Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sopyan Sahori

NPM : 195009033

Dosen: Dedi Darusman, Ir., M.S.c

1. Hal yang di kaji dalam ekonomi mikro dan makro


 Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik
sumber-sumber ekonomi dan sebagai produsen.
 Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai
pada konsumen.
 Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
 Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai
keuntungan yang maksimum.
 Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya
yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan
maksimum.
Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal, dan pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan
keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan
ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan
barang atau pun jasa.

2. Pendekatan Statis : Spesialisasi, Merupakan siste output yang menggambarkan kondisi


saat itu, sehingga statis menggambarkan satu titik saat penelitian seperti model
pertumbuhan Harrod – Domar. Jadi beroientasi pada faktor faktor produksi terkait stok
modal dan sumber daya manusia.
Pendekatan dinamis : Perubahan Teknologi
Teknologi pada pendekatan ini termasuk dalam variabel endogen yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, terdapat dua jalan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yaitu :
 Meningkatkan jumlah sumber daya dalam proses produksi.
 Peningkatan produktivitas sumber daya.
3. Karena konsumen cenderung membeli barang lebih banyak pada saat harga turun
dikarenakan Jika konsumen memprediksikan bahwa harga suatu barang tertentu akan naik,
sebaiknya membeli barang tersebut sekarang . Sehingga mendorong orang untuk membeli
lebih banyak saat harga turun guna menghemat uang belanja di masa mendatang.
Disamping itu, konsumen tidak ingin merasa dirugikan. Mereka ingin mendapatkan
keuntungan sebesar besarnya saat membeli suatu barang.

4. Sebab produk tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga.jika
harga beras naik10% maka petani harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan panen/dapat
menanam hasil.

Kurva Permintaan

A : Semakin banyaknya penawaran dari pelanggan membuat penjualan meningkat. Namun,


hal itu tidak diikutsertakan dengan kualitas produk yang dibuat sehingga harga menjadi
turun sebab kompetitor bisa masuk ke pasar yang sama dengan menggunakan produk yang
serupa.
Penjelasan gambar
B : Semakin banyaknya permintaan dari pelanggan membuat penjualan meningkat. Akan
tetapi, hal ini dibarengi dengan kualitas sehingga harga produk ikut meningkat pula.
Keberadaan kompetitor juga tidak mempengaruhi harga karena loyalitas dari pelanggan.

Kurva Penawaran
A : Menunjukkan contoh kurva penawaran berdasarkan penyebab yang pertama, yakni
peningkatan harga lantaran peningkatan permintaan. Disana terlihat apabila satu porsi bakso
seharga 12 ribu akan terjual sebanyak 120 porsi. Hal itu akan terus meningkat seperti yang
terlihat, yakni apabila harganya menjadi 14 ribu maka akan ada 140 mangkok yang terjual
hingga seterusnya.

B : Memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Harga penawaran bisa saja meningkat


apabila biaya produksi ikut menjulang tinggi. Namun di sisi lain, apabila biaya produksi
kecil, maka penjualan akan ikut menurun lantaran barang yang diproduksi ikutan berkurang.

5. Dalam teori ekonomi, kepuasan atau kenikmatan konsumen dalam mengkonsumsi barang
dinamakan nilai guna atau utiliti. Semakin tinggi kepuasan, semakin tinggi nilai guna
barang. Dalam pengukuran nilai guna, ada dua nilai guna: Nilai Guna Total yaitu jumlah
seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.
Sedangkan Nilai Guna Marginal yaitu pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai
akibat dari penambahan ( atau pengurangan) konsumen dalam mengkonsumsi satu unit
barang.
Pendekatan kardinal merupakan pendekatan nilai guna yang dapat menilai manfaat yang
diberikan dengan mengukur dari kuantitas atau pun jumlahnya suatu barang yang
dikonsumsi.
Pendekaran Ordinal merupakan pendekatan yang dapat menilai manfaat yang diberikan oleh
masyarakat dari kegiatan konsumsi suatu barang namun jumlah suatu barang yang
dikonsumsi tidak bisa dihitung jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai