Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Nurul Anandita Rahmaputri

KELAS : E1 – Manajemen Kredit


NIM : 20.05.51.0230

SOAL
1. Sebelum kegiatan analisis kredit dilakukan yaitu membahas aspek-aspek yang
mempengaruhi kegiatan usaha secara mendetail maka ada beberapa langkah yang harus
dilakukan analis kredit. Jelaskan secara lengkap langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan analis kredit ?

2. Analisis kredit aspek keuangan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber


analisisnya dan ratio keuangan sebagai alatnya.
a. Jelaskan tujuan analisis kredit aspek keuangan.
b. Jelaskan arti masing-masing analisis rasio keuangan yang digolongkan menjadi 5 (lima)
golongan rasio keuangan.
c. Mengapa tingginya tingkat likuiditas dapat mempengaruhi perolehan rentabilitas

3. Proyek investsi senilai Rp 600 juta diajukan untuk kredit bank, diharapkan pengembalian
selama 5 tahun dengan tingkat bunga 5 %.

Tahun 1 2 3 4 5

Proceeds Rp. 100 juta Rp. 150 juta Rp. 200 juta Rp. 250 juta Rp. 200 juta

a. Berapa nilai yang diharapkan dari investasi tersebut dengan mempertimbangkan time
value of money ?
b. Jika nilai residu investasi tersebut Rp. 150 juta, berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk pengembalian investasi ?
JAWABAN

1. Sebelum melaksanakan kegiatan analisa kredit itu sendiri, maka ada beberapa langkah
yang harus dilakukan yaitu :
a. Pemilihan pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan analisa kredit itu
sendiri. Dalam pemilihan pendekatan ini terbagi menjadi 5 pendekatan yang
dapat diidentifikasi, diantaranya
• Pendekatan Jaminan (Collateral Approach)
Bentuk pendekatan ini adalah bentuk pendekatan yang paling klasik dan
sederhana. Pada intinya pendekatan ini dilakukan sebagai dasar dalam
analisa kredit yaitu kredit akan diberikan bila calon debitur mempunyai
jaminan baik ditinjau dari nilai ekonomis ataupun nilai yuridis.
• Pendekatan karakter (Character Approach)
Pendekatan proses pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan
terhadap reputasi karakter business dari calon debiturnya.
• Repayment Approach. Pendekatan yang mendasarkan diri pada
kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan. Dalam bentuk
pendekatan ini bank mendasarkan diri pada kemampuan pelunasan
utang dari nasabah.
• Pendekatan tingkat keterlaksanaan proyek usaha calon debitur
(Feasibility Approach)
Dalam hal ini bank harus mampu menilai sampai sejauh mana proyek
usaha calon debitur tersebut dapat melunasi semua kewajibnnya dengan
sumber-sumber dana yang dapat dihimpun oleh usaha yang akan
dilakukannnya.
• Pendekatan pemberian kredit sebagai bank pembangunan (Development
bank Approach)
yaitu analisa pemberian kredit yang mendasarkan diri pada fungsi bank
sebagai “agent of development” dari suatu sistem perekonomian
b. Proses pengumpulan informasi yang lengkap yang akan diperlukan dalam
kegiatan suatu analisa kredit. Setelah melakukan pemilihan pendekatan yang
akan digunakan dalam analisis kredit maka analis mengumpulkan berbagai
informasi yang penting untuk disiapkan guna mempermudah proses analisis
kredit antara lain:
• Data informasi / formal yang menyangkut reputasi karakter calon
nasabah.
• Informasi mengenai pemasaran produk / jasa yang ditawarkan oleh
calon debitur.
• Informasi data teknis dari proyek calon debitur
• Informasi pasar tenaga kerja yang diperlukan untuk menangani proyek
• Sumber-sumber bahan baku / bahan penolong serta mekanisme
pengadaannya.
• Dan lain-lain

Setelah informasi umum telah dapat dikumpulkan, maka dimulai


pengumpulan data khusus calon debitur, antara lain :

▪ Data Yuridis, yaitu mulai akta pendirian sampai dengan akta-akta


perubahan perusahaan
▪ Data keuangan / kegiatan usaha nasabah lainnya seperti neraca dan
perhitungan laba/rugi beserta lampiran-lampirannya
▪ Data teknis dari perusahaan calon debitur
▪ Data-data manajemen, personalia
▪ Data-data ekonomisdan yuridis daribarang-barang yang akan
dijaminkan
▪ Lain-lain data yang perlu, sesuai dengan proyek nasabah
c. Penetapan Titik Kritis
Setiap kegiatan usaha tentunya banyak factor yang menentukan
keberhasilannya maka penetapan titik kritis diperlukan untuk mengetahui factor
yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan usaha calon debitur dengan
mengetahui factor yang paling berpengaruh ini maka analis kredit akan
mempunyai pegangan yang sama dengan para analis lain dalam menetapkan
kebijakannya.

2. A.) Tujuan analisis kredit aspek keuangan diantaranya yaitu :


• Struktur kebutuhan permodalan oleh calon debitur untuk diakurkan dengan
struktur perkreditan yang tersedia di pihak perbankan.
• Perhitungan kebutuhan dana/ permodalan yang diperlukan oleh calon debitur
untuk membiayai usahanya.
• Melihat prospek keuangan calon debitur, berupa besarnya rentabilitas,
solvabilitas, likuiditas, maupun prospek posisi keuangan di waktu yang akan
datang setelah calon debitur yang bersangkutan menerima kredit dari bank.
• Prospek keuangan nasabah dimasa yang akan datang terutama volume
pendapatan sampai dengan laba bersih yang diharapkan akan diperoleh dengan
melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit dari perbankan, untuk
beberapa periode waktu yang akan datang.
• Besarnya biaya usaha yang diperlukan, baik untuk keperluan investasi,
keperluan modal kerja untuk keseluruhan maupun tiap-tiap periode waktu yang
akan datang.
• Melihat estimasi sources and uses of fund (arus dana/yang masuk dan dana yang
keluar) serta untuk mengetahui berapa besarnya saldo dana untuk tiap-tiap
periode yang akan datang.
• Melihat estimasi cash flow (arus uang tunai masuk dan uang tunai keluar) dan
berapa besarnya saldo uang tunai yang akan ada dari waktu ke waktu yang lain.
• Mengetahui rencana pelunasan utang pokok yang diterima oleh bank maupun
pembayaran bunga dan kewajiban-kewajiban lainnya.

B.) Analisis rasio keuangan yang digolongkan 5 golongan rasio keuangan, yaitu :

• Rasio Likuiditas = yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka
panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek).
• Ratio Leverage = yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh hutang (dana pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditur), dalam hal ini Bank.
• Ratio Coverage = yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh
dari bisnis.
• Ratio Aktivitas = rasio ini menunjukkan efektifitas manajemen dalam mengelola
bisnis atau sumber-sumber yang ada.
• Ratio Rentabilitas : menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba.
C) Mengapa tingginya tingkat likuiditas dapat mempengaruhi perolehan rentabilitas

Likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan yang unik, yaitu dapat saling bertentangan
antara satu dengan yang lainnya, karena dengan meningkatkan likuiditas mempunyai
kecendrungan untuk menurunkan rentabilitas perusahaan, dalam pengambilan keputusan
memperhatikan likuiditas dan rentabilitas sangat penting dilakukan agar keseimbangan
antara keduanya dapat tercapai. Misalkan perusahaan yang terlalu memperhatikan
likuiditas, perusahaan tersebut akan cenderung menyediakan instrumen likuiditas yang
besar. Akibatnya aktiva dan belanja modal yang digunakan untuk meningkatkan
operasional perusahaan hanya sedikit, sehingga kegiatan operasional perusahaan
menurun, hal ini menyebabkan Rentabilitas menurun dan bahkan perusahaan mengalami
ancaman kerugian. Sebaliknya perusahaan yang terlalu terfokus terhadap rentabilitas
akan menggunakan aktiva dan belanja modal yang besar, akibatnya perusahaan terancam
mengalami keadaan tidak likuid, jika hal ini terjadi maka perusahaan akan kesulitan
membayar kewajiban jangka pendeknya.

3. Proyek investasi senilai Rp 600 juta diajukan untuk kredit bank. Dengan rincian data di
soal tersebut, maka
a. Nilai yang diharapkan dari investasi tersebut dengan mempertimbangkan time
value of money adalah Rp 166.440.888,7 dengan
Present Value of Proceeds Rp. 766.440.888,70
Present Value Out Lays Rp. 600.000.000
Net Present Value Rp 166.440.88,70
Rincian :
Tahun Proceeds (FV) Defend Factor Present Value
1 Rp 100.000.000,00 0,9524 Rp 95.238.095,24
2 Rp 150.000.000,00 0,9070 Rp 136.054.421,77
3 Rp 200.000.000,00 0,8638 Rp 172.767.519,71
4 Rp 250.000.000,00 0,8227 Rp 205.675.618,70
5 Rp 200.000.000,00 0,7835 Rp 156.705.233,29
TOTAL Rp 900.000.000,00 4,3295 Rp 766.440.888,70
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 (𝐹𝑉)
Rumus Present Value =
(1+0,05)𝑛
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Rumus Deffered Factor =
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 (𝐹𝑉)

b. Jika nilai residu investasi tersebut Rp 150 juta, waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian
investasi adalah selama 2,5 tahun, maka berikut penjelasan terkait dengan penghitungannya :

(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)


𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠

(𝑅𝑝 600.000.000 − 𝑅𝑝 150.000.000)


𝑅𝑝 180.000.000

𝑅𝑝 450.000.000
= 2,5 tahun
𝑅𝑝 180.000.000

Anda mungkin juga menyukai