dan Anuitas)
Banyak orang bertanya, bagaimana cara bank menghitung cicilan
KPR per bulan? Jawaban singkatnya adalah, kebanyakan bank di
Indonesia menggunakan sistem perhitungan cicilan KPR
dengan metode anuitas.
Apakah perbedaan metode anuitas dibanding dengan metode lainnya
(metode flat dan metode efektif)? Artikel di bawah akan
membahas perbedaan ketiga sistem bunga KPR tersebut.
ANALISIS KREDIT
Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.
Sedikitnya ada 5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain :
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan
Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.
Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal
kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV
Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu
laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.
Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah
mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik
pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya Prinsip 6 Cs
Analysis, yaitu sebagai berikut:
1. Character
Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui
sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)
sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat
ditempuh melalui upaya antara lain:
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur)
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi
f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar
modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam
menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal
sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam
menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik,
kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan selffinancing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara
tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.
Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari
waktu ke waktu
4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang
diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko
kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya
berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi
(borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng
mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi
kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu
diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran
6. Constraint
Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk
dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang
disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah
character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti. Dengan perkataan
lain, permohonannya harus ditolak.
Pemberian kredit kepada pelanggan dilakukan berdasarkan analisa kelayakan pemberian kredit
Analisa kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan pada dasarnya adalah memperkirakan
kemampuan pelanggan dalam mengelola usahanya sehingga akan dapat membayar
kewajibannya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan :
Menerapkan prinsip-prinsip umum pemberian kredit.
Menganalisa berkas dokumen atau catatan pelanggan.
Mencari masukan dari sumber-sumber lain, misalnya : daftar hitam penunggak kredit, kelompok
usaha yang sejenis, mitra usaha pelanggan.
Dari uraian tersebut, analisis kelayakan kredit dimaksudkan untuk menentukan kelayakan
pemberian kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Dengan analisis kelayakan kredit,
dapat menentukan tingkat kepercayaan kepada pelanggan dan dapat menghidari kemungkinan
terjadinya kerugian di masa yang akan datang akibat adanya kredit macet. Secara umum analisis
kelayakan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan Prinsip 5C, Analisis Umur Piutang, dan
Analisis Ratio.
Prinsip Penilaian Kredit Prinsip penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan dengan penilaian
menggunakan Prinsip 5C.
Dalam penilaian ini, calon debitur akan dinilai berdasarkan penilaian aspek :
Character, Capacity, Capital, Condition of economy, dan Collateral. Yang dimaksud masingmasing aspek tersebut sebagai berikut :
Character adalah aspek watak atau kepribadian calon debitur. Apakah calon debitur memiliki
berkelakuan yang baik dan selalu berusaha memenuhi janji.
Capacity adalah aspek kemampuan (kapasitas) calon debitur dalam menjalankan usahanya.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya order dan kelancaran pengembalian kredit.
Capital adalah aspek modal calon debitur. Hal yang perlu diketahui adalah besarnya modal,
hutang serta komposisi kekayaan perusahaan calon dibitur sehingga dapat diketahui tingkat
likuiditas perusahaan calon debitur. Tingkat likuiditas akan menunjukan kemempuan perusahaan
dalam pengembalian kredit.
Condition of economy adalah aspek pengaruh dari trend perekonomian secara umum yang
diperkirakan akan berpengaruh terhadap usaha calon debitur.
Collateral adalah aspek jaminan dalam bentuk harta benda milik calon debitur, atau pihak lain
sebagai penjamin. Namun untuk penjualan kredit yang diutamakan bukan jaminan tetapi
kelancaran usaha dari calon debitur.