PAPER
OLEH :
L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M A T O L O G I
F A K U L T A S P E R T A N I A N
2016
HUBUNGAN EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
TERATAI PUTIH (Nymphaea alba)
PAPER
OLEH :
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di
Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Ditugaskan Oleh
Dosen Penanggung Jawab
L A B O R A T O R I U M A G R O K L I M A T O L O G I
F A K U L T A S P E R T A N I A N
2016
Judul Paper : Hubungan Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Teratai
Putih (Nymphaea alba)
Nama : Ramadhiantie Karnain
NIM : 160301199
Group : AGROEKOTEKNOLOGI IV B
Diperiksa Oleh
Asisten Koordinator
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul paper ini adalah “Hubungan Evaporasi Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Teratai Putih (Nymphaea alba)” yang merupakan
salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Agroklimatologi, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Agroklimatologi : Bapak atau Ibu Dosen
Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, M.S; Dr. Nini Rahmawati, S.P, M.S;
Dr. Ir. Yaya Hasanah; Ir. Irsal, M.P; Ir. T. Irmansyah, M.P;
Ir. Lisa Mawarni, M.P, serta kepada Abang dan Kakak Asisten Laboratorium
Agroklimatologi yang telah membantu dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu serta
menyempurnakan paper ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... 1
Tujuan Penulisan................................................................................3
Kegunaan Penulisan...........................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman................................................................................. 4
Syarat Tumbuh...................................................................................6
Iklim.......................................................................................6
Tanah......................................................................................7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari
permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman
melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET). Proses hilangnya
air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam dalam
hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalam badan-
badan air, tanah, dan tanaman. Untuk kepentingan sumber daya air, data ini untuk
menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuan
kebutuhan air bagi tanaman (pertanian) dalam periode pertumbuhan atau periode
produksi. Oleh karena itu, data evapotranspirasi untuk tujuan irigasi atau
pemberian air, perencanaan irigasi atau untuk konservasi air (Achmad,2011).
2
Air dan nutrient yang diberikan kepada tanaman dilahan tanah, tidak
semuanya digunakan oleh tanaman. Secara normal dari total air yang diberikan
hanya sebagian kecil yang diserap tanaman, 70-75 % air diuapkan melalui
evaporasi ke atmosfer dan 5% air mengalami run off. Dari air yang diserap oleh
tanaman, 90-99% diuapkan melalui proses transpirasi tanaman dan hanya 1-10%
yang digunakan oleh tanaman. Adapun nutrient yang diberikan dalam bentuk
pupuk anorganik hanya 20-60% digunakan oleh tanaman, sedangkan 40-80%
nutrient akan mengalami pencucian. Pencucian tersebut disebabkan oleh air hujan
atau air irigasi kemudian masuk kedalam tanah atau bergerak mengikuti aliran air.
Aor yang telah mengandung nutrient terlarut dalam jumlah berlebih, dapat
mencemari air dan tanah, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan
(Agustina,2009).
3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara
Evaporasi dan tanaman teratai putih (Nymphaea alba)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Serta,
sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Syarat Tumbuh
Iklim
TANAH
Tanah yang gembur dan kaya unsur hara sangat disukai teratai
untuk pertumbuhan yang optimal. Teratai dapat hidup dengan baik di
tanah lumpur ataupun tanah merah. Lumpur seperti lumpur sawah juga
baik bagi teratai. PH yang baik untuk teratai tumbuh optimal berkisar
antara 4-5 sampai 6. (Asdak,1995).
Jika tanah terlalu basa (pH >7), tanah akan kekurangan unsur
mangan (Mn), besi (fe), seng (Zn), dan boron (B). Namun demikian, tanah
basa memiliki kandungan P (fosfor) yang tinggi karena tanah basa mampu
manahan unsur P dengan baik. (Hardjowigeno,2010)
HUBUNGAN EVAPORASI TERHADAP TUMBUHAN TANAMAN
TERATAI PUTIH (Nymphaea alba)
Evaporasi
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan dua istilah yang
menggambarkan proses fisika transfer air ke dalam atmosfer, yakni
evaporasi air dari permukaan tanah, dan transpirasi melalui tumbuhan.
Evapotranspirasi merupakan komponen penting dalam keseimbangan
hidrologi. Di lingkungan terestrial, evapotranspirasi merupakan komponen
tunggal terbesar siklus air.
1. Radiasi Matahari
2. Temperatur
3. Kelembaban Udara
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.
Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan
uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin
kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di
atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai
tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban
udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
4. Kecepatan Angin
5. Kelembaban relatif
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis oleh karena itu absorsi
air oleh tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potensial air
larutan dimana akar itu berada. Jika potensial osmotik larutan luar lebih
rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari
larutan luar ke dalam system akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-
zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat
sampai arah pergerakan air mungkin akan terbalik.
Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar dan tipis yang
terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Daun teratai yang bundar,
lebar, dan tipis berfungsi memudahkan proses fotosintesis dan mengurangi
penguapan.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat tanaman teratai di Desa Adat
Sumampan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Penelitian dilaksanakan
dari tanggal 4 - 16 Februari 2013. Metode yang digunakan survei eksploratif dengan cara
observasi langsung dan wawancara terhadap 1 narasumber utama dan 15 KK dari 3
banjar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 macam teratai berdasarkan warna
bunga: teratai sudamala (Nymphoides indica) (4,54%), teratai kuning (21,21%), teratai
biru tua (Nymphaea stellata Wild) (12,12%), teratai merah muda (16,66%), teratai ungu
tua (9,09%), teratai ungu muda (9,09%), teratai putih (Nymphaea nouchali Burm f.)
(18,18%), teratai biru muda (Nymphaea stellata Wild) (3,03%), teratai tutur (1,51%),
teratai dedari (1,51%) dan teratai brumbun (3,03%). Tanaman teratai tersebut digunakan
sebagai sarana upakara/banten 77,41%, sebagai tanaman hias 16,12 %, dan sebagai
bahan obat 6,45 %, untuk obat kanker payudara, rematik, sakit kepala, menghilangkan
stress, rasa takut, dan membersihkan hati serta pankreas. Dengan cara penggunaan
tempel, minum, pupuk dan boreh.
Kata kunci : Survai eksploratif, Manfaat teratai,tempel, pupuk, boreh
ABSTRACT
This purpose of this research was to determine the benefits of the lotus plant in
Sumampan Village, District of Sukawati, Gianyar, Bali. The research was conducted
from 4 to 16 February 2013. The method was used in this study is exploratory survey by
direct observation and interviews with one main informant and 15 KK from 3 banjar. The
results showed there were 11 kinds of lotus : lotus sudamala ( Nymphoides indica ) (4.54
%), yellow lotus (21.21 %), dark blue lotus ( Nymphaea stellata Wild ) (12.12 %), pink
lotus (16.66 % ), violet lotus (9.09 %), purple lotus (9.09 %), white lotus (Nymphaea
nouchali Burm f.) (18.18 %), light blue lotus (Nymphaea stellata Wild ) (3.03 %), lotus
tutur (1.51 %), lotus dedari (1.51 %) and lotus brumbun (3.03 %). The lotus plant is used
as a upakara / banten 77.41 % , 16.12 % as ornamental plants, while 6.45 % as a
medicine for breast cancer drug, arthritis, headaches, stress, fear, and cleanser the liver
and pancreas. As a medicine, lotus plant was used in it’s from as tempel, solutions, pupuk
and boreh.
Key word: exploratory survey, benefits lotus, tempel, pupuk, boreh
negara. Daya tarik pulau Bali terletak pada Salah satu tanaman yang multifungsi
keindahan alamnya, tradisi ataupun bagi masyarakat Bali khususnya umat
kebudayaannya yang masih dipertahankan Hindu adalah tanaman teratai. Dalam
hingga sekarang. Tradisi tersebut prosesi ritual agama Hindu, khususnya di
diwariskan secara turun – temurun oleh Bali, bunga teratai dipandang memiliki
para tetua kepada cucu – cucunya melalui makna yang dalam. Bunga teratai
interaksi secara langsung ataupun dari dilukiskan sebagai padma astadala, yang
mulut ke mulut. Budaya yang unik antara merupakan simbolis alam semesta stana
lain pengobatan tradisional yang disebut Hyang Widhi Wasa (Lembaga Pengabdian
Usada dan upacara keagamaan yang Kepada Masyarakat Universitas Udayana,
dilakukan oleh umat Hindu yang disebut 2004). Bunga teratai lebih dikenal dengan
upacara Yadnya. Usada berasal dari kata nama bunga tunjung oleh umat Hindu di
“ausadhi” (bahasa sansekerta) yang berarti Bali. Bunga teratai memiliki
tumbuhan berkhasiat obat. Pengobatan keistimewaan, ia dapat hidup seolah – olah
tradisional banyak memanfaatkan bahan – dalam tiga dunia yang berbeda yaitu
bahan yang ada disekitar kita, baik berupa akarnya terpancang di tanah, tangkai dan
tanaman, hewan maupun mineral. ujung daunnya hidup di air, bunganya
Pengobatan tradisional paling tidak sendiri menyembul di udara. Selain itu
melibatkan tiga pihak yaitu penderita sakit, bunga teratai juga dilambangkan sebagai
dukun (balian) dan penyedia bahan obat Dewa Tri Murti. Selain digunakan sebagai
seperti alam atau pusat pengembangan sarana upakara/banten, tanaman teratai
obat tradisional maupun pedagang dapat juga digunakan sebagai obat karena
terutama di pasar – pasar tradisional mengandung beberapa kandungan kimia
(Kriswiyanti, 2004). yang berbeda disetiap bagiannya (Ruang
Tanaman digunakan sebagai Berkascom., 2013). Di desa adat
sarana upacara yadnya sesungguhnya Sumampan, bunga teratai hampir ditanam
bertujuan untuk menanamkan nilai disetiap rumah warga, oleh karena itu
pelestarian alam pada jiwa setiap umat. dilakukan penelitian mengenai manfaat
Diharapkan dengan nilai tersebut akan tanaman teratai di Desa Adat Sumampan,
tumbuh suatu upaya nyata untuk Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar,
memelihara dengan sungguh - sungguh Bali.
kesejahteraan alam tersebut (Lembaga
Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Udayana, 2004).
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 122- 134 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
teratai berdasarkan warna bunga yaitu (1,51%) dan teratai brumbun dengan
yang berwarna putih dengan mahkota teratai di Desa Adat Sumampan banyak
teratai merah muda (16,66%), teratai ungu persembahyangan dan upacara ngaben,
tua (9,09%), teratai ungu muda (9,09%), serta tanaman hias (16,12%) dan bahan
1 2 3
4 5 6
7 8 9
\
10 11
Sarana upakara/banten
16,12% (77,41%)
Tanaman Hias (16,12%)
Gambar 3. Diagram Persentase Jumlah Teratai dan Jenis Teratai yang ditemukan di
Desa Adat Sumampan
(12,12%), teratai merah muda (16,66%), struktur bunga yang berbeda dengan
teratai ungu tua (9,09%), teratai ungu bunga teratai lainnya, bunga berwarna
muda (9,09%), teratai putih (Nymphaea putih berukuran kecil dengan tepi bunga
nouchali Burm f.) (18,18%), teratai biru seperti bulu ayam sehingga disebut juga
muda (Nymphaea stellata Wild) (3,03%), sebagai teratai bulu ayam. Daun teratai
teratai tutur dengan bunga berwarna sudamala (Nymphoides indica) berukuran
merah tua (1,51%), teratai dedari dengan lebih kecil dibandingkan daun teratai pada
bunga yang berubah warna setiap umumnya dengan tepi daun rata.
minggunya (1,51%) dan teratai brumbun Teratai kuning lebih banyak
dengan bunga berwarna putih (3,03%). dimanfaatkan dibandingkan teratai
Teratai juga dimanfaatkan berdasarkan lainnya karena selain warna bunganya
warna bunganya, teratai yang paling indah, pada setiap upacara piodalan,
banyak ditemukan adalah teratai kuning ngaben serta nyekah selalu menggunakan
sebesar 21,21% sedangkan yang paling teratai kuning. Menurut kidung Aji
sedikit ditemukan adalah teratai tutur dan Kembang penggunaan teratai kuning
teratai dedari yaitu sebesar 1,51%. dalam upacara piodalan merupakan
Berdasarkan hasil wawancara simbolis dari Dewa Mahadewa yang
dengan narasumber disebutkan bahwa berstana di barat, sedangkan penggunaan
teratai tutur dan dedari merupakan teratai teratai kuning pada upacara ngaben serta
yang paling jarang ditemukan, teratai ini nyekah bertujuan agar orang yang sudah
juga jarang berbunga. Teratai tutur meninggal tersebut dalam kelahiran
bunganya berwarna merah tua sedangkan berikutnya (reinkarnasi) menjadi manusia
teratai dedari warna bunganya mengalami yang tekun mengerjakan tapa, brata, dan
perubahan warna setiap seminggu sekali, mempunyai budi yang luhur (Lembaga
mulai dari kuning setelah satu minggu Pengabdian Kepada Masyarakat, 2004).
menjadi kuning merah, minggu Teratai kuning merupakan teratai yang
berikutnya berubah menjadi merah, lalu susah ditemukan di tempat lain, oleh
seminggunya lagi merah kehijauan karena itu warga berkeinginan untuk
sampai hijau sekali lalu menjadi hijau memiliki pot sendiri sehingga pada saat
kekuningan, selain itu daun teratai dedari memerlukan bunga teratai kuning, tidak
memiliki perbedaan dengan daun teratai susah dicari. Langkanya teratai ini dapat
pada umumnya, daun teratai dedari disebabkan karena sering digunakan tanpa
menyerupai daun kangkung. Teratai penanaman kembali serta masyarakat
sudamala (Nymphoides indica) memiliki belum tahu pasti bagaimana cara
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 122- 134 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
warna jingga yang berada di barat daya ( wedhana". Jadi ngaben atau meyanin
barat dan selatan ) merupakan perpaduan adalah upacara penyelenggaraan sawa
antara merah dengan kuning (Lembaga (jenasah) bagi orang yang sudah
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2004). meninggal (Ardana, 2010). Teratai yang
Bunga teratai memiliki warna yang digunakan pada upacara ngaben
indah dan berbau harum sehingga bagus menggunakan teratai putih (Nymphaea
digunakan sebagai bunga hiasan canang nouchali Burm f.) dan kuning yaitu pada
dan sarana persembahyangan. Teratai saat potong rambut sekah (Hasil
yang biasa digunakan sebagai bunga wawancara). Pemanfaatan tanaman teratai
hiasan canang dan sarana sebagai sarana upakara/banten di Desa
persembahyangan adalah teratai putih Adat Sumampan hanya terbatas pada
(Nymphaea nouchali Burm f.), teratai bagian bunganya saja, namun bagian
merah muda, teratai kuning dan teratai daunnya juga dapat digunakan yaitu pada
biru. Dalam persembahyangan Catur, saat upacara Pitra yadnya, ketika
akan ditentukan warna bunga yang dipilih dilaksanakan upacara nyiramang layon
sesuai dengan warna Dewa – dewa Catur (memandikan jenasah), daun teratai untuk
Lokapala, yang harum, salah satu menutup kemaluan pada jenasah wanita
contohnya yaitu teratai putih dipilih untuk diharapkan agar bhaga atau vaginanya
muspa kehadapan Dewa Iswara, dan berbentuk bagus dan harum seperti bunga
teratai kuning dipilih untuk muspa ke teratai (Supartha, 1998).
hadapan Dewa Mahadewa (Supartha, Teratai dimanfaatkan sebagai
1998). tanaman hias karena bunganya yang indah
Upacara Ngaben sesungguhnya dan beraneka macam serta multifungsi.
berasal dari kata "beya" artinya bekal, Selain untuk sarana upakara/banten dan
yakni berupa jenis upakara yang tanaman hias, di Desa Adat Sumampan
diperlukan dalam upacara ngaben teratai juga digunakan sebagai bahan
tersebut. Kata beya yang berarti bekal, ramuan obat tradisional untuk obat kanker
kemudian dalam bahasa Indonesia payudara, menghilangkan stress dan rasa
menjadi biaya atau "prabeya" dalam takut, meningkatkan percaya diri,
bahasa Bali. Orang yang membersihkan hati (hepar),
menyelenggarakan beya dalam bahasa membersihkan pankreas, obat sakit kepala
Bali disebut "meyanin". Kata Ngaben atau dan obat rematik. Selain itu teratai juga
meyanin, sudah menjadi bahasa baku, dapat digunakan sebagai obat diare,
untuk menyebutkan upacara "sawa disentri, keputihan, kanker nasopharynx,
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 122- 134 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
beberapa kandungan kimia yang berbeda (obat awet muda). Di Desa Adat
disetiap bagiannya. Pada bunga Sumampan bagian tanaman teratai yang
mengandung lutiolin, isokuersitrin, biasa dimanfaatkan sebagai ramuan obat
kuersetin, dan kaemferol. Benang sari hanya bagian bunga dan daun saja (Hasil
mengandung alkaloid, isokersitrin, wawancara). Berdasarkan hasil
leteolin, kuersetin dan galuteolin. wawancara dengan narasumber maka
Penyangga bunga mengandung protein, didapatkan resep ramuan obat yang
lemak, karbohidrat karoten, asam menggunakan bagian bunga dan daun
nikotinat, vitamin B1, B2, dan C. Biji tanaman teratai adalah sebagai berikut :
teratai mengandung zat pati yang 1). Obat kanker payudara; bahan : daun
mengandung raffinosa, protein, lemak, sirih 3 lembar, kemiri setengah biji, garam
karbohidrat, kalsium, posfor, dan zat besi. secukupnya, daun teratai biru. Cara
Tunas biji mengandung liensinin, pengolahan dan penggunaan : semua
isoliensinin, neferin, nuciferin, bahan diulek atau diparut kemudian di
prouciferin, lotusina, methylcorypallin, tempel pada payudarayang sakit. 2)
demethylcoclaurine, geluteolin dan Menghilangkan rasa takut , stress, dan
hyperin. Rimpang mengandung pati, meningkatkan percaya diri; bahan: bunga
protein, asparagin, vitamin C, d- teratai kuning. Cara penggunaan yaitu
gallacotechol, neochlorogenik acid, dengan mandi bunga teratai kuning.
leucocyanidin dan peroksidasi. Akar 3). Membersihkan hati dan pankreas;
mengandung zat tanat, dan asparagin. bahan: bunga teratai biru. Cara
JURNAL SIMBIOSIS II (1): 122- 134 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Maret 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ardana I. W. Upacara Ngaben di Bali. Tersediadi:http://www.balipost.co.i
Tersedia di: d/mediadetail.php?module=detailop
http://baliohbali.blogspot.com/2010 iniindex&kid=2&id=551 [17
/02/upacara-ngaben-di-bali.html [17 Februari 2013].
Februari 2013].
Ruang Berkas com. 2012. Kandungan
Harta, P. E. W. 2011. Studi Pola Reproduksi Tanaman Teratai. Tersedia di:
dan Uji Viabilitas Serbuk Sari http://www.khasiatbuahcom/terata
Tanaman Teratai Nymphaea i.html [11 Februari 2013].
pubescens, Nelumbium nelumbo, dan
Nymphoides indica. [Skripsi]. Supartha, N. O. 1998. Fungsi Tumbuh –
Jurusan Biologi, Universitas tumbuhan dalam Upacara Agama
Udayana. Bali. Hindu. Prosiding Seminar
Nasional Etnobotani III.Denpasar.
Kriswiyanti, E. 2004. Bahan Ajar
Etnobotani “Usada” . Jurusan Waluyo, E.B. 2004. Pedoman
Biologi, F. MIPA, UNUD. Pengumpulan Data
Denpasar.Lembaga Pengabdian Keanekaragaman Flora. Dalam
Kepada Masyarakat, 2004. Taman Rugayah, Elizabeth, A. W dan
Gumi Banten. Pelawasari ; Pratiwi. Pusat Peneliti Biologi,
Universitas Udayana. LIPI : Bogor.
Nuraini. A. D. 2007. Ekstraksi Komponen
Antibakteri dan Antioksidan dari
Biji Teratai (Nymphaea pubescens
Willd).[Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Daur Hidrologi
berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah habis
tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di sungai, danau, dalam tanah
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau mahkluk lain. Siklus hidrologi
adalah proses yang diawali oleh evaporasi kemudian terjadinya kondensasi dari
Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran
permukaan (surface run off). Aliran permukaan sebagian akan meresap kedalam
tanah menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi (infiltration) dan
akan mengalir kembali ke dalam sungai (river), atau genangan lainnya seperti
waduk, danau sebagai interflow. Sebagian dari air dalam tanah dapat muncul lagi ke
permukaan tanah sebagai air eksfiltrasi (exfiltration) dan dapat terkumpul lagi dalam
Zona Agroklimat
Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer
(disebut unsur cuaca atau unsur iklim) yang terdiri dari : radiasi surya, lama
penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan arah
awan, presipitasi dan evapotranspirasi. Cuaca adalah nilai sesaat angin, penutupan
pendek (kurang dari 1 jam hingga 24 jam di suatu tempat di bumi), sedangkan iklim
adalah sintetis atau kesimpulan dari unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan
demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau di suatu wilayah.
Klimatologi atau ilmu iklim dapat dibagi menjadi berbagai cabang keilmuan iklim.
vegetasi. Kriteria dalam klasifikasi iklim ini didasarkan pada perhitungan bulan
basah (BB), bulan lembab (BL), dan bulan kering (BK) yang batasannya
memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan kebutuhan air tanaman. Dalam
bulan dan bulan kering berturut-turut. Untuk keperluan praktis klasifikasi iklim
menurut Oldeman ini cukup berguna khususnya dalam klasifikasi lahan pertanian
pangan di Indonesia. Bulan basah adalah bulan dengan rata-rata curah hujan lebih
besar 200 mm, bulan lembab adalah bulan dengan rata-rata curah hujan100 mm –
200 mm, sedangkan bulan kering adalah bulan dengan rata-rata curah hujan lebih
kecil 100 mm, angka 200 mm dipergunakan dengan alasan kebutuhan air tanaman
padi sawah termasuk perkolasinya mendekati angka sekitar 200 mm. Sedangkan
angka 100 mm karena untuk tanaman palawija akan kekurangan air jika curah hujan
lebih kecil dari 100 mm. Setelah menentukan kriteria bulan basah dan bulan kering
langkah selanjutnya adalah mencari harga rerata curah hujan masing-masing bulan.
Dari situ ditentukan berapa bulan basah dan bulan kering yang berturutan
(Wisnubroto, 1999).
iklim utama dan subdivisinya. Dari 5 iklim utama dan 4 subdivisinya tersebut maka
tipe iklim dapat dikelompokkan menjadi 16 daerah agroklimat Oldeman mulai dari
Topografi
Topografi (relief) adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah,
termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi melalui 4 cara,
yaitu :
1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah.
(Hanafiah, 2005).
terbukanya permukaan bumi terhadap pengaruh matahari, angin dan udara dan
secara tak langsung mempengaruhi drainase run off. Melihat pengaruhnya terhadap
kenampakan tanda-tanda run off dan erosi. Tetapi juga tidak menjadi
tanda-tanda run off yang lambat dan adanya erosi kecil yang oleh
tanda-tanda run off dan erosi yang merusak, hanya tak tampak jika
tertutup hutan.
(Darmawijaya, 1992)
Sebagai benda alam, tanah merupakan sistem dispersi tiga fase yang selalu
berada dalam keseimbangan dinamis. Ketiga fase tersebut, yaitu fase padat, fase cair
dan fase gas, merupakan sistem yang selalu berubah tetapi selalu berada dalam
keadaan seimbang. Pada keadaan kering, misalnya rongga yang ditempati udara
tanah lebih banyak dibandingkan rongga yang ditempati cairan. Jika tanah itu
berubah menjadi basah, baik yang terjadi akibat pengairan atau hujan, maka rongga
yang berisi udara berkurang dan rongga yang berisi cairan bertambah. Jika tanah
digemburkan, misalnya dengan pengolahan tanah, maka bagian relatif yang terisi
udara bertambah, dan bagian relatif padatan berkurang. Sebaliknnya, jika tanah
Sifat fisis tanah tergantung pada jumlah, bentuk, susunan dan komposisi
mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan
bentuk pori-porinya serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada
waktu tertentu. Beberapa sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur, bobot isi,
A. Tekstur Tanah
debu, dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi
butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat fisik tanah. Jika tanah lapisan atas
yang bertekstur liat dan dan berstruktur granuler mempunyai bobot isi 1,0 sampai
dengan 1,3 gr/cm3 , sedangkan yang bertekstur kasar mempunyai bobot isi antara 1,3
sampai dengan 1,8 gr/cm3 dan bobot isi air yaitu 1 gr/cm3 (Hanafiah, 2005).
(besar) disebut lebih porous, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai
pori-pori messo (sedang) agak porous, sedangkan yang didominasi liat akan banyak
mempunyai pori-pori mikro atau tidak poreus. Makin porous tanah maka akan
mudah akar untuk berpenetrasi serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi
(drainase dan aerasi baik : air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi
makin mudah pula air untuk hilang dari tanah. Makin tidak porous tanah maka akan
makin sulit akar untuk berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk
bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk : air dan udara sedikit tersedia), tetapi air
dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur
debu dan lempung akan akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi
tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik dari tanah bertekstur
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas dan pada diagram segitiga tekstur
tanah USDA. Tanah yang berkomposisi ideal adalah 22,5 – 52,5 % pasir, 30 – 50 %
mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung
b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir.
halus.
debu (silt).
(clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam) atau lempung
Tanah berlempung merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu dan liat
sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi
aerasi dan tata udara serta air yang cukup baik, kemampuan menyimpan,
B. Bobot Isi
Bobot isi atau kerapatan massa tanah kondisi lapangan yang dikering-
ovenkan persatuan volume. Contoh tanah yang digunakan untuk menetapkan berat
jenis harus diambil secara hati-hati dari dalam tanah. Pengambilan contoh tanah
tidak boleh merusak struktur tanah asli. Terganggunya struktur tanah dapat
Gumpal-gumpal tanah yang diambil dari lapangan untuk penentuan kerapatan isi
atau bobot isi itu dibawa ke laboratorium untuk dikering-ovenkan dan ditimbang
(Darmawidjaja, 1992).
C. Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
dari luar, seperti pukulan butir hujan. Dengan demikian tidak mudah erosi sehingga
pori-pori tanah tidak mudah tertutup oleh partikel tanah halus hingga infiltrasi
Gumpal tanah yang digunakan untuk menentukan kerapatan isi juga dapat
pula digunakan untuk menentukan ruang pori-pori total. Untuk menentukan ruang
pori-pori, gumpalan tanah diletakkan di atas pan yang berisi air, hingga tanah jenuh
air dan kemudian tanah ditimbang. Persentase volume yang ditempati oleh pori-
pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas
memegang air yang rendah. Sebaliknya pada top soil bertekstur halus, memiliki
lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri dari pori-pori kecil.
Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar (Foth, 1998)
Tanah yang mempunyai struktur yang baik, ruang porinya tinggi sehingga
bobot volumenya rendah. Apabila terjadi seperti itu maka akan sangat berpengaruh
pada tingkat penyediaan oksigen di daerah perakaran dan pada akhirnya juga akan
tanah pertanian bervariasi dari 40 sampai 60%. Porositas dipengaruhi oleh ukuran
partikel dan struktur. Tanah berpasir mempunyai porositas rendah (40%) dan tanah
Permeabilitas biasanya diukur dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui
E. Kedalaman Efektif
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus
K1 = 90 cm sampai 50 cm (sedang)
K2 = 50 cm sampai 25 cm (dangkal)
(Arsyad, 1989)
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1980), air tanah adalah air yang bergerak
di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang- ruang antar butir-butir tanah dan di
tanah antara lain : air meteorik (meteoric water), hampir semua air tanah
merupakan air meteorik yang berasal dari hujan, air tersekap (connate water),
jumlah kecil.
Jika suatu aliran berhubungan langsung dengan air tanah pada suatu akuifer
bebas, aliran tersebut dapat menerima atau memberikan air tanah, tergantung pada
permukaan air nisbi. Ada tiga tipe sungai yang diklasifikasikan menurut permukaan
a) Aliran emeferal, yang hanya mengalir setelah terjadinya hujan badai yang
Selanjutnya debit air ini terdiri atas pemberian limpasan permukaan dan air
tanah pada dasar sungai. Permukaan air tanah berada di atas dasar sungai hanya
debit yang lebih tinggi selama musim-musim penghujan. Debit sungai terdiri
atas pemberian limpasan permukaan dan air tanah pada dasar sungai.
Permukaan air tanah selalu berada di atas dasar sungai (Sechyan, 1990)
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per detik.
Agar supaya penyaluran air pengairan ke suatu areal lahan pertanian dapat
diatur dengan sebaik-baiknya (dalam arti tidak berlebihan atau agar dapat
(Kartasapoetra, 1994).
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :
b) Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
aliran sungai.
(Arsyad, 1989).
Dari berbagai cara tersebut di atas, yang paling sering dilakukan adalah cara
sebab mudah dilaksanakan. Debit air sungai yang diukur dengan cara ini dapat
Q = V x A ………………………………........ (1)
Dimana :
(Asdak, 1995).
L
V = …………………………………………. (2)
t
Dimana :
Irigasi adalah usaha pengadaan dan pengaturan air secara buatan, baik air
bagi pertanian tidak hanya tertuju untuk penyediaan air di daerah-daerah yang
berlimpahnya air hujan di daerah-daerah yang kelebihan air dengan maksud untuk
mencegah peluapan air dan kerusakan tanah (Kodoatie dan Sjarief, 2005).
irigasi semi teknis, dan irigasi sederhana. Irigasi teknis adalah irigasi yang
layanannya sangat luas, sumber airnya juga besar, berupa sungai atau waduk yang
besar. Irigasi semi teknis adalah irigasi yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
teknik bangunan air tetapi hanya untuk melayani wilayah yang tidak begitu luas,
meliputi 2 – 4 desa. Sumber airnya merupakan sungai yang tidak begitu besar.
Irigasi sederhana adalah irigasi yang dibuat secara sangat sederhana, hanya
melayani satu desa, sumber airnya berupa sungai yang kecil (Kartasapoetra, 1994).
Yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah prasarana irigasi, yang pada
pokoknya terdiri dari bangunan dan saluran pemberi air pengairan beserta
Merupakan jaringan air pengairan di petak tertier, mulai air keluar dari
bangunan ukuran tertier, terdiri dari saluran tertier dan kuarter termasuk bangunan
pembagi tertier dan kuarter, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di
petak tertier. Sistem irigasi adalah sistem usaha penyediaan air dan pengaturan air
untuk pertanian. Sumber irigasi bisa dari air permukaan atau dari air tanah
Prediksi Erosi
Prediksi erosi dari sebidang tanah adalah metode untuk memperkirakan laju
erosi yang akan terjadi dari tanah yang dipergunakan dalam penggunaan lahan dan
pengelolaan tertentu. Jika laju erosi yang akan terjadi telah dapat diperkirakan dan
laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan sudah dapat ditetapkan,
tanah yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah dan tanah dapat
dipergunakan secara produktif dan lestari. Prediksi erosi adalah alat bantu untuk
mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi tanah pada suatu areal tanah
universal soil loss equation (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeir dan
Smith (1978) adalah metode yang paling umum digunakan untuk memperkirakan
A = R K LS C P ……………………………………………………….. (3)
dimana :
Besarnya erosi yang terjadi (A) dalam ton/ha/tahun, ditentukan oleh perkalian dari
faktor-faktor berikut :
Faktor (R) adalah curah hujan dan aliran permukaan, yaitu jumlah satuan
indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan
i
R= ∑n
EI/100X ……………………………………………………… (4)
Dengan :
n = jumlah kejadian hujan dalam kurun waktu satu tahun (musim hujan)
Dengan :
gempuran air hujan. Nilai erodibilitas tanah tinggi berarti bahwa tanah itu peka
atau mudah tererosi dan nilai erodibilitas tanah itu rendah hal ini akan berarti
resistensi atau daya tahan tanah itu kuat dengan perkataan lain tanah tahan
Faktor (K) ini ditentukan dari data struktur, tekstur, permeabilitas dan bahan
(persen pasir halus, persen debu dan persen liat). Kode struktur tanah ditentukan
mengacu pada ukuran diameter dan kelas sturktur tanah disesuaikan dengan kelas
dan kode stuktur tanah. Kode permeabilitas profil tanah berdasarkan kecepatan
atau laju permeabilitas profil tanah yang disesuaikan dengan kelas dan kode
Dimana :
(Arsyad, 1989).
(Arsyad, 1989).
(Utomo, 1994).
Kemiringan suatu lereng (S) dapat dinyatakan dalam satuan derajat (%), di
kelompokan menjadi 7 kelas yaitu : datar (0 – 3%), landai atau berombak (3–8%),
agak miring atau bergelombang (8–15%), miring berbukit (15-30%), agak curam
Pada dasarnya semakin curam suatu lereng maka persentase kemiringan semakin
tinggi, dan laju limpasan permukaan semakin cepat. Jadi, dengan meningkatnya
energi untuk erosi, terutama karena panjang lereng mempengaruhi volume limpasan
(Utomo, 1989).
dan kemiringan lereng terhadap besarnya erosi. Panjang lereng pada aliran air
(Arsyad, 1989).
Dimana:
pada lahan dengan tanaman dan pengelolaan tertentu terhadap erosi dari tanah yang
keadaan permukaan tanah, dan pengelolaan tanah terhadap besarnya tanah yang
permukaan yang terbuka, pengrusakan dan penghanyutan tentu tidak dapat dicegah.
1989).
Pengaruh teknik konservasi tanah (P) adalah perbandingan antara erosi pada
tanah dengan tindakan konservasi tertentu terhadap tanah tanpa tindakan konservasi.
berbeda dari pengaruh yang dikarenakan dalam persamaan USLE. Faktor P tersebut
dipisahkan dari faktor C. Tingkat erosi yang terjadi sebagai akibat pengaruh aktifitas
panjang dan kemiringan lereng. Pencangkulan dan penanaman searah kontur dapat
mengurangi erosi tanah pada lahan miring hingga sampai 50% selanjutnya tanah
yang hilang pada strip kontur mengalami penurunan 25 sampai 40% (Suripin, 2004).
Laju erosi yang dinyatakan dalam mm/tahun atau ton/Ha/tahun yang terbesar
yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan agar terpelihara suatu kedalaman
tercapainya produktivitas yang tinggi secara lestari disebut erosi yang masih dapat
dibiarkan atau ditoleransikan. Besarnya laju erosi yang masih dapat ditoleransikan
DExfd
T = ……………………………………………. (8)
t
Fd = Faktor kedalaman
Evaluasi erosi bertujuan untuk mengetahui potensi atau bahaya erosi suatu
wilayah atau bidang tanah dan mengetahui tingkat atau besarnya erosi yang telah
terjadi. Evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui potensi erosi atau ancaman erosi
tersebut disebut evaluasi potensi erosi atau evaluasi ancaman erosi. Evaluasi ini
Selanjutnya bahaya erosi dinyatakan dalam Indeks Bahaya Erosi yang didefinisikan
sebagai berikut:
Dimana T adalah besarnya erosi yang masih dapat dibiarkan. Indeks Bahaya Erosi
(Hammer, 1981).