Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.

BANK
PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BATANG KAPAS
PESISIR SELATAN

Dina Septi Rahmayeli, Doni Marlius


Akademi Keuangan dan Perbankan Padang
donimarlius@akbpstie.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the financial condition based on
liquidity ratio, colvency ratio, and profitability ratios in the PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Batang Kapas Pesisir Selatan in the years 2013 – 2015. Field
rasearch method by approaching directly to the company that became the object
of study. Book study library to research conducted by several scientific books and
papers relating to discussion conducted. The total assets in 2013 was Rp.
20.405.837.239 and increased in 2014 to Rp. 21.845.491.637, and in 2015 also
increased to at Rp. 24.383.506.204. In 2013 the number of sales of Rp.
3.527.453.681 the company makes a profit of Rp. 386.631.825. In 2014 sales
increasednto as much Rp. 3.820.802.620 with profit Rp. 440.536.679 and also
increased from the previous year. In 2015 the company sales increased much Rp.
4.127.157.198, and makes a profit of Rp. 504.013.708.
Keywoard: Analysis, Performance, Finance

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia Kinerja keuangan bank
perbankan di Indonesia saat ini dapat diukur dengan rasio likuiditas,
semakin kompetitif yang mana rasio solvabilitas, dan rasio
menuntut setiap perbankan untuk profitabilitas. Laporan keuangan
dapat mengolah dan melaksanakan merupakan suatu proses untuk
manajemen perbankan menjadi lebih membantu memecahkan dan
profesional. sekaligus menjawab masalah-
Bank merupakan badan masalah yang timbul dalam suatu
usaha yang tugas utamanya sebagai organisasi perusahaan maupun
lembaga perantara keuangan organisasi yang tidak bertujuan untuk
(financial intermediaries), yang memperoleh laba (Drs. Amin
menyalurkan dana dari pihak yang Widjaja 2000:22).
berkelebihan dana kepada pihak yang Kinerja keuangan PT. Bank
membutuhkan dana atau kekurangan Perkreditan Rakyat Batang Kapas
dana pada waktu yang ditentukan. Pesisir Selatan untuk tahun 2013
sampai 2015 dapat diketahui melalui

1
laporan keuangan yang berupa Berikut ini laporan laba
laporan neraca dan laporan rugi/laba
pada tahun 2013 sampai 2015. rugi PT. BPR Batang Kapas
Laporan keuangan tersebut
selanjutnya dianalisa dengan untuk periode 2013 sampai
menggunakan analisis rasio
keuangan yaitu meliputi : rasio dengan periode 2015.
likuiditas, rasio solvabilitas, dan
rasio profitabilitas.

Tabel 1
Laporan Laba Rugi PT. BPR Batang Kapas
Tahun 2013-2015 (Rupiah)
Keterangan 2013 2014 2015

Penjualan 3.527.453.681 3.820.802.620 4.127.157.198

Laba Bersih 386.631.825 440.536.679 504.013.708

Sumber: Laporan Laba Rugi PT. BPR Batang Kapas


Pada Tahun 2013 dengan Bank Perkreditan Rakyat Batang
jumlah penjualan sebesar Rp. Kapas Pesisir Selatan serta
3.527.453.681 perusahaan perkembangan posisi keuangan PT.
memperoleh laba sebesar Rp. Bank Perkreditan Rakyat Batang
386.631.825. Pada Tahun 2014 Kapas Pesisir Selatan tiap tahunnya
penjualan meningkat dari tahun jika dilakukan perbandingan?
sebelumnya, dimana jumlah
penjualan adalah sebesar Rp. Tinjauan Pustaka
3.820.802.620 sehingga laba yang Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
diperoleh juga mengalami Bank Perkreditan Rakyat
peningkatan dimana jumlah laba (BPR) yaitu bank yang
yang diperoleh pada Tahun 2014 melaksanakan kegiatan usaha secara
adalah sebesar Rp. 440.536.679. konvensional atau berdasarkan
Pada Tahun 2015 penjualan juga prinsip syariah, tetapi tidak
mengalami peningkatan lagi dari memberikan jasa dalam lalu lintas
tahun sebelumnya adalah sebesar Rp. pembayaran.
4.127.157.198, dan laba yang
dihasilkan juga mengalami Lembaga Keuangan
penambahan dari tahun sebelumnya Menurut UU RI pasal 1 ayat
menjadi sebesar Rp. 504.013.708. 2 No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan mendefinisikan bahwa
Rumusan Masalah “Bank adalah badan usaha yang
Berdasarkan latar belakang menghimpun dana dari masyarakat
masalah diatas maka rumusan dalam bentuk simpanan dan
masalah dalam penelitian ini adalah menyalurkannya kepada masyarakat
bagaimana kondisi keuangan PT. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka

2
meningkatkan taraf hidup rakyat 3) Jenis Laporan Keuangan
banyak”. Menurut Harahap (2010:106) jenis
Laporan keuangan terdiri dari
Kinerja Keuangan beberapa komponen-komponen
Kinerja keuangan sebagai berikut:
perusahaan menurut Munawir: 2000, a. Daftar neraca yang
merupakan suatu gambaran tentang menggambarkan posisi keuangan
kondisi keuangan suatu perusahaan perusahaan pada suatu tanggal
yang dianalisis dengan alat-alat tertentu.
analisis keuangan, sehingga dapat b. Perhitungan laba/rugi yang
diketahui mengenai baik buruknya menggambarkan jumlah hasil, biaya
keadaan keuangan suatu perusahaan dan laba/rugi perusahaan pada suatu
yang mencerminkan prestasi kerja periode tertentu.
dalam periode tertentu. c. Laporan sumber dan
penggunaan dana
Laporan Keuangan d. Laporan arus kas
1) Pengertian Laporan
Keuangan Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2004:7) Kinerja keuangan bank dapat
mengemukakan bahwa: “Laporan diukur dengan menggunakan rasio
keuangan adalah pokok atau hasil keuangan, antara lain: rasio
akhir dari suatu proses akuntansi likuiditas, rasio solvabilitas, dan
yang menjadi bahan informasi bagi rasio profitabilitas.
para pemakainya sebagai salah satu 1. Rasio Likuiditas
bahan dalam proses pengambilan Yaitu menggambarkan kemampuan
keputusan dan juga dapat perusahaan untuk menyelesaikan
menggambarkan indikator kewajiban jangka pendeknya.
kesuksesan suatu perusahaan
mencapai tujuannya”. 2. Rasio Solvabilitas

2) Pihak-pihak yang Yaitu menggambarkan kemampuan


Memperoleh Laporan Keuangan perusahaan dalam membayar
Menurut Drs. Amin Widjaja kewajiban jangka panjang maupun
(2000:23) pihak-pihak yang kewajiban-kewajibannya yang
membutuhkan laporan keuangan apabila perusahaan dilikuidasi.
adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Perusahaan 3. Rasio Profitabilitas
b. Kreditur Adalah rasio yang
c. Penanaman Modal (Investor) menunjukkan kemampuan
d. Pemerintah perusahaan untuk memperoleh
e. Karyawan keuntungan dari pengguna modalnya.
f. Akuntan Publik

3
Tabel 2
Penilaian Ratio Rata-Rata Industri Menurut BI
Rata-Rata Industri
Rasio Keuangan Angka Persentase Kategori
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio 200% Baik
Cash Ratio 30% Baik
2. Rasio Solvabilitas
Debt Ratio 35% Baik
Debt Equity Ratio 90% Baik
3. Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin 30% Baik
Net Profit Margin 10% Baik
Return On Investment 30% Baik
Return On Equity 5% Baik
Return On Asset 0,5% Baik
Sumber: BEI

Metode Penelitan berhubungan dengan pembahasan


Metode Pengumpulan data yang dilakukan.
a. Penelitian Lapangan (Field
Research) Medtode Analisa Data
Yaitu suatu metode Dalam menganalisa data,
penelitian dengan cara mendatangi penulis menggunakan analisa data
langsung ke perusahaan yang kuantitatif sebagai metode penelitian
menjadi objek kajian. yang menjelaskan secara deskriptif
b. Studi Pustaka (Library mengenai analisa rasio terhadap
Research) laporan keuangan PT. Bank
Yaitu penelitian yang dilakukan ke Perkreditan Rakyat Batang Kapas
perpustakaan dengan beberapa buku- Pesisir Selatan untuk periode 2013
buku ilmiah dan tulisan-tulisan yang sampai 2015.

Hasil dan Pembahasan dengan menggunakan aktiva-aktiva


1. Analisis Rasio Likuiditas kas dan atau setara kas.
a. Current Ratio Rumus:
Rasio ini menunjukkan nilai
kekayaan lancar (segera dapat
dijadikan uang) yang dimiliki oleh 2. Analisi Rasio Solvabilitas
perusahaan. a. Debt Ratio (Rasio Hutang)
Merupakan rasio yang mengukur
Rumus: berapa persen aset perusahaan yang
b. Cash Ratio dibelanjai dengan hutang.
Rasio ini adalah rasio yang paling Rumus:
konservatif untuk mengukur
b. Total Debt to Equity Ratio
kemampuan perusahaan untuk
Merupakan perbandingan dari total
memenuhi kewajiban lancarnya
hutang yang dimiliki perusahaan

4
dengan modal sendiri (ekuitas). c. Return On Investment (Rasio
Artinya bagian dari setiap rupiah Pengembalian Atas Aktiva)
modal sendiri yang dijadikan Rasio ini mengukur pengembalian
jaminan untuk keseluruhan hutang atas total aktiva setelah bunga dan
perusahaan. pajak.
Rumus: Rumus:
3. Analisis Rasio Profitabilitas
a. Rasio Margin Laba Kotor d. Return On Equity (ROE)
(Gross Profit Margin) Digunakan untuk mengukur
Rasio ini digunakan untuk banyaknya keuntungan yang menjadi
menggambarkan kemampuan hak pemilik modal sendiri.
perusahaan dalam mendapatkan Rumus:
laba atau deviden.
Rumus: e. Return On Assets (ROA)
untuk mengukur kemampuan
b. Rasio Margin Laba Bersih perusahaan dalam memperoleh laba
(Gross Net Profit) perusahaan dengan aktiva yang
Rasio ini digunakan untuk digunakan untuk memperoleh laba
menghitung berapa persen tersebut. ROA dihitung dengan
keuntungan bersih yang diperoleh ole membagi laba usaha (EBIT) dengan
perusahaan selama periode tertentu total aktiva.
(tahun buku) dari setiap rupiah ( )
Rumus:
penjualan.
Rumus:

Pembahasan

a. Rasio Likuiditas
Tabel 3
Perbandingan Rasio Likuiditas
PT. BPR Batang Kapas Tahun 2013 – 2015
Rasio 2013 2014 2015 Rata Industri
Current Ratio 127,45% 129,32% 117,93% 200%
Cash Ratio 12,93% 21,22% 20,56% 30%
Sumber : Rasio Likuiditas PT. BPR Batang Kapas Tahun 2013 – 2015
b. Rasio Solvabilitas
Tabel 4
Perbandingan Rasio Solvabilitas
PT. BPR Batang Kapas Tahun 2013 – 2015
Rasio 2013 2014 2015 Rata Industri
Debt Ratio 85,60% 86,21% 85,34% 35%
Debt Equity Ratio 831,27% 896,30% 799,89% 90%
Sumber:Rasio Solvabilitas PT. BPR Batang Kapas Tahun 2013 – 2015

5
c. Rasio Profitabilitas
Tabel 5
Perbandingan Rasio Profitabilitas PT. BPR Batang Kapas
Tahun 2013 – 2015
Rasio 2013 2014 2015 Rata
Industri
Gross Profit Margin 12,51% 12,52% 13,21% 30%
Net Profit Margin 10,96% 11,52% 12,21% 10%
Return On Investment 1,89% 2,01% 2,06% 30%
Return On Equity 18,39% 20,96% 19,37% 5%
Return On Asset 2,16% 2,19% 2,23% 0,5%
Sumber: Rasio Profitabilitas PT. BPR Batang Kapas tahun 2013 – 2015
Kesimpulan dan Saran perusahaan dari Tahun 2013 sampai
dengan 2015 secara keseluruhan juga
Kesimpulan menunjukkan rasio yang berfluktuasi
Berdasarkan analisa laporan atau tidak menentu dari tahun
keuangan dengan menggunakan rasio ketahun.
likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas dalam menilai kinerja Saran
keuangan pada PT. BPR Batang Berdasarkan masalah yang
Kapas dari Tahun 2013 sampai dihadapi dalam perhitungan kinerja
dengan 2015, dapat ditarik perusahaan, maka saran yang
kesimpulan yaitu tingkat likuiditas diberikan yaitu untuk rasio
pada Tahun 2013 sampai dengan profitabilitas pada PT. BPR Batang
2015 terlihat kurang efisien atau Kapas harus lebih mengembangkan
kurang baik. Tingkat solvabilitas produk dan kualitas pelayanan jasa
perusahaan pada Tahun 2013 sampai nya, agar untuk ratio
dengan 2015 terlihat sangat baik. profitabilitasnya meningkat dari
Walaupun disana terlihat bahwa tahun ketahun, dan bisa menjadi
setiap tahun terjadi penurunan dan lembaga perbankan yang dipercaya
peningkatan, baik dari segi debt ratio oleh masyarakat setempat, serta
maupun debt equity ratio. Dari mampu berkontribusi di dunia
tingkat rasio profitabilitas perbankan.
Munawir S, 2000, Analisa Laporan
Keuangan, Yogyakarta:
Daftar Pustaka Liberty.
Drs.Amin Widjaja Tunggal
Munawir S, 2004, Analisa Laporan
Ak.MBA, 2000, Dasar-Dasar
Keuangan, Yogyakarta:
Analisis Laporan Keuangan,
Liberty.
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Harahap Sofyan Syafri, 2004,
Ketetapan UU RI Pasal 1 ayat 2 No.
Analisi Kritis Atas Laporan
10 Tahun 1998 Tentang
Keuangan, Jakarta: Rajawali.
Perbankan, Jakarta.

6
Harahap Sofyan Syafri, 2010,
Analisi Kritis Atas Laporan Sutojo Siswanto F.Kleinsteuber,
Keuangan, Jakarta: Rajawali. 2004, Manajemen Keuangan
Bagi Eksekutif Non-
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Damar Mulia
Keuangan, Jakarta: Rajawali Pustaka, Jakarta.
Pers.

Anda mungkin juga menyukai