Fakultas
nomi dan Bisnis Ir. H. Sonny Indrajaya. MM
Program Studi
Manaajemen
www.mercubuana.ac.id
PPT 5
TEORI PERILAKU KONSUMEN :
CARDINAL UTILITY AOPROACH
SI OTONG MENGAJAK BELAJAR
SI OTONG
Teori Perilaku Konsumen
Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal
approach).
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang
bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka/satuan tertentu seperti uang,
jumlah atau buah. Sebagaimana kita mengukur berat badan, tinggi badan dan
sebagainya. Kepuasan konsumen yang diperoleh dari hasil konsumsi barang dan jasa
disebut dengan istilah utilitas (utility).
Asumsi – asumsi dibawah ini merupakan asumsi – asumsi dasar yang khas untuk
teori konsumen yang menggunakan pendekatan Kardinal :
c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit
tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan
titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum
ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang
semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen
memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal,
sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau
membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya
guna marginal.
Untuk lebih memahami tentang ketiga konsep di atas, perhatikan tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel dan grafik tampaklah bahwa kepuasaan total seseorang pada awalnya terus
meningkat seiring dengan naikknya konsumsi jeruk hingga mencapai puncaknya pada konsumsi
jeruk yang ke 5 dan 6.
Tetapi konsumsi yang lebih jauh di atas jumlah tersebut menyebabkan kepuasaan akan menurun
ini terlihat dari konsumsi jeruk yang ke-7, ke-8 dst yang memiliki tingkat kepuasaan total yang
lebih rendah pada konsumsi jeruk yang ke-5 dan ke-6.
KURVA MARGINAL
Keterangan kurva kepuasaan marginal
Terlihat bahwa kepuasaan marginal bernilai positif hingga konsumsi buah jeruk yang ke-6.
Di titik ini juga kepuasaan marginal bernilai nol, yang artinya tambahan konsumsi jeruk
tidak menambah kepuasaan sama sekali.
Sementara itu tambahan konsumsi buah jeruk memberikan kepuasaan marginal yang
negatif. Ini berarti tambahan konsumsi jeruk justru mengurangi kepuasaan yang telah
dimiliki.
Dengan demikian dapat dikatakan sebagai hukum tambahan nilai guna marginal yang
semakin menurun (The law of diminishing marginal utility)
Daftar Pustaka