Oleh:
Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset
i
mengenai ketentuan persyaratan pernyataan pendaftaran, persyaratan
keterbukaan, dan ketentuan tentang proses pelaksanaan Efek Beragun
Aset itu sendiri. Disamping itu, juga mempelajari praktek dan ketentuan Efek
Beragun Aset yang ada di Indonesia. Dipaparkan pula hasil pengiriman
kuisioner dengan populasi yang terdiri dari berbagai macam pihak yang
terlibat. Sehingga pada akhirnya dapat disampaikan beberapa rekomendasi
yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset.
ii
KATA PENGANTAR
Wassalam,
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................iii
Daftar Isi ........................................................................................................ v
v
I. AMERIKA SERIKAT .............................................................. 29
1. Master Trust .................................................................... 32
2. Struktur EBA kartu kredit................................................. 33
II. PERANCIS ............................................................................ 35
1. Sekuritisasi Sintetis ......................................................... 36
2. Future Receivables ......................................................... 37
3. Export Receivable (Piutang Ekspor) ............................... 37
4. Mekanisme Cash Flow .................................................... 38
5. Kustodian ........................................................................ 39
III. JEPANG ................................................................................ 39
1. Produk Keuangan yang dapat disekuritisasi di Jepang .. 41
a. Commercial Paper .................................................... 41
b. Mortgage Deeds........................................................ 42
c. Sertifikat Residential Mortgage ................................. 42
d. Residential Mortgage Trusts ..................................... 43
e. Pinjaman Bank (Bank Loans) ................................... 43
f. Kepentingan Kepemilikan (Ownership Interests) yang
terbagi di commercial real property........................... 43
g. Leasing dan Kredit Mobil .......................................... 44
h. Sekuritisasi Aset lainnya ........................................... 44
2. Karakteristik Pasar .......................................................... 45
a. Fragmentasi Pasar dan Industri................................ 45
b. Ketiadaan Aset Keuangan ........................................ 45
IV. KOREA SELATAN................................................................. 46
V. JERMAN ................................................................................ 51
vi
3. Special Purpose Vehicle ................................................. 58
5. Transaksi......................................................................... 59
6. Keterbukaan Informasi .................................................... 59
7. Persetujuan Pengalihan Aset Keuangan ........................ 60
8. Perlakuan Di Bidang Pajak.............................................. 60
9. Pelaporan Keuangan....................................................... 61
II. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 62
1. Presentasi Nara Sumber dan Kunjungan ke Surabaya .. 62
2. Populasi, Sampel dan Responden .................................. 64
3. Pembahasan dan Hasil Tabulasi Survey ........................ 67
a. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Bursa Efek ............... 67
b. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Penjamin Emisi Efek 68
c. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Pemeringkat Efek .... 81
d. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Originator................. 82
e. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Investor Institusi....... 88
f. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Manajer Investasi .... 95
g. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Bank Kustodian ..... 118
h. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Akuntan Publik....... 125
i. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Konsultan Hukum .. 133
vii
4. Perlunya adanya permulaan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah .................................................................... 148
5. Perlunya sosialisasi tentang Efek Beragun Aset........... 148
Daftar Kepustakaan ................................................................................... 149
Lampiran-Lampiran.................................................................................... 150
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1
tercatat melakukan proses sekuritisasi atas aset keuangannya di luar
negeri.
Dari istilahnya, Efek Beragun Aset sudah dapat dipahami bahwa efek
yang diterbitkan dijamin dengan adanya agunan aset, lebih tepatnya adalah
efek yang menggunakan agunan aset keuangan (financial assets). Para
pemegang efek akan mendapatkan pelunasan atas efek yang dipegangnya
berasal dari pelunasan atas aset keuangan yang menjadi agunannya.
Biasanya nilai dari agunan lebih besar daripada jumlah dana yang
diserahkan untuk mendapatkan efek tersebut. Dengan demikian Efek
Beragun Aset dikategorikan sebagai fixed income instrument.
1
Theo F. Tumion, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
2
eksternal bagi dunia usaha yang antara lain dapat dilakukan melalui sarana
di pasar uang dan di pasar modal.
2
Reksa Dana
3
4. Peraturan Bapepam Nomor IX.C.10 tentang Pedoman Bentuk Dan Isi
Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset;
5. Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset; dan
6. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-147/PJ/2003 tanggal
13 Mei 2003 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Yang
Diterima Atau Diperoleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Dan Para Investornya.
Studi ini dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset
yang merupakan bagian dari Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal
Bapepam. Tim studi ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 189/KM.1/2003 tanggal 28 April 2003
tentang Pembentukan Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, dan
Surat Keputusan Ketua Pelaksana Tim Studi Perdagangan Efek Beragun
Aset Nomor: Kep-01/PPEPM.5/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang
Pengangkatan Anggota Pembantu Pelaksana dan Sekretariat Tim Studi
Perdagangan Efek Beragun Aset.
Tim Studi yang melakukan penelitian ini terdiri dari pegawai Bapepam
dengan susunan sebagai berikut:
1. 2 (dua) orang Pengarah;
2. 1 (satu) orang Ketua Pelaksana Tim merangkap Anggota Pelaksana;
4
3. 10 (sepuluh) orang Anggota Pelaksana;
4. 4 (empat) orang Anggota Pembantu Pelaksana; dan
5. 2 (dua) orang Anggota Sekretariat.
5
1. Studi Kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang
terkait dengan konsep dan praktek penerbitan Efek Beragun Aset di
beberapa negara yang telah mempunyai ketentuan khusus untuk Efek
Beragun Aset;
2. Studi Lapangan dilakukan dengan metode survey melalui kuisioner
kepada pihak yang akan terlibat dengan proses penerbitan Efek
Beragun Aset yaitu Originator, Investor Institusi, Manajer Investasi,
Bank Kustodian, Akuntan Publik, Konsultan Hukum, Penjamin Emisi
Efek, Lembaga Pemeringkat Efek, dan Bursa Efek. Sebagai informasi
tambahan bahwa kuisioner juga ditujukan kepada perusahaan yang
telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya di luar negeri.
Metode sampling digunakan dalam menentukan responden lainnya.
3. Studi Lapangan juga dilakukan lewat diskusi dengan narasumber yang
berkompeten dalam bidang Efek Beragun Aset, yaitu Dr. Roy Sembel
dan kunjungan ke Bursa Efek Surabaya.
6
1. Teori dan filosofi tentang penerbitan Efek Beragun Aset di berbagai
negara;
2. Pola konsep Efek Beragun Aset di beberapa negara yang telah
memiliki ketentuan dan melakukan penerbitan Efek Beragun Aset;
3. Pendapat para responden yang bersedia memberikan jawaban atas
kuisioner yang dikirimkan oleh tim dan pendapat nara sumber.
7
BAB II
STUDI PUSTAKA
3
http://www.absresearch.com/
4
Seminar Workshop, The Future & Opportunities of Asset Backed Securities in
Indonesia, Jakarta 1 & 2 October 2003
8
termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang
dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan asset
keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut 5. Dengan
pemaparan definisi dari peraturan Bapepam tersebut berarti ada beberapa
macam jenis aset keuangan yang dapat diproses menjadi efek beragun
aset.
Secara umum ada 2 jenis efek beragun aset yang sesuai dengan
ketentuan di pasar modal Indonesia yaitu:
1. Efek Beragun Aset Arus Kas Tetap adalah Efek Beragun Aset yang
memberikan pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada
pemegang Efek bersifat hutang.
2. Efek Beragun Aset Arus Kas Tidak Tetap adalah Efek Beragun Aset
yang menjanjikan pemegangnya suatu penghasilan tidak tertentu
seperti kepada pemegang Efek bersifat ekuitas.
II. KONSEP
5
Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (Asset Backed Securities), lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003.
9
aset keuangan dan berupa tagihan yang nantinya secara legal akan berada
di bawah pengendalian pemegang efek beragun aset (investor) yang
diwakili oleh suatu Special Purpose Vehicle, di Indonesia dalam bentuk
kontrak investasi kolektif. Pengembalian atas investasi dalam efek beragun
aset berasal dari likuidasi atas sekumpulan aset yang menjadi jaminan
(asal) pembentukannya, yang dapat juga berasal dari peningkatan kredit
(credit enhancement) yang disediakan baik secara internal maupun
eksternal.
III. SEJARAH
10
Di Asia, sekuritisasi aset baru berkembang pada tahun 1990-an,
seperti yang terjadi di Jepang, Hong Kong, Thailand, Philipina, Taiwan,
Malaysia dan Singapura. Di Indonesia masalah sekuritisasi aset baru
dimulai kurang lebih sembilan tahun yang lalu dengan diperkenalkannya
transaksi sekuritisasi aset untuk kartu kredit pada tahun 1995 dan untuk
auto loan oleh Astra Sedaya Finance pada tahun 1996.
6
Bahan Seminar The Future & Opportunities of Asset Backed Securities in Indonesia,
2003
11
IV. PROSES DAN PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
12
portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan Penitipan Kolektif.
Efek Beragun Aset didukung oleh aset yang dibeli oleh Manajer
Investasi dan dicatat atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan
pemegang Efek Beragun Aset. Kontrak tersebut wajib didukung dengan
pendapat Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam yang menyatakan
bahwa hak pemegang Efek Beragun Aset adalah sesuai dengan yang
dimuat dalam Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset. Pemegang Efek
13
Beragun Aset wajib menandatangani pernyataan bahwa yang bersangkutan
telah menerima dan membaca Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset,
sebelum membeli Efek Beragun Aset. Pengalihan aset tersebut dilakukan
mengacu pada pasal 613 Kitab Undang-undang Hukum (KUH) Perdata.
Untuk mengikat debitur, originator perlu melakukan pemberitahuan/notifikasi
kepada si berutang/debitur mengenai penyerahan piutang sesuai pasal 613
KUH Perdata. Dengan pengalihan aset dimaksud, kepentingan pemegang
Efek Beragun Aset dilindungi dan sekaligus terhindar dari ketentuan pasal
1131 KUH Perdata yang menentukan bahwa segala kebendaan si
berutang, baik yang bergerak maupun tak bergerak, baik yang sudah ada
maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk
segala perikatannya tidak termasuk aset/piutang yang telah dialihkan dalam
rangka Efek Beragun Aset.
14
1. Fungsi Manajer Investasi berkaitan dengan Efek Beragun Aset
15
Investor berdasarkan kontrak. Berkaitan dengan fungsi tersebut maka
Manajer Investasi wajib:
- mengelola Efek Beragun Aset sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
Investasi Kolektif;
- bertanggung jawab atas pengelolaan Efek Beragun Aset sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset;
- melaporkan hasil pemantauan terhadap Bank Kustodian dan Penyedia
Jasa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali kepada Bapepam;
- melaporkan kepada setiap pemegang Efek Beragun Aset setiap bulan;
- mengganti Bank Kustodian dengan pemberitahuan tertulis terlebih
dahulu kepada Bank Kustodian tersebut dan melaporkan kepada
Bapepam selambat-lambatnya 5 (lima) hari sesudah penggantian
sesuai dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan
- mewakili kepentingan pemegang Efek Beragun Aset di dalam dan di
luar pengadilan sehubungan dengan aset dalam portofolio Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset atau berkaitan dengan fungsi
Bank Kustodian dan Penyedia Jasa.
16
Fungsi Bank Kustodian berkaitan dengan Efek Beragun Aset antara lain:
- Melaksanakan penitipan kolektif;
- Memisahkan aset Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dari
aset Bank Kustodian dan atau kekayaan nasabah lain dari Bank
Kustodian;
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset kepada Bapepam;
- Memenuhi instruksi dari Manajer Investasi sesuai ketentuan dalam
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan
- Melaporkan secara tertulis kepada Bapepam apabila Manajr Investasi
melakukan kegiatan yang merugikan pemegang Efek Beragun Aset
selambat-lambatnya akhir hari kerja berikutnya.
17
dokumen kepada Bapepam paling lambat 10 hari sejak ditandatangani
Kontrak Investasi Kolektif berupa dokumen keterbukaan, Kontrak Investasi
Kolektif yang bersangkutan dan spesimen sertifikat Efek Beragun Aset.
18
- Dokumen tentang Manajer Investasi;
- Dokumen Bank Kustodian; dan
- Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal.
19
b. Originator (kreditur awal) merupakan pihak yang mengalihkan aset
keuangannya atau yang melakukan sekuritisasi atas aset
keuangannya. Setelah aset keuangannya dijual kepada Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (yang diwakili oleh Manajer
Investasi selaku pengelola portofolionya), maka originator berhak atas
pembayaran dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (yang
berasal dari para pemegang Efek Beragun Aset). Pelunasan dari
debitur menjadi hak dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
yang akan diterima melalui servicer untuk selanjutnya disalurkan
kepada para pemegang Efek Beragun Aset.
c. Servicer (penyedia jasa) merupakan pihak yang bertanggung jawab
untuk memproses dan mengawasi pembayaran yang dilakukan
debitur, termasuk melakukan tindakan awal apabila terjadi
keterlambatan/kegagalan pembayaran dari debitur hingga negosiasi
sesuai dengan kontrak. Apabila dikehendaki dimungkinkan ada back-
up servicer atau penyedia jasa pendukung dan originator dapat saja
menjadi servicer.
d. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset merupakan pihak yang
dapat menerbitkan Efek Beragun Aset di Indonesia yaitu kontrak
antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
d. Profesi Penunjang Pasar Modal meliputi Akuntan dan Konsultan
Hukum yang melakukan penelaahan terhadap Efek Beragun Aset dari
aspek akuntansi (keuangan) dan aspek hukum, serta Notaris yang
berfungsi sebagai pembuat akta atas kontrak-kontrak yang berkaitan
dengan Efek Beragun Aset.
e. Perusahaan Pemeringkat Efek yang memberikan peringkat atas kelas-
kelas Efek Beragun Aset. Selain faktor kondisi makro ekonomi dan
20
aspek hukumnya, Perusahaan Pemeringkat Efek akan memperhatikan
karakter portofolio aset keuangan yang menjadi agunan (Efek Beragun
Aset) dalam proses pemeringkatan, dan biasanya ditinjau dari aspek-
aspek:
- record pembayaran masa lalu
- jaminan dari debitur yang melekat pada hutang
- analisa cash flow projection
- struktur layer Efek Beragun Aset
- credit enhancement, serta
- dalam hal aset keuangannya berupa future receivable maka
originator juga diperhitungkan.
Disamping itu, kredibilitas servicer dan juga Manajer Investasi akan
menjadi faktor yang tak kalah pentingnya mengingat fungsinya sebagai
pihak yang mewakili para pemegang Efek Beragun Aset dalam proses
pembayaran dari debitur.
f. Investor adalah para pemegang Efek Beragun Aset yang akan
menerima pembayaran yang berasal dari debitur awal sesuai dengan
jadual dan ketentuan yang tertera dalam sertifikat Efek Beragun Aset.
g. Pihak-pihak lain sesuai dengan kebutuhan seperti underwriter jika
dibutuhkan untuk menjamin proses penjualan Efek Beragun Aset, Biro
Administrasi Efek untuk mendukung proses administrasi Efek Beragun
Aset, credit enhancer untuk menanggung kerugian tingkat tertentu, dan
Bursa Efek sebagai tempat pasar sekunder Efek Beragun Aset.
21
terjaminnya pasokan arus kas dari Efek Beragun Aset sehingga dapat
ditawarkan dengan tingkat pengembalian rendah untuk investor dan
investornya menyukainya karena investasinya lebih aman.
2. Efisiensi penggunaan modal dengan adanya Efek Beragun Aset maka
struktur neraca perusahaan akan semakin besar leverage-nya dan hal
tersebut dapat ditolerir oleh para investor. Dalam arti pengelolaan
manajemen keuangan perusahaan akan semakin pruden, taat azas
dan efisien dalam menggunakan dana yang dimiliki karena relatif
tingginya leverage structure sebagai akibat dari adanya Efek Beragun
Aset tersebut.
3. Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh
perusahaan besar tetapi juga oleh perusahaan kecil atau perusahaan
non-investasi.
4. Source of Liquidity khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang
sering menghadapi masalah peminjaman secara tradisional,
securitisasi sangat membantu perkembangan perusaahaan tersebut.
5. Less public disclosure than competing methods of financing meskipun
Efek Beragun Aset ditawarkan untuk umum, sisi keterbukaan dari
penerbit (issuer) tidak dituntut seperti halnya emiten dari efek yang
lain. Prinsip kehati-hatian terhadap analisa sekuritisasi bukan pada
perusaahaannya tetapi kepada struktur dari transaksi yaitu karakteristik
dari underlying asset dan kemampuan daripada perusahaan untuk
memelihara asetnya.
Adapun risiko yang mungkin ditimbulkan oleh Efek Beragun Aset adalah:
1. Suku bunga
Efek Beragun Aset mengalami fluktuasi dengan adanya perubahan
suku bunga, harga Efek Beragun Aset akan turun bila terjadi
peningkatan suku bunga.
2. Pelunasan lebih awal (early call) akan mempengaruhi yield yang
diterima bila terjadi pelunasan lebih awal.
22
3. Default, pemegang Efek Beragun Aset akan mengalami kerugian
apabila debitur dari asset jaminan mengalami kebangkrutan atau tidak
mampu membayar tepat pada waktunya atas bunga dan pinjaman
pokok.
23
1). Surety Bonds; kerugian yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi. Efek Beragun Aset yang diasuransikan mendapat rating
yang sama dengan rating klaim pembayaran asuransi tersebut.
2). Letter of Credit (L/C); biasanya dilakukan oleh bank untuk
membayar kerugian yang ditimbulkan oleh Efek Beragun Aset.
3). Third Party or Parental guarantees; perusahaan induk dari seller
atau servicer menjamin kerugian dari Efek Beragun Aset sampai
batas tertentu.
4). Cash Collateral Account; dalam hal ini penerbit meminjam
sejumlah peningkatan kredit yang diinginkan umumnya bari bank
komersial dan menginvestasikannya pada nilai yang paling tinggi
pada efek jangka pendek.
1. Aspek Hukum
24
Beragun Aset ini juga mengikat pihak lain selain pihak yang ada di dalam
kontrak itu sendiri. Oleh karena investor (pemegang Efek Beragun Aset)
dengan membeli Efek Beragun Aset menjadi pihak dalam Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset berdasarkan asas “aksesi” dan karenanya terikat
oleh semua ketentuan sebagaimana di atur dalam Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset.7
7
Pointer Fred B.G. Tumbuan dalam Seminar The Future of Asset Backed Securities in
Indonesia
25
kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari kontrak investasi kolektif
tersebut.
2. Aspek Akuntansi
8
Ibid, hal 25
26
tidak ada PSAK atau pedoman akuntansi yang mengatur suatu industri,
dapat mengacu pada standar yang sudah ada dan mempunyai kemiripan
dengan pembukuan sekuritisasi aset, atau standar akuntansi negara-negara
lain.
3. Aspek Perpajakan
27
- Dalam memenuhi kewajiban perpajakannya atas penghasilan tersebut
di atas, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset diwakili oleh Bank
Kustodian.
28
BAB III
EFEK BERAGUN ASET DI BEBERAPA NEGARA
I. AMERIKA SERIKAT
Ada dua hal yang membuat EBA kartu kredit berbeda dengan EBA-
EBA lainnya: Pertama, patut diingat bahwa piutang kartu kredit adalah
piutang tanpa jaminan (unsecured), sedikit berbeda dari kelaziman EBA
yang umumnya dilakukan atas piutang dengan adanya jaminan (secured).
Sehingga dalam hal ini, piutang kartu kredit adalah piutang/tagihan yang
tidak memiliki jaminan.
29
perpindahan risiko kredit dari originator awal ke investor baru. Perpindahan
tagihan secara "true sale" secara otomatis menyebabkan beralihnya klaim
legal atas jaminan yang menyertai tagihan tersebut.
Meski risiko kredit dari piutang kartu kredit tergolong rendah-dan hal
ini sejalan dengan cirinya sebagai unsecured debt-namun pemilihan struktur
yang tepat justru bisa membuat peningkatan rating. Hal ini dapat
mengurangi risiko kredit atas instrumen secara keseluruhan.
30
pemegang kartu kredit tidak dikenakan bunga manakala ia membayar lunas
seluruh tagihannya dalam suatu tenggang waktu "grace period" tertentu.
Bagi pemegang kartu kredit yang memilih untuk memperpanjang/me-
revolve utangnya akan dikenakan bunga atas saldo utang beserta sejumlah
porsi pembayaran prinsipal secara bulanan-dikenal sebagai pembayaran
minimum.
Imbal hasil (yield) dari piutang kartu kredit terdiri atas beberapa
komponen, yakni: iuran tahunan, suku bunga dan penarikan, beban
interchange, dan denda keterlambatan. Beberapa penerbit kartu kredit
terkadang menambah pemulihan atas kartu kredit yang ditutup ke dalam
perhitungan yield tersebut. Kerugian-kerugian dan deliquencies
mempengaruhi kinerja sekuritisasi. Keduanya berdampak langsung
terhadap arus kas dari portofolio piutang. Deliquencies adalah jumlah
tagihan yang telah lewat masa tagih, namun belum dibayar. Sementara itu,
losses adalah jumlah saldo tagihan yang tidak dapat ditagih baik karena
kesalahan operasional maupun karena perilaku konsumen. Kesalahan
operasional dapat berupa ketidaksepakatan antara konsumen baik karena
penyalahgunaan atau pun karena kesalahan transaksi.
31
1. Master Trust
Salah satu elemen yang sangat penting dalam sekuritisasi kartu kredit
adalah master trust. Yang dimaksud master trust adalah master dari
portofolio piutang kartu kredit yang diisolasi oleh penjual dan servicer
piutang kartu kredit untuk kemudian dijadikan basis buat penerbitan EBA.
Karena jumlah saldo piutang di dalam master trust dapat berubah ubah
sewaktu-waktu, dibutuhkan mekanisme untuk menambah piutang ke dalam
trust guna mengganti piutang lama yang disekuritisasi.
32
Untuk memastikan bahwa saldo piutang yang dijaminkan kepada
investor tersebut tidak pernah lebih kecil dari jumlah surat berharga (EBA)
yang diterbitkan (yang menjadi hak investor/"investor interest") maka
biasanya pihak penerbit kartu kredit menjaminkan piutang dalam jumlah
yang lebih besar dari sertifikat EBA yang diterbitkan. Kelebihan piutang
yang dijaminkan dalam master trust tadi disebut sebagai hak penjual
(seller’s interest).
33
1. Amortisasi terkendali (controlled amortization). Besarnya jumlah yang
dikendalikan umumnya satu per dua belas dari besarnya surat
utang/EBA yang diterbitkan dan dibayarkan ke investor setiap bulan.
2. Rapid amortization. Pada dasarnya investor menerima pembayaran
cicilan bulanan yang dihitung berdasarkan porsi hak investor terhadap
total saldo piutang kartu kredit. Besarnya porsi investor ditentukan
berdasarkan rasio antara hak investor dengan total saldo piutang
dalam master trust pada saat periode revolving berakhir. Dengan
metode ini, investor akan menerima sejumlah porsi dari seluruh
pembayaran bulanan yang dilakukan pemegang kartu kredit dalam
master trust tersebut. Dengan demikian, umur dari periode amortisasi
lebih pendek dari amortisasi terkendali.
3. Pembayaran dipercepat (accelerated amortization), di mana investor
menerima seluruh pembayaran bulanan dari seluruh obligor/account
dalam master trust tersebut. Dengan demikian investor tersebut
menerima 100 persen pembayaran cicilan bulanan dari seluruh
pemegang kartu kredit di dalam master trust (mencakup porsi yang
seharusnya menjadi bagian dari seller’s interest) sehingga
menyebabkan amortisasi lebih cepat dari pembayaran amortisasi
berdasarkan metode rapid amortisation.
34
II. PERANCIS
9
Sumber: Gide Loyrette Novel: “Amendments to the French Securitisation Law:
Modernising and Securing the French Securitisastion Market”, 13 May 2003
35
sekuritisasi yang dimaksudkan untuk mendukung perubahan kategori
tertentu dari receivable, penerbitan instrumen keuangan baru, dan
penerapan mekanisme cashflow yang aman, serta mempermudah
beberapa praktek terkait dimasa yang akan datang. Dan berkat amandemen
ini pulalah, Perancis kembali menjadi salah satu pemimpin dalam peringkat
pasar sekuritisasi Eropa ke Lima (fifth European securitization market)
setelah Italia dan Jerman.
1. Sekuritisasi Sintetis
36
2. Future Receivables
37
Konvensi Roma menyatakan bahwa undang-undang perpindahan
piutang mengatur persyaratan dan kewajiban debitur tertunjuk. Jika
perpindahan piutang tersebut diatur dalam undang-undang Perancis, maka
tidak ada formalitas tertentu yang persyaratkan. Namun demikian, Konvensi
Roma tidak dapat diterapkan pada kewajiban terhadap pihak ketiga.
Dengan demikian peradilan Perancislah yang berwenang dalam mengatur
hal tersebut dimana bagi pihak ketiga, persyaratan-persyaratan yang
berlaku dapat berasal dari undang-undang domisili dari debiturnya
(substantive law). Jika originator Perancis memindahkan piutangnya dari
debitur Spanyol kepada pihak ketiga, maka undang-undang Spanyol-lah
yang berlaku dalam persyaratan proses perpindahan piutang ke pada pihak
ketiganya tersebut.
38
Dalam amandemen undang-undang sekuritisasi dijelaskan bahwa
manajemen perusahaan dan servicer dapat membuat persetujuan bahwa
sejumlah tagihan akan dibayarkan kepada akun tagihan terpisah dengan
menggunakan SPV yang terdaftar sebagai beneficiary. Kreditur dari servicer
tidak dapat mengklaim pembayaran pada sejumlah tagihan, termasuk
didalamnya seandainya servicer mengalami kebangkrutan. Akun tagihan
terpisah akan menjadi lebih efisien dibandingkan dengan jaminan akun
bank tertentu, karena hal ini sesuai dengan standar yang diterapkan oleh
pihak lembaga pemeringkat sehubungan dengan kemungkinan timbulnya
resiko gabungan.
5. Kustodian
III. JEPANG
39
Secara khusus ada 3 kendala hukum yang melingkupi sekuritisasi di
Jepang. Pertama, Proses transfer asset dari sekuritisasi aset ini biayanya
sangat mahal. Pemenuhan transfer pinjaman dan tagihan mensyaratkan
akta notariil atas pinjaman dan tagihan dari individu dimaksud satu per satu.
The Law for Regulating Business for Specific Claims (MITI Law)
mengijinkan perusahaan leasing dan perkreditan untuk melakukan transfer
asset dengan vehicle yang bernama “Special Purpose Entity”/SPE.
Kedua, undang-undang perusahaan di Jepang mengkondisikan sekuritisasi
menjadi sesuatu hal yang mahal dalam membentuk SPE sebagai vehicle
atas sekuritisasi asset dimaksud. Contoh, SPE dalam bentuk perusahaan
mensyaratkan modal minimum 10 juta yen, sekurang-kurangnya 3 direksi,
dan seorang auditor.
Ketiga, Struktur pengaturan dari Pasar Modal yang kompleks dan tidak
fleksibel. Hal ini tidak terlepas dari sejarah politis yang panjang dimana
sejak tahun 1998 kewenangan pengaturan atas perbankan, pasar modal
dan institusi asuransi dialihkan dari Menteri Keuangan kepada lembaga
baru yakni: the Financial Supervision Agency (Lembaga Pengawas Jasa
Keuangan). Selanjutnya The Ministry of International Trade and Industry
(MITI) mempunyai kewenangan atas perusahaan leasing dan perkreditan.
Berdasarkan gambaran tersebut diatas membawa dampak bahwa ruang
lingkup the Japanese Securities and Exchange Law (SEL) sangat terbatas.
Pada satu sisi, ada produk keuangan yang tidak termasuk sebagai produk
keuangan sebagaimana definisi efek dari undang-undang tersebut diatas.
Dengan kondisi yang demikian, ketentuan tentang produk yang akan
disekuritisasi diatur dalam statuta khusus yang tersebar dan petunjuk
administratif yang berlainan. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan efek
tidak dapat memasarkan efek yang bukan produk pasar modal. Pada sisi
yang lain, untuk produk yang tercakup dalam definisi efek, SEL tidak
mengijinkan lembaga-lembaga tertentu untuk mentransaksikan diantara
40
mereka sendiri pada saat efek tersebut diterbitkan dibawah kondisi
penawaran terbatas (private offering).
a. Commercial Paper
Pasar Commercial Paper, yang mana termasuk hutang perusahaan
jangka pendek, diperkenalkan di Jepang pada bulan November 1987.
Pertumbuhan pasar produk ini begitu cepat sejak tahun tersebut, hal ini
dapat dilihat jumlah transaksi instrument ini sebesar ¥12 trillion (U.S.
$96 billion) pada tahun 1997. Namun demikian, Commercial Paper
baru dianggap sebagai efek sesuai definisi SEL sejak tahun 1992.
41
b. Mortgage Deeds
A mortgage deed atau teito shoken, adalah instrumen negotiable yang
diterbitkan oleh kantor Pendaftaran Pertanahan (the Land Registry
Office) yang ada dibawah Mortgage Deeds Act tahun 1931, tetapi
bukan termasuk pengertian efek yang ada dibawah SEL. Secara
teoritis, apakah residential atau commercial real estate mortgage dapat
disekuritisasi dibawah sistem teito shoken, namun pada kenyataan
dalam praktek menunjukkan commercial real estate mortgages dapat
disekuritisasi. Sekuritisasi Mortgage deed belum begitu populer sampai
awal tahun 1980. Dibawah skema yang ada saat ini, perusahaan
mortgage menerbitkan sertifikat mortgage yang bukan instrumen
negotiable maupun kriteria efek yang ada dibawah the SEL. Sertifikat
ini diback-up oleh mortgage deeds yang dilakukan oleh perusahaan
mortgage, dan sertifikat ini kemudian dipasarkan kepada publik.
Pertumbuhan yang cepat dari pasar sekuritisasi mortgage deed sejak
tahun 1980 mendorong pemerintah Jepang menerbitkan Mortgage
deeds Business Act tahun 1987. Hasilnya sampai saat ini, ada kira-kira
90 perusahaan mortgage deed yang terdaftar sesuai peraturan
tersebut diatas, termasuk sejumlah bank dan afiliasi perusahaan efek.
Mortgage deed dipandang sebagai instrumen yang menarik karena
nilai suku bunganya lebih baik dibandingkan deposito perbankan.
42
tahun 1974, namun sampai saat ini belum mendapatkan perhatian
yang luas.
43
g. Leasing dan Kredit Mobil
Pada saat ini, perusahaan leasing dan perkreditan menciptakan produk
keuangan dengan men-sekuritisasi tagihan leasing dan kredit mobil.
Beberapa dari perusahaan ini menggunakan struktur trust yang mana
pool dari kredit mobil atau tagihan leasing ditransfer kepada trustee.
Produk semacam ini bukan instrumen negotiable ataupun efek.
Selanjutnya, pada permulaan Juni 1993, Kedua instrumen tersebut
diatur dalam MITI Law, dengan pengecualian kalau keduanya
dipasarkan hanya kepada investor institusional. Pada 1996, vehicle
yang berbentuk corporate menerbitkan efek yang bersifat hutang atau
commercial paper. Dan sejak itu pasar sekuritisasi leasing dan
perkreditan lainnya berkembang dengan pesat.
44
2. Karakteristik Pasar
45
seperti yang terjadi di Negara lain yakni: sangat kompleks dan sulit untuk
dimengerti secara terpisah. Bagaimanapun, perhatian dalam negeri rasanya
menjadi pendorong utama bagi peraturan keuangan di Jepang. Pasar
Sekuritisasi Jepang mungkin tumbuh dan berkembang sebagai hasil dari
program reformasi secara drastis.
46
juga sekaligus memperkenalkan konsep Efek Beragun Aset dan reksa
dana. Paket undang-undang ini dibuat dengan mengacu pada model yang
dipraktekkan di Amerika yang mendorong terciptanya transaksi antar
negara secara cepat dan mudah. Beberapa bulan kemudian Korea Selatan
juga mengadopsi standar akuntansi yang baru yang mengacu pada
Internasional Accounting Standards. Ini ditujukan untuk memudahkan pihak
luar untuk melakukan transaksi dengan para pelaku bisnis di Korea Selatan.
47
ABS di Korea
60
49.4 50.9
50
39.8
40
30
20
10 6.8
0
1999 2000 2001 2002
Satu lagi langkah penting yang diambil Pemerintah Korea pada tahun
yang sama adalah pendirian mortgage securitization body yaitu badan
usaha pemerintah yang bergerak dibidang sekuritisasi tagihan-tagihan
kredit perumahan. Badan usaha tersebut, yang bernama Korea Mortgage
Corp (KOMOCO), dibentuk dengan sistem joint-venture dengan
International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anak perusahaan
Bank Dunia.
48
Penerbitan ini dilakukan bekerjasama dengan Deutsche Bank dan USB
Warburg dengan masa jatuh tempo 8,5 tahun. Dengan perolehan rating dari
lembaga-lembaga rating nasional Korea Baa2/BBB+/BBB, Efek Beragun
Aset adalah Efek Beragun Aset pertama dengan sistem jual putus (true
sale) sejak diterbitkannya undang-undang Efek Beragun Aset di Korea.
Rating yang tinggi ini diperoleh karena sebagian besar underlying asset dari
Efek Beragun Aset ini berasal dari bank pemerintah yaitu Korean
Development Bank (KDB).
Pada bulan Agustus 2000 muncul lagi instrumen yang baru yaitu
Assets Backed Commercial Paper (ABCP). ABCP adalah sekuritisasi dari
tagihan atas surat berharga atau aset sejenis yang sebenarnya merupakan
jaminan atas pinjaman kepada bank. LG Capital sebagai pemain utama
dalam bisnis kartu kredit di Korea adalah penerbit pertama ABCP senilai
total 502,7 milyar Won. Hasil yang diperoleh dari penawaran ini akan
dipergunakan untuk membayar Efek Beragun Aset yang dimiliki yang telah
jatuh tempo.
49
salah satu perusahaan pembiayaan di Korea. Dengan melibatkan SPV di
Cayman Island, sekuritisasi ini juga merupakan sekuritisasi tagihan kredit
mobil pertama dalam skala internasional yang diterbitkan perusahaan
Korea. Dan untuk menekan risiko perubahan nilai tukar antara Dolar
Amerika dan Won Korea, transaksi swap telah dilakukan dengan melibatkan
oleh ING Bank. Tidak lama kemudian, pada akhir tahun 2001 Samsung
Capital kembali melakukan sekuritisasi yang kali terhadap consumer loan
senilai total USD 234 milyar.
Dari uraian tersebut diatas, dapat dilihat bahwa Korea menuai sukses
dalam beberapa tahun terakhir dalam hal penerbitan Efek Beragun Aset.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang mengenai Efek Beragun Aset pada
tahun 1998, para pelaku mendapatkan pedoman dan dasar yang jelas bagi
kegiatan sekuritisasi. Sukes ini tidak saja dalam skala nasional, tapi juga
dalam skala internasional.
Sukses yang diraih oleh Korea ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang berkaitan dengan beragamnya jenis underlying assets. Pada tahap
pertama, pertumbuhan dipicu oleh banyaknya NPL yang tersedia sebagai
akibat dari aturan pemerintah menyangkut rasio kecukupan modal (CAR).
NPL ini berasal dari bank-bank kelas atas menyusul krisis moneter pada
tahun 1997 dan jatuhnya dinasti Daewoo Group. Salah satu titik sukses
50
Efek Beragun Aset pada tahap ini ditandai dengan sekuritisasi NPL dari
perbankan yang dilakukan oleh Kamco senilai total USD 367 juta.
V. JERMAN
51
Aset diklaim selalu direncanakan, dipersiapkan, dan dilakukan secara
matang dan tingkat kehati-hatian yang tinggi.
Sampai saat ini belum ada ketentuan hukum yang khusus mengatur
penjualan dan sekuritisasi aset dari institusi perkreditan jerman.
Kewenangan lembaga pengawas hanya menggunakan ketentuan
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Perbankan, termasuk
berkenaan dengan pelaksanaan transaksi, beberapa alternatif yang telah
diperkenalkan dalam praktek internasional.
52
tanggal 19 Maret 1997, yang isinya menginstruksikan seluruh institusi
perkreditan untuk mematuhi segala persyaratan tentang penjualan,
sekuritisasi pinjaman, dan menjualnya kepada investor. Selanjutnya, the
Federal Banking Supervisory memberikan petunjuk terhadap rencana
pembuatan Efek Beragun Aset dan proses transaksinya.
53
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Peraturan
10
Sumber ISR, Februari 2002, sebagaimana dikutip oleh DR Tsui Kai Chong, Singapore
Management University
11
The Bond Market Market Association,”An Investor’s Guide to Asset-Backed Securities”,
Washington,D.C., USA, 1998
54
Philipina, dan Amerika. Namun beberapa negara masih berpedoman
kepada peraturan setingkat di bawah Undang-undang seperti yang terjadi di
negara Jepang dan Jerman.
2. Mekanisme
55
tersebut dan penjamin emisi efek yang bertugas menjual efek hasil
sekuritisasi kepada para investor.12
12
Roy Sembel, Phd, Sekuritisasi Aset
56
Mekanisme efek beragun aset dapat digambarkan sebagai berikut:
Arus
Kas
57
penawaran umum cukup dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Selanjutnya, arus kas pelunasan Efek Beragun Aset - dari debitur
kepada servicer (penyedia jasa yang dapat dilakukan oleh originator),
kemudian oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset disalurkan
kepada pemegang Efek Beragun Aset sesuai janjinya.
58
5. Transaksi
6. Keterbukaan Informasi
13
idem
59
diwajibkan terlebih dahulu untuk membaca prospektus sebelum melakukan
investasinya. Praktek yang telah dilakukan di luar negeri, dalam melakukan
penyebaran informasi dilakukan melalui internet.
60
Ketentuan perpajakan di Indonesia yang berkaitan dengan efek
beragun aset mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Kep-147/PJ/2003 tanggal 13 Juni 2003 tentang Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset dan Para Investornya. Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset yang menerbitkan Efek Beragun Aset diperlakukan sebagai
subyek pajak Badan.
9. Pelaporan Keuangan
61
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
62
aset. Apabila hal tersebut diperbaiki, diyakini akan dapat membuka jalan
kepada terciptanya proses sekuritisasi di pasar modal Indonesia.
63
- Di Indonesia, Mortgage Backed Securities kemungkinan akan
menemui kendala hukum dalam hal proses pengalihan kepemilikan
atas aset jaminan dan akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
- Sekuritisasi atas tagihan kartu kredit perlu dilakukan dengan hati-hati,
mengingat budaya dan praktek pengguna kartu kredit di Indonesia
banyak yang disalah gunakan.
- Pihak Bursa Efek Surabaya telah mengajukan draft peraturan tentang
pencatatan Efek Beragun Aset yang telah direvisi dan hingga saat ini
masih dalam proses penelaahan di Bapepam.
- Pihak Bursa Efek Surabaya telah mempunyai sistem yang dapat
mendukung pencatatan dan perdagangan efek beragun aset dengan
sedikit modifikasi, selain itu sumber daya manusia yang ada cukup
paham tentang efek beragun aset.
- Untuk dapat diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya perlu terlebih
dahulu dibicarakan dengan pihak KPEI berkaitan dengan penjaminan
transaksinya dan harus dilakukan melalui perantara pedagang efek
yang menjadi member Bursa Efek Surabaya.
- Yang paling memungkinkan, untuk sementara waktu, Efek Beragun
Aset dicatatkan di Bursa Efek dan diperdagangkan di Over The
Counter.
- Dalam rangka mempermudah penentuan harga pasar atau kurs Efek
Beragun Aset yang dicatatkan di Bursa Efek Surabaya, perlu dibuat
ketentuan bahwa setiap transaksi Efek Beragun Aset yang tercatat di
Bursa Efek Surabaya wajib dilaporkan kepada Bursa Efek Surabaya.
- Perlu dilakukan sosialisasi Efek Beragun Aset secara lebih intensif.
64
ini terdiri dari Bursa Efek, Penjamin Emisi Efek, Pemeringkat Efek,
Originator, Investor (institusi), Manajer Investasi, Bank Kustodian, Akuntan
Publik, Konsultan Hukum. Pengamatan dalam survey ini dilakukan terhadap
masing-masing kelompok populasi responden berdasarkan masing-masing
pertanyaan dengan menggunakan tabulasi silang terhadap pertanyaan
sentral yang ditempatkan pada urutan nomor 1 dengan menggunakan
bantuan program statistik SPSS. Selanjutnya dalam kesimpulan, diambil
suatu keterkaitan antara permasalahan yang sejenis dari berbagai
kelompok populasi yang menjadi responden.
65
- kurangnya pemahaman tentang Efek Beragun Aset dari sebagian
pihak yang diharapkan untuk menjadi responden, sebagaimana
tercermin dari komunikasi antara beberapa pihak dengan anggota tim
peneliti yang diuraikan dalam alinea selanjutnya;
- beberapa pihak masih belum yakin akan dapat dilakukannya proses
sekuritisasi dengan baik di Indonesia;
- kurangnya minat beberapa populasi responden terhadap Efek Beragun
Aset yang disebabkan oleh karena instrumen ini dapat dikatakan
belum ada di Indonesia pada saat penelitian dilakukan.
66
Dari beberapa kuisioner yang telah dikirimkan, hanya 6 Akuntan yang
memberikan respon/jawaban kepada tim. Berbagai alasan yang diterima
oleh tim dalam melakukan konfirmasi ulang terhadap Kantor Akuntan Publik
yang telah dikirimi kuisioner namun tidak menjawab dan
mengembalikannya, antara lain sebagai berikut:
- Belum sempat mengisi karena sibuk melakukan audit dan berjanji akan
merespon dikemudian hari;
- Kuisioner belum diterima atau mungkin karena masalah birokrasi dan
prioritas perihal surat mengingat para partner sangat sibuk dan staf
yang lain merasa tidak berkompeten untuk menjawab;
- Kuisioner sudah tidak diketahui keberadaannya karena tidak
diteruskan oleh penerima karena tidak ada u/p (nama partner yang
dituju) sedangkan Kantor Akuntan Publik mempunyai banyak partner.
67
peraturan Efek Beragun Aset dan telah diajukan ke Bapepam. Informasi
lainnya adalah sebagai berikut:
1) Kendala yang dihadapi BES terkait dengan monitoring dan surveillance
atas Efek Beragun Aset adalah kesiapan Sumber Daya Manusia dan
ketentuan tentang akuntansi termasuk perhitungan teknis dan
keterbukaan; dan
2) Pihak yang dapat menjadi investor potensial yang akan berinvestasi
dalam Efek Beragun Aset adalah investor institusi (dana pension,
asuransi, perbankan, lembaga keuangan bukan bank dan reksadana.
Count
Terlibat sekuritisasi
pernah belum pernah Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1 2
EBA mengerti 3 6 9
Total 4 7 11
68
terlibat dalam proses sekuritisasi dan 6 responden lagi belum pernah
terlibat. Total responden keseluruhan adalah 11 PEE.
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 menggunakan skala urutan
peringkat mengenai latar belakang bahwa Efek Beragun Aset akan
diminati oleh investor di pasar modal Indonesia:
Peringkat alasan-1
Count
Minat EBA-1
ada AAK ada CE terbit KIK-EBA Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 7 1 1 9
Total 9 1 1 11
Count
Minat EBA-2
ada AAK ada CE dirating bunga Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 1 3 3 2 9
Total 1 5 3 2 11
69
keberadaan AAK, 3 responden menyatakan CE, 3 responden menyatakan
karena dirating, dan 2 responden karena bunga.
Peringkat alasan-3
Count
Minat EBA-3
ada CE dirating terbit KIK-EBA bunga Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 2 3 1 2 8
Total 2 5 1 2 10
Count
Minat EBA-4
ada AAK ada CE dirating terbit KIK-EBA Total
Pengetahuan EBA mengerti 1 1 2 2 6
Total 1 1 2 2 6
70
Peringkat alasan-5
Count
Minat EBA-5
ada CE dirating erbit KIK-EBA bunga Total
Pengetahuan EBmengerti 1 1 2 2 6
Total 1 1 2 2 6
Count
Potensi investor EBA
ya belum tahu Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 8 1 9
Total 10 1 11
71
Urutan-1
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-1 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-1
dana pensiun asuransi reksa dana retail Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1 2
EBA mengerti 5 2 1 1 9
Total 6 2 2 1 11
Count
Potensial serap EBA-2
dana pensiun asuransi reksa dana retail Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1 2
EBA mengerti 2 3 3 1 9
Total 3 4 3 1 11
Count
Potensial serap EBA-3
dana pensiun asuransi reksa dana lainnya Total
Pengetahua sangat familia 1 1 2
EBA mengerti 1 3 3 1 8
Total 1 4 3 2 10
72
Jumlah responden yang memberikan pihak ke tiga berpotensi
menyerap Efek Beragun Aset adalah 10 PEE, 2 responden (20%) sangat
familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya
(80%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 1
responden menyatakan bahwa Dana Pensiun sebagai pihak yang
berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, 4 responden menyatakan
asuransi, 3 responden menyatakan Reksa Dana dan, 2 responden lagi
menyatakan lainnya juga menjadi pihak yang berpotensi menyerap Efek
Beragun Aset.
Urutan-4
Count
Potensial serap EBA-4
dana pensiun reksa dana retail Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1
EBA mengerti 1 1 5 7
Total 1 2 5 8
Count
Potensial serap EBA-5
retail lainnya Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1
EBA mengerti 1 2 3
Total 2 2 4
73
Yang memberikan urutan ke lima hanya 4 responden, 1 responden
(25%) yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset menyatakan retail
berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, sedangkan 3 responden yang
mengerti tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan bahwa retail
sebagai pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset dan 2
responden lagi menyatakan lainnya.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 mengenai minat untuk terlibat
dalam penjaminan emisi Efek Beragun Aset:
Count
Minat
jamin
emisi
EBA
ya Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 9 9
Total 11 11
Count
Punya SDM kompeten
ya belum Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 5 4 9
Total 7 4 11
74
responden menyatakan sudah mempunyai SDM yang kompeten untuk
terlibat dalam proses Efek Beragun Aset dan 4 responden lagi menyatakan
belum mempunyai SDM yang kompeten. Total responden keseluruhan
adalah 11 responden.
Count
Rencana
kembang
SDM
training EBA Total
Pengetahuan EBA mengerti 4 4
Total 4 4
Count
75
Efek Beragun Aset sekarang sudah memadai dan 6 responden lagi
menyatakan belum. Total responden keseluruhan adalah 11 responden.
Count
Kurang
memadai
perlu
tambahan Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1
EBA mengerti 6 6
Total 7 7
Count
Tipe penjaminan
full best effort stand by
commitment commitment commitment lainnya Total
Pengetahuan sangat familia 1 1 2
EBA mengerti 4 2 1 2 9
Total 5 3 1 2 11
76
penjaminan dengan stand by commitment dan 2 responden menyatakan
jenis penjaminan lainnya.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10 mengenai keharusan instrument
Efek Beragun Aset terdaftar di bursa efek:
Count
Instrumen EBA ada di
BE
ya tidak Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1 2
EBA mengerti 6 3 9
Total 7 4 11
Count
kendala EBA-1
ketentuan pemahaman
EBA EBA lainnya Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 3 5 1 9
Total 3 5 3 11
77
Efek Beragun Aset, 3 responden menyatakan bahwa kendala yang
menyebabkan proses penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia belum
ada sampai saat ini karena ketentuan Efek Beragun Aset masih kurang, 5
responden menyatakan karena pemahaman Efek Beragun Aset yang masih
kurang dan 1 responden menyatakan karena lainnya. Dengan demikian,
dari total jumlah 11 responden, menyatakan kendala urutan pertama
penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia adalah karena ketentuan Efek
Beragun Aset masih kurang sebanyak 3 repsonden (27,27%), karena
kurangnya pemahaman tentang Efek Beragun Aset 5 responden (45,46%),
dan 3 responden (27,27%) menyatakan karena alasan lainnya.
Urutan-2
Count
kendala
EBA-2
pemahaman
EBA Total
Pengetahuan EBA mengerti 2 2
Total 2 2
Count
Resiko potensial terbit EBA-1
tuntutan gagal
hukum default penawaran Total
Pengetahuan sangat familiar 2 2
EBA mengerti 3 2 4 9
Total 3 4 4 11
78
2 responden yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset
menyatakan bahwa resiko gagal bayar (default) sebagai resiko utama yang
akan dihadapi dalam proses penerbitan Efek Beragun Aset. Sedangkan 9
responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 3 responden
menyatakan bahwa resiko utama yang akan dihadapi pada proses
penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 2 responden
menyatakan resiko default dan, 4 responden lagi menyatakan resiko
kegagalan dalam penawaran Efek Beragun Aset kepada masyarakat.
Urutan-2
Count
Resiko potensial terbit EBA-2
tuntutan gagal pengembo
hukum default penawaran san aset lainnya Total
Pengetahua sangat famili 1 1 2
EBA mengerti 1 4 1 2 8
Total 1 4 1 3 1 10
79
Urutan-3
Count
Resiko potensial terbit EBA-3
tuntutan gagal pengembo
hukum default penawaran san aset Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1
EBA mengerti 2 2 2 2 8
Total 2 2 3 2 9
Count
Resiko potensial terbit EBA-4
tuntutan gagal pengembo
hukum penawaran san aset lainnya Total
Pengetahuan sangat familiar 1 1
EBA mengerti 1 2 3 1 7
Total 2 2 3 1 8
80
responden menyatakan adanya resiko pengembosan aset dan, 1
responden menyatakan resiko lainya.
81
d. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Originator
Count
Besar KPR Nasabah
>100 milyar >500 milyar
- 500 milyar - 1 triliun >1 triliun Total
Paham sudah 3 2 5
EBA belum 1 1
Total 1 3 2 6
82
Paham EBA * Besar Kredit KK Crosstabulation
Count
Besar Kredit KK
>50 milyar - >100 milyar
100 milyar - 500 milyar >500 milyar Total
Paham sudah 1 3 4
EBA belum 1 1
Total 1 1 3 5
Count
Besar KPK Nasabah
>500 milyar
100 milyar - 1 triliun >1 triliun Total
Paham sudah 2 2 4
EBA belum 1 1
Total 1 2 2 5
83
Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah) dan 2 lainnya mempunyai KPK di
atas Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah).
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 tentang kemungkinan rencana
untuk menjual tagihannya kepada Manajer Investasi untuk dikelola
sebagai produk Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Rencana Jual Aset Crosstabulation
Count
Rencana Jual Aset
ya tidak Total
Paham sudah 2 3 5
EBA belum 1 1
Total 2 4 6
Count
Besar KPR
MI
>500 milyar Total
Paham EBA sudah 1 1
Total 1 1
84
Paham EBA * Besar KK - MI Crosstabulation
Count
Besar KK -
MI
>500 milyar Total
Paham EBA sudah 1 1
Total 1 1
Count
Keuntungan Jual Aset
dapat
likuiditas kurang durasi Total
Paham sudah 2 1 3
EBA belum 1 1
Total 3 1 4
85
Kendala.1
Count
Kendala kelola aset-1
harus buka penyalahguna
dokumen an dokumen lainnya Total
Paham sudah 1 1 1 3
EBA belum 1 1
Total 1 2 1 4
Count
Kendala
kelola
aset-2
lainnya Total
Paham EBA sudah 1 1
Total 1 1
86
Paham EBA * KPR siap jual Crosstabulation
Count
KPR siap jual
Gab kredit
kredit lancar macet Total
Paham sudah 1 1 2
EBA belum 1 1
Total 1 2 3
Count
KPK siap
jual
Gab kredit
macet Total
Paham sudah 1 1
EBA belum 1 1
Total 2 2
87
Paham EBA * KK siap jual Crosstabulation
Count
KK siap jual
Gab kredit
kredit lancar macet Total
Paham sudah 1 1 2
EBA belum 1 1
Total 1 2 3
88
Pengetahuan EBA * Dana yang dikelola Crosstabulation
Count
Dana yang dikelola
Rp.100 miliar
s/d Rp 500 Diatas 4
miliar triliun Total
Pengetahuan sudah 5 5
EBA belum 3 1 4
Total 3 6 9
Count
Punya pengetahuan
EBA
sudah belum Total
Pengetahuan sudah 4 1 5
EBA belum 4 4
Total 4 5 9
89
Pengetahuan EBA * Sumber pengetahuan EBA Crosstabulation
Count
Sumber pengetahuan EBA
universitas
Buku-buku atau kursus
media cetak keuangan keuangan lainnya Total
Pengetahuan sudah 1 1 3 5
EBA belum 1 3 4
Total 1 1 1 6 9
Count
90
Pengetahuan EBA * Dana yang disalurkan investasi EBA Crosstabulation
Count
Dana yang disalurkan investasi EBA
Rp.10 miliar Diatas Rp
s/d Rp 25 25 miliar s/d Diatas Rp
miliar Rp 50 miliar 100 miliar Total
Pengetahuan sudah 2 2 1 5
EBA belum 1 2 1 4
Total 3 4 2 9
Count
Jenis portofolio sarana investasi-1
Tagihan KPR Tagihan SGU lainnya Total
Pengetahuan sudah 4 1 5
EBA belum 2 1 1 4
Total 6 1 2 9
91
responden menyatakan dalam bentuk tagihan Sewa Guna Usaha (SGU)
dan, 2 responden lagi menyatakan dalam bentuk lainnya.
Jenis prioritas-2
Pengetahuan EBA * Jenis portofolio sarana
investasi-2 Crosstabulation
Count
Jenis
portofolio
sarana
investasi-2
Tagihan KPK Total
Pengetahuan sudah 2 2
EBA belum 1 1
Total 3 3
Count
Jenis
portofolio
sarana
investasi-3
Tagihan KK Total
Pengetahuan EBA sudah 1 1
Total 1 1
92
Pertimbangan -1
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-1
tingkat diversifikasi
keuntunganperingkat EBA investasi lainnya Total
Pengetahuan sudah 3 1 1 5
EBA belum 1 1 1 1 4
Total 4 2 2 1 9
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-2
tingkat credit diversifikasi
keuntunganperingkat EBAenhancement investasi Total
Pengetahua sudah 1 1 1 3
EBA belum 1 1 1 3
Total 2 2 1 1 6
93
berdasarkan credit enhancement dan, 1 responden berdasarkan
diversifikasi investasi.
Pertimbangan -3
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-3
tingkat diversifikasi
keuntungan peringkat EBA investasi Total
Pengetahuan sudah 2 2
EBA belum 1 1 1 3
Total 1 1 3 5
Count
Pertimbangan EBA sarana
investasi-4
credit diversifikasi
enhancement investasi Total
Pengetahuan EBA belum 1 1 2
Total 1 1 2
94
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9, pernahkah perusahaan Saudara
dihubungi oleh Manajer Investasi untuk berinvestasi dalam Efek
Beragun Aset:
Count
Pernah
dihubungi MI
belum Total
Pengetahuan sudah 5 5
EBA belum 4 4
Total 9 9
Count
Jenis EBA
paling sesuai
arus kas tetap Total
Pengetahuan sudah 5 5
EBA belum 4 4
Total 9 9
95
pertanyaan dengan pertanyaan sentral adalah pertanyaan nomor 1 yaitu
rencana kesanggupan perusahaan untuk menerbitkan Efek Beragun Aset.
1) Analisis pertanyaan nomor 2 mengenai kendala utama yang dihadapi
dalam rencana pengelolaan Efek Beragun Aset berdasarkan skala
prioritas:
Analisis output 1
Count
Kendala 1
perangkat perpajakan standar
peraturan EBA akuntansi SDM MKBD Total
Terbit ya 4 1 3 1 1 10
EBA tidak 6 5 1 2 14
Total 10 6 3 2 3 24
Count
Kendala 2
perangkat perpajakan standar
peraturan EBA akuntansi SDM MKBD Total
Terbit ya 2 2 2 6
EBA tidak 4 5 2 2 13
Total 6 7 2 2 2 19
Count
Kendala 3
perpajakan standar
EBA akuntansi SDM Total
Terbit ya 1 2 1 4
EBA tidak 7 1 8
Total 1 9 2 12
Count
Kendala 4
perpajakan standar
EBA akuntansi SDM MKBD Total
Terbit ya 1 1
EBA tidak 1 1 4 1 7
Total 1 1 4 2 8
97
peraturan perpajakan tidak kondusif, 1 responden menempatkan standar
akuntansi sekuritisasi aset belum memadai, 4 responden menempatkan
ketidak siapan Sumber Daya Manusia, dan 2 responden menempatkan
MKBD tidak memenuhi syarat sebagai kendala prioritas 4.
Analisis output 5
Count
Kendala
5
MKBD Total
Terbit EBA tidak 1 1
Total 1 1
Count
Teknis EBA
belum sudah Total
Terbit ya 3 7 10
EBA tidak 11 4 15
Total 14 11 25
98
3) Analisis pertanyaan Nomor 4 mengenai rencana Manajer Investasi
untuk memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset:
Count
Pelatihan
WMI
ya Total
Terbit ya 10 10
EBA tidak 14 14
Total 24 24
Count
Pelatihan EBA 1
TA DN TA LN LPK DN LPK LN Lainnya Total
Terbit ya 6 2 1 1 10
EBA tidak 6 2 4 3 15
Total 12 2 6 4 1 25
99
pertama yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek
Beragun Aset.
Prioritas-2
Count
Pelatihan EBA 2
TA DN TA LN LPK DN LPK LN Lainnya Total
Terbit ya 2 1 4 1 8
EBA tidak 2 4 5 11
Total 2 6 6 4 1 19
Count
Pelatihan EBA 3
TA DN TA LN LPK DN LPK LN Lainnya Total
Terbit ya 1 1 2
EBA tidak 1 1 4 1 7
Total 1 1 2 4 1 9
100
keuangan dalam negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan
keuangan luar negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai
pihak prioritas ketiga yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan
pengelolaan Efek Beragun Aset.
Prioritas-4
Count
Pelatihan EBA 4
TA DN LPK DN LPK LN Total
Terbit ya 1 1 2
EBA tidak 1 1 1 3
Total 1 2 2 5
Count
Pelatihan
EBA 5
LPK LN Total
Terbit EBA ya 1 1
Total 1 1
101
5) Analisis pertanyaan Nomor 6 mengenai permintaan bantuan teknis
kepada MI Asing yang telah punya pengalaman dalam mengelola Efek
Beragun Aset dikaitkan dengan rencana MI terlibat dalam penerbitan
Efek Beragun Aset:
Count
MKBD-EBA
ya dengan
ya afiliasi tidak Total
Terbit ya 5 3 2 10
EBA tidak 2 2 8 12
Total 7 5 10 22
Count
MKBD-Comit
ya tidak Total
Terbit ya 3 7 10
EBA tidak 4 10 14
Total 7 17 24
102
Bapepam dan 7 MI lainnya belum memenuhi. Sedangkan dari 14 MI yang
tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 4 MI telah
memenuhi MKBD sebesar Rp.25 milyar sesuai peraturan Bapepam dan 10
MI lainnya belum memenuhi. Total responden keseluruhan adalah 24 MI.
7) Analisis pertanyaan Nomor 8 mengenai langkah Manajer Investasi
dalam rangka pemenuhan MKBD sesuai dengan persyaratan:
Count
Langkah-MKBD
tambah
modal pinjam subor No plan lainnya Total
Terbit ya 3 2 2 7
EBA tidak 10 2 12
Total 13 2 2 2 19
Count
Investor-EBA
ya tidak Total
Terbit ya 3 7 10
EBA tidak 1 13 14
Total 4 20 24
103
pernah melakukan survey dan 13 lainnya tidak.Total responden
keseluruhan adalah 24 MI.
9) Analisis pertanyaan Nomor 10 mengenai investor yang paling potensial
menyerap Efek Beragun Aset:
Prioritas-1
Count
Potensial-EBA 1
dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya Total
Terbit ya 6 1 2 1 10
EBA tidak 3 4 5 2 14
Total 9 5 7 2 1 24
Count
Potensial-EBA 2
dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya Total
Terbit ya 1 1 2 2 4 10
EBA tidak 3 3 6 1 13
Total 4 4 8 3 4 23
104
menempatkan reksadana, 3 responden menempatkan retail dan 4
responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas kedua dari
investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset .
Prioritas-3
Count
Potensial-EBA 3
dana pensiun asuransi reksa dana retail Total
Terbit ya 4 2 1 7
EBA tidak 2 5 2 2 11
Total 2 9 4 3 18
Count
Potensial-EBA 4
dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya Total
Terbit ya 1 1 2 1 5
EBA tidak 2 1 3 6
Total 3 1 3 3 1 11
105
responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas keempat dari
investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset .
106
Prioritas-5
Count Potensial-EBA 5
Total
retail 3 Lainnya 3
Terbit ya
1 1
tidak
Total 3 1 4
Count
Piutang-EBA 1
tag kred rum tag kar kred tag kred PK lainnya Total
Terbit ya 1 3 3 3 10
EBA tidak 7 5 3 15
Total 8 8 6 3 25
107
Prioritas-2
Count
Piutang-EBA 2
tag kred rum tag kar kred tag kred PK tag sew GU Total
Terbit ya 2 2 2 2 8
EBA tidak 3 4 7 1 15
Total 5 6 9 3 23
Count
Piutang-EBA 3
tag kred rum tag kar kred tag kred PK tag sew GU lainnya Total
Terbit ya 3 1 1 1 1 7
EBA tidak 3 3 4 3 13
Total 6 4 5 4 1 20
Count
Piutang-EBA 4
tag kred rum tag kar kred tag sew GU Total
Terbit ya 1 2 3
EBA tidak 2 2 4 8
Total 2 3 6 11
Count
Piutang-EBA 5
tag kred PK lainnya Total
Terbit ya 1 1
EBA tidak 1 1
Total 1 1 2
109
Prioritas-1
Count
Originator Potensial 1
perbankan LPPKB BPPN P_Leasing Total
Terbit ya 7 2 1 10
EBA tidak 11 2 2 15
Total 18 4 2 1 25
Count
Originator Potensial 2
perbankan LPPKB BPPN P_Leasing lainnya Total
Terbit ya 5 3 2 10
EBA tidak 3 4 1 5 13
Total 3 9 1 8 2 23
110
Prioritas-3
Count
Originator Potensial 3
perbankan LPPKB BPPN P_Leasing Total
Terbit ya 1 1 2 2 6
EBA tidak 5 4 9
Total 1 6 2 6 15
Count
Originator Potensial 4
perbankan LPPKB BPPN P_Leasing Total
Terbit ya 1 1 1 1 4
EBA tidak 1 2 1 4
Total 1 2 3 2 8
111
12) Analisis pertanyaan Nomor 13 mengenai lembaga yang paling
potensial memberikan sarana peningkatan kredit (credit enhancement)
untuk aset keuangan Efek Beragun Aset:
Count
Lembaga Potensial
internal eksternal Total
Terbit ya 5 5 10
EBA tidak 7 7 14
Total 12 12 24
Count
Pihak pemasar EBA
manajer penjamin
investasi emisi efek lainnya Total
Terbit ya 6 3 1 10
EBA tidak 6 6 2 14
Total 12 9 3 24
112
14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 6
MI menyatakan bahwa manajer investasi adalah pihak yang paling dapat
diharapkan mampu untuk memasarkan Efek Beragun Aset, 6 MI menunjuk
penjamin emisi efek, dan 2 MI menunjuk lainnya. Total responden
keseluruhan adalah 24 MI.
14) Analisis pertanyaan Nomor 15 mengenai hal yang menjadi
pertimbangan dalam memilih originator:
Prioritas-1
Count
Pertimbangan MI 1
jaminan keterbukaan
originator serviser dokumen 5 Total
Terbit ya 7 1 2 10
EBA tidak 12 2 1 15
Total 19 2 2 2 25
113
Prioritas-2
Count
Pertimbangan MI 2
jaminan peningkatan keterbukaan
originator serviser kredit dokumen Total
Terbit ya 1 4 3 1 9
EBA tidak 7 2 3 12
Total 1 11 5 4 21
Count
Pertimbangan MI 3
peningkatan keterbukaan
serviser kredit dokumen Total
Terbit ya 5 3 8
EBA tidak 1 5 3 9
Total 1 10 6 17
114
mempertimbangkan kesanggupan originator bertindak sebagai serviser, 10
responden mempertimbangkan dapat tidaknya originator memberikan
sarana peningkatan kredit, dan 6 responden mempertimbangkan
kesanggupan originator untuk membuka dokumen dan data nasabah
kepada pihak-pihak terkait seperti MI, lembaga pemeringkat, dan Bank
Kustodian sebagai prioritas ketiga untuk MI dalam memilih originator.
Prioritas-4
Count
Pertimbangan MI 4
peningkatan keterbukaan
serviser kredit dokumen Total
Terbit ya 4 2 6
EBA tidak 1 4 5
Total 4 1 6 11
115
Prioritas-1
Count
Kendala aset 1
prosedur proses
hukum kredit macet eksekusi Total
Terbit ya 8 2 10
EBA tidak 7 2 6 15
Total 15 2 8 25
Count
Kendala aset 2
prosedur proses
hukum kredit macet eksekusi Total
Terbit ya 5 1 6
EBA tidak 2 4 5 11
Total 2 9 6 17
116
penyelesaian barang jaminan harus terlebih dahulu melalui proses peradilan
perdata, dan 6 responden melihat proses eksekusi aset jika terjadi kredit
macet memakan waktu lama sebagai kendala prioritas kedua untuk MI
dalam hal permasalahan hukum terkait dengan aset yang akan dikelola
dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah.
Prioritas-3
Count
Kendala aset 3
prosedur proses
hukum kredit macet eksekusi lainnya Total
Terbit ya 5 5
EBA tidak 1 3 3 1 8
Total 1 3 8 1 13
Count
Kendala
aset 4
lainnya Total
Terbit EBA ya 1 1
Total 1 1
117
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100%) memiliki rencana
untuk menerbitkan Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1
responden melihat 1 lainnya sebagai kendala prioritas keempat untuk MI
dalam hal permasalahan hukum terkait dengan aset yang akan dikelola
dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah.
Count
Bank sokong EBA
sudah belum Total
Paham sudah 3 4 7
EBA belum 2 2
Total 3 6 9
118
Prioritas-1
Count
Kendala sokong EBA-1
peraturan
belum SDM
memadai belum siap Lainnya Total
Paham sudah 2 3 2 7
EBA belum 1 1 2
Total 3 4 2 9
Count
Kendala sokong EBA-2
peraturan
belum pajak tidak SA belum
memadai kondusif memadai Total
Paham sudah 2 1 3
EBA belum 1 1
Total 1 2 1 4
119
Prioritas-3
Paham EBA * Kendala sokong EBA-3 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-3
SA belum
memadai Lainnya Total
Paham sudah 2 1 3
EBA belum 1 1
Total 2 2 4
Count
Kendala
sokong
EBA-4
SA belum
memadai Total
Paham EBA belum 1 1
Total 1 1
Count
Kendala
sokong
EBA-5
pajak tidak
kondusif Total
Paham EBA belum 1 1
Total 1 1
120
1 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset
menempatkan peraturan perpajakan tidak kondusif sebagai kendala
prioritas 5.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4 mengenai pelatihan tentang
pengelolaan Efek Beragun Aset kepada para pegawai, jika responden
memiliki rencana untuk bertindak sebagai Bank Kustodian Efek
Beragun Aset:
Count
Pelatihan
kelola
EBA
ya Total
Paham sudah 7 7
EBA belum 2 2
Total 9 9
Count
Pihak latih BK-1
TA DP TA afiliasi LN LPKDN lainnya Total
Paham sudah 1 3 3 7
EBA belum 1 1 2
Total 1 3 4 1 9
121
Dari total jumlah 9 responden, 7 responden (77,78%) sudah
memahami Efek Beragun Aset sedangkan 2 lainnya (22,22%) belum.
Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tenaga ahli dari
dalam negeri, 3 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di
luar negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam
negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas
pertama yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek
Beragun Aset.
Prioritas-2
Count
Pihak latih BK-2
TA afiliasi LN LPKLN Total
Paham EBA sudah 1 2 3
Total 1 2 3
Count
Pihak
latih BK-3
LPKDN Total
Paham EBA sudah 1 1
Total 1 1
122
prioritas ketiga yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan Efek
Beragun Aset.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 mengenai pengalaman dalam
menjajagi kerjasama dengan MI:
Count
Bank jajaki kerjasama
pernah belum Total
Paham sudah 2 5 7
EBA belum 2 2
Total 2 7 9
Count
Sistem blm memadai
sudah belum Total
Paham sudah 2 5 7
EBA belum 2 2
Total 2 7 9
123
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8 mengenai langkah yang akan
ditempuh apabila sistem komputer yang ada belum memadai untuk
mengelola Efek Beragun Aset:
Count
Rencana
pasang upgrade
sistem baru sistem lama Total
Paham sudah 1 4 5
EBA belum 1 1 2
Total 2 5 7
Count
masalah hukum
prosedur proses
hukum eksekusi lainnya Total
Paham sudah 1 6 7
EBA belum 1 1 2
Total 1 1 7 9
124
menempatkan lainnya sebagai kendala permasalahan hukum jika aset
keuangan yang disimpan dan diadministrasikan berbentuk tagihan kredit
kepemilikan rumah.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10 mengenai standar akuntansi yang
akan dipakai untuk membukukan aset keuangan:
Paham EBA * IAI-SA Crosstabulation
Count
IAI-SA
SAberlaku SAberlaku SAmirip
scr intrn dineg sekAset lainnya Total
Paham sudah 1 6 7
EBA belum 1 1 2
Total 1 1 6 1 9
125
Pengetahuan EBA * Perlakuan akuntansi_EBA Crosstabulation
Count
Perlakuan akuntansi_EBA
sebagian ragu-ragu belum tahu Total
Pengetahuan mengerti 4 4
EBA pernah mendengar 1 1 2
Total 4 1 1 6
Count
Cara audit terbit EBA
ya ragu-ragu belum tahu Total
Pengetahuan mengerti 4 4
EBA pernah mendengar 1 1 2
Total 4 1 1 6
126
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4, pengalaman cara melakukan
audit/pemeriksaan terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun
Aset:
Pengetahuan EBA * Pengalaman audit EBA Crosstabulation
Count
Pengalaman audit EBA
sedang
belum pernah melakukan Total
Pengetahuan mengerti 3 1 4
EBA pernah mendengar 2 2
Total 5 1 6
Count
Pedoman akuntansi kait EBA
standar
akuntansi mengacu
mengacu IAS terbit EBA PSAK Total
Pengetahuan mengerti 2 1 1 4
EBA pernah mendengar 1 1 2
Total 3 2 1 6
127
Pengetahuan EBA * Pedoman akuntansi hambat terbit EBA Crosstabulation
Count
Pedoman akuntansi hambat terbit EBA
tidak, perlu
ya kemungkinan diatur Total
Pengetahuan mengerti 1 3 4
EBA pernah mendengar 1 1 2
Total 1 1 4 6
Count
Audit entititas EBA
ya, ada
ketentuan
ya melarang tidak tahu Total
Pengetahuan mengerti 2 2 4
EBA pernah mendenga 1 1 2
Total 3 2 1 6
128
Pengetahuan EBA * Jangka waktu terbit EBA Crosstabulation
Count
Jangka waktu terbit
EBA
1 bulan -
2 bulan 5 Total
Pengetahuan mengerti 2 2 4
EBA pernah mendengar 2 2
Total 4 2 6
Count
Pedoman audit kait EBA
mengacu mengacu pedoman
standar standar audit EBA oleh IAI
audit Intr'l yang ada & Bapepam Total
Pengetahuan mengerti 1 2 3
EBA pernah mendengar 1 1 2
Total 1 1 3 5
129
Urutan-1
Count
kendala yang dihadapi
KAP-1
ketentuan
Akuntansi 5 Total
Pengetahuan mengerti 3 1 4
EBA pernah mendengar 2 2
Total 5 1 6
Count
kendala yang dihadapi
KAP-2
ketentuan
Audit 5 Total
Pengetahuan mengerti 1 1 2
EBA pernah mendengar 2 2
Total 3 1 4
Urutan-3
Count
kendala
yang
dihadapi
KAP-3
SDM Total
Pengetahuan EBA mengerti 2 2
Total 2 2
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11, kendala yang menjadi faktor
penghambat penerbitan Efek Beragun Aset:
Urutan-1
130
Pengetahuan EBA * kendala terbit EBA-1 Crosstabulation
Count
kendala terbit EBA-1
perangkat
peraturan
belum SA belum
memadai memadai lainnya Total
Pengetahuan mengerti 1 2 3
EBA pernah mendengar 2 2
Total 2 1 2 5
Count
kendala
terbit
EBA-2
pajak tidak
kondusif Total
Pengetahuan mengerti 1 1
EBA pernah mendengar 1 1
Total 2 2
Count
kendala terbit EBA-3
perangkat
peraturan
belum SA belum
memadai memadai Total
Pengetahuan mengerti 1 1
EBA pernah mendengar 1 1
Total 1 1 2
Count
Peraturan Bapepam Kait EBA
perlu ada
perlu ada perubahan
tambahan terhadap
peraturan peraturan
baru yang ada tidak tahu Total
Pengetahuan mengerti 1 1 1 3
EBA pernah mendenga 1 1 2
Total 2 2 1 5
Count
Resiko audit KIK-EBA
kelengkapan
dan validitas kecukupan
data prosedur lainnya Total
Pengetahuan mengerti 1 2 3
EBA pernah mendenga 2 2
Total 2 1 2 5
132
i. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Konsultan Hukum
Count
Pengetahuan
pendapat EBA
sudah belum Total
Pengetahuan sudah 6 6
EBA belum 1 1
Total 6 1 7
133
Pengetahuan EBA * Kesiapan penelaahan EBA
Crosstabulation
Count
Kesiapan penelaahan
EBA
sudah belum Total
Pengetahuan sudah 6 6
EBA belum 1 1
Total 6 1 7
Count
Punya SDM kompeten
sudah belum Total
Pengetahuan sudah 5 1 6
EBA belum 1 1
Total 5 2 7
134
Pengetahuan EBA * Rencana pengembangan SDM
Crosstabulation
Count
Rencana
pengemban
gan SDM
ya Total
Pengetahuan sudah 6 6
EBA belum 1 1
Total 7 7
Count
Rencana diklat SDM
latihan DN lainnya Total
Pengetahuan sudah 4 2 6
EBA belum 1 1
Total 5 2 7
135
Pengetahuan EBA * Peraturan Bapepam memadai
Crosstabulation
Count
Peraturan Bapepam
memadai
sudah belum Total
Pengetahuan sudah 4 2 6
EBA belum 1 1
Total 5 2 7
Count
Pernah beri pendapat
hukum
pernah belum Total
Pengetahuan sudah 2 4 6
EBA belum 1 1
Total 2 5 7
136
Pengetahuan EBA * Pernah telaah instumen PM
Crosstabulation
Count
Pernah
telaah
instumen
PM
sudah Total
Pengetahuan sudah 6 6
EBA belum 1 1
Total 7 7
Count
instrumen yang
ditelaah
reksadana lainnya Total
Pengetahuan sudah 1 5 6
EBA belum 1 1
Total 2 5 7
137
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11 tentang jangka waktu yang di
perlukan dalam melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum
terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Jangka waktu telaah Crosstabulation
Count
Jangka waktu telaah
kurang dari
1 bulan 1 s/d 2 bulan Total
Pengetahuan sudah 1 5 6
EBA belum 1 1
Total 2 5 7
Count
kendala yang dihadapi
kesiapan kesiapan ketentuaan
SDM peraturan telaah hukum Total
Pengetahuan sudah 3 3 6
EBA belum 1 1
Total 1 3 3 7
138
belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset memperkirakan
masalah kesiapan SDM sebagai kendala.
139
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
1. Teknik Perhitungan
140
2. Perlindungan Investor
3. Perlakuan Pajak
141
antara pihak yang membutuhkan dana dengan para investor. Apabila
terdapat sisa keuntungan dari proses sekuritisasi sepenuhnya menjadi hak
para pemegang efek beragun aset arus kas tidak tetap yang sudah menjadi
subyek pajak. Oleh karena itu, perlu pengkajian ulang terhadap perlakuan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagai subyek pajak Badan,
karena selain hanya sebagai penghubung, penerbit efek beragun aset juga
mempunyai umur tertentu yang relatif jelas lebih singkat dari pada berbagai
bentuk hukum unit usaha pada umumnya.
Secara prinsip, salah satu bursa efek di Indonesia telah siap untuk
menjadi pasar sekunder dari efek beragun aset, walaupun ketentuan
peraturan tentang pencatatannya masih dalam taraf proses pengkajian di
Bapepam. Agar perdagangan efek beragun aset di pasar sekunder menjadi
lebih likuid dan pengawasannya lebih baik, sebaiknya atas efek beragun
aset dicatatkan di bursa efek.
5. Hasil Survey
142
b. Investor Potensial
Pihak yang menjadi investor potensial yang akan berinvestasi pada
instrumen Efek Beragun Aset adalah investor institusi meliputi dana
pension, asuransi, perbankan, lembaga keuangan bukan bank,
reksadana, perusahaan besar lainnya. Alasan yang menjadi dasar
bahwa investor institusi tersebut akan menjadi investor pada instrumen
efek beragun aset karena instrumen efek beragun aset dapat dijadikan
sarana hedging dan investor institusi tergolong sophisticated investor
ditinjau dari sudut pandang pengelolanya.
c. Kendala utama penerbitan Efek Beragun Aset
Belum adanya penerbitan efek beragun aset di pasar modal Indonesia
tidak terlepas dari kurangnya pemahaman tentang instrumen efek
beragun aset baik dari sudut pandang pelaku maupun calon investor.
Kendala lain yang juga menghambat penerbitan efek beragun aset dari
sisi calon originator karena kewajiban keterbukaan dikhawatirkan bisa
mengarah kepada penyalah gunaan informasi. Sedangkan para pelaku
masih belum siap karena menganggap bahwa peraturan yang ada
kurang memadai mulai dari perlakuan akuntansinya, perpajakan yang
dianggap kurang kondusif, hingga berbagai teknik perhitungan yang
berkaitan dengan efek beragun aset.
d. Risiko potensial
Pemeringkat efek mengkhawatirkan aspek kelengkapan dan validitas
data pendukung serta kecukupan prosedur untuk mendeteksi
kesalahan/ penyimpangan. Sedangkan para pelaku yang lainnya
CD Player.lnk
beserta calon investor institusi sangat mengkhawatirkan
terjadinya gagal bayar (default) apabila efek beragun aset sudah jatuh
tempo, karena agunannya dapat mencakup unsur tagihan yang sudah
macet.
e. Kesiapan para pelaku
143
Belum semua pelaku mempunyai sumber daya manusia yang
kompeten dalam proses penerbitan efek beragun aset, karena
kurangnya pemahaman terhadap instrumen efek beragun aset itu
sendiri. Apabila ada pelaku yang sudah siap, kemudian menjadi
pioneer dalam penerbitan efek beragun aset melalui pasar modal
Indonesia, maka yang lainnya dapat belajar dari pengalaman yang
sudah melakukan.
f. Peraturan yang berlaku
Beberapa peraturan telah diterbitkan oleh Bapepam untuk mengatur
proses penerbitan hingga keterbukaan informasi efek beragun aset.
Direktorat Jenderal Pajak telah pula menetapkan peraturan perpajakan
efek beragun aset. Hanya saja apabila aset keuangannya berupa real
estate terdapat permasalahan hukum yang berkaitan dengan waktu
yang dibutuhkan untuk pengalihan kepemilikannya. Berbagai pihak
juga mengharapkan adanya pedoman yang mengatur akuntansi bagi
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, disamping harapan
pemberian pembebasan pajak bagi Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset yang semata-mata hanya sebagai vehicle dalam proses
sekuritisasi, apalagi bentuknya adalah kontrak.
II. SARAN
144
sekuritisasi termasuk kemungkinan resiko gagal bayar. Karena proses
sekuritisasi merupakan suatu proses yang komplek dan ada jangka
waktunya, maka Manajer Investasi yang akan membentuk Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset harus merencanakannya dengan baik.
2. Penyesuaian Peraturan
145
d. Penjelasan perhitungan fee untuk Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
146
3. Penyusunan Peraturan Baru
147
4. Perlunya adanya permulaan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah
148
DAFTAR KEPUSTAKAAN
149
LAMPIRAN-LAMPIRAN
150
Susunan Anggota Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset
I. Tim Pengarah
1. Poltak Sihotang, MBA
2. Boedi Soekamto, SH,MM
Sekretariat
1. Duduh Sunaryo
2. Mujazin
151
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat
hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus
Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan
aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model, praktek dan ketentuan
Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan dan perdagangannya di
Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan
bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan suatu (kumpulan)
aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset sejak
tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk mengisi
dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK PROFESI AKUNTAN
a. Sudah c. Ragu-ragu
a. Ya c. Belum tahu
b. Ragu-ragu
2
d. Bisa mengacu kepada PSAK yang telah ada dan mempunyai kemiripan
dengan pembukuan sekuritisasi aset
e. Tidak tahu
b. Kemungkinan, tapi sebenarnya bisa mengacu kepada PSAK yang telah ada
dan mempunyai kemiripan dengan pembukuan sekuritisasi aset atau prinsip
akuntansi yang berlaku umum
e. Tidak tahu
a. Ya
c. Tidak mungkin
d. Tidak tahu
8. Berapa lama jangka waktu yang diperlukan apabila Saudara/i harus melakukan
audit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset?
b. 1 bulan - 2 bulan
e. Tidak tahu
b. Sementara bisa mengacu kepada standar audit yang telah ada dan
mempunyai kemiripan
e. Tidak tahu
10. Kendala apa yang mungkin dihadapi oleh KAP tempat Saudara/i bekerja
sehubungan dengan audit atas (entitas yang menerbitkan) Efek Beragun Aset?
(jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
11. Berdasarkan pengetahuan Saudara/i, apakah kendala utama yang menjadi faktor
penghambat penerbitan Efek Beragun Aset? (jika jawaban lebih dari satu, beri
nomor urut sesuai prioritas)
Kesiapan Manajer Investasi yang akan menjadi pengelola Efek Beragun Aset
diragukan
a. Sudah memadai
4
b. Perlu ada tambahan peraturan baru
d. Tidak tahu
13. Menurut pendapat Saudara/i, resiko apa yang paling mungkin terjadi dalam
rangka audit laporan keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset?
c. Tidak tahu
5
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
6
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat
hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus
Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan
aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model, praktek dan ketentuan
Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan dan perdagangannya di
Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan
bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan suatu (kumpulan)
aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset sejak
tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk mengisi
dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK BURSA EFEK
a. Ya c. Belum tahu
b. Ragu-ragu
d. Bisa mengacu kepada PSAK yang telah ada dan mempunyai kemiripan
dengan pembukuan sekuritisasi aset
e. Tidak tahu
2
6. Apakah Saudara/i berpendapat bahwa pedoman akuntansi menjadi salah satu
faktor yang menghambat penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia:
b. Kemungkinan, tapi sebenarnya bisa mengacu kepada PSAK yang telah ada
dan mempunyai kemiripan dengan pembukuan sekuritisasi aset atau prinsip
akuntansi yang berlaku umum
e. Tidak tahu
c. Tidak tahu, tapi menurut pendapat saya perpajakan tidak akan menjadi
persoalan, hanya jika mendapat perlakuan khusus akan lebih
menyemarakkan industri Efek Beragun Aset
8. Kendala apa yang mungkin dihadapi oleh Bursa Efek sehubungan dengan
monitoring dan surveillance atas Efek Beragun Aset? (jika jawaban lebih dari satu,
beri nomor urut sesuai prioritas)
3
Perangkat peraturan terkait belum memadai
Ketentuan peraturan perpajakan tidak kondusif
Standar Akuntansinya belum memadai
Kesiapan Manajer Investasi yang akan menjadi pengelola Efek Beragun Aset
diragukan
a. Sudah memadai
d. Tidak tahu
11. Menurut pendapat Saudara/i, resiko apa yang paling mungkin terjadi pada Efek
Beragun Aset?
a. Default Risk
c. Tidak tahu
d. Kepastian hukum
12. Bagaimana kesiapan Bursa Efek Surabaya berkaitan dengan Efek Beragun Aset?
(jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
4
Perangkat lunak (software) bisa menggunakan yang sudah ada
Investor perorangan
Reksa Dana
Lainnya, sebutkan, _____________________________________________
5
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman
ini dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
6
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat
hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus
Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan
aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model, praktek dan ketentuan
Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan dan perdagangannya di
Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan
bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan suatu (kumpulan)
aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset sejak
tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk mengisi
dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK INVESTOR
8. Apa yang jadi pertimbangan utama dalam melihat EBA sebagai sarana investasi
(jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai tingkat prioritas)
□ Tingkat keuntungan
□ Peringkat EBA
□ Diversifikasi investasi
3
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek
bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain
yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model,
praktek dan ketentuan Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan
dan perdagangannya di Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Sedangkan bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan
suatu (kumpulan) aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset
sejak tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk
mengisi dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK BANK KUSTODIAN
4. Jika Bank ini mempunyai rencana untuk bertindak sebagai Bank Kustodian EBA
apakah perusahaan akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan EBA kepada
para pegawai.
a. Ya
b Tidak
5. Jika jawaban nomor 4 Ya, pihak mana yang akan memberikan pelatihan tentang
tugas Bank Kustodian dalam rangka pengelolaan EBA kepada para pegawai
2
6. Apakah Bank Saudara pernah menjajagi bekerjasama dengan Manajer Investasi
untuk mengelola EBA.
a. Pernah.
b. Belum.
7. Apakah sistem komputer yang ada sekarang cukup memadai untuk mengelola
EBA
a. Sudah.
b. Belum.
8. Jika jawaban nomor 7 Belum, apa rencana Saudara untuk mempersiapkannya
a. Memasang sistem baru.
b. Meng-up grade sistem yang lama
9. Permasalahan hukum apa yang dilihat sebagai kendala jika aset keuangan EBA
yang disimpan dan diadministrasikan berbentuk tagihan Kredit Kepemilikan
Rumah.
a. Prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari Originator kepada KIK EBA.
b. Bila terjadi kredit macet penyelesaian barang jaminan harus terlebih dahulu
melalui proses peradilan perdata.
c. Proses Eksekusi aset jika terjadi kredit macet memakan waktu lama.
d. Lainnya, sebutkan, ___________________________________________
10. Jika Ikatan Akuntansi Indonesia atau Bapepam belum menetapkan suatu standar
akuntansi untuk sekuritasi aset, standar akuntansi manakah yang akan dipakai
untuk membukukan aset keuangan EBA.
a. Standar akuntansi untuk sekuritisasi aset yang berlaku secara internasional.
b. Standar akuntansi untuk sekuritisasi aset yang berlaku di negara tertentu.
c. Standar akuntansi keuangan yang telah ada yang mempunyai kemiripan
dengan pembukan sekuritasi aset.
d. Lainnya, sebutkan, ____________________________________________
3
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek
bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain
yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model,
praktek dan ketentuan Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan
dan perdagangannya di Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Sedangkan bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan
suatu (kumpulan) aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset
sejak tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk
mengisi dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK PROFESI KONSULTAN HUKUM
a. Sudah
b. Belum
a. Sudah
b. Belum
a. Sudah
b. Belum
a. Sudah
b. Belum
a. Ya
b. Tidak
2
a. latihan Luar negeri
a. Sudah
b. Belum
a. Pernah
b. Belum
a. Sudah
b. Belum
10. Jika jawaban nomor 9 adalah a (sudah), instrument apa saja yang pernah
diberikan pemeriksaan dan pendapat hukum?
a. saham
b. Obligasi,
c. Reksa Dana
11. Berapa lama jangka waktu yang di perlukan apabila Kantor Saudara melakukan
pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap KIK-EBA?
b. 1 s/d 2 bulan
3
12. Kendala apa yang mungkin dihadapi oleh kantor Saudara sehubungan dengan
pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap KIK-EBA ini?
b. Kesiapan peraturan
4
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek
bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain
yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model,
praktek dan ketentuan Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan
dan perdagangannya di Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Sedangkan bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan
suatu (kumpulan) aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset
sejak tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk
mengisi dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK MANAJER INVESTASI
3 Apakah Wakil Manajer Investasi (WMI) yang ada di perusahaan Saudara telah
mempunyai pengetahuan memadai tentang teknis pengelolaan EBA.
a. Belum
b. Sudah
4 Jika perusahan Saudara mempunyai rencana untuk mengelola EBA apakah
perusahaan akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan EBA kepada para
WMI.
a. Ya
b Tidak
5 Jika jawaban nomor 4 Ya, Pihak mana yang memberikan pelatihan pengelolaan
EBA kepada WMI (jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
2
6 Berkaitan dengan rencana pengelolaa EBA apakah perusahaan Saudara sudah
memenuhi Modal Kerja Bersih Disesuaikanakan meminta bantuan teknis kepada
Manajer Investasi Asing yang telah punya pengalaman dalam mengelola EBA.
a. Ya
b. Ya dengan afiliasi sendiri
c. Tidak
7 Berkaitan dengan rencana pengelolaan EBA apakah perusahaan Sauadara sudah
memenuhi MKBD sebesar Rp. 25 milyar sesuai peraturan Bapepam.
a. Ya.
b. Tidak
8 Jika MKBD Saudara tidak memenuhi persyaratan, langkah-langkah apa yang akan
dilakukan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
a. Penambahan Modal.
b. Pinjaman Subordinasi
c. Tidak ada rencana
d. Lainnya sebutkan ________________________________________________
9. Berkaitan dengan rencana pengelolaan EBA apakah perusahaan Saudara pernah
melakukan survey tentang minat investor terhadap EBA.
a. Ya.
b. Tidak
10. Investor yang paling potensial menyerap EBA. (jika jawaban lebih dari satu, beri
nomor urut sesuai prioritas)
□ Dana Pensiun
□ Asuransi
□ Reksa Dana
□ Retail
11 Jenis Piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk EBA dalam
waktu dekat. (jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
12 Originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya. (jika jawaban lebih
dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
3
□ Perbankan.
□ BPPN.
□ Perusahaan Leasing.
□ Prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari Originator kepada KIK EBA.
□ Bila terjadi kredit macet penyelesaian barang jaminan harus terlebih dahulu
melalui proses peradilan perdata.
□ Proses Eksekusi aset jika terjadi kredit macet memakan waktu lama.
4
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek
bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain
yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model,
praktek dan ketentuan Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan
dan perdagangannya di Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Sedangkan bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan
suatu (kumpulan) aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset
sejak tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk
mengisi dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK ORIGINATOR
2
d. diatas 500 milyar
8. Berapa besar tagihan Kredit Pemilikan Kendaraan yang siap dialihkan kepada
Manajer Investasi untuk dikelola dalam EBA
a. 10 s/d 50 milyar rupiah
b. diatas 50 milyar s/d 100 milyar rupiah
c. diatas 100 milyar sampai 500 milyar
d. diatas 500 milyar
9. Keuntungan apa yang paling diharapkan dari penjualan aset kredit.
a. Mendapatkan likuiditas lebih awal.
b. Penyebaran risiko kredit
c. Dapat mengurangi cadangan wajib minimum
d. Mengurangi durasi aset
e. Lainnya, sebutkan ____________________________________________
10. Kendala apa yang paling utama yang Saudara hadapi untuk menjual aset
keuangan kepada Manajer Investasi untuk dikelola dalam bentuk EBA. ( jika
jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai tingkat kendalanya)
11. Bagaimana kriteria aset keuangan Kredit Pemilikan Rumah yang siap dijual
kepada pengelola EBA
a. Kredit lancar
b. Gabungan kredit macet dan kredit lancar
c. Lainnya, sebutkan ____________________________________________
12. Bagaimana kriteria aset keuangan Kredit Pemilikan Kendaraan yang siap dijual
kepada pengelola EBA
b. Kredit lancar
c. Gabungan kredit macet dan kredit lancar
d. Lainnya, sebutkan ____________________________________________
13. Bagaimana kriteria aset keuangan berupa tagihan kartu kredit yang siap dijual
kepada pengelola EBA
a. Kredit lancar
b. Gabungan kredit macet dan kredit lancar
c. Lainnya, sebutkan ____________________________________________
3
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI PERDAGANGAN EFEK BERAGUN ASET
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lantai 3-8 Telepon: 3858001
Jalan Dr. Wahidin Raya no. 1 Faksimili: 3857917
Jakarta 10710 E-mail: bapepam@bapepam.go.id
Survey ini merupakan bagian dari Studi Perdagangan Efek Beragun Aset di Pasar Modal
Indonesia yang dilakukan oleh Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset. Efek Beragun Aset
(di Indonesia) merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek
bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain
yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. Tujuan Studi ini adalah mempelajari model,
praktek dan ketentuan Efek Beragun Aset, serta hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan
dan perdagangannya di Pasar Modal Indonesia.
Efek Beragun Aset dapat menjadi alternatif sarana/sumber pendanaan bagi dunia usaha,
disamping (kemungkinan) perbaikan struktur kondisi keuangan suatu perusahaan.
Sedangkan bagi investor, Efek Beragun Aset menjadi aternatif investasi dengan agunan
suatu (kumpulan) aset keuangan.
Bapepam mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset
sejak tahun 1997, bahkan sebagian peraturan telah direvisi. Walaupun beberapa perusahaan
Indonesia telah melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya, namun belum ada yang
disekuritisasi di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan Efek Beragun Aset. Demi
pengembangan pasar modal Indonesia, kami mohon bantuan dan kerjasamanya untuk
mengisi dan mengembalikan Questionnaire ini yang dapat melalui pos atau kurir kepada:
Jawaban maupun tanggapan atas Questionnaire ini bersifat rahasia dan hanya untuk
kepentingan studi. Apabila terdapat keragu-raguan yang berkaitan dengan Questionnaire ini,
dapat menghubungi:
- Sujanto, telepon: (021) 385-8001 ext. 6431
- Denny Agung Pribadi, telepon: (021) 385-8001 ext. 6442
- Akmal Sukrizal, telepon: (021) 385-8001 ext. 5311
1
QUESTIONNAIRE UNTUK PEMERINGKAT EFEK
a. Sudah c. Ragu-ragu
a. Ya c. Belum tahu
b. Ragu-ragu
a. Sudah
b. Belum pernah
a. Sudah siap
c. Belum ada
2
6. Faktor fundamental apa yang akan mempengaruhi hasil pemeringkatan Efek
Beragun Aset? (jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai prioritas)
Credit enhancement
8. Berapa jangka waktu ideal (hingga jatuh tempo) untuk Efek Beragun Aset?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah dalam pemeringkatan Efek Beragun Aset dapat dilakukan secara
independen sehingga benar-benar akan mencerminkan kondisi peringkat Efek
Beragun Aset tanpa ada pengaturan tentang prosedur oleh suatu institusi
terkait?
a. Ya
b. Tidak
11. Berapa lama jangka waktu yang diperlukan dalam proses pemeringkatan Efek
Beragun Aset?
3
b. 1 bulan - 2 bulan
e. Tidak tahu
12. Kendala apa yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan Pemeringkat sehubungan
dengan proses pemeringkatan Efek Beragun Aset? (jika jawaban lebih dari satu,
beri nomor urut sesuai prioritas)
4
15. Bagaimana pendapat Saudara/i tentang peraturan Bapepam yang berkaitan
dengan penerbitan Efek Beragun Aset?
a. Sudah memadai
d. Tidak tahu
16. Menurut pendapat Saudara/i, resiko apa yang paling mungkin terjadi dalam
penerbitan Efek Beragun Aset?
d. Tidak tahu
5
Terimakasih atas kerjasama dan waktu yang telah disediakan dalam pengisian
questionnaire tentang Efek Beragun Aset. Apabila ada tanggapan dan masukan
tentang hal yang belum tercakup dalam questionnaire ini, dapat ditulis di halaman ini
dan akan digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………