Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NUR ANISA SALSABILA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048892189

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4112/Pengantar Ilmu Ekonomi

Kode/Nama UPBJJ : 74/UPBJJ-UT Malang

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Ekonomi Positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai perilaku dan proses
bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subektif untuk
menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi. Subjektivitas ini
sering disebut dengan value judgment, Pendekatan ini menggambarkan apa yang sebenarnya
teradi dan bagaimana terjadimya, dengan menambahkan berbagai keterangan yang bersifat
kuantitatif. Dalam hal ini ilmu ekonomi positif berusaha memahami perilaku dan operasi
sistem ekonomi tanpa melibatkan penilaian tentang apakah hasilnya (outcome) baik atau
buruk. Ilmu itu berusaha keras menggambarkan apa yang ada dan bagaimana kerjanya.
Contoh pernyataan ekonomi positif. Misalnya, jika harga suatu barang turun maka permintaan
akan barang tersebut naik. Contoh lain, misalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia
menunjukkan kemajuan. Apa yang menetukan tarif upah bagi pekerja yang tidak terampil?
Apa yang teradi bila meniadakan pajak pendapatan perusahaan? jawaban terhadap pernyataan
tersebut adalah topik dan ilmu ekonomi positif.
Sebaliknya, ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku
ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan
pertimbangan kira-kira atau subjektif. Pendekatan ini merupakan analisis terhadap suatu
kejadian ekonomi yang bersifat perkiraan untuk melihat sebab serta akibat dari suatu
kerjadian ekonomi. Selain itu, ekonomi normatif adalah melihat hasil perilaku ekonomi
kemudian menyanyakan apakah itu baik atau buruk dan apakah dapat dibuat menjadi lebih
baik. Contoh pendekatan normatif, misalnya, apakah seharusnya pemerintah lebih aktif serta
dalam perekonomian untuk mengurangi tingkat kemiskinan? apakah Indonesia perlu
membuat proyek mobil nasional untuk menghilangkan ketergantungan industri otomotif dari
luar negeri? Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabannya akan menimbulkan banyak
perdebatan karena tidka ada jawabn yang mutlak benar.

2. Penyebab terjadinya kenaikan harga produk kesehatan pada saat pandemic yaitu karena
banyaknya (permintaan) dari masyarakat yang berbondong-bondong untuk membeli produk
kesehatan seperti masker, handsanitizer, multivitamin dll. Sehingga minat masyarakat
terhadap produk kesehatan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan, tetapi juga
harga. Permintaan didefinisikan sebagai jumlah barang yang ingin dibeli pada tingkat harga
dan waktu tertentu. Dalam hukum permintaan harga menjadi penentu naik turunnya
pembelian. Dalam aktivitas jual-beli barang/jasa, biasanya barang dengan harga murah akan
menarik minat tinggi dari pembeli. Sebaliknya, ketika harga barang mahal minat masyarakat
akan menyusut. Dalam penawaran, hukum yang berlaku adalah jika harga naik maka
penawaran barang/jasa juga akan meningkat. Namun, jika harga turun, penawaran barang/jasa
pun ikut menurun. Gambarannya, saat harga produk kesehatan meroket masyarakat akan sulit
membelinya. Sebaliknya, jika harga produk kesehatan anjlok menjadi terlalu murah, minat
produsen (penjual) untuk menyediakan kebutuhan konsumen bakal turun. Hal itu karena nilai
jual barang dan jasa lebih rendah dari biaya produksi

3. Pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan
konsumsi barang dan jasa dapat diukur secara kuantitatif. Dengan kata lain pendekatan
kardinal menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur secara langsung melalui angka-
angka, seperti saat kita mengukur tinggi badan. Karena kepuasan konsumen yang diperoleh
dari hasil konsumsi barang dan jasa sering disebut dengan istilah utilitas (utility), maka
pendekatan kardinal juga sering disebut dengan pendekatan utilitas (utility approach).
Beberapa konsep mendasar yang berkaitan perilaku konsumen melalui pendekatan kardinal
adalah konsep utilitas total (total utility) dan utilitas marjinal (marginal utility). Utilitas total
adalah yang dinikmati konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu
secara keseluruhan. Adapun utilitas marjinal adalah pertambahan utilitas yang dinikmati oleh
konsumen dari setiap tambahan satu unit barang dan jasa yang dikonsumsi. Penjelasan lebih
lanjut dapat dilihat pada artikel tentang Hukum Gossen.
Asumsi dalam pendekatan Kardinal adalah sebagai berikut:
a. konsumen bertindak rasional. Maksudnya Konsumen akan berusaha untuk
memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang dimilikinya.
b. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas
barang yang dikonsumsi. Maksudnya kepuasan total yang diperoleh konsumen
dipengaruhi oleh jumlah berbagai barang yang dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan hukum
Gossen..
c. Tambahan kepuasan dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.
d. Tingkat kepuasan konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
e. uang memiliki nilai subjektif yang tetap.
Dalam perkembangannya, para ahli ekonomi menolak gagasan tentang utilitas yang dapat
diukur dengan angka-angka. Sehingga dikembangkan pendekatan baru untuk menjelaskan
prinsip memaksimumkan utilitas oleh seorang konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Teori tersebut dikenal dengan teori utilitas ordinal. Teori utilitas orginal adalah teori yang
menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan.
Jadi, berdasarkan pendekatan ordinal kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan angka
tetapi hanya dapat diukur dengan peringkat. Pendekatan kardinal juga sering disebut dengan
pendekatan indeferens. Pendekatan ordinal menganggap bahwa utilitas suatu barang tidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya
utilitas yang di peroleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa. Selanjutnya konsumsi
dipandang sebagai upaya optimalisasi dalam konsumsinya.
Asumsi yang dipergunakan dalam pendekatan ordinal antara lain:
a. konsumen bertindak rasional. Maksudnya konsumen dianggap selalu akan memilih
kombinasi barang yang akan mendatangkan nilai guna atau kepuasan maksimum.
b. Konsumen dianggap mempunyai informasi yang sempurna atas uang yang tersedia
baginya serta informasi harga-harga yang ada di pasar.
c. Konsumen perlu mempunyai preferensi yang disusun atas dasar besar kecilnya nilai guna,
walaupun besarnya nilai guna itu sendiri secara absolut tidak perlu diketahui. Preferensi
dalam hal ini adalah pola menentukan pilihan terhadap barang yang akan dikonsumsi.
d. konsumen memiliki sejumlah uang tertentu;
e. konsumen konsisten dengan pilihannya. Jika ia memilih A dibanding B, memilih B
dibanding C, maka ia akan memilih A dibanding C.
f. Konsumen akan selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebihbanyak karena
konsumen tidak pernah terpuaskan.
Pendekatan ordinal dapat dianalisis dengan menggunakan kurva indiferen (indifference curve)
dan garis anggaran ( budget line).
Persamaan pendekatan kardinal dan ordinal adalah kedua pendekatan tersebut beranggapan
bahwa tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas
barang yang dikonsumsi. Persamaan pendekatan kardinal dan ordinal lainnya adalah
konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang
dimilikinya.
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal adalah bahwa perdekatan kardinal menganggap
bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka sedangkan pendekatan kardinal
menganggap bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan angka tetapi hanya bisa
dibandingkan.

Anda mungkin juga menyukai