Anda di halaman 1dari 9

Uang Elektronik (E-Money)

a. Pengertian E-Money
E-money didefinisikan sebagai produk-produk stored-value atau prepaid dimana
sejumlah dana disimpan dalam suatu peralatan elektronis yang dimiliki oleh seseorang. Nilai
elektronis ini dapat dibeli oleh seseorang dan tersimpan dalam peralatan elektronis miliknya
dimana nilainya akan berkurang pada saat melakukan pembayaran. Sehingga e-money bukan
termasuk kategori alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) seperti kartu kredit atau
kartu ATM. Dengan media penyimpan chip maka bentuk uang elektronik tidak selalu berupa
kartu, sehingga kurang tepat jika uang elektronik masuk sebagai APMK. Pembayaran
dengan e-money ditujukan untuk transaksi recehan seperti membayar parkir, karcis tol,
menonton bioskop, membeli makanan cepat saji dan lain-lain.

Electronic money (e-money) menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009


tentang Uang Elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada
penerbit.
2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip.
3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan
penerbit uang elektronik tersebut.
4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai perbankan.

b. Manfaat E-Money

Menurut Hidayati (2006:5) beberapa manfaat atau kelebihan dari penggunaan e-


money dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara
lain:

1. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi
yang bernilai kecil (micro payment), disebabkan nasabah tidak perlu menyediakan
sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Selain
itu, kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi apabila
menggunakan e-money.
2. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-money dapat
dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit,
karena tidak harus memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN. Selain itu,
dengan transaksi off-line, maka biaya komunikasi dapat dikurangi.

3. Electronic Value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money melalui berbagai sarana
yang disediakan oleh issuer.

c. Macam-macam E-Money

 Berdasarkan Medianya

Uang elektronik memiliki media elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan nilai uang
(monetary value) yang dibedakan atas dua jenis:

1. Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya selain dicatat pada media elektronik
yang dikelola oleh penerbit juga dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh
pemegang. Media elektronik yang dikelola oleh pemegang dapat berupa card –
based dalam bentuk chip yangtersimpan pada kartu atau berupa software- based yang
tersimpan pada harddisk yang terdapat pada personal computer milik pemegang.
Dengan system pencatatan seperti ini, maka transaksi pembayaran dengan menggunakan
uang elektronik dapat dilakukan secara off-line dengan mengurangi secara langsung nilai
uang elektronik pada media elektronik yang dikelola pemegang.

2. Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya hanya dicatat pada media elektronik
yang dikelola oleh penerbit. Dalam hal ini pemegang diberi hak akses oleh penerbit
terhadap pengguna nilai uang elektronik tersebut. Dengan system pencacatan seperti ini,
maka transaksi pembayaran dengan menggunakan uang elektronik ini hanya dapat
dilakukan secara on-line dimana nilai uang elektronik yang tercatat pada media
elektronik yang dikelola penerbit akan berkurang secara langsung.

 Berdasarkan Masa Berlaku Media Uang Elektronik

Berdasarkan masa berlaku medianya, uang elektronik dibedakan kedalam dua bentuk:

1. Reloadable yaitu Uang elektronik dengan bentuk reloadable adalah uang elektronik
yang dapat dilakukan pengisian ulang, dengan kata lain, apabila masa berlakunya sudah
habis dan atau nilai uang elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang
elektronik tersebut dapat digunakan kembali untuk dilakukan pengisian ulang.

2. Disposable yaitu Uang elektronik dengan bentuk disposable adalah uang elektronik
yang tidak dapat diisi ulang, apabila masa berlakunya sudah habis dan atau nilai uang
elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang elektronik tersebut tidak dapat
digunakan kembali untuk dilakukan pengisian ulang.

 Berdasarkan Jangkauan Penggunaannya

Uang elektronik berdasarkan jangkauan penggunaannya dibedakan ke dalam dua bentuk:

1) Single – Purpose. Single – purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari satu jenis transaksi ekonomi,
misalnya uang elektronik yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran transportasi
umum (Contoh: Kartu Comet untuk Commuter Line/ KRL)

2) Multi – Purpose. Multi – purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari berbagai jenis transaksi
ekonomi, misalnya uang elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran tol, telepon
umum, dan untuk berbelanja.

 Berdasarkan bentuknya

1. Bentuk pertama e-money adalah kartu debit adalah kartu yang bentuknya sama dengan
kartu kredit, , memungkinkan konsumen memberi barang dan jasa secara langsung dapat
memindahkan dana secara elektronikdari rekening di bank kepada rekening pihak
penjual. Contohnya pada sebagian besar swalayan anda dapat menggesek kartu dedit
Anda melalui alat pembaca kartu yang ada di bagian kasir, tekan tombolnya maka
rekening Anda akan berkurang sebesar nilai pembelian yang Anda lakukan.

2. Smart Card yaitu kartu yang berisi chip computer yang dapat mengakses tunai secara
digital rekening pemiliknya kapanpun yang diburtuhkan. Di negara-negara Asia seperti
Jepang, Korea telepon seluler sekarang mempunyai fitur smart card yang memberikan
ekspresi “membayar melalui telepon” menjadi perkembangan baru.
3. E-cash yaitu digunakan melalui internet untuk membeli barang dan jasa. Pelanggan
mendapatkan e-cash dengan membuat satu rekening di bank yang mempunyai jaringan
internet dan kemudian bisa mempunyai e-cash yang dipindahkan ke komputer
pribadinya. Ketika ia ingin membeli sesuatu dengan e-cash, dia dapat menjelajahi toko
yang ada di Web dan menekan tombol “buy” (beli) pada barang tertentu, secara otomatis
e-cash di transfer dari komputernya kepada komputer penjual.1

e. Jenis-Jenis transaksi pada Uang Elektronik

Menurut Bahri (2010:15) jenis-jenis transaksi dengan menggunakan uang elektronik secara
umum, meliputi:

 Penerbitan (Issuance) dan Pengisian Ulang (Top-up atau Loading)

Pengisian nilai uang kedalam media uang elektronik dapat dilakukan terlebih dahulu oleh
penerbit sebelum dijual kepada pemegang. Untuk selanjutnya pemegang dapat melakukan
pengisian ulang (top-up) yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui
penyetoran uang tunai, melalui pendebitan rekening di bank, atau melalui terminal-terminal
pengisian ulang yang telah dilengkapi peralatan khusus oleh penerbit.

 Transaksi Pembayaran

Transaksi pembayaran dengan menggunakan uang elektronik pada prinsipnya dilakukan


melalui pertukaran nilai uang dalam bentuk data elektronik dengan barang antara pemegang
dan pedagang dengan menggunakan protocol yang telah ditetapkan sebelumnya.

 Transfer

1 Frederic S. Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, Pasar Keuangan, (Jakarta : Salemba Empat), hlm 76-77.
Transfer dalam transaksi uang elektronik adalah fasilitas pengiriman nilai uang elektronik
antar pemegang uang elektronik melalui terminal-terminal yang telah dilengkapi dengan
pelatan khusus oleh penerbit.

 Tarik Tunai

Tarik tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas nilai uang elektronik yang tercatat pada media
uang elektronik yang dimiliki pemegang yang dapat dilakukan setiap saat oleh pemegang.

 Refund/Redeem

Refund/redeem adalah penukaran kembali nilai uang elektronik kepada penerbit, baik yang
dilakukan oleh pemegang pada saat nilai uang elektronik tidak terpakai atau masih tersisa
pada saat pemegang mengakhiri penggunaan uang elektronik yang diperoleh dan atau masa
berlaku media uang elektronik telah berakhir, maupun yang dilakukan oleh pedagang pada
saat penukaran nilai uang elektronik yang diperoleh pedagang dari pemegang atas transaksi
jual beli barang kepada penerbit.2

f. Institusi/Lembaga Provider E-Money

1. Issuer (Penerbit) merupakan pihak yang menerbitkan e-money.

2. Operator Network merupakan pihak yang menyediakan jaringan komunikasi dalam


penyelenggaraan e-money.

3. Merchant adalah pihak yang menyediakan software untuk penggunaan e-money.

4. Penyelenggara kliring adalah isntitusi yang menyelenggarakan kliring antar bank


penerbit e-money.

Perkembangan E-Money di Indonesia dimulai dari dikeluarkannya regulasi dari Bank


Indonesia pada tahun 2009. Sejak saat itu penerbit E-Money bermunculan, mulai dari
kalangan Bank maupun non-Bank. Sampai saat ini issuer (penerbit) yang telah memperoleh
izin Bank Indonesia adalah sebagai berikut.

2 Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI ,2006), hlm. 4


a) Bank:
– Bank Mandiri (Kartu dan gelang E-Money Mandiri)
– BCA (Kartu Flazz)
– BRI (Kartu Brizzi)
– BNI (BNI Prepaid Card)
– Bank DKI (Jakcard)
– Bank Mega (Kartu Prepaid Bank Mega)
b) Lembaga Selain Bank:
– Telkom (iVas);
– Telkomsel (TCash);
– Indosat (Dompetku);
– Skysab

g. Contoh Produk E-Money


h. Mekanisme Penggunaan E-Money

Cara kerja E-Money sebenarnya tidak terlalu rumit. Nasabah yang memiliki E-Money
dalam pecahan tertentu, misalkan Rp100 ribu (maksimal Rp1 juta) terlebih dahulu
mendaftarkan E-Money pada counter penerbit uang elektronik untuk aktivasi. Selanjutnya
nilai uang reload (diisi dan direkam) pada media elektronik misalkan handphone atau kartu
prabayar.

Gerai ritel (merchant) yang diberi otorisasi sebagai tempat belanja akan mendebet
sejumlah nilai sesuai transaksi. Setiap terjadi mutasi transaksi, komputer merchant yang
terhubung ke jaringan penerbit E-Money akan melakukan semacam perhitungan kliring.
Sebagaimana kartu prabayar, pengguna juga dapat menambah atau mengisi ulang (top up)
uang elektronik tersebut.

Berdasarkan diagram di atas tampak seluruh entitas yang terkait dalam Sistem
Informasi E-Money. Pada diagram tersebut terdapat empat buah entitas dengan input output
masing-masing. Terdapat dua proses utama dari sistem informasi ini, yaitu:

 Proses pembayaran yang menghubungkan Users (Pemilik Kartu)


dengan Merchants. Proses ini terjadi ketika Users melakukan pembelian barang
dan/atau jasa pada Merchants dan melakukan pembayaran menggunakan E-
Money; dan
 Proses Deposit Saldo yang menghubungkan Users (Pemilik Kartu)
dengan Issuers (Bank). Proses ini terjadi ketika Users melakukan pengisian saldo
kartu E-Money pada bank atau ATM terdekat. Trigger dari proses ini adalah
habis atau berkurangnya saldo E-Money Users akibat penggunaan secara
berkala.

i. Perkembangan E-Money di Indonesia

Penerapan e-money di Indonesia sebetulnya termasuk terlambat dibandingkan dengan


negara lain, seperti Hong Kong dan Singapura. E-money baru diperkenalkan di Indonesia
pada 2007, sedangkan di Hong Kong sudah sejak 1997 dan Singapura pada 2000. Karena itu,
ketika ada program e-money yang dicanangkan pemerintah, bank-bank berlomba untuk
mengimplementasikannya. Selain untuk mempersiapkan diri menghadapi era less cash
society, produk e-money dapat digunakan untuk mendorong perolehan dana murah dari
masyarakat.

Karena baru beberapa tahun, maka keberadaannya belum banyak diketahui oleh
masyarakat atau konsumen. Tidak seperti kartu kredit, ATM atau kartu debit yang sudah lebih
dahulu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dibanding dengan produk electronic banking
lainnya, seperti mobile banking, SMS banking, phone banking maupun internet banking,
kehadiran e-money paling belakangan.

Berdasarkan hasil survei MARS Indonesia pada tahun lalu, tingkat awareness nasabah
di 5 kota yang disurvei terhadap e-money yang mulai diperkenalkan di Indonesia pada 2007
itu masih relatif rendah, baru sekitar 23,8% masyarakat yang mengenalnya. Artinya masih
ada 76,2% lagi konsumen yang belum aware terhadap instrumen pembayaran tersebut. Dari
23,8% tersebut, awareness tertinggi berada di Semarang (37%), disusul Jakarta (28,6%) dan
Medan (23,8%).

Di lain sisi, selama tiga tahun perkembangan E-Money di Indonesia bisa dikatakan
perkembangannya pelan tapi pasti. Bank Indonesia mengharapkan E-Money ini dapat
berkembang untuk menggantikan peran uang konvensional dalam transaksi-transaksi mikro.
Terkait dengan agenda Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,
E-Money diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang-orang
yang belum mempunyai akun di bank (unbanked people).

Anda mungkin juga menyukai