Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Perkembangan E-Money, dan Kegiatan Transaksi Online dalam ekonomi


Islam”

Disusun guna memenuhi tugas


Mata kuliah : Kapita Selekta Ekonomi Islam dan Ekonomi Managerial

Di Susun Oleh :
Intan Ayu S. M
F12418169

Dosen Pengampu :
Dr. Ika Yunia Fauzia, Lc., M.EI.

PASCA SARJANA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA


KELAS KHUSUS PROGRAM MAGISTER (S-2)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penggunaan teknologi modern sebagai pembayaran non-cash, baik secara


domestik maupun secara internasional telah berkembang pesat disertai dengan
berbagai inovasi yang mengarah pada penggunaanya yang semakin efisien, aman,
cepat dan nyaman. Kemajuan teknologi merubah gaya hidup masyarakat dan
cenderung konsumtif. Akibat kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat
banyak perubahan yang terjadi di bidang perekonomian, keamanan, budaya,
pendidikan. Tingginya jumlah uang beredar, maraknya kasus pemalsuan uang, serta
besarnya biaya operasional yang dikeluarkan Bank Indonesia tiap tahunnya untuk
mencetak, menyimpan, mendistribusikan, dan memusnahkan uang menjadi latar
belakang Bank Indonesia selaku bank central Indonesia mencanangkan gerakan
penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam
melakukan transaksi atas kegiatan ekonomi yang diberi nama dengan Gerakan
Nasional Non Tunai. Munculnya e-money dilatar belakangi oleh Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 sebagai salah satu pendukung agenda Bank
Indonesia untuk menciptakan less cash society di Indonesia.1

1
Peraturan Bank Indonesia, tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu,
(Nomor 11/11/PBI/2009).
B. Rumusan Masalah
1.
BAB II

A. Pengertian E-Money

Secara umum, uang elektronik atau dalam bahasa inggris electronic money adalah
sebuah alat pembayaran yang menggantikan uang konvensional, dapat digunakan dan
didisribusikan sebagai alat tukar yang disimpan dalam format digital disebuah
komputer atau micro chip dalam sebuah kartu.

Bank for International Settlement (BIS) dalam salah satu publikasinya pada bulan
Oktober 1996 memberikan definisi e-money sebagai “storedvalue or prepaid
products in which a record of the funds or value available to a consumer is stored on
an electronic device in the consumer‟s possession” (produk stored-value atau
prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang
dimiliki seseorang).2

Secara sederhana, uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam


bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu.
Penggunanya harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan
disimpan dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan
bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media
elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi
kembali (top-up). Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat
berupa chip atau server. Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran
yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu kelancaran pembayaran
kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro, sehingga perkembangannya
dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol, di bidang transportasi seperti kereta
api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket, food court, atau
parkir. Uang Elektronik (Electronic Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran
yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
2
Yacobus Bayu H, “Legalitas Kedudukan Hukum Pedagang Uang Elektronik (Electronic Money
Exchanger) dalam Sengketa Jual Beli Uang Elektronik” (Jurnal Hukum Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Hukum, Universitas Atmajaya Jogyakarta, 2014), 3.
1. diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit;
2. nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau
chip;dan
3. nilai uang elektronik yang di kelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan.3

B. Perkembangan E-Money

Bank Indonesia pertama kali menerbitkan izin e-money pada tahun 2009 melalui
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (e-money).
Data Bank Indonesia mencatat, jumlah uang elektronik yang beredar pada tahun 2016
sebesar 51.204.580 kartu dan pada September 2017 sejumlah 71.783.618 kartu.
Sementara volume transaksi melalui emoney hingga September 2017 mencapai
547.021.304 transaksi dengan nominal Rp 7,5 Triliun.

Dari jumlah, transaksi, dan volume, e-money terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini jauh dibandingkan pertumbuhan kartu kredit dan
ATM yang pertumbuhannya cenderung stagnan. Menurut data Bank Indonesia e-
money menjadi salah satu alat pembayaran non-tunai yang amat potensial untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia. Menurut Punky Purnomo Wibowo, Direktur
Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan Bank Indonesia yang dikutip dari
Kontan.co.id menyatakan bahwa kenaikan transaksi e-money terdorong karena dua
hal, yaitu elektronifikasi jalan tol dan bantuan sosial. Elektronifikasi jalan tol pada
akhir Oktober 2017 diprediksi akan meningkatkan transaksi e-money.4

3
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-
elektronik/Pages/default.aspx. Diakses tanggal 15 September 2019, pada 20.00 WIB.
4
https://www.idnfinancials.com/id/n/13186/Transaksi-jalan-tol-mendorongkenaikan-uang-elektronik.
Diakses tanggal 15 September 2019, pada 20.00 WIB.
C. Dasar Hukum Uang Elektronik 5

Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam :

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009


tentang Uang Elektronik (Electronic Money).
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal
Uang Elektronik (Electronic Money).

D. Manfaat Uang Elektronik6


Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi
pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.
2. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen)
akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
3. Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun
frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.

E. Risiko Uang Elektronik7


Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang Elektronik, tetapi di sisi
lain terdapat risiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya,
seperti :
1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain, karena
pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang
tidak dapat diklaim kepada penerbit.
2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang
elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan

5
Op.cit.,
6
Ibid.,
7
Ibid.,
ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama
sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.
 
F. Jenis Uang Elektronik dan Batas Nilai Uang Elektronik 8
Jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data identitas pemegang
pada penerbit Uang Elektronik dibagi menjadi :
1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan
ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan
Uang Elektronik Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang
tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered adalah
Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).
2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data
identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik.
Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada
media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu
juta Rupiah).
 
G. Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan Uang Elektronik9
Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik.
1. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan
sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang
kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
2. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Uang
Elektronik.

8
Ibid.,
9
Ibid.,
3. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama
dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang Elektronik yang
diterbitkan oleh pihak lain.
4. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima
pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.
5. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan
perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit
dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik.
6. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang
melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan
kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka
transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara
kliring.

Tabel 1.1
Daftar Penyelenggara Uang Elektronik yang Telah Memperoleh Izin dari Bank
Indonesia10
Per 24 Oktober 2019
No Nama Surat dan Tanggal Nama Nama
Tanggal Izin Efektif Produk Produk
Operasional Server Chip
Based Based

1 PT Artajasa No. 21 MYNT E- -


Pembayaran 14/327/DASP November Money
Elektronis tanggal 9 Mei 2012
2012
2 PT Bank Central No. 3 Juli 2009 Sakuku Flazz
Asia Tbk 11/424/DASP
tanggal 3 Juli
2009

10
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/informasi-perizinan/uang-elektronik/penyelenggara-
berizin/Pages/default.aspx.Diakses tanggal 25 Oktober 2019, pada 21.00 WIB
Lanjutan Tabel 1.1

No Nama Surat dan Tanggal Nama Nama


Tanggal Izin Efektif Produk Produk
Operasional Server Chip
Based Based

3 PT Bank CIMB No. 27 Maret Rekening -


Niaga 15/119/DAS 2013 Ponsel
P tanggal 13
Februari
2013
4 PT Bank DKI No. 3 Juli 2009 Jakarta One JakCard
11/429/DAS (JakOne)
P tanggal 3
Juli 2009
5 PT Bank Mandiri No. 3 Juli 2009 Mandiri e- Mandiri I e-
(Persero) Tbk 11/434/DAS Cash Money
P tanggal 3
Juli 2009
6 PT Bank Mega No. 3 Juli 2009 Mega Mega Cash
11/443/DAS Virtual
P tanggal 3
Juli 2009

7 PT Bank Negara No. 3 Juli 2009 UnikQ TapCash


Indonesia (Persero 11/438/DAS
Tbk) P tanggal 3
Juli 2009
8 PT Bank No. 3 Juli 2009 Nobu e- Nobu e-
Nationalnobu 15/148/DAS Money Money
P tanggal 26
Februari
2013
9 PT Bank No. 23 Januari BBM -
Permata 15/26/DASP 2013 Money
tanggal 11
Januari 2013
Lanjutan Tabel 1.1

10 PT Bank Rakyat No. 12/691/DASP 29 T bank Brizzi


Indonesia tanggal 13 Agustus Desember
2010

11 PT Finnet No. 14/277/DASP 1 Juni FinnChannel -


Indoesia tanggal 16 April 2012
2012
12 PT Indonesia No. 11/512/DASP 3 Juli 2009 PayPro (d/h -
tanggal 3 Juli 2009 Dompetku)
13 PT Nusa Satu No. 14/898/DASP 25 Maret DokuPay
Inti Artha tanggal 20 2013
Desember 2012
14 PT Skye Sab No. 11/431/DASP 3 Juli 2009 Skye Moile SkyeCard
Indonesia tanggal 3 Juli 2009 Money
15 PT No. 11/432/DASP 3 Juli 2009 Flexy Cash iVas Card
Telekomunikasi tanggal 3 Juli 2009
Indonesia Tbk
16 PT No. 11/513/DASP 3 Juli 2009 T-cash Tap Izy
Telekomunikasi tanggal 3 Juli 2009
Seluler

17 PT XL Axiata, No. 12/816/DASP 29 Maret XL Tunai -


Tbk tanggal 6 Oktober 2011
2010
18 PT Smartfren No. 16 Juni Uangku -
Telecom 16/85/DKSP 2014
tanggal 26 Mei
2014
19 PT Dompet No. 16/98/DKSP 29 Gopay -
Anak Bangsa tanggal 17 Juni September
(d/h PT MV 2014 2014
Commerce
Indonesia)
Lanjutan 1.1

20 PT Witami No.16/129/DKSP 5 Januari Truemoney


Tunai Mandiri tanggal 18 Juli 2015
2014
21 PT Espay Debit No. 20 Juli Dana (d/h -
Indonesia Koe 18/262/DKSP/Srt/B 2016 Unik)
tanggal 29 Februari
2016
22 PT Bank No. 1 Maret Dooet -
QNB Indonesia 19/129/DKSP/Srt/B 2017
Tb tanggal 13 Februari
2017
23 PT BPD Sumsel No. 4 April - BSB Cash
Babel 19/250/DKSP/Srt/B 2017
tanggal 13 Maret
2017
24 PT Buana Media No. 29 Mei 2017 Gudang
Teknologi 19/468/DKSP/Srt/B Voucher
tanggal 23 Mei 2017
25 PT Bimasakti No. 14 Juni 2017 Speed Cash
Multi Sinergi 19/467/DKSP/Srt/B
tanggal 23 Mei 2017
26 PT Visionet No. 22 Agustus OVO Cash
Internasional 19/661/DKSP/Srt/B 2017
tanggal 7 Agustus 2017
27 PT Inti Dunia No. 10 Oktober iSaku
Sukses 19/672/DKSP/Srt/B 2017
tanggal 10 Agustus
2017
28 PT Veritra No. 1 Juni 2018 Paytren
Sentosa 20/207/DKSP/Srt/B
Internasional tanggal 22 Mei 2018
29 PT Solusi Pasti No. 20 Juli 2018 KasPro
Indonesia 20/209/DKSP/Srt/B
tanggal 22 Mei 2018 (d/h PayU)
Lanjutan 1.1

30 PT Bluepay No. 8 Agustus Bluepay Cash


Digital 20/286/DKSP/Srt/B 2018
Internasional tanggal 31 Juli 2018
31 PT Ezeelink No. 8 Agustus Ezeelink
Indonesia 20/210/DKSP/Srt/B 2018
tanggal 22 Mei 2018
32 PT E2Pay No. 4 September M-Bayar -
Global Utama 20/208/DKSP/Srt/B 2018
tanggal 22 Mei 2018
33 PT Cakra No. 5 November DUWIT
Ultima 20/211/DKSP/Srt/B 2018
Sejahtera tanggal 22 Mei 2018

34 PT Airpay No.20/293/DKSP/Srt/B 28 November SHOPEEPA


International tanggal 8 Agustus 2018 2018 Y
Indonesia
35 PT Bank No. 6 Desember Simas E-
Sinarmas Tbk 20/416/DKSP/Srt/B 2018 Money
tanggal 26 November
2018

36 PT Transaksi No. 11 Februari OttoCash -


Artha 20/477/DKSP/Srt/B 2019
Gemilang tanggal 31 Desember
2018
37 PT Fintek No. 21/65/DKSP/Srt/B LinkAja
Karya tanggal 21 Februari 22 Februari
Nusantara 2019 2019
38 PT Max No. 6 Mei 2019 Zipay -
Interactives 20/454/DKSP/Srt/B
Tecnologies tanggal 18 Desember
2018
39 PT Sarana No. 30 Agustus PACCash -
Pactindo 21/261/DKSP/Srt/B 2019
tanggal 13 Agustus
2019
H. Praktik pemasaran e-commerce

Perusahaan e-business atau bisnis elektronik menggambarkan penggunaan sarana


electronic dan platform untuk melakukan bisnis perusahaan. Perdagangan electronic
atau e-commerce berarti suatu perusahaan menawarkan kemudahan dalam penjualan
produk atau jasa secara online. Penggunaan e-commerce dapat memunculkan
pembelian elektronik atau e-purchasing dan pemasaran elektronik atau e-marketing.

E- purchasing berarti perusahaan memutuskan untuk membeli barang jasa, atau


informasi dari berbagai pemasok secara online. Penggunaan e- purchasing yang
cerdas dapat menghemat biaya dalam perusahaan. Sementara itu, e- marketing berarti
perusahaan berusaha untuk menyebarluaskan informasi kepada pembeli melalui suatu
komunikasi, promosi dan penjualan produk atau jasa secara online. Pengecer online
biasanya bersaing berdasarkan tiga aspek kuncidari sebuah transaksi, yaitu interaksi
pelanggan dengan suatu situs, pengiriman produk, dan kemampuan dalam mengatasi
masalah.

Perusahaan e-commerce dapat diklafikasikan berdasrkan karakteristik transaksi


menjadi enam yaitu Business to Business (B2B), Business to Consumer (B2C),
Consumer to Consumer (C2C), Consumer to Business (C2B), nonbusiness electronic
commerce, dan intrabusiness electronic commerce.

1. Business to Business (B2B) meliputi transaksi Inter-Organizational System


(IOS) dan transaksi pasar elektonik dan transasksi pasar elektronik
(electronic market transaction) antar organsasi. Hingga kini, B2B menjadi
praktik e-business paling dominan.
2. Business to Consumer (B2C) merupakan transasaksi ritel dengan pembeli
individual.
3. Consumer to Consumer (C2C) merupakan konsumen yang menjual produk
secara langsung kepada konsumen lain.
4. Consumer to Business (C2B) merupakan individu menjual produk kepada
suatu organisasasi atau perusahaan. Serta individu yang mencari penjual
bertransaksi dengan penjual, dan melakukan transasksi.
5. Nonbusiness electronic commerce merupakan institusi non bisnis yang
meliputi lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan,
organisasi social, dan instansi pemerintah.
6. Intrabusiness electronic commerce merupakan semua aktivitas internal
organisasi yang dilakukan melalui internet yang meliputi pertukaran barang
atau jasa atau informasi. Aktivitas internal yang dimaksud muai dari menjual
produk corporat kepada karyawan hingga aktivitas pelatihan online.
E-comerce tidak terlepas dari penggunaan situs belanja. Kotler dan keller
(2003) membedakan situs belanja menjadi dua yaitu pure click dan brick
and click. Pure click adalah perusahaan yang berfokus pada penjualan
produk dengan menggunakan fasilitas online dan mengesampingkan
penjualan offline. Pure click juga dapat diartikan sebagai perusahaan yang
meluncurkan situs tanpa keberadaan sebelumnya sebagai perusahaan.
Sementara itu brick and click adalah perusahaan yang menggabungkan
penjaualan yang menggunakan saluran konvensional dengan saluran yang
menggunakan internet. Brick and click juga dapat diartikan sebagai
perusahaan lama yang menambahkan situs online sebagai informasi e-
commerce.11
I. Marketplace

Marketplace merupakan model bisnis baru yang berkembang seiring pesatnya


perkembangan infrastruktur teknologi informasi. Marketplace ini dirancang untuk
meminimalisir proses bisnis yang kompleks sehingga tercipta efisiensi dan efektifitas.
Dengan adanya marketplace tersebut setiap orang dapat melakukan aktivitas jual beli
dengan mudah, cepat dan murah karena tidak ada batas ruang, jarak dan waktu.

11
Veithzal Rivai Zainal, Firdaus Djaelani, dkk, Islamic Marketing, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017),
482-483
Secara konvensional pasar memiliki beberapa peran diantaranya menfasilitasi
transaksi dan menyediakan infrastruktur.

Indikator dari ektivitasnya Marketplace ditentukan oleh kemampuan Marketplace


tersebut dalam menfasilitasi transaksi, mempertemukan penjual dan pembeli serta
menyediakan infrastruktur. Sedangkan indikator efisiensi berkaitan dengan
ringkasnya waktu dan biaya yang diberikan marketplace . Jika pasar konvensional
memerlukan pasar fisik sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli maka
marketplace memerlukan sarana virtual sebagai tempat terjadinya transaksi.
Marketplace merupakan platform transaksi bisnis online yang menyediakan metode
elektrik untuk memfasilitasi transaksi komersil seperti menjual barang, jasa ataupun
informasi secara online antara pembeli dan penjual.12

J. Perbedaan marketplace dan e-commerce

E-commerce merupakan sebuah toko virtual yang melakukan kegiatan jualbeli


menggunakan media internet. Selain itu ada juga marketplace yang merupakan pasar
virtual dimana para penjual dan pembeli melakukan transaksi menggunakan media
internet. Perbedaan dari marketplace dan e-commerce dapat terlihat pada Tabel 2

Selain itu jika e-commerce hanya ada satu penjual dengan satu brand saja atau
dengan katalain toko versi virtual. Beda halnya dengan marketplace, dalam
marketplace terdapat banyak penjual jika diibaratkan marketplace adalah pasar
virtual. Kelebihan yang dimiliki oleh marketplace adalah konsumen dapat melakukan
komunikasi dan tawar menawar dengan penjual sama halnya seperti di pasar
konvensional.

L. Alrubaiee, H. Alshaibi dan Y. Al-bayati, “Relationship between B2B E-Commerce Benefits, E-


12

Market-Place Usage and Supply Chain Management,” (Global Journal of Management and Business
Research, vol. 12, no. 9, June 2012).
Tabel 2. Marketplace dan e-commerce13

Marketplace E-Commerce
Produk yang tersedia Banyak vendor/brand Dari vendor tunggal
Model bisnis B2B (Business to B2C (Business to
Business) Customer)

B2C (Business to
Customer)
Sumber profit Biaya untuk menjadi Keuntungan saat ada
vendor premium transaksi dengan customer
Dari space iklan banner (utama)

Keuntungan space iklan


(optional)
Proses pembayaran Tergantung dari kebijakan Langsung ke pihak situs
vendor marketplace ecommerce
sebagai pihak ketiga
Proses pengiriman Dikirim dari tempat Dikirim dari satu tempat
vendor penyedia produk dan metode yang sama

Metode pengiriman
tergantung pada masing-
masing vendor

K. Bisnis Online

13
Rini Yustiani Rio dan Yunanto, Peran Marketplace sebagai alternative bisnis di era teknologi dan
informasi, (Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika, vol. 6, no. 2, Oktober 2017, ISSN: 2089-9033),
43.
Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media
elektronik, khususnya melalui internet atau secara online. Salah satu contoh adalah
penjualan produk secara online melalui internet seperti yang dilakukan oleh
bukalapak.com, berniaga.com, tokobagus.com, lazada.com, kaskus, olx.com, dan
lain-lain.

Jual beli via internet yaitu” (sebuah akad jual beli yang dilakukan dengan
menggunakan sarana eletronik (internet) baik berupa barang maupun berupa
jasa.14 Atau jual beli via internet adalah akad yang disepakati dengan menentukan
ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu sedangkan
barangnya diserahkan kemudian.15

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jual beli via


internet adalah jual beli yang terjadi dimedia elektronik, yang mana transaksi jual
beli tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung atau saling
menatap muka secara langsung, dengan menentukan ciri-ciri, jenis barang,
sedangkan untuk harga nya dibayar terlebih dahulu baru diserahkan barangnya.
Sedangkan karakteristik bisnis online, yaitu:

1. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak;


2. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi;
3. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme akad
tersebut.

Dari karakteristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis


online dengan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama
dalam proses tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.
Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat
fisik, dengan menghadirkan benda tersebut ketika transaksi, atau tanpa

14
Suherman, Ade Manan, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),
79.
15
Urnomo, W.A. Konsumen dan Transaksi E-Commerce, (Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia, 2000), 4.
menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan
sifat benda secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan kemudian
sampai batas waktu tertentu, seperti dalam transaksi as-salam dan transaksi al-
istishna. Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran
secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan barang ditangguhkan. Sedang transaksi
al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara
disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang
yang ditangguhkan.16

Ada dua jenis komoditi yang menjadi objek transaksi online, yaitu
barang/jasa non digital dan digital. Transaksi online untuk komoditi non digital,
pada dasarnya tidak memiliki perbedaan dengan transaksi as-salam dan barangnya
harus sesuai dengan apa yang telah disifati ketika bertransaksi. Sedangkan
komoditi digital seperti ebook, software, script, data, yang dalam bentuk file (bukan
CD) diserahkan secara langsung kepada konsumen, baik melalui email ataupun
download. Hal ini tidak sama dengan transaksi as-salam tapi seperti transaksi
jual beli biasa.17

Skema dasar dari bisnis online adalah:

a. Terjadinya transaksi antar dua pihak.


b. Adanya pertukaran barang, jasa maupun informasi.
c. Internet adalah media utama dalam proses jual beli (ijab-qabul).

Ada dua jenis ijab-qabul yaitu:

a. Sesuai perjanjian, dimana pembayaran dilakukan dengan tunai sebelum


barang dikirim.
b. Al Istisna, yaitu bentuk pembayaran yang menunggu hingga barang
dikirim.

16
Tira Nur Fitria, Bisnis beli online (online shop) dalam hukum Islam dan Hukum Negara, (Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, vol.3 no.1, Maret 2017, ISSN: 2477-6157), 56.
17
Ibid.,
Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis online dalam ekonomi syariah
juga terbagi dalam yang halal dan haram, legal atau illegal. Bisnis online yang
diharamkan yaitu bisnis judi online, perdagangan barang-barang terlarang seperti
narkoba, video porno, barang yang melanggar hak cipta, senjata dan benda lain yang
tidak memiliki manfaat. Intinya, bisnis online adalah bisnis berdasarkan
muamalah. Bisnis online diizinkan (Ibahah) selama bisnis tersebut tidak
mengandung elemen yang dilarang. Transaksi penjualan online dimana barang
hanya berdasar pada deskripsi yang disediakan oleh penjual dianggap sah, namun
jika deskripsi barang tidak sesuai maka pembeli memiliki hak khiyar yang
memperbolehkan pembeli untuk meneruskan pembelian atau membatalkannya.18

L. Hukum Jual beli Online

Jual beli online dapat dikaitkan dengan UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi
Teknologi Elektronik (ITE). Menurut pasal 1 ayat 2 UU No. 11 Tahun 2008 tentang
ITE menjelaskan tentang ransaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya (UU).19

Dalam jual beli online banyak para konsumen mengeluh Karena tidak semua
produk yang ditawarkan pada jual beli online itu sama persis dengan senyatanya,
maka untuk melindungi kepentingan konsumen pada Pasal 28 ayat 1 UU No. 11
tahun 2008 tentang ITE menjelaskan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik.20 Adapun pidana bagi seseorang yang
melakukan penipuan dalam media elektronik seperti dalam jual beli online dijelaskan
dalam pasal 45 ayat 2 yang menyatakan: Setiap orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana

18
Ibid.,
19
https://www.anri.go.id/assets/download/97UU-Nomor-11-Tahun-2008-Tentang-Informasi-dan-
Transaksi-Elektronik.pdf, diakses tanggal 15 September 2019, pada 20.00 WIB.
20
https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_11_Tahun_2008,
diakses tanggal 15 September 2019, pada 20.00 WIB.
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).21 Pengawasan pemerintah terhadap suatu
tindakan kriminal khususnya penipuan yang dilakukan dalam jual beli online harus
segera ditindak lanjuti, mengingat banyak konsumen seperti sudah tidak percaya
terhadap jual beli yang berlebel online padahal ini sangat membantu banyak kalangan
selain meringankan penjual dalam memasarkan produknya, dalam jual beli online
juga dapat mengurangi penggaguran di Indonesia karena mereka tidak harus
mengeluarkan banyak modal untuk dapat berwirausaha.

Hukum transaksi jual beli sistem online ataupun dengan media internet adalah
“boleh” hal ini berdasarkan metode maslahah mursalah (atau disebut juga masalih al-
mursalah), yaitu cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya baik dalam Al-Qur’an maupun dalam kitab-kitab al-hadis, berdasarkan
pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum.22

Asas kerelaan dari semua pihak yang terkait (antaradin) yang sesuai denan surat
an-Nisa’ ayat 29 dari sini kata “suka sama suka” mengandung pengartian sukarela,
tanpa adanya paksaan atau tekanan. Surat an-Nisa' ayat 29 :

ِ ‫يا أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
ِ ٍ ‫اط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكو َن جِت ارةً عن َتر‬
َ‫اض مْن ُك ْم َواَل َت ْقُتلُوا أَْن ُف َس ُك ْم إِ َّن اللَّه‬ َ َْ ََ َ ْ َْ ْ َ ْ َ َ َ َ
‫يما‬ ِ ِ
ً ‫َكا َن ب ُك ْم َرح‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan jalan bathil, terkecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu....” (Q.S. An-Nisa': 29)23

Demikian juga menurut al-hadis\ Nabi Muhammad SAW :


)‫امناالبىع عن تراض (رواه ابن ماجه‬:‫قال رسوهلل علىه وسلم‬,‫عن داودبن صاحل املذىن‬

21
Ibid.,
22
Al-Qurahdqhi Ali Muhyiddin, Fiqh Digital, 108
23
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 70.
Artinya: “Dari Daud Ibn Sholeh Al-Madani Rasulullah SAW bersabda,
sesungguhnya transaksi jual beli itu harus atas dasar kerelaan”24
Jadi sistem jual beli online dalam konteks hukum Islam diperbolehkan karena
dalam sistem jual beli ini tidak mengandung unsur penipuan, barang yang dijual
sesuai dengan informasi yang telah ada pada website yang disediakan oleh penjual.
Dan sistem jual beli online ini sama dengan sitem jual beli salam karena sudah
memenuhi syarat dan rukun dalam jual beli salam yaitu barang hanya dilihat dan
disebut ciri-cirinya saja, serta sama ada yang bertanggung jawab atas barang yang
dijual, adanya ketentuan harga yang telah disepakati dengan uang muka terlebih
dahulu sebelum menerima barang.

24
Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah Jilid II, 737.

Anda mungkin juga menyukai