KONSUMEN SKALA
KARDINAL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
02 ATIKA ZAHRA
05 YENY ELFINA
APA ITU PERILAKU KONSUMEN
SKALA KARDINAL
Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya berfokus pada empat
bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen: psikologis, pribadi, sosial. dan budaya
(RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
1. Pengaruh psikologis
mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar,
dan sikap perseorangan.
2. Pengaruh pribadi
mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
3. Pengaruh sosial
mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang
lain), dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
4. Pengaruh budaya
mencakup budaya ("cara hidup" yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok
lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memiliki
nilai-nilai bersama).
PENDEKATAN KONSUMEN
KARDINAL
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang
menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang
bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal, Gossen,
yaitu hukum Gossen.
a. Nilai guna atau daya dapat diukur melalui parameter satuan harga atau biasa disebut
dengan utilitas.
b. Konsumen disini bersifat rasional. Di mana mereka hanya akan mencukupi kebutuhan
hidup sesuai dengan batas kemampuan pendapatan yang dimiliki.
c. Konsumen tentu nantinya akan mengalami penurunan utilitas apabila secara terus
menerus melakukan kegiatan konsumsi produk yang dimaksud (diminishing marginal
utility) yaitu semakin banyak sesuatu barang yang dikonsumsikan maka tambahan
kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsikan akan menurun.
d. Konsumen hanya mempunyai jumlah pendapatan yang tetap (tidak ada pendapatan lain).
e. Nilai guna (daya) dari uang tersebut tetap (konstan).
f. Total utility dapat bersifat melengkapi (additive) atau dapat juga dikatakan bisa berdiri
sendiri (independent).
g. Produk yang konsumen konsumsi normal dan periode konsumsinya biasanya berdekatan
TUJUAN PENDEKATAN
KARDINAL
Tujuan penting dari pendekatan kardinal
adalah memastikan keput usan yang
diambil sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan dan juga dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan.
KEL EBIHAN DAN KE KURANGAN T EORI
P ERILAKU KONS UMEN P ENDE KATAN
KARDINAL
Dalam pendekatan kardinal, berlaku hukum “tambahan kepuasan yang semakin menurun”
( hu kum utilitas marjinal yang semakin berkurang ). Maksudnya adalah bahwa tambahan
kepu asan pada awalnya akan meningkat, namun kemudian setelah mencapai tingkat tertentu,
tam bah an kepuasan tersebut akan terus menurun jika seseorang mengonsumsi barang yang
STRATEGY STRATEGY STRATEGY
sama terus-menerus.
N°1 N°2 N°3
Untuk menggambarkan kurva Total Utility dan Marginal Utility, perhatikan tabel Total Utility (TU) dan Marginal
Utility (MU) atas konsumsi roti berikut ini !
Dari data di atas terlihat bahwa saat seseorang mengonsumsi 1 buah roti, roti pertama tersebut memberikan kepuasan sebesar 10 util. Kepuasan
total terus bertambah sampai dengan konsumsi roti ke-4. Sementara di roti ke-5, kepuasan total tidak berubah. Roti ke-5 ini bisa dikatakan
sebagai titik jenuh .
Di roti ke-6, tambahan kepuasan menjadi negatif sehingga kepuasan total menjadi menurun. Roti ke-6 tidak menambah kepuasan, tapi justru
mengurangi kepuasan secara total (disutility). Ilustrasi mengenai kepuasan mengonsumsi roti dapat digambarkan oleh kurva berikut:
Gambar (1) menjelaskan tentang kepuasan total (Total Utility), sedangkan Gambar (2) menjelaskan tentang kepuasan
tambahan (Marginal Utility). Perhatikan bahwa TU terus meningkat dengan pertambahan yang semakin mengecil (ini
ditunjukkan oleh area yang diarsir). Begitupun dengan MU.
TU maksimum tercapai setelah konsumen mengonsumsi roti ke empat. Pada konsumsi roti ke lima, TU tidak berubah, dan
MU mencapai nol. Dengan kata lain, TU maksimum tercapai ketika MU = 0. Kemudian setelah konsumsi roti ke lima, TU
kembali turun, dan MU menjadi negatif.
CONTOH TEORI PENDEKATAN
• Seseorang yang minum air pada KARDINAL
tegukan pertama hingga tegukan
terakhir yang ia mampu juga sebenarnya sedang menjalankan prinsip
teori kardinal dimana nilai kepuasan pada tegukan pertama lebih
tinggi dari nilai kepuasaan pada tegukan terakhir yang ia mampu.
Meski demikian jika semua nilai kepuasan masing-masing tegukan
dijumlahkan maka seseorang tersebut mendapatkan kepuasan
maksimal atau total utility.
• Harga bola D adalah Rp. 20.000 sedangkan harga bola E adalah Rp.
30.000. Apabila dilihat dari pendekatan kardinal maka konsumen
akan membeli bola E karena satuan kepuasan yakni nilai uang lebih
tinggi pada bola E. Dengan membeli bola E konsumen beranggapan
akan mendapatkan kepuasan maksimum.
KESIMPULA
N
Setelah mempelajari teori perilaku konsumen
pendekatan kardinal, kita dapat menyimpulkan bahwa
pendekatan ini sangat penting dalam ilmu pemasaran
modern, karena dapat menjelaskan dampak perubahan
harga dan kualitas pada permintaan konsumen.