Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Binang Sonya Furi

NomorIndukMahasiswa/NIM : 044668232

Kode/Nama Mata Kuliah Kode/Nama UPBJJ Masa


Ujian :

ISIP4112 : Pengantar Ilmu Ekonomi : UPBJJ Jepang : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Soal

1. Dalam mempelajari ilmu ekonomi, kita mengenal pendekatan ekonomi positif dan
ekonomi normative. Jelaskan perbedaan antara kedua pendekatan tersebut dan berikan
contohnya!

2. Kasus:
Kenaikan harga produk kesehatan seperti hand sanitizer dan masker pada saat pandemi
Covid 19 sangat meresahkan masyarakat. Para pedagang dituding bermain harga di
tengah kelangkaan barang dan permintaan produk yang tinggi.
Jika meninjau dari hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada
peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau kehilangan
kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan
masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.
Analisis: Buatlah analisa anda terkait penyebab terjadinya kenaikan harga produk
kesehatan pada saat pandemi, merujuk pada hukum permintaan dan penawaran.

3. Jelaskan perbedaan perilaku konsumen dalam memaksimalkan keputusan menurut


pendekatan kardinal dan ordinal dan berikan contohnya!

Jawaban :

1. Perbedaan pendekataan ekonomi positif dan normatif :

1. Pengertian

Ekonomi positif
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mepelajari berbagai perilaku dan
proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif
untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
Subjektivitas ini disebut dengan value judgment. Pendekatan ini menggambarkan apa
yang sebenarnya terjadi, bagimana terjadinya, dengan menambahkan berbagai
keterangan yang bersifat kuantitatif.

Ekonomi normatif
Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari ekonomi yang
terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan
pertimbangan kira-kira atau subjektif. Pendekatan ini merupakan analisis terhadap
suaru kejadian ekonomi yang bersifat perkiraan untuk melihat sebab serta akibat dari
suatu kejadian ekonomi.

2. Fungsi
Ekonomi positif disebut ekonomu murni atau deskriptif yang fungsi utamanya
yaitu menganalisis hubungan sebab akibat.

Ekonomi normatif berfungsi untuk melewati penilaian nilai terhadap suatu hal agtau
karakteristik.

3. Masalah ekonomi
Ekonomi positif dengan jelas menggambarkan permasalahan ekonomi yang ada.
Sedangkan ekonomi normatif cenderung memberi solusi ekonomi berdasarkan
nilai.

4. Perspektif
Ekonomi positif bersifat objektif karena berfokus pada pernyataan yang relevan
didukung data yang actual.
Ekonomi normatif bersifat subjektif , lebih mengarah pada pernyataan soal
mungkin tidaknya suatu hal dimasa depan. Jadi masih pengandaian.

5. Hal yang dipelajari


Ekonomi positif merupakan cabang ilmu ekonomi yang “apa adanya”
Ekonomi normatif merupakan cabang ilmu ekonomi yang “seharusnya”

6. Klarifikasi ekonomi
Ilmu ekonomi positif memberi klarifikasi secara ilmiah dan dapat diperhitungkm.
Sedangkan ilmu ekonomi normative berdasarkan penilaian pribadi atau
pengandaian yang belum pasti.

Contoh ;
Ekonomi positif :
- Peredaran uang tunai secara besar-besaran/menyeluruh menyebabkan resesi.
- Tingkat resesi
- Pengangguran
- Statistic pasar perumahan
- Pengeluaran konsumen

Ekonomi normatif
- Masyarakat Indonesia akan sejahtera jika utang negara lunas.
- Seharusnya harga bbm diturunkan agar masyarakat Makmur.
- Seharusnya pemerintah memberantas tegas koruptor agar tidak terjadi korupsi.

Teori Penawaran Penawaran (Supply) dalam ilmu ekonomi mengacu pada sejumlah barang
tyang hendak dijual dalam jumlah harga tertentu, cateris paribus. Menurut Gregory Mankiw
(2000) penawaran adalah korelasi positif antara kuantitas barang dengan harga barang.
Penawaran mencerminkan jumlah maksimun barang yang hendak dijual pada kemungkinan
tingkat harga serendah mungkin yang mendorong penjual untuk menawarkan banyak barang.
Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan
oleh penjual (Sadono Sukirno, 2019:75). Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan
bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang akan disediakan
oleh penjual. Korelasi antara harga dan jumlah yang akan Journal Research of Management
(JARMA) (Kristina Liuk Berek1) dan Saortua Marbun2) , hal.57 - 65) Vol 3, No 1, Desember
2021 60 | J A R M A Permintaan (Y2) Harga Masker (X1) Penawaran (Y1) dijual dirumuskan
dalam hukum penawaran ceteris paribus, produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan
menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi dari pada harga yang rendah

Hukum Permintaan Hukum permintaan menerangkan hubungan antara permintaan konsumen


dengan harga barang yang ditawarkan. Hukum permintaan menyatakan, “ semakin rendah
harga dari suatu barang dan jasa, maka semakin banyak permintaan akan barang dan jasa
tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga dari suatu barang dan jasa, maka semakin sedikit
permintaan dari konsumen akan barang dan jasa tersebut”. Hukum permintaan memiliki
keterkaitan yang menyimpang, yaitu permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Seperti
yang telah dijelaskan oleh hukum permintaan bahwa jika harga dari suatu produk melonjak
maka permintaan akan produk tersebut akan sepi dan jika harga dari produk menurun maka
permintaan konsumen akan produk tersebut akan melonjak. Dimisalkan harga dari suatu
barang adalah simbol P, dan permintaan dari suatu barang adalah simbol Q. Maka dapat
dirumuskan jika awalnya harga P1, maka permintaan barang adalah Q2. Namun, ketika harga
barang menjadi P2 maka permintaan akan naik pada Q1. Hal ini mengakibatkan melonjaknya
permintaaan dari suatu barang dari Q2 menjadi Q1 yang biasanya disebut sikap radional dari
pembeli, yaitu apabila harga barang mengalami kenaikan maka mereka akan
meminimalisirkan kebutuhan mereka terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jika
harga barang mengalami penurunan mereka akan meningkatkat tingkat pemakaiannya.
Hukum penawaran mengatur tentang interaksi antara penjual dan pembeli dalam
transaksi dagang. Hukum penawaran berbunyi sebagai berikut,

”Bila tingkat harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan anik. Bila tingkat
harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun”.

Apabila dalam hukum permintaan harga barang yang meningkat akan menurunkan
permintaan pada barang tersebut, maka pada hukum penawaran akan mendorong
meningkatnya penawaran suatu barang. Dapat diartikan bahwa antara harga dengan
jumlah barang yang ditawarkan mempunyai hubungan yang positif karena memiliki
arah perubahan yang sama.

Dari sisi penjual, mereka akan berusaha memaksimalkan keuntungan dengan


meningkatkan jumlah barang yang dijual. Dengan harga per unit yang lebih tinggi,
maka keuntungan per unit juga ikut meningkat, sehingga penjual menawarkan jumlah
yang lebih banyak. Apabila harga barang menurun, penjual akan mengurangi produk
di pasaran sampai harga naik kembali.

Dalam praktek, ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap jumlah
penawaran barang, salah satunya biaya produksi. Biaya produksi mencakup dengan
jumlah pengeluaran selama proses produksi barang. Ketika proses produksi
memerlukan biaya yang lebih tinggi, maka produsen akan menurunkan harga
penawaran. Selain itu beberapa hal yang mempengaruhi faktor penawaran adalah
sebagai berikut:

• Kemajuan Teknologi : Dengan adanya teknologi canggih, pihak produsen akan


termudahkan dalam meningkatkan kemampuan produksi barang atau jasa.
Artinya, produsen dapat menghemat pengeluaran biaya produksi serta leluasa
dalam menentukan kuantitas produk atau jasa.
• Tingkat Persaingan : Persaingan yang ketat dapat mempengaruhi jumlah
penawaran, terutama bagi pemain baru yang menawarkan produk barang atau
jasanya ke pasar. Semakin banyak pemain baru maka tingkat persaingan
semakni meningkat. Produsen akhirnya melakukan penurunan harga dan
diikuti penurunan penawaran.
• Ketersediaan Sumber Daya : Sumber daya yang termasuk bahan baku dan
tenaga kerja ini apabila mengalami kelangkaan maka berdampak pada
keterbatasan penawaran dari pihak produsen.
• Waktu Produksi : Semakin cepat produksi tercapai, maka jumlah stok barang
meningkat, yang secara tak langsung mempengaruhi jumlah penawaran. Untuk
itu biasanya produsen menjaga periode produksi agar tidak mempengaruhi
harga barang.
• Kebijakan Pemerintah : Pemerintah melalui kebijakannya mampu mengubah
tingkat penawaran. Misalnya ketika Pemerintah mencanangkan untuk produksi
gula yang lebih banyak untuk ekspor, maka produsen akan meningkatkan
produksinya. Ini termasuk penerapan pajak dan subsidi.
• Perkiraan Harga di Masa Depan : Perkiraan harga di masa depan juga dapat
mempengaruhi tingkat penawaran, dimana produsen akan menyesuaikan stok
dan penawaran barang.
• Harga Bahan Baku Pengganti : Keberadaan bahan baku pengganti dapat
dimanfaatkan produsen ketika bahan baku utama mengalami kenaikan harga.
Ini agar pihak produsen mampu menjaga penawaran yang mereka miliki
dengan memberikan alternatif tanpa mengurangi tingkat keuntungan

Anda mungkin juga menyukai