Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KREDIT

Kelompok 5

Disusun oleh:

Fadra Mursain (16179184) Ketua

Fitriani (16179142)

Andi Firni Nasta’in (16179475)

Mesy Arista Sari (16179370)

Nadiah Ayuwandani (16179125)

M Hidayat Sudin (16179373)

STIM NITRO MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Analisis Kredit” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Izaac L.D, Lawalata, S.H.,M.Hum. yang telah membimbing
dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat mengenai
analisis kredit. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Makassar, 22 Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan
kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah membiayai
proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang sedang
berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit.

Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu.Untuk menghindari
maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus
dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis.

Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik keuangan
maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis kredit adalah suatu
proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang
diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank
bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari pengertian
diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan
kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar
kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas
dasar kelayakan usaha.

Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit secara
mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit yang akan
dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu analisis kredit?
2. Apa tujuan dari analisis keredit ?
3. Apa saja aspek aspek dalam analisis kredit?
4. Bagaimana pendekatan dalam analisis kredit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu analisis kredit
2. Untuk mengetahui tujuan dari analisis kredit
3. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek dalam analisis kredit
4. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan dalam analisis kredit
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Kredit

Analisis kredit atau penilaian kredit dilakukan oleh account officer (AO) dari suatu bank
dan account officer tersebut dari sisi level jabatannya merupakan level seleksi atau bagian, atau
bahkan pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk menganalisis permohonan kredit.
Analisis kredit ini dilakukan dengan tujuan agar kredit yang diberikan mencapai sasaran, yaitu
aman. Artinya kredit tersebut harus diminta kembali pengembaliannya oleh bank secara tertib,
teratur, dan tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antar bank dengan nasabah sebagai penerima
dan pengguna kredit. Selain itu, dengan tujuan terarah,artinya kredit yang diberikan tersebut
akan digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan kredit dan sesuai dengan
peraturan dan kesepakatan ketika disyaratkan dalam akad kredit.

Untuk mewujudkan hal di atas, perlu dilakukan persiapan kredit, yaitu dengan
mengumpulkan informasi dan data untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis tergantung pada
kualitas SDM, data yang diperoleh, dan teknik analisis.

Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap
kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur
hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.

Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan


maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat
dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta
penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit adalah
Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang
diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah
permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.

2.2 Pertimbangan Analisa Kredit

Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai hal yang
terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak merugikan bank
maupun debitur di masa depan. Menurut Rahadja (1990:10) bank harus selalu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat
dilunasi kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan digunakan
untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-kurangnya tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
3. Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun bagi
nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha.

2.3 Tujuan Dari Adanya Analisis Kredit

Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan
seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat
dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi
sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):

A. Identitas pemohon

Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan
pengurus, legalitas usaha.

B. Tujuan permohonan kredit

Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan
kredit.

C. Riwayat hubungan bisnis dengan bank

Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas
hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.
D. Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis
kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.

2.4 Fungsi Analisa Kredit


Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki jaminan
yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah:

1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang
disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,
3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit,
tujuan kredit, dan sebagainya,
4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan
keputusan,
5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.

2.5 Prinsip 6 C’s Analysis

1. Character

Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha.Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui
sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)
sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat
ditempuh melalui upaya antara lain:

a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah;


b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya;
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur);
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada;
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.

2. Capital

Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar
modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam
menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal
sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam
menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha.Dalam
praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk
menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang
dimintakan kepada bank.

3. Capacity

Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan.Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui
sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-
utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.

Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini:

a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan


perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas
untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit
dengan bank.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan
nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah
mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-
peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan
merebut pasar.

4. Collateral

Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit
yang diterimanya.Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana
resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank.Pada hakikatnya bentuk collateral tidak
hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan
pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.

5. Condition of Economy

Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng
mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi
kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu
diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:

a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran

6. Constraint

Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk
dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang
disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.

Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah
character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti. Dengan
perkataan lain, permohonannya harus ditolak.

3R

1. Return (hasil yang dicapai)

Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur
setelah dibantu dengan kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan
diperoleh bank apabila memberikan kredit kepada pemohon.

2. Repayment (pembayaran kembali)

Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar
kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity),
dan apakah kredit harus diangsur/ dicicil/ atau dilunasi sekaligus diakhir periode.

3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko)

Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon
kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

7P

1. Personality yaitu menilai dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya.
2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifiasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
yang diinginkan nasabah.
4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank
namun melalui suatu perlindungan.

2.6 Peran Account Officer (Ao) Dalam Melakukan Analisis Kredit

Account officer merupakan point of contact antara bank dengan pihak customer yang harus
memelihara hubungan dengan nasabah dan wajib memonitir seluruh kegiatan nasabah secara
terus-menerus.

Pertimbangan pemberian fasilitas kepada nasabah harus dipandang secara menyeluruh atas
kebutuhannya, baik keperluan cash-loan, noncash loan (garansi bank,negosiasi wesel ekspor,an
lain-lain) dalam suatu priode tahunan. Di samping itu, harus pula dikemukakan fasilitas-fasilitas
yang telah atau akan diterima oleh grup perusahaan atau perorangan yang terkait dengan
nasabah. Segala keperluan fasilitas nasabah dan grupnya atau terkait dengan nasabah tersebut
harus tertuang didalam memo kredit nasabah dan dalam ringkasan fasilitas kredit.

Di samping memberikan fasilitas kepada nasabah atau grup atau terkait, account officer harus
pula mampu melakukan cross selling atas produk-produk bank dalam rangka peningkatan Fee
Base Income dengan mengefektifkan rencana pemasaran kepada nasabah, sehingga hubungan
keseluruhan dengan nasabah dapat diukur efektivitasnya dengan total margin yang diperoleh
secara net atas hubungan tersebut (profitability relationship) yang tertuang dengan customer
profitability analysis. Besarnya nilai margin ini secara periodik akan ditetapkan oleh kantor
pusat.

2.7 Aspek Penilaian Analisis Kredit

Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek yang
menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah untuk
meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak yang kemudian menjadi
pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak,
dengan perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit
diberikan, maka usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok
maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.

Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit adalah
sebagai berikut:

1. Aspek hukum/Yuridis

Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen
yang diajukan oleh pemohon kredit.Penilaian ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen
yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehinggamenimbulkan masalah.Penilaian
dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen
tersebut.

2. Aspek Pemasaran (Marketing)

Dalam aspek ini dinilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan strategi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga akan diketahui prospek usaha tersebut
sekarang dan dimasa yang akan datang.

3. Aspek Keuangan

Analisa aspek ini terhadap perusahaan pemohon kredit sangat menentukan jumlah dari
kebutuhan usaha dan juga terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha pada
masa mendatang serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kreditnya.

4. Aspek Teknis

Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengamati perusahaan dari segi fisik serta
lingkungannya agar perusahaan tersebut sehat dan produknya mampu bersaing di pasaran dengan
masih memperoleh keuntungan yang memadai.

5. Aspek Manajemen

Penilaian aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya
manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi
pertimbangan lain.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Penilaian aspek ini digunakan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat adanya
proyek atau usaha pemohon kredit terhadap perekonomian masyarakat dan sosial secara umum.

2.8 Pendekatan-Pendekatan Dalam Analisis Kredit

Didalam melakukan analisis kredit ada beberapa metode pendekatan yang dapat digunakan oleh
seorang analisis, adapun beberapa metode pendekatan yang penulis terapkan didalam praktek
selama ini yakni meliputi: pendekatan karakter, pendekatan secara jaminan, pendekatan
kemampuan membayar kembali dan pendekatan kelayakan usaha.
Berikut penjelasan lebih jauh mengenai beberapa pendekatan yang hanya diterapkan oleh penulis
selama ini didalam melakukan analisis kredit:
1. Pendekatan Karakter.

Pendekatan secara karakter ini lebih banyak penulis dasarkan pada adanya iktikad baik dari calon
debitur didalam memenuhi apa yang menjadi kewajibannya pada pihak bank, sikap kooperatif
yang ditunjukkan serta reputasi selama ini didalam lingkungan bisnisnya. Misalkan pengajuan
kredit pemilikan rumah (KPR) oleh salah satu pemimpin tertinggi Bank BUMN, selain faktor
jaminan, penekanan utama yang penulis garis bawahi dan menjadi titik kritis adalah reputasi dari
calon debitur tersebut. Masih berkaitan dengan masalah karakter bilamana suatu usaha yang
dikelola oleh calon debitur cukup menguntungkan sedangkan sikap koopereatif yang ditunjukkan
oleh manajemen dinilai kurang (tidak terbuka dalam memberikan keterangan mengenai kinerja
usaha yang dijalankan), berbohong, sulit dimintai data dan berbelit-belit maka serta merta hal ini
menjadi faktor penguat bgi penulis didalam menolak pengajuan kreditnya.

2. Pendekatan Jaminan.

Dalam pendekatan ini, nilai jaminan khususnya fix asset harus dapat mengcover kredit yang akan
diberikan sesuai dengan SOP/Corporate Policy namun demikian tidaklah menutup kemungkinan
sepanjang proyek usaha maupun kemampuan membayar kembali dinilai jelas serta aman maka
kekurangan daripada fix asset tersebut perlu dimintakan pesetujuan lebih lanjut kepada pejabat
pemutus kredit

3. Pendekatan Kemampuan Membayar.

Dalam hal pendekatan terhadap kemampuan membayar ini, penulis mendasarkan penilaiannya
atas cashflow dari calon debitur dan pembayaran dari pihak ketiga (bowheer). Perlu dipastikan
juga bahwasanya bila sumber pembayarannya kembali ini berasal dari pihak ketiga maka calon
debitur harus menyerahkan Standing Instruction atas tagihan piutang dari pihak pemberi kerja
yang menyatakan bahwa tagihan/piutangnya tersebut dibayarkan langsung kerekening calon
debitur di Bank pemberi kredit atau masuk kedalam escrow account untuk langsung menurunkan
outstandingnya

4. Pendekatan Kelayakan Usaha.

Pendekatan terhadap kelayakan usaha disini penulis lakukan dalam hal proyek usahanya tersebut
jelas dan layak untuk dijalankan serta dijamin pembayarannya kembali, semisal proyek-proyek
dari pemerintah, proyek-proyek penyaluran kredit kerjasama dengan departemen-departemen
pemerintahan( kredit program Depkeu dan Deptan)

2.9 credit approval package

Credit approval package merupakan penunjang tugas account officer untuk memenuhi
prosedur secara efektif, maka diperlukan sarana berupa suatu paket analisis dan persetujuan
kredit yang disebut credit approval package (CAP)
CAP ini terdiri dari delapan yang masing masing mempunyai tujuan tujuan tersendiri tetapi
setiap format merupakan suatu bagian integral ( paket) untuk memberi evaluasi dengan subjektif
mungkin atas proses pemohon kredit.

Credit approval package terdiri dari :


a. Ringkasan fasilitas kredit
b. Memo kredit nasabah
c. Laporan informasi nasabah
d. Laporan kontak dan kunjungan nasabah
e. Analysis keuangan atau spread sheet
f. Arus / anggaran kas
g. Rencana pemasaran kepada nasabah
h. Relationship profitabilitas report atau coustemer profitabilitas analysis

Langkah langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a. Laporan informasi nasabah

Tujuannya adalah :
1. Menata informasi kualitatif dari nasabah
2. Menyediakan informasi yang jelas tentang nasabah
3. Memodulasikan pengelolaan informasi nasabah
4. Menyediakan cara yang standar

Informasi yang diperoleh adalah :

1. Nama nasabah , lokasi dan sektor ekonomi


2. Tanggal pertama kali bank berhubungan dengan nasabah
3. Status kepemilikan misalnya jenis perusahaan dan besarnya saham
4. Latar belakang dan sejarah singkat tahun dan perubahan yang cukup penting

b. Laporan kunjungan nasabah

Tujuannya adalah :
1. Membantu untuk mengadakan persiapan kunjungan
2. Membuat dokumentasi atas hasil kunjugan
3. Merinci masalah masalah yang memerlukan tindak lanjut

Informasi yang diperoleh

1. Daftar topic yang tercakup dalam kunjugan


2. Ringkasan hasil kunjungan
3. Daftar perincian untuk langkah langkah lanjutan serta menetapkan jadwall waktu
penyelesaian.

c. Analisis keuangan atau spread sheet

Tujuannya adalah
1. memperoleh keuangan nasabah
2. mempercepat analisis keuangan
3. mempercepat proyeksi keuangan

Informasi yang diperoleh

1. analisis laba rugi


2. Perubahan rasio
3. Perubahan modal
4. Perubahan aktiva tetap
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Analisis kredit diatas maka dapat disimpulkan bahwa Analisis
kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang meneliti atau menilai permohonan
kredit agar pelaksanaan kredit lancar dan tidak menimbulkan kredit macet.

Saran

Dalam pemberian kredit, sebaiknya bank tetap berpedoman pada prosedur pemberian kredit
mikro yang baku, dimana benar-benar meneliti setiap dokumen yang di ajukan oleh calon
nasabahnya. Sehingga bank dapat mengambil kebijakan yang sehat dalam penentuan kredit dan
tingkat suku bunga yang ditentukan, guna menjamin profitabilitas antara bank dan nasabah.

Anda mungkin juga menyukai