Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RICHARD B F GINTO

NIM : 220611020316
MATA KULIAH : TEORI EKONOMI MIKRO

SOAL!
1. Uraikan ordinal approach dengan menggunakan analisis indifference curve dan budget
line
2. Uraikan teori produksi
JAWABAN!
1. Pendekatan ordinal sebenarnya dikembangkan oleh banyak ahli ekonomi. Beberapa di
antaranya yaitu John R. Hicks, R. G. Allen, Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth.
Pendekatan ini menyatakan bahwa kepuasan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif,
melainkan sifatnya bertingkat/berjenjang, dan hanya bisa dibandingkan. Berikut ini
adalah asumsi-asumsi dalam pendekatan ordinal.

 Rationality. Setiap konsumen diasumsikan bertindak rasional, yaitu berusaha


mengejar kepuasan maksimum meski dihadapkan dengan keterbatasan anggaran.
 Utility is Ordinal. Berdasarkan asumsi ini, kepuasan itu tidak dapat diukur, namun
hanya bisa dibandingkan (sifatnya bertingkat).
 Transitivity and Consistency of Choice. Konsumen senantiasa konsisten dalam
membuat pilihan antara berbagai kombinasi barang. Artinya, jika konsumen lebih
menyukai barang A dibanding barang B, dan ia pun lebih menyukai barang B
dibanding barang C, maka ia pasti lebih menyukai barang A dibanding barang C.
Dengan kata lain, jika A > B, dan B > C, maka A > C.
 Non Satiation. Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang lebih
banyak daripada yang sedikit. Konsumen juga diasumsikan selalu ingin terus
berkonsumsi. Inilah yang sering disebut sebagai “asumsi ketiadaan kepuasan” atau
“konsumsi tanpa kejemuan” (assumption of satiation).
Indifference Curve (IC) adalah kurva yang menggambarkan kombinasi konsumsi dua
macam barang/jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Setiap titik dalam
kurva ini melambangkan tingkat kepuasan yang tidak berbeda (indifference), meski
kombinasi konsumsi barang/jasanya berbeda-beda. ndifference curve memiliki
beberapa ciri, antara lain sebagai berikut ;

1. Memiliki Slope (Kemiringan) yang Negatif


Hal ini karena untuk mempertahankan kepuasan yang sama, maka penambahan di
satu barang harus diimbangi dengan pengurangan barang lainnya. Dengan kata lain,
saat konsumen berusaha menambah pakaian misalnya, maka kompensasinya jumlah
makanan harus dikurangi. Itulah sebabnya mengapa IC bentuknya mengarah ke
bawah (downward sloping).

2. Cembung ke Arah Ordinat


Bentuk kurva cembung ini didasarkan pada asumsi tingkat subtitusi marjinal
(marginal rate of substitution) yang terus berkurang. Marginal rate of substitution
(MRS) merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana konsumen bersedia
menukarkan barang yang satu dengan barang lainnya dalam kurva IC yang sama.

3. Semakin ke Kanan, Semakin Tinggi Kepuasannya


Coba ingat kembali asumsi bahwa konsumen lebih menyukai yang lebih banyak
dibanding yang sedikit. Posisi IC yang lebih tinggi (lebih ke kanan) menggambarkan
jumlah pakaian dan makanan yang lebih banyak. Posisi IC tersebut tentunya lebih
disukai konsumen karena memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. Sesama Indifference Curve Tidak Saling Berpotongan


Sesama kurva IC tidak mungkin saling berpotongan. Hal ini terkait dengan asumsi
konsistensi dan transitivitas. Untuk mengetahui lebih jelas mengapa sesama kurva IC
tidak saling berpotongan.

Garis Anggaran (Budget Line)


Dalam membangun konsep mengenai preferensi, pertama-tama dibutuhkan
mengembangkan konsep apa pilihan yang dibuat oleh konsumen. Daerah yang
feasible ditentukan oleh pendapatan konsumen dan harga barang-barang yang di
konsumsi. Nilai konsumsi harus lebih kurang atau sama dengan jumlah pendapatan
konsumen. Pendapatan konsumen merupakan batasan (constrain) kemampuan
konsumen secara umum satuan uang, Garis AB dibuat dengan mengasumsi fungsi
pendapatan dibuat dalam bentuk persamaan yang dalam ilmu ekonomi disebut
dengan budget line (garis anggaran). Budget line ini mempunyai kemiringan (slope)
sama dengan rasio harga. Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah
barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada
tingkat harga tertentu.
2. Teori produksi diartikan sebagai sebuah teori yang menerangkan sifat hubungan antara
tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi yang terlibat. Dengan
kata lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme agar produksi dapat mencapai
tujuang yang diharapkan dengan memaksimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh produsen. Konsep utama yang digunakan dalam teori produksi adalah
menghasilkan output semaksimal mungkin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
dengan input tertentu. Dan menghasilkan sejumlah output yang ditargetkan dengan
biaya produksi seminimal mungkin. Jika kondisi tersebut tercapai, perusahaan dapat
mencetak keuntungan yang optimal. Teori produksi menggunakan prinsip ilmiah dalam
melakukan proses produksi. Prinsip-prinsip ilmiah tersebut meliputi pemilihan
kombinasi sehingga menghasilkan output dengan produktivitas dan efisiensi yang tinggi
serta pemilihan teknologi yang tepat agar tercapai output yang diinginkan. Teori
produksi juga menjelaskan beberapa jenis produksi sesuai dengan output yang
diproduksi. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Produksi Ekstraksi
Jenis produksi ekstraksi merupakan kegiatan produksi yang menambah atau
menciptakan nilai guna dengan mengambil langsung sumber daya alam. Barang-barang
tersebut nantinya akan disetor ke pabrik-pabrik untuk diolah kembali. Contoh produksi
ekstraksi meliputi kegiatan tambang emas, tembaga, batu bara, nikel, kobalt, besi, dan
minyak bumi.

2. Produksi Agraris
Jenis produksi agraris merupakan kegiatan produksi yang memberikan nilai tambah atau
menciptakan nilai pada hewan dan tumbuhan. Secara sempit, produksi agraris meliputi
produksi di bidang pertanian seperti beras. Namun, secara luas bidang-bidang sejenis
seperti perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan juga termasuk ke dalam
produksi agraris.

3. Produksi Industri
Jenis produksi industri merupakan kegiatan industri yang memberikan nilai tambah atau
menciptakan nilai dengan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Contoh dari kegiatan produksi industri seperti pengolahan makanan
kemasan, pakaian, bahan-bahan konstruksi, kendaraan bermotor, alat-alat elektronik,
dan sebagainya.

4. Perdagangan
Meski perdagangan tidak mengubah bentuk barang, perdagangan dapat dikategorikan
sebagai kegiatan produksi karena perdagangan memindahkan tempat barang dari
produsen ke konsumen. Pada umumnya, para pedagang akan membeli barang dari
produsen dengan harga yang lebih terjangkau dengan pembelian grosir. Kemudian
mereka menjualnya ke pembeli, baik konsumen maupun pedagang retail, dengan selisih
harga agar mendapatkan keuntungan.

5. Jasa
Produksi jasa merupakan kegiatan produksi yang memberikan pelayanan kepada
konsumen. Hasil output produksi di bidang jasa tidak bisa dilihat wujudnya sebab tidak
berupa barang fisik. Produk jasa hanya dapat dirasakan manfaatnya. Contoh produk di
bidang jasa adalah layanan telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan
perbankan.

Sementara itu, teori produksi lainnya menyebutkan beberapa tahapan dalam melakukan
kegiatan produksi. Penjelasan di bawah ini akan mengantarkan kita pada pemahaman
tentang tahapan produsi.

1. Tahapan Primer
Pembagian tahap produksi primer ini berlaku untuk kegiatan produksi di bidang
ekstraksi dan agraris. Tahap primer ini menghasilkan barang yang sifatnya masih sangat
dasar, sehingga ada yang bisa dikonsumsi langsung oleh konsumen, namun ada juga
yang memerlukan pengolahan lebih lanjut agar bisa dikonsumsi oleh konsumen.

2. Tahapan Sekunder
Tahap produksi sekunder merupakan lanjutan dari produksi primer. Bahan mentah yang
dihasilkan pada tahapan primer memerlukan pengolahan lebih lanjut. Pada umumnya,
yang termasuk dalam tahapan ini adalah bidang industri. Barang mentah yang
merupakan hasil produksi tahapan primer diolah menjadi barang jadi atau siap pakai.

3. Tahapan Tersier
Tahapan produksi tersier merupakan tahapan produksi yang tujuan utamanya adalah
memperlancar pembuatan barang serta menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen. Produksi di bidang perdagangan dan jasa merupakan bagian dari produksi
tahapan tersier. Dengan adanya peran bidang perdagangan barang atau jasa yang
diproduksi dapat sampai ke konsumen.

Teori produksi lainnya adalah segala sesuatu atau sumber daya yang diperlukan dan
memiliki kaitan dalam melakukan proses produksi. Ada banyak sekali faktor-faktor
produksi, namun secara garis besar faktor produksi dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yakni faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Penjelasan lebih detail
akan kita bahas di bawah ini:

1. Faktor Produksi Asli


Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan tenaga kerja. Benar, Grameds,
hanya dua hal tersebut. Mengapa sumber daya lama dan tenaga kerja dikatakan sebagai
faktor produksi asli? Karena hanya dengan dua faktor tersebut, manusia sudah dapat
memproduksi barang.
2. Faktor Produksi Turunan
Faktor produksi turunan merupakan faktor produksi yang tidak berhubungan secara
langsung dan merupakan karya yang berasal dari pemikiran dan kemajuan budaya
manusia. Di antara yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal,
kewirausahaan atau entrepreneur, dan teknologi.

Teori Produksi tentang Produktivitas


Teori produksi kali ini membahas bagaimana kemampuan sebuah perusahaan
memproduksi barang dan/atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan jumlah barang dan/ atau jasa yang
diproduksi sehingga dapat melayani semakin banyak konsumen. Secara umum,
perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan tiga cara, yakni
metode ekstensif, intensif, dan . Metode ekstensif adalah cara meningkatkan
produktivitas dengan menambah faktor produksi. Contoh metode ekstensif ini adalah
menambah jumlah tenaga kerja, pabrik, lahan pertanian, dan lainnya. Tentunya dengan
penambahan faktor produksi tersebut biaya produksi juga bertambah. Metode intensif
digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan cara menambah produktivitas
faktor produksi. Misalnya untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja diadakan
pelatihan khusus, atau pembaharuan teknologi di perusahaan.

Teori Produksi tentang Biaya Produksi


Proses produksi tentunya memerlukan biaya produksi. Teori produksi kali ini akan
membahas apa saja yang termasuk ke dalam biaya produksi. Dalam teori produksi, biaya
produksi terbagi menjadi tiga jenis, yakni biaya produksi tetap, varibel, dan total. Secara
rinci, akan dibahas sebagaimana penjelasan di bawah ini :

1. Biaya Produksi Tetap (Fixed Cost)


Biaya produksi tetap merupakan biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi dan
nominalnya tetap. Berapapun jumlah barang dan/ atau jasa yang dihasilkan, nominal
biaya ini tetap. Contoh biaya produksi tetap ini seperti biaya sewa gedung, pajak bumi
dan bangunan, pembelian alat, gaji pokok karyawan, dan asuransi.

2. Biaya Produksi Variabel (Variable Cost)


Biaya produksi variabel merupakan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk
proses produksi dan nominal berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Semakin besar volume produksi, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan dan sebaliknya. Besarnya biaya ini sangat bergantung pada aktivitas usaha.

3. Biaya Produksi Total (Total Cost)


Biaya produksi total dihitung dari menambahkan biaya variable dan biaya tetap.
Misalkan produksi catering melibatkan bahan makanan, tenaga kerja, gas, listrik, air,
transportasi, kemasan, dan sebagainya. Maka biaya produksi total didapatkan dengan
cara menambahkan seluruh komponen-komponen biaya tersebut.

4. Biaya Produksi Rata-rata (Average Cost)


Biaya produksi rata-rata didapatkan dengan cara membagi biaya produksi total dengan
jumlah produksi. Hal ini penting diketahui agar perusahaan dapat memprediksi
keuntungan yang didapatkan setiap menjual satu unit produk.

Teori Produksi tentang The Law Of Diminishing Return


Teori produksi kali ini dirumuskan oleh David Richardo. Dalam pemaparannya, David
menyatakan adanya anomaly dalam proses produksi. Ia menjelaskan bahwa
penambahan faktor produksi tidak serta merta selalu meningkatkan hasil produksi yang
linier. Pada titik tertentu, hasil produksi justru akan berkurang meskipun factor produksi
ditambah. Penambahan input terus-menerus menjadikan jumlah input melebihi
kapasitas produksi dan berakibat pada tercapainya titik jenuh. Hal ini menyebabkan
produktivitas tidak maksimal.

Teori Mengenai Fungsi Produksi


Fungsi produksi merupakan fungsi dalam bentuk persamaan matematika yang
menjelaskan hubungan output dengan input yang dipakai selama proses produksi
berlangsung. Fungsi produksi memberikan prediksi jumlah output yang memungkinkan
yang dihasilkan oleh produsen dengan mengkombinasikan berbagai macam input yang
mungkin untuk terjadi. Dengan fungsi produksi, produsen dapat merancang harga pokok
produksi dan kuantitas produk yang dihasilkan. Tidak hanya itu, fungsi produksi juga
dapat memberikan gambaran kombinasi input yang harus digunakan.

Anda mungkin juga menyukai