Abstrak
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikembangkan oleh semua
pihak. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79 Tahun 2013 tentang Pedoman
Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mengembangkan sektor pertanian. Pada peraturan ini, kesesuaian lahan dari setiap tanaman ditinjau dari
berbagai sifat–sifat fisik lingkungannya, salah satunya adalah curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk
membantu mewujudkan pertanian pangan berkelanjutan dengan mengembangkan sistem informasi
geografis curah hujan memanfaatkan AccuWheater API. AccuWheater API merupakan sebuah layanan
yang menyediakan informasi mengenai cuaca yang dapat diakses menggunakan teknologi Application
Programming Interface. Proses pengembangan sistem dilakukan dengan Agile Method yang
diimplementasikan pada platform website. Sistem ini telah diuji dengan menggunakan validation
testing, usability testing, compatibility testing, dan responsive testing. Hasil validation testing dengan
metode pengujian black-box didapatkan hasil 100% valid untuk 4 kebutuhan fungsional. Lalu hasil
usability testing didapatkan nilai rata-rata 78.5 yang berarti sistem yang dibuat memiliki tingkat
penerimaan yang tinggi dan masuk dalam grade C. Kemudian untuk compatibility testing didapatkan
hasil bahwa sistem dapat berjalan dengan baik di semua browser yang diujikan. Terakhir untuk
responsive testing didapatkan hasil bahwa sistem dapat menyesuaikan tampilan sesuai dengan ukuran
dan orientasi layar.
Kata kunci: application programming interface, sistem informasi geografis, website, curah hujan, accuwheater
API
Abstract
Agriculture is a very important sector to be considered and developed by all person. The Government
through the Minister of Agriculture Regulation No. 79 of 2013 concerning Guidelines for Land
Conformity in Food Crop Commodities is one form of effort to develop the agricultural sector. In this
regulation, the suitability of land of each plant in terms of various physical properties of the
environment, one of which is rainfall. This research aims to help realize sustainable food agriculture by
developing a geographical rainfall information system utilizing the AccuWheater API. The
AccuWheater API is a service that provides information about the weather that can be accessed using
Application Programming Interface technology. The system development process is done by Agile
Method which is implemented on the website platform. This system has been tested using validation
testing, usability testing, compatibility testing, and responsive testing. The results of validation testing
with the black-box testing method obtained 100% valid results for 4 functional needs. Then the results
of usability testing obtained an average value of 78.5 which means that the system created has a high
level of acceptance and is included in grade C. Then for compatibility testing results show that the
system can run well in all browsers tested. Finally, for responsive testing, the results show that the
system can adjust the display according to the size and orientation of the screen.
Keywords: application programming interface, geographic information system, website, rainfall, accuweather
API
AccuWeather. Dalam penelitian ini, API service 2. Akses dilakukan melalui RESTful web
dari AccuWheater digunakan sebagai alternatif service
atau pengganti sensor bila tidak didukung 3. Data tersedia dalam lebih dari 100 bahasa
dengan sensor yang ada.
4. Respons terhadap API dikembalikan dalam
Dari paparan yang telah disebutkan pada
JSON
kajian pustaka, maka diusulkan penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data yang 5. Panggilan data dapat diamankan
diperoleh dari AccuWeather API, sehingga menggunakan protokol SSL
dengan data yang terus diperbaharui setiap 6. Dapat digunakan secara gratis
waktu akan dapat menghasilkan klasifikasi
kesesuaian lahan yang relevan. Tabel 1. Akurasi Perkiraan Cuaca
2.2 Sistem Informasi Geografis Curah
Organisasi Temperature Overall
hujan
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah Weather U. 53.53% 79.24% 66.38%
suatu komponen yang terdiri dari data geografis, MeteoGroup 55.41% 77.07% 66.24%
sumber daya manusia, perangkat lunak, dan Foreca 50.91% 77.05% 63.98%
perangkat keras yang beroperasi bersama dalam The Weather C. 50.77% 76.31% 63.54%
menyimpan, memasukan, memperbaiki, menge-
CustomWeather 51.62% 72.48% 62.05%
lola, memperbaharui, memanipulasi, mengana-
NWS 48.81% 74.14% 61.48%
lisis, mengintegrasikan, serta menampilkan data
AccuWeather 48.48% 74.22% 61.35%
dalam suatu informasi berbasis geografis (Adil,
WeatherBug 32.99% 78.40% 55.69%
2017). Di Indonesia SIG telah dimanfaatkan oleh
banyak organisasi baik pemerintah maupun Persistence 32.02% 55.37% 43.69%
swasta dalam berbagai sektor. Badan Informasi 40- 60-70
BMKG 80-85 %
55% %
Geospasial (BIG) merupakan salah satu lembaga
non kementerian pemerintah Indonesia yang
Dalam Laporan Akuntabilitas Tahun 2014
berwenang melaksanakan tugas-tugas peme-
dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
rintah di bidang informasi geospasial.
Geofisika (BMKG) terdapat penilaian akurasi
prakiraan cuaca dari beberapa organisasi di
2.3 Curah Hujan
dunia untuk Grand Marais Minnesota dapat
Curah hujan atau juga dikenal dengan dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data yang
istilah presipitasi merupakan uap air yang ditunjukan pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
mengalami kondensasi dan jatuh dalam berbagai AccuWheater merupakan organisasi yang masuk
jenis bentuk dari atmosfir ke bumi dalam rantai dalam 10 besar penilaian akurasi perkiraan
siklus hidrologi. Berdasarkan waktu, curah hujan cuaca.
dibedakan menjadi tahunan, bulanan, dan harian. Untuk dapat menggunakan layanan
Curah hujan harian merupakan hujan yang AccuWheater API, disediakan beberapa pilihan
terjadi selama 24 jam dan tercatat pada stasiun paket, mulai dari gratis hingga berbayar. Pada
curah hujan. Sementara menurut Susilowati dan penelitian ini digunakan paket Limited Trial
Sadad (2015) curah hujan tahunan adalah total yang dapat digunakan secara gratis. Pada paket
dari curah hujan setiap bulan selama 12 bulan ini pengguna atau developer mendapatkan 1
berurutan pada suatu stasiun pengamatan curah apikey yang nantinya digunakan untuk
hujan. mengirimkan perminataan atau request data.
Paket Limited Trial memiliki batasan 50 kali
2.4 AccuWheater API request dalam satu hari.
Dibandingkan layanan serupa lainnya, Pada penelitian ini, layanan dari
Accuwheater API tentunya memiliki perbedaan AccuWheater API yang digunakan adalah
terutama dari segi keunggulan. Menurut Alberti current conditions. Current conditions
(2016) berikut merupakan beberapa keunggulan mengembalikan data kondisi saat ini untuk
yang dimiliki oleh Accuwheater API: lokasi tertentu. Hasil kembalian dari current
conditions API adalah beberapa response
1. Menawarkan ramalan cuaca untuk lebih parameters. Pada penelitian ini, response
dari 3 juta lokasi di seluruh dunia parameter yang digunakan hanya parameter
PrecipitationSummary.Precipitation. Parameter
format GeoJSON didapatkan dari portal atau usability, compatibility, dan responsive.
website tanahair.indonesia.go.id yang dikelola Kemudian kebutuhan fungsional dibuatkan
Badan Informasi Geospasial. Badan Informasi dalam bentuk pemodelan use case diagram
Geospasial menyediakan data Peta RBI (Rupa seperti terlihat pada Gambar 3.
Bumi Indonesia) untuk setiap wilayah di
Indonesia yang dapat diunduh berdasarkan
Provinsi atau Kabupaten. Tampilan hasil
unduhan peta wilayah Kabupaten Malang
dengan skala 25K dalam format SHP atau
Shapefile ditunjukan pada Gambar 2.
5. PERANCANGAN
7. PENGUJIAN
patibility testing, dan responsive testing terhadap arsitektur sistem, sequence diagram
sistem informasi geografis curah hujan. sebanyak 4 diagram, rancangan class dia-
Pengujian usability dengan menyebarkan gram yang terdiri dari 2 kelas model, 5 kelas
formulir pernyataan System Usability Scale yang controller, 4 kelas view, rancangan database
dikembangkan oleh Brooke (1986) kapada 10 terdapat 2 tabel, antarmuka sistem sebanyak
responden yang tertarik pada sektor pertanian, 4 rancangan, dan 4 rancangan pengujian
didapatkan nilai rata-rata sebesar 78,5. Dengan sistem.
nilai tersebut, mengacu pada interpretasi SUS 3. Pada tahap implementasi sistem terdiri dari
Score yang dibuat oleh Bangor, Kortum, & menentukan spesifikasi lingkungan
Miller (2009), sistem yang dibangun memiliki implementasi dilanjutkan dengan
tingkat penerimaan yang tinggi dan masuk melakukan implementasi database
dalam grade C. menggunakan MySQL, implementasi
Selanjutnya, Pengjuan compatibility setiap fungsi menggunakan PHP, dan
dengan memanfaatkan aplikasi SortSite implementasi antarmuka sistem
menunjukan bahwa sistem dapat beroperasi de- menggunakan HTML, JavaScript, serta
ngan baik pada semua jenis browser yang CSS. Proses pelaksanaan implementasi
diujikan. Hasil dari pengujian compatibilty sistem dilakukan dengan menggunakan
ditunjukan pada Gambar 13. Agile Method dan beberapa framework serta
library untuk mempercepat proses
implementasi yaitu Laravel, Bootstraps,
dan Leaflet.
4. Pengujian fungsional dilaksanakan dengan
menggunakan pengujian validasi. Hasil dari
Gambar 13. Hasil Compatibility Testing pengujian validasi menunjukan bahwa
semua kebutuhan fungsional dapat bekerja
Terakhir untuk responsive testing sesuai dengan yang diharapkan.
menggunakan fitur Depelover Tools pada Selanjutnya, untuk pengujian non-
Aplikasi Google Crhome di menunjukan bahwa fungsional dilakukan dengan menggunakan
sistem dapat menyesuaikan tampilan dengan usability testing, compatibility testing, dan
ukuran dan orientasi layar. responsive testing. Hasil dari usability
testing menggunakan System Usability
8. KESIMPULAN DAN SARAN Scale menunjukan bahwa sistem memiliki
tingkat penerimaan yang tinggi dengan nilai
8.1 Kesimpulan sebesar 78.5. Selanjutnya, hasil dari compa-
tibility testing menunjukan bahwa sistem
Berdasarkan serangkaian penelitian yang
dapat berjalan pada semua jenis browser
telah dilalui, diperoleh 4 poin kesimpulan seba-
yang diujikan. Terakhir, hasil dari
gai berikut:
responsive testing menunjukan bahwa
1. Pada tahap analisis kebutuhan dihasilkan sistem dapat menyesuaikan tampilan
rincian persyaratan yang terdiri dari iden- dengan ukuran dan orientasi layar.
tifikasi aktor yang berjumlah 4, kebutuhan
fungsional sistem yang berjumlah 4, dan 8.2 Saran
kebutuhan non fungsional sistem yang
berjumlah 3. Proses analisis kebutuhan Pemberian saran sebagai pertimbangan
dilakukan dengan menggunakan pendekat- dalam pengembangan lanjut pada Sistem
an berorientasi objek dan didasari masukan Informasi Geografis Kesusuaian Lahan dapat
dari hasil wawancara dengan 3 narasumber. dilakukan dengan menambahkan parameter-
Persyaratan kebutuhan fungsional selan- parameter dalam penentuan klasifikasi
jutnya digambarkan dalam use case dia- kesesuaian lahan, sehingga klasifikasi yang
gram dan dijelaskan secara lebih rinci pada dihasilkan menjadi lebih akurat dan dapat
use case scenario. membantu mewujudkan pertanian khususnya
tanaman pangan yang berkelanjutan.
2. Pada tahap perancangan dengan
menggunakan pendekatan berorientasi
DAFTAR PUSTAKA
objek dan notasi UML dihasilkan rancangan
AccuWheater, 2019. About Accuhweater.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 866