurul
pesantren dan kepala bagian perencanaan Jadid, antara lain (1) meningkatkan
dan keuangan , kepala wilayah pondok putri, pelayanan pesantren, (2) sebagai antisipasi
konsultan di pondok pesantren Nurul Jadid. kehilangan uang tunai, (3) mendisplinkan
Sumber data pendukung juga diperoleh dari santri dalam membayar uang bulanan
beberapa kajian dalam karya tulis ilmiah, pondok , serta (4) mengajarkan santri
jurnal, buku, dan berita yang berkaitan agar dapat mengelola keuangan pribadi
dengan teori tentang sistem pembayaran, dengan baik, (Maknunah, 2018). Seperti
kepesantrenan, e-money dan era digital. pembayaran uang bulanan, pembayaran
SPP sekolah dan kampus, belanja koperasi
HASIL DAN PEMBAHASAN pondok, dan keperluan pembayaran lainnya.
Transaksi E-Money: Belajar Dari Pondok Munculnya program e-money di Pesantren
Pesantren Nurul Jadid Menejemen Nurul Jadid Paiton juga menjadi salah satu
Keuangan Digitalisasi solusi untuk mengurangi efek negatif dari
Pondok pesantren Nurul Jadid penyalahgunaan uang saku dan dapat
menerapkan layanan keuangan digital meminimalisir terjadinya pelanggaran di
dan transaksi e-money sejak awal tahun pondok pesantren akibat penggunaan uang
2017. Transaksi Layanan Keuangan Digital tunai. Dari sisi penggunaan uang non tunai
(LKD) digunakan untuk pembayaran kos orang tua dan pengurus pondok pesantren
makan, pembayaran uang SPP sekolah dan dapat memonitor secara langsung transaksi
kampus serta pembayaran-pembayaran santri, mengetahui penggunaan melalui
yang lain. Namun penerapan transaksi kartu belanja santri (e-money).
e-money sebagai kartu belanja santri masih
belum diterapkan secara menyeluruh di Tujuan penerapan transaksi e-money di
lingkungan pesantren Nurul Jadid. Saat Nurul Jadid
ini yang menjadi percobaan penerapan Kepala pesantren Nurul Jadid (wahid,
transaksi e-money hanya di pondok putri 2018) menyatakan bahwa penerapan
wilayah Al-Hasyimiyah. e-money dipesantren sebagai bentuk ikhtiyar
Pada 19 Januari 2019 kampus Universitas pesantren untuk meningkatkan kualitas
Nurul Jadid melakukan sosialisasi Kartu pelayanan pesantren (cutomer services),

102 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


cashless society serta agar tercipta pesantren melakukan kerjasama dengan
lingkungan paperless offices. Dengan BRI, karena bank BRI memiliki banyak
e-money pesantren akan lebih mudah cabang di seuruh Indonesia sehingga
melakukan kontroling keuangan santri, wali santri lebih mudah untuk melakukan
transaksi lebih mudah, cepat dan praktis. transaksi, kemudian pengurus membuatkan
Hal ini sesuai dengan misi pesantren untuk nomor virtual account masing-masing santri
mengembangkan menejemen pesantren sebagai pengganti nomor rekening. Pada
yang efektif dan efisien. tahap kedua, pengurus pesantren melakukan
Tujuan lain penerapan e-money sosialisasi kepada Wali santri, wali asuh
sebagai bentuk pengaplikasian tradisi dan juga santri bahwa sistem pembayaran
dan idiologi dasar pesantren Nurul Jadid tunai berganti menjadi pembayaran non
yaitu Trilogi dan Panca Kesadaran Santri. tunai. Serta membagikan nomor virtual
Panca kesadaran santri yaitu kesadaran masing-masing santri kepada wali santri
beragama, kesadaran brilmu, kesadaran dan juga wali asuhnya. Pada tahap ketiga,
berbangsa dan bernegara serta kesadaran pengurus pesantren juga mendatangkan
berorganisasi. Penerapan e-money di pihak perbankan untuk mendemonstrasikan
Nurul Jadid merupakan pengaplikasian dari penggunaan mesin EDC (Electronic Data
panca kesadaran santri yaitu kasadaran Capture) kepada pedagang. (Sutik, 2018)
berorganisasi. Dalam mencapai sebuah Prosedur wali santri dalam melakukan
tujuan pesantren memerlukan pihak lain pengiriman uang bulanan dan belanja
untuk mewujudkannya. (Aswari, 2016) santri, sebagai berikut: 1. Wali santri
Sinergitas pesantren dengan perbankan melakukan pengiriman uang pembayaran
merupakan simbiosis mutualisme atau bulanan dan uang belanja santri ke nomor
saling memberikan pengaruh positif. virtual yang telah diperoleh dari pesantren
Transaksi e-money di pesantren juga melalui BRI atau bank lain. Batas maximal
membantu menambah jam belajar santri pengiriman uang belanja santri adalah Rp
yang biasanya hilang akibat menunggu 900.000, dengan rincian Rp 300.000 untuk
antrian belanja di koperasi. Dengan adanya pembayaran uang bulanan santri (in the
e-money transaksi lebih mudah, cepat dan cost), dan Rp 600.000 untuk uang belanja
praktis. santri selama satu bulan. 2. Kemudian uang
yang dikirim oleh wali santri akan tertampung
Mekanisme penerapan e-money di Nurul di Giro pesantren, dan akan tercatat di
Jadid content management system (CMS) milik
Pesantren Nurul Jadid memilih BRI pesantren. 3. Wali asuh dapat mendatangi
sebagai pihak prinsipal yang berperan kantor wadiatul maal untuk melakukan
sebagai issuer dan aciquirer yang pengecekan saldo santri yang dikirim oleh
bertanggung jawab terhadap pengelolaan wali santrinya, jika nama santri tercantum di
sistem dan jaringan anggotanya. E-money CMS maka saldo dapat input ke tabungan
yang digunakan sebagai kartu belanja santri santri. 4. Setelah uang belanja di input ke
adalah BRIZZI yang diterbitkan oleh BRI tabungan, wali asuh dapat melakukan top
dengan jenis e-money unregistred dimana up pada kartu BRIZZI. 5. Kartu yang sudah
uang elektronik yang pemegangnya tidak terisi uang dapat diserahkan kepada santri
tercatat atau terdaftar dalam data penerbit. untuk dibelanjakan.
Batas maximal nilai uang elektronik ini, Tidak semua pedagang dan koperasi
hanya Rp 1.000.000-,. pondok memiliki mesin EDC, maka
Penerapan e-money di pesantren pesantren Nurul Jadid membagi uang
Nurul Jadid Wilayah Al-Hasyimiyah melalui belanja santri menjadi dua, yaitu uang tunai
beberapa tahap yaitu: pertama, pengurus Rp 7.000, uang elektronik Rp 8.000 dalam

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 103
setiap harinya. Adanya pembagian ini mesin jika terjadi permasalahan tentang
sebagai pembatas uang belanja santri agar mesin jika terjadi trouble, dan membimbing
tidak boros dan e-money dapat memberikan petugas koperasi dan pedagang dengan
pengaruh positif terhadap santri, wali santri memberikan pendamping dari santri yang
dan pesantren. Pondok Pesantren Nurul telah mahir bertransaksi dengan mesin.
Jadid menetapkan batasan uang belanja
santri agar santri tidak konsumtif. Batasan Transformasi Sistem Pembayaran
uang belanja santri maximal RP 900.000,- Pesantren Melalui E-Money Di Era Digital
dengan rincian Rp 300.000,- untuk Pembayaran merupakan beralihnya
pembayaran bulanan santri (in the cost) sejumlah uang atau dana dari pemilik
dan Rp 600.000-, untuk uang belanja santri kepada penerima dengan adanya transaksi
selama satu bulan. Uang belanja santri tertentu. Dalam lingkungan pesantren
dalam satu hari Rp 15.000,- dengan rincian pembayaran merupakan hal yang sangat
di dalam kartu BRIZZI Rp 8.000,- (belanja urgen untuk dilaksanakan karena pesantren
di dalam wilayah al-Hasyimiyah) dan yang membutuhkan biaya untuk menunjang
ditunaikan adalah Rp 7.000,- (belanja di keberlangsungan kegiatan kepesantrenan.
luar wilayah). Jika dikalkulasi dalam satu Proses pembayaran dalam lingkungan
bulan maka santri hanya menghabiskan Rp pesantren bisa dikatakan mudah dan sulit,
450.000,- dalam satu bulan, sehingga dari mudah jika transaksi hanya bersifat ritel
Rp 600.000,- masih tersisa Rp 150.000,- namun akan sulit jika transaksi besar dan
sebagai tabungan santri. Tabungan santri berjumlah banyak. Dalam hal ini, diperlukan
akan di cairkan pada saat pulangan pondok sebuah sistem.
(Maulid dan Ramadhan), jadi santri bisa Sistem merupakan aturan, prosedur
membawa pulang uang tabungan sebesar dan mekanisme suat lembaga yang saling
Rp 900.000 setiap pulangan pondok. berkaitan secara teratur dan tidak dapat
dipisahkan. Pembayaran dalam lingkungan
Kendala penerapan e-money di pesantren terdiri dari pembayaran kos
pesantren Nurul Jadid makan, biaya bulanan santri atau SPP,
Penerapan e-money masih belum belanja harian dan biaya kebutuhan lainnya.
maksimal, ada berbagai kendala yang Sistem pembayaran di pesantren cenderung
menghambat penerapan e-money bersifat manual, yang dalam hal ini dinilai
diantaranya: (1) tidak semua wali santri masih kurang efektif dan efisien. Sering
paham dengan dunia perbankan sehingga terjadinya kesalahan transaksi dan susah
masih ada santri yang mendapatkan uang menemukan letak kesalahannya. (Vera
tunai dari orang tuanya, (2) mesin EDC Intanie Dewi, 2006)
kadang rusak, sehingga, konsep pembagian Dengan adanya perkembangan teknologi
uang tunai dan uang elektonik menjadi pesantren mengadopsi sistem pembayaran
terhambat, (3) Sumber daya petugas non tunai untuk mempermudah proses
koperasi dan pedagang masih belum pembayaran. Sistem pembayaran non tunai
memadai untuk bertransaksi menggunakan dilakukan pesantren dengan bersinergi
mesin, sehingga terjadi kesalahan dalam dengan perbankan. Sistem ini lebih cepat,
memproses transaksi. (Agustin, 2018) transaksi lancar dan laporan keuangan lebih
Upaya mengatasi hal tersebut pengurus akurat. Penerapan e-money dipesantren
pesantren memberikan pengarahan juga merupakan bentuk pengaplikasian
kepada wali santri agar meminta bantuan ilmu dan respon terhadap perkembangan
perbankan uantuk melakukan transaksi zaman. Istilah Ilmu tanpa di barengi dengan
agar wali santri perlahan-lahan tau dan bisa agama maka ibarat orang buta, sedangkan
melek perbankan, menghubungi teknisi agama tanpa disasari Ilmu adalah ibarat

104 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


orang pincang, maka pesantren menjadi yang terjadi akibat perubahan yang dibawa
media untuk memberikan dan menerapkan oleh era digital.
langsung ilmu yang telah di peroleh dari Dengan menerapkan e-money pesantren
pesantren. Munculnya program e-money di juga turut serta memberikan kontribusi
pesantren Nurul Jadid merupakan respon kepada negara untuk memberikan
pesantren khususnya Nurul Jadid terhadap pemahaman kepada masyarakat akan
perkembangan teknologi dan informasi. pentingnya memanfaatkan teknologi.
Penerapan sistem pembayaran secara Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak ingin
manual dianggap kurang efektif dan efisien santrinya ketinggalan zaman dan berharap
sehingga e-money menjadi solusi untuk pondok pesantren bisa menghasilkan
memudahkan transaksi, lebih cepat dan lulusan yang tidak hanya bermental ‘Qurani’
praktis. Penerapan e-money di lingkungan tapi juga menghasilkan generasi muda
pesantren juga dapat mengurangi efek yang melek teknologi. Pesantren berperan
negatif dari penyalahgunaan uang saku menjadi center of social change, yaitu pusant
dan dapat meminimalisir terjadinya atau agen perubahan dalam masyarakat.
pelanggaran pondok akibat penggunaan Sistem (input-procces-output-feed back) di
uang tunai. Karena penggunaan uang non pesantren dapat diharapkan memberikan
tunai bisa dimonitor langsung oleh orang nilai tambah sosial yang tinggi.
tua dan pengurus pondok, transaksi santri Pesantren memberikan bekal ilmu yang
dapat diketahui melalui kartu belanja santri beraneka ragam kepada santrinya, antara
(e-money). Hal ini juga memudahkan wali lain ilmu agama, sosial, bidaya, ekonomi,
santri membayar biaya pendidikan dan politik, hukum bahkan ilmu teknologi juga
uang belanja santri tanpa harus berkunjung dipelajari. Tujuannya tidak lain adalah untuk
kepesantren setiap bulannya. Dari sinilah, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
pesantren memanfaatkan transaksi memerangi kebodohan dan memperbaiki
e-money sebagai sebuah peluang yang moral agar mampu memberikan kontribusi
akan meningkatkan stabilitas kegiatan terhadap kehidupan masyarakat agar
kepesantrenan. mampu menghadapi tantangan zaman yang
Pesantren Nurul Jadid memiliki ruang semakin tidak bisa terelakkan.
akses yang luas, jaringan kuat dan Teknologi informasi dapat menjadi alat
pengaruhnya besar hingga ke kalangan terpenting untuk memanipulasi kehidupan
alumni, santri dan masyarakat. Pesantren sekaligus menjadi alat kendalinya. Siapa
juga memiliki berbagai macam unit usaha yang menguasai informasi dialah penguasa
yang telah dipercaya masyarakat. Sehingga, masa depan. Di tangan segelintir orang
dengan kepercayaan ini, pesantren dapat meyakini bahwa kekuatan baru masyarakat
meningkatkan usaha-usaha yang ada bukan uang, melainkan informasi ditangan
dalam lingkungannya. Jaringan yang kuat banyak orang (The new source of power is not
dan unit usaha yang telah dimiliki tersebut, money in the hand of a few, but information
menjadikan pesantren sebagai institusi in the hand of many). Tantangan zaman
yang berpotensi besar untuk bertindak yang semakin pelik menuntut generasi
sebagai agen Layanan Keuangan Digital muda untuk menjadi kreatif dengan berbagai
(LKD). Semakin banyak yang mengunakan fasilitas yang disediakan dan sumber daya
e-money sebagai kartu belanja maka akan manusia yang memadai pesantren juga
semakin membantu pemerintah untuk menggeluti bisnis start-up, desain grafis,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pengelolaan dan perkembangan jaringan
negara. InkIusivitas menjadi sangat penting, atau website.
karena pesantren tidak mungkin menutup Kebutuhan akan sumber daya manusia
diri dari dinamika perkembangan zaman (SDM) yang berkualitas, dengan sendirinya

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 105
selalu terjadi, sebab ia adalah hasil dari layanan keuangan. Banyak pesantren–
interaksi antara pertumbuhan ekonomi, pesantren telah menerapkan telah berusaha
perubahan sosial budaya termasuk meningkatkan layanan keuangan dengan
kedalaman pengamalan ajaran dan nilai- memanfaatkan teknologi finansial berupa
nilai agama serta perkembangan iptek. e-money. Program e-money di pesantren
Apabila dilaksanakan secara terencana dan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi
terkendali, ketiga proses tersebut menjadi efek negatif dari penyalahgunaan uang
sinergis. Dalam hal ini pembangunan saku dan dapat meminimalisir terjadinya
ekonomi tidak secara otomatis menjamin pelanggaran pondok akibat penggunaan
terdapatnya peningkatan kualitas SDM. uang tunai. Penggunaan uang non tunai
Namun perkembangan SDM yang berkualitas dapat dimonitor langsung oleh orang
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. tua dan pengurus pondok, transaksi
Zaman telah memaksa pesantren untuk santri dapat diketahui melalui kartu
melakukan perubahan secara internal. Pada belanja santri (e-money). Hal ini juga
posisi ini pesantren dilema antara sikap maju mempermudah wali santri membayar
atau memilih diam, jika pesantren memilih biaya pendidikan dan uang belanja santri
diam maka konsekuensinya menjadikan tanpa harus berkunjung kepesantren
pesantren tertinggal dan dilengserkan dari setiap bulannya. Dari sinilah, pesantren
kehidupan. Namun jika memilih untuk maju, memanfaatkan transaksi e-money sebagai
mebutuhkan strategi dan menejemen agar sebuah peluang yang akan meningkatkan
bisa memfilter dampak yang dibawa oleh stabilitas kegiatan kepesantrenan. Dengan
kemajuan zaman. Jika perkembangan merebaknya layanan keuangan digital
zaman tidak disikapi dengan arif akan (e-money) di pesantren juga membantu
berdampa besar terhadap pergeseran nilai- pemerintah untuk memberikan pemahaman
nilai agama, budaya dan moral. (Rusydiyah, kepada masyarakat tentang digital yang
2017) menuntut Indonesia bertransformasi dari
Tuntutan zaman menghendaki agar industri konvensional menuju industri
pembentukan kepribadian harus dilakukan digital. Penerapan e-money dipesantren
secara lebih seksama, sehingga SDM juga memberikan banyak manfaat
diarahkan untuk menghadapi tantangan dan keuntungan, baik bagi santri, wali
zaman dan di waktu yang bersamaan santri, pesantren maupun pemerintah.
menjadi insan yang taat menjalankan ajaran Pemanfaatan e-money dapat meningkatkan
agamanya. Dengan demikian pondok efisiensi dan efektivitas proses
pesantren harus turut serta mewujudkan pembelajaran dan pengelolaan pesantren.
manusia Indonesia yang beriman dan Disamping itu dengan adanya penerapan
bertakwa, yang berilmu dan beramal; e-money dipesantren akan memperluas
juga membentuk manusia Indonesia yang akses keuangan masyarakat dalam
modern. Peran pondok pesantren sebagai dunia perbankan dan akan membantu
agen perubahan seperti di masa yang lalu meningkatkan perekonomian negara dalam
(pra kemerdekaan) yang mampu berjuang menghadapi ekonomi global. Penerapan
demi bangsa dan negaranya dapat diraih e-money sudah sewajarnya diperkenalkan
kembali, yakni dengan menjadikan pondok kepada santri, agar santri bisa beradaptasi
pesantren sebagai pusat pendidikan dan dengan era digital dan tidak ketinggalan
pengembangan budaya modern. dengan derasnya arus perkembangan
teknologi.
SIMPULAN
Perkembangan teknologi finansial telah
mendorong terjadinya perubahan dalam

106 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108


DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti, A. I. (2015). PENGARUH PENDAPATAN, MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN,


DAYA TARIK PROMOSI, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN
LAYANAN E-MONEY (Studi Kasus : Mahasiswa Universitas Brawijaya). Jurnal Ilmiah.
Bank Indonesia. (2006). Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai
Melalui Pengembangan E-Money. Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran
Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money.
Bashori. (2017). Modernisasi Lembaga Pendidikan Pesantren. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan,
6(1), 47–60. https://doi.org/10.22202/mamangan.1313
Damanhuri Zuhri. (2015, October). BI: Pesantren Pintu Pengenalan LKD. Republika.co.id.
Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/10/30/
nx16z6301-bi-pesantren-pintu-pengenalan-lkd
Fadli, A. (2012). Pesantren: sejarah dan perkembangannya. EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan Dan
Kajian Keislaman, 5(1), 30–42.
Hafidhoh, N. (2016). PENDIDIKAN ISLAM DI PESANTREN ANTARA TRADISI DAN TUNTUTAN
PERUBAHAN. M U A D D I B, 6(1), 88–106.
Hoedi Prasetyo, W. S. (2018). Industri 4.0: telaah klasifikasi aspek dan arah perkembangan
riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17–26.
Ibnu Nawawi/Fathoni. (2016, December). Tebuireng Pelopori Transaksi Non-Tunai di
Lingkungan Pesantren. NU Online. Retrieved from http://www.nu.or.id/post/read/73817/
tebuireng-pelopori-transaksi-non-tunai-di-lingkungan-pesantren
Indah Wulandari. (2015). Santri Sunan Pandanaran Kini Wajib Transaksi tanpa Uang Tunai.
Republika.co.id. Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/15/11/17/nxyaxk346-santri-sunan-pandanaran-kini-wajib-bertransaksi-tanpa-
uang-tunai
Indonesia, B. (2018). Jumlah Uang Elektronik Beredar 2018.
INDONESIA, P. R. (1999). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN
1999 TENTANG BANK INDONESIA.
Muhammad Dimyati. (2018). TANTANGAN RISET DI ERA DISRUPSI DAN GLOBALISASI.
Padjajaran.
Nugroho, A. (2018). REGULASI TERKAIT PEMBAYARAN ELEKTRONIK DI INDONESIA.
Pranoto, & Salsabila, S. S. (2018). Eksistensi Kartu Kredit Dengan Adanya Electronic Money
(E-Money) Sebagai Alat Pembayaran Pembayaran Yang Sah. Privat Law, 6(1), 24–33.
Rusydiyah, E. F. (2017). KONSTRUKSI SOSIAL PENDIDIKAN PESANTREN; ANALISIS
PEMIKIRAN AZYUMARDI AZRA. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic
Education Studies), 5(1), 21–43.
Salsabila, N. (2017). A POSITIONING UANG ELEKTRONIK BERDASARKAN PERSEPSI
MASYARAKAT DI INDONESIA TAHUN 2017. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen
(JRBM), 10(2), 34–41.
Suib, M. S. (2017). SINERGITAS PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PENINGKATKAN
INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA ( IPM ) DI INDONESIA, 1(2), 171–191.
Suwardana, H. (2017). Revolusi Industri 4 . 0 Berbasis Revolusi Mental. JATI UNIK, 1(2), 102–
110.
Tazkiyyaturrohmah, R. (2018). EKSISTENSI UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT TRANSAKSI
KEUANGAN MODERN. Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan
Modern, 3(1), 21–39.
USMAN, R. (2017). Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran. Yuridika, 32(1),

Transformasi Sistem Pembayaran ………. (Siti Fatimah & Mohammad S Suib) 107
134. https://doi.org/10.20473/ydk.v32i1.4431
Vera Intanie Dewi. (2006). PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA. BINA
EKONOMI, 10(2), 60–77.
Wahidah, E. Y. (2015). STUDI IMPLEMENTASI TRADISIONALISASI DAN MODERNISASI
PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN. M U A D D I B, 5(2), 184–207.

INTERVIEW
Agustin, S. (2018, Desember Jumat). Hambatan penerapan e-money. (S. Fatimah, Interviewer)
Hamzah, M. (2019, Januari Sabtu). Kepala Perencanaan dan Keuangan Universitas Nurul
Jadid. (S. Fatimah, Interviewer)
Jamaluddin, M. (2012). METAMORFOSIS PESANTREN DI ERA GLOBALISASI. KARSA , 128-
139.
Maknunah, S. (2018, Desember Jumat). Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Penerapan
E-money Di Pesantren Nurul Jadid. (S. Fatimah, Interviewer)
Munawaroh, M. (2018, Desember Selasa). Alur wali santri mengirimkan uang bulanan dan uang
belanja santri. (S. fatimah, Interviewer)
Munawaroh, M. (2018, Desember Selasa). Upaya pesantren mengatasi hambatan-hambatan
penerapan e-money. (S. Fatimah, Interviewer)
Rahman, A. (2018, Desember Rabu). Latar belakang dan Mekanisme penerapan E-money. (S.
Fatimah, Interviewer)
Sutik. (2018, Desember Minggu). Prosedur penerapan e-money di pesantren Nurul Jadid
wilayah Al-Hasyimiyah. (S. fatimah, Interviewer)
wahid, A. H. (2018, januari sabtu). Kepala Pesantren Nurul Jadid. (S. Fatimah, Interviewer)

108 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 96 - 108

Anda mungkin juga menyukai