Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 4, No. 3, Maret 2020, hlm. 858-866 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pemanfaatan AccuWheater API dalam Pengembangan Sistem Informasi


Geografis Curah Hujan
Made Tri Ganesha1, Widhy Hayuhardhika Nugraha Putra2, Bayu Rahayudi3

Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1tri_ganesha@student.ub.ac.id, 2widhy@ub.ac.id, 3ubay1@ub.ac.id

Abstrak
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikembangkan oleh semua
pihak. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79 Tahun 2013 tentang Pedoman
Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mengembangkan sektor pertanian. Pada peraturan ini, kesesuaian lahan dari setiap tanaman ditinjau dari
berbagai sifat–sifat fisik lingkungannya, salah satunya adalah curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk
membantu mewujudkan pertanian pangan berkelanjutan dengan mengembangkan sistem informasi
geografis curah hujan memanfaatkan AccuWheater API. AccuWheater API merupakan sebuah layanan
yang menyediakan informasi mengenai cuaca yang dapat diakses menggunakan teknologi Application
Programming Interface. Proses pengembangan sistem dilakukan dengan Agile Method yang
diimplementasikan pada platform website. Sistem ini telah diuji dengan menggunakan validation
testing, usability testing, compatibility testing, dan responsive testing. Hasil validation testing dengan
metode pengujian black-box didapatkan hasil 100% valid untuk 4 kebutuhan fungsional. Lalu hasil
usability testing didapatkan nilai rata-rata 78.5 yang berarti sistem yang dibuat memiliki tingkat
penerimaan yang tinggi dan masuk dalam grade C. Kemudian untuk compatibility testing didapatkan
hasil bahwa sistem dapat berjalan dengan baik di semua browser yang diujikan. Terakhir untuk
responsive testing didapatkan hasil bahwa sistem dapat menyesuaikan tampilan sesuai dengan ukuran
dan orientasi layar.
Kata kunci: application programming interface, sistem informasi geografis, website, curah hujan, accuwheater
API
Abstract
Agriculture is a very important sector to be considered and developed by all person. The Government
through the Minister of Agriculture Regulation No. 79 of 2013 concerning Guidelines for Land
Conformity in Food Crop Commodities is one form of effort to develop the agricultural sector. In this
regulation, the suitability of land of each plant in terms of various physical properties of the
environment, one of which is rainfall. This research aims to help realize sustainable food agriculture by
developing a geographical rainfall information system utilizing the AccuWheater API. The
AccuWheater API is a service that provides information about the weather that can be accessed using
Application Programming Interface technology. The system development process is done by Agile
Method which is implemented on the website platform. This system has been tested using validation
testing, usability testing, compatibility testing, and responsive testing. The results of validation testing
with the black-box testing method obtained 100% valid results for 4 functional needs. Then the results
of usability testing obtained an average value of 78.5 which means that the system created has a high
level of acceptance and is included in grade C. Then for compatibility testing results show that the
system can run well in all browsers tested. Finally, for responsive testing, the results show that the
system can adjust the display according to the size and orientation of the screen.
Keywords: application programming interface, geographic information system, website, rainfall, accuweather
API

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 858
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 859

Selain kemudahan dalam meraih informasi,


1. PENDAHULUAN kemajuan teknologi juga memudahkan dalam
Indonesia merupakan negara agraris yaitu penyebaran informasi. satu di antara peman-
negara yang mayoritas penduduknya bekerja faatan teknologi di bidang penyebaran informasi
pada sektor pertanian. Kondisi ini membuat adalah sistem informasi. Salah satu jenis sistem
pemerintah Indonesia wajib menaruh fokus informasi yang sering digunakan adalah sistem
untuk mengembangkan sektor pertanian. informasi geografis. Menurut Irwansyah (2013)
Berbagai upaya telah dilakukan berbagai pihak, sistem informasi geografis merupakan sistem
salah satu yang telah dilakukan oleh pemerintah yang dirancang untuk mengatur, menangkap,
melalui Kementerian Pertanian yang menganalisa, menyimpan, memanipulasi, serta
mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian menampilkan berbagai data geografis. Dalam
(Permentan) No. 79 Tahun 2013 tentang sistem ini, setiap data harus terasosiasi dalam
Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas objek spasial sehingga dapat menghasilkan peta
Tanaman Pangan. Peraturan ini disusun dengan dengan kualitas yang baik. Ketika setiap data
tujuan untuk memudahkan dalam menetapkan telah diasosiasikan pada permukaan geografis
tingkat kesesuaian lahan yang nantinya akan yang representatif, maka informasi akan lebih
digunakan sebagai pertimbangan pemberian mudah diterima (Adil, 2017). Dengan
insentif dalam perlindungan lahan pertanian mengembangkan sistem informasi geografis
tanaman pangan yang berkelanjutan. berbasis web, maka informasi mengenai
Peraturan ini memuat informasi detail kesesuaian lahan untuk komoditas pangan akan
mengenai klasifikasi kesesuaian lahan pertanian lebih cepat dan mudah untuk diakses oleh
untuk evaluasi berbagai komoditas pangan banyak orang dengan menggunakan jaringan
seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. internet.
Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan suatu Penelitian ini bertujuan untuk membantu
pengelompokan lahan pertanian berdasarkan mewujudkan pertanian pangan berkelanjutan
tingkat kesesuaiannya terkait penggunaan dengan mengembangkan sistem informasi
dengan tujuan tertentu. Pada peraturan ini, geografis curah hujan memanfaatkan
kesesuaian lahan dari setiap tanaman ditinjau AccuWheater API.
dari berbagai factor lingkungan, salah satunya
2. LANDASAN PUSTAKA
adalah curah hujan.
Penulis melihat bahwa informasi klasifikasi
2.1 Penelitian Terdahulu
kesesuaian lahan berdasarkan curah hujan dapat
digunakan para petani sebagai bahan Penelitian yang dilakukan oleh As-Syakur,
pertimbangan dalam penentuan jenis komoditas Nuarsa, dan Sunarta (2011) mengenai
pangan yang sesuai untuk ditanam pada lahan, Penggunaan aplikasi sistem informasi geografi
sehingga lahan menjadi lebih produktif. Proses dalam memperbarui peta agroklimat
penyebaran informasi klasifikasi kesesuaian berdasarkan klasifikasi Oldeman di Pulau
lahan ini dapat dibantu dengan memanfaatkan Lombok. Penelitian ini menggunakan metode
berbagai teknologi yang telah ada. pengumpulan data dari 33 pos hujan dari tahun
AccuWeather merupakan salah satu 1963 sampai dengan tahun 2003. Penelitian ini
organisasi yang menyediakan informasi cuaca hanya bisa memberikan informasi hingga tahun
yang dapat diakses menggunakan Teknologi 2003 sehingga diperlukan pengambilan data
Application Programming Interface (API). API kembali secara berkala untuk memberikan
merupakan salah satu teknologi yang membantu informasi terbaru.
dalam melakukan integrasi sistem. Integrasi Penelitian selanjutnya yang dibuat oleh
adalah sebuah proses atau upaya untuk Maualan dan Setiawan (2018) mengenai
menggabungkan dua buah sistem atau lebih yang pembangunan aplikasi yang memberikan
telah berjalan (Pratama, 2016). Penggunaan rekomendasi pembibitan tanaman hias dengan
layanan API sebagai sumber data curah hujan memanfaatkan sensor mobile berbasis Android.
dapat mempersingkat waktu pengumpulan data Tujuan dari penelitian ini adalah dapat
dibandingkan sistem lainnya seperti membantu permasalahan dalam menanam bibit
menggunakan sensor yang tentu saja tanaman hias, dengan bantuan aplikasi Android
memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak dan memanfaatkan teknologi location-based
dalam penggunaannya. service dan API service menggunakan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 860

AccuWeather. Dalam penelitian ini, API service 2. Akses dilakukan melalui RESTful web
dari AccuWheater digunakan sebagai alternatif service
atau pengganti sensor bila tidak didukung 3. Data tersedia dalam lebih dari 100 bahasa
dengan sensor yang ada.
4. Respons terhadap API dikembalikan dalam
Dari paparan yang telah disebutkan pada
JSON
kajian pustaka, maka diusulkan penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data yang 5. Panggilan data dapat diamankan
diperoleh dari AccuWeather API, sehingga menggunakan protokol SSL
dengan data yang terus diperbaharui setiap 6. Dapat digunakan secara gratis
waktu akan dapat menghasilkan klasifikasi
kesesuaian lahan yang relevan. Tabel 1. Akurasi Perkiraan Cuaca
2.2 Sistem Informasi Geografis Curah
Organisasi Temperature Overall
hujan
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah Weather U. 53.53% 79.24% 66.38%
suatu komponen yang terdiri dari data geografis, MeteoGroup 55.41% 77.07% 66.24%
sumber daya manusia, perangkat lunak, dan Foreca 50.91% 77.05% 63.98%
perangkat keras yang beroperasi bersama dalam The Weather C. 50.77% 76.31% 63.54%
menyimpan, memasukan, memperbaiki, menge-
CustomWeather 51.62% 72.48% 62.05%
lola, memperbaharui, memanipulasi, mengana-
NWS 48.81% 74.14% 61.48%
lisis, mengintegrasikan, serta menampilkan data
AccuWeather 48.48% 74.22% 61.35%
dalam suatu informasi berbasis geografis (Adil,
WeatherBug 32.99% 78.40% 55.69%
2017). Di Indonesia SIG telah dimanfaatkan oleh
banyak organisasi baik pemerintah maupun Persistence 32.02% 55.37% 43.69%
swasta dalam berbagai sektor. Badan Informasi 40- 60-70
BMKG 80-85 %
55% %
Geospasial (BIG) merupakan salah satu lembaga
non kementerian pemerintah Indonesia yang
Dalam Laporan Akuntabilitas Tahun 2014
berwenang melaksanakan tugas-tugas peme-
dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
rintah di bidang informasi geospasial.
Geofisika (BMKG) terdapat penilaian akurasi
prakiraan cuaca dari beberapa organisasi di
2.3 Curah Hujan
dunia untuk Grand Marais Minnesota dapat
Curah hujan atau juga dikenal dengan dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data yang
istilah presipitasi merupakan uap air yang ditunjukan pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
mengalami kondensasi dan jatuh dalam berbagai AccuWheater merupakan organisasi yang masuk
jenis bentuk dari atmosfir ke bumi dalam rantai dalam 10 besar penilaian akurasi perkiraan
siklus hidrologi. Berdasarkan waktu, curah hujan cuaca.
dibedakan menjadi tahunan, bulanan, dan harian. Untuk dapat menggunakan layanan
Curah hujan harian merupakan hujan yang AccuWheater API, disediakan beberapa pilihan
terjadi selama 24 jam dan tercatat pada stasiun paket, mulai dari gratis hingga berbayar. Pada
curah hujan. Sementara menurut Susilowati dan penelitian ini digunakan paket Limited Trial
Sadad (2015) curah hujan tahunan adalah total yang dapat digunakan secara gratis. Pada paket
dari curah hujan setiap bulan selama 12 bulan ini pengguna atau developer mendapatkan 1
berurutan pada suatu stasiun pengamatan curah apikey yang nantinya digunakan untuk
hujan. mengirimkan perminataan atau request data.
Paket Limited Trial memiliki batasan 50 kali
2.4 AccuWheater API request dalam satu hari.
Dibandingkan layanan serupa lainnya, Pada penelitian ini, layanan dari
Accuwheater API tentunya memiliki perbedaan AccuWheater API yang digunakan adalah
terutama dari segi keunggulan. Menurut Alberti current conditions. Current conditions
(2016) berikut merupakan beberapa keunggulan mengembalikan data kondisi saat ini untuk
yang dimiliki oleh Accuwheater API: lokasi tertentu. Hasil kembalian dari current
conditions API adalah beberapa response
1. Menawarkan ramalan cuaca untuk lebih parameters. Pada penelitian ini, response
dari 3 juta lokasi di seluruh dunia parameter yang digunakan hanya parameter
PrecipitationSummary.Precipitation. Parameter

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 861

PrecipitationSummary.Precipitation merupakan 4. ANALISIS KEBUTUHAN


parameter yang menunjukan rangkuman atau
Tahap analisis kebutuhan dari sistem
total curah hujan selama satu hari pada suatu
dilaksanakan dengan menggunakan metode
lokasi.
wawancara terhadap 3 narasumber yang
memiliki minat di bidang pertanian. Kumpulan
2.5 Leaflet
kebutuhan sistem yang dihasilkan dari tahap
Leaflet adalah sebuah library JavaScript analisis kebutuhan akan digunakan sebagai dasar
terkemuka untuk pengembangan pemetaan dalam pengembangan setiap fitur yang terdapat
interaktif. Leaflet memiliki ukuran file pada sistem yang akan dibangun. Selain itu,
JavaScript yang sangat ringan yaitu hanya melalui tahap analisis kebutuhan, dapat
sekitar 38 KB. Library ini memiliki banyak fitur diperoleh setiap kebutuhan fungsional maupun
yang lengkap untuk kebutuhan pengembangan kebutuhan non fungsional dari sistem yang akan
pemetaan. dibangun.

4.1. Pengumpulan Data


Dalam memenuhi kebutuhan dalam
pengembangan sistem informasi geografis,
dilakukan proses pengumpulan data. Data yang
diperlukan antara lain adalah data kriteria
klasifikasi kesesuaian lahan, data wilayah
masing-masing kecamatan di Kabupaten
Malang, dan kode wilayah pada AccuWheater
API.
Data kriteria klasifikasi keseuaian lahan
Gambar 1. Contoh Pemanfaatan Leaflet untuk setiap komoditas pangan didapatkan dari
Sumber: Leaflet (2019) Permentan No. 79 Tahun 2013. Klasifikasi
kesesuaian lahan yang digunakan pada peraturan
Leaflet dirancang dengan sangat sederhana ini mengacu pada Food and Agriculture
dan dapat beroperasi secara efisien pada semua Organization (FAO) yang dibagi menjadi 4
jenis platform baik desktop maupun smartphone. kelas yaitu Sangat Sesuai (S1), Cukup Sesuai
Keunggulan dari leaflet antara lain dapat terus (S2), Sesuai Marginal (S3), dan Tidak Sesuai
diperluas dengan banyak plugin, memiliki API (N). Tabel 2 menunjukan klasifikasi berdasarkan
yang mudah digunakan, dan memiliki curah hujan tahunan bagi komoditas tanaman
dokumentasi yang baik. (Leaflet, 2019). Pada pangan Jagung, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar.
library ini, sumber peta diperoleh dari Mapbox
yang memberikan akses gratis untuk layanan Tabel 2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan pada
Maps API. Contoh pemanfaatan leaflet dalam Komoditas Tanaman Pangan berdasarkan curah
pembuatan SIG dapat dilihat pada Gambar 1. hujan
Kelas Kesesuaian Lahan Berdasarkan
3. METODOLOGI PENELITIAN Komodita Curah Hujan Tahunan
s Pangan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah S1 S2 S3 N
penelitian implementatif pengembanagn sistem 900
Jagung 1.200 - > 1.600
dengan menggunakan agile method. Penelitian –
(Zea 1.600 atau atau 300 - < 300
1.20
dimulai dengan studi masalah, kemudian mays)
0
500 - 900 500
melakukan studi pustaka untuk mendapatkan 1.00 600 - 500 - 600
berbagai sumber referensi untuk menemukan Ubi Kayu < 500
0– 1.000 atau atau
teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan (Manihot atau >
2.00 2.000 - 3.000 -
utilisima) 4.000
dalam proses penelitian. Selanjutnya, dalam 0 3.000 4.000
tahap pengembangan sistem akan dilaksanakan Ubi Jalar
800
600 - 800
400 - 600
< 400
analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, - atau
(Ipomoea atau 1.500 atau >
1.50 2.500 -
implementasi sistem, dan pengujian sistem yang batatas)
0
- 2.500
4.000
4.000
dibangun. Terakhir, penelitian akan ditutup
dengan penarikan kesimpulan serta saran. Sementara itu, untuk pengumpulan data
wilayah kecamatan di Kabupaten malang dalam
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 862

format GeoJSON didapatkan dari portal atau usability, compatibility, dan responsive.
website tanahair.indonesia.go.id yang dikelola Kemudian kebutuhan fungsional dibuatkan
Badan Informasi Geospasial. Badan Informasi dalam bentuk pemodelan use case diagram
Geospasial menyediakan data Peta RBI (Rupa seperti terlihat pada Gambar 3.
Bumi Indonesia) untuk setiap wilayah di
Indonesia yang dapat diunduh berdasarkan
Provinsi atau Kabupaten. Tampilan hasil
unduhan peta wilayah Kabupaten Malang
dengan skala 25K dalam format SHP atau
Shapefile ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 3. Use Case Diagram

5. PERANCANGAN

Gambar 2. Tampilan Peta RBI Kabupaten Malang


5.1 Perancangan Arsitektur Sistem
dalam format Shapefile Sistem yang dibangun berperan untuk
menampilkan sekaligus menentukan klasifikasi
Setiap wilayah pada sistem informasi kesesuaian lahan suatu komoditas tanaman
geografis akan direpresentasikan oleh kode pangan pada suatu wilayah berdasarkan jumlah
lokasi. Kode lokasi ini akan menjadi curah hujan tahunan.
penghubung antara data spasial dengan data non Data curah hujan harian diperoleh dari web
spasial. Untuk memudahkan pemberian kode service AccuWheater API. Alur permintaan data
lokasi untuk setiap wilayah pada sistem, curah hujan diawali dengan sistem yang
digunakan kode lokasi yang telah ditentukan mengirimkan request yang terdiri dari API key
oleh AccuWheater. Kode lokasi ini didapatkan dan kode wilayah, selanjutnya web service
melalui website resmi AccuWheater dengan cara AccuWheater API akan melakukan response
menuliskan nama kecamatan terkait. dengan mengirimkan data dalam format JSON
yang selanjutnya akan disimpan kedalam
4.2. Identifikasi Kebutuhan database sesuai dengan kode wilayahnya.
Identifikasi kebutuhan dilaksanakan
menggunakan metode wawancara dengan
narasumber dari beberapa latar belakang. Dari
hasil analisis kebutuhan diperoleh fungsional
dan kebutuhan non fungsional sistem.
Identifikasi kebutuhan fungsional dan non-
fungsional tersebut diturunkan dari 4 aktor yaitu
Aktor Waktu, AccuWheater API, Mapbox API,
dan Pengguna.
Terdapat 4 kebutuhan fungsional yang
terdapat pada sistem yaitu menampilkan peta
klasifikasi kesesuaian lahan, menampilkan detail
kriteria kesesuain lahan, menampilkan detail
curah hujan, dan menambah data curah hujan. Gambar 4. Arsitektur Sistem
Selain itu, didapatkan pula hasil identifikasi
berupa 3 kebutuhan non-fungsional sistem yaitu

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 863

Pengguna yang ingin mengakses website


sistem informasi geografis kesesuaian lahan
untuk komoditas tanaman pangan dapat
melakukan request kepada server dan
selanjutnya akan dikirim response dengan
berupa beberapa data yang terdiri dari file
HTML, CSS, dan JavaScript untuk
menampilkan halaman terkait. Sedangkan, untuk
menampilkan peta pada sistem, memanfaatkan
layanan API yang disediakan oleh Mapbox API.
Hasil perancangan arsitektur sistem ditunjukan
pada Gambar 4.

5.2 Perancangan Sequence Diagram


Pembuatan rancangan Sequence diagram
dibuat menggunakan use case diagram sebagai
pedoman. Salah satu sequence diagram untuk
fungsi melihat detail kriteria tanaman ditunjukan Gambar 6. Class Diagram
pada Gambar 5. Terlihat pada sequence
diagaram tersebut terdapat aktor Pengguna,
boundary Welcome Page, boundary Detail
Kriteria, dan controller Kriteria-Controller.

Gambar 7. Rancangan Database

5.5 Perancangan Antarmuka Diagram


Pembuatan rancangan antarmuka dilakukan
sesuai dengan jumlah kelas view yang dihasilkan
pada proses perancangan class diagram.
Terdapat 4 rancangan antarmuka yang dibuat
yaitu Welcome Page, Peta Klasifikasi, Detail
Gambar 5. Melihat Detail Kriteria Tanaman Kriteria, dan Detail Curah Hujan. Satu diantara
rancangan antarmuka sistem terkait halaman
peta klasifikasi ditunjukan pada Gambar 8.
5.3 Perancangan Class Diagram
Masing-masing objek tersebut adalah objek
boundary yang akan menjadi kelas view, objek
control menjadi kelas controller, dan terakhir
objek entity menjadi kelas model. Gambar 6
merupakan hasil perancangan class diagram
yang di dalamnya terdapat 4 kelas view, 6 kelas
controller, dan 2 kelas model.

Perancangan Database Gambar 8. Rancangan Antarmuka Peta Klasifikasi

Hasil dari perancangan database ditunjukan


pada Gambar 7 yang terdiri dari dua tabel yaitu
tabel Kecamatan dan tabel Curah_Hujan. 6. IMPLEMENTASI
Proses pelaksanaan implementasi sistem
dilakukan dengan menggunakan Agile Method

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 864

dan beberapa framework serta library untuk


mempercepat proses implementasi yaitu
Laravel, Bootstraps, dan Leaflet.

Gambar 9. Skema Database

Implementasi database pada penelitian ini


dilakukan dengan menggunakan MySQL
sebagai Database Management System. Gambar
Gambar 12. Antarmuka Halaman Peta Klasifikasi
9 menunjukan skema database dari Sistem yang
mencakup dua tabel yaitu tabel curah_hujan dan Gambar 12 menunjukan hasil implementasi
tabel kecamatan. antarmuka halaman peta klasifikasi yang dibuat
dengan bahasa pemrograman HTML, PHP, CSS,
Javascript, framework Laravel, Bootstraps dan
library Leaflet.

7. PENGUJIAN

7.1 Pengujian Fungsional


Hasil dari pengujian fungsional
menunjukkan semua fungsi yang terdapat dalam
Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan
Gambar 10. Halaman MyAPPS AccuWheater API
telah berjalan dengan sesuai sebagaimana
Untuk mendapatkan hak akses penggunaan mestinya.
layanan API, harus melakukan pendaftaran Hal tersebut dibuktikan dengan status yang
aplikasi pada website AccuWheater. Setelah diberikan pada tabel pengujian fungsional yaitu
disetujui oleh pihak AccuWheater, maka pada seluruh fungsi mendapatkan status valid. Salah
bagian MyApps, sistem yang didaftarkan akan satu hasil dari pengujian validasi untuk fungsi
berisi penanda Approved dan diberikan API Key melihat peta klasifikasi kesesuaian lahan dapat
yang ditunjukan pada Gambar 10. dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian Validasi Pada Fungsi
Melihat Peta Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Melihat Peta Klasifikasi
Kasus Uji
Kesesuaian Lahan
Gambar 11. cURL untuk Pengaksesan AccuWheater
Sistem berhasil menampilkan
API
Hasil yang peta klasifikasi kesesuaian la-
Untuk memudahkan pengaksesan dari Diharapkan han sesuai jenis tanaman ya-ng
dipilih oleh penguji
server sistem menuju server AccuWheater API,
tersedia cara pengaksesan menggunakan metode Sistem berhasil menampilkan
cURL. cURL sendiri merupakan sebuah Hasil peta klasifikasi kesesuaian la-
Pengujian han sesuai jenis tanaman ya-ng
program dan library untuk mengirim dan dipilih oleh penguji
mengambil data melalui URL. Contoh
pengaksesan menggunakan cURL ditunjukan Status Valid
pada Gambar 11.
7.2 Pengujian Non Fungsional
Pada pengujian non fungsional, telah
dilakukan dengan metode usability testing, com-

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 865

patibility testing, dan responsive testing terhadap arsitektur sistem, sequence diagram
sistem informasi geografis curah hujan. sebanyak 4 diagram, rancangan class dia-
Pengujian usability dengan menyebarkan gram yang terdiri dari 2 kelas model, 5 kelas
formulir pernyataan System Usability Scale yang controller, 4 kelas view, rancangan database
dikembangkan oleh Brooke (1986) kapada 10 terdapat 2 tabel, antarmuka sistem sebanyak
responden yang tertarik pada sektor pertanian, 4 rancangan, dan 4 rancangan pengujian
didapatkan nilai rata-rata sebesar 78,5. Dengan sistem.
nilai tersebut, mengacu pada interpretasi SUS 3. Pada tahap implementasi sistem terdiri dari
Score yang dibuat oleh Bangor, Kortum, & menentukan spesifikasi lingkungan
Miller (2009), sistem yang dibangun memiliki implementasi dilanjutkan dengan
tingkat penerimaan yang tinggi dan masuk melakukan implementasi database
dalam grade C. menggunakan MySQL, implementasi
Selanjutnya, Pengjuan compatibility setiap fungsi menggunakan PHP, dan
dengan memanfaatkan aplikasi SortSite implementasi antarmuka sistem
menunjukan bahwa sistem dapat beroperasi de- menggunakan HTML, JavaScript, serta
ngan baik pada semua jenis browser yang CSS. Proses pelaksanaan implementasi
diujikan. Hasil dari pengujian compatibilty sistem dilakukan dengan menggunakan
ditunjukan pada Gambar 13. Agile Method dan beberapa framework serta
library untuk mempercepat proses
implementasi yaitu Laravel, Bootstraps,
dan Leaflet.
4. Pengujian fungsional dilaksanakan dengan
menggunakan pengujian validasi. Hasil dari
Gambar 13. Hasil Compatibility Testing pengujian validasi menunjukan bahwa
semua kebutuhan fungsional dapat bekerja
Terakhir untuk responsive testing sesuai dengan yang diharapkan.
menggunakan fitur Depelover Tools pada Selanjutnya, untuk pengujian non-
Aplikasi Google Crhome di menunjukan bahwa fungsional dilakukan dengan menggunakan
sistem dapat menyesuaikan tampilan dengan usability testing, compatibility testing, dan
ukuran dan orientasi layar. responsive testing. Hasil dari usability
testing menggunakan System Usability
8. KESIMPULAN DAN SARAN Scale menunjukan bahwa sistem memiliki
tingkat penerimaan yang tinggi dengan nilai
8.1 Kesimpulan sebesar 78.5. Selanjutnya, hasil dari compa-
tibility testing menunjukan bahwa sistem
Berdasarkan serangkaian penelitian yang
dapat berjalan pada semua jenis browser
telah dilalui, diperoleh 4 poin kesimpulan seba-
yang diujikan. Terakhir, hasil dari
gai berikut:
responsive testing menunjukan bahwa
1. Pada tahap analisis kebutuhan dihasilkan sistem dapat menyesuaikan tampilan
rincian persyaratan yang terdiri dari iden- dengan ukuran dan orientasi layar.
tifikasi aktor yang berjumlah 4, kebutuhan
fungsional sistem yang berjumlah 4, dan 8.2 Saran
kebutuhan non fungsional sistem yang
berjumlah 3. Proses analisis kebutuhan Pemberian saran sebagai pertimbangan
dilakukan dengan menggunakan pendekat- dalam pengembangan lanjut pada Sistem
an berorientasi objek dan didasari masukan Informasi Geografis Kesusuaian Lahan dapat
dari hasil wawancara dengan 3 narasumber. dilakukan dengan menambahkan parameter-
Persyaratan kebutuhan fungsional selan- parameter dalam penentuan klasifikasi
jutnya digambarkan dalam use case dia- kesesuaian lahan, sehingga klasifikasi yang
gram dan dijelaskan secara lebih rinci pada dihasilkan menjadi lebih akurat dan dapat
use case scenario. membantu mewujudkan pertanian khususnya
tanaman pangan yang berkelanjutan.
2. Pada tahap perancangan dengan
menggunakan pendekatan berorientasi
DAFTAR PUSTAKA
objek dan notasi UML dihasilkan rancangan
AccuWheater, 2019. About Accuhweater.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 866

[Online] Tersedia di: <https://corporate. bangunan Aplikasi Rekomendasi Pem-


accuweather.com/about> [Diakses 1 bibitan Tanaman Hias Memanfaatkan
September 2019] Teknologi Sensor Mobile Berbasis
Android. Tersedia di <https://elib.uni
Adil, A., 2017. Sistem Informasi Geografis. [e-
kom.ac.id/files/disk1/802/jbptunikompp-
book] Yogyakarta: ANDI. Tersedia di:
gdl-sonyherima-40061-10-20.1011-
Google Play Books <https://play.
a.pdf> [Diakses 29 September 2019]
google.com/books> [Diakses 28 Agu-stus
2019] Sommerville, I., 2011. Software Engineering.
9th ed. Boston: Pearson Education.
Alberti, J. G. 2016. User Centered Design of a
weather forecast application for Susilowati dan Sadad,I., 2015. Analisa Karak-
smartphones. [PDF] Universitat Oberta de teristik Curah Hujan di Kota Bandar
Catalunya. Tersedia di: <https://pdfs. Lampung. Jurnal Konstruksia.7(1):13-26.
semanticscholar.org/ea4e/d90e9f2f18864
Geospasial untuk Negeri, 2019. Download Per
b08c38db5772938e4b41f4d.pdf>
Wilayah. [Online] Tersedia di:< http://
[Diakses 1 September 2019]
tanahair.indonesia.go.id/portal-web/do
As-syakur, A.R, Nuarsa, I.W., dan Sunarta, I N., wnload/perwilayah> [Diakses 1
2011. Pemutakhiran Agroklimat Klasi- September 2019]
fikasi Oldeman di Pulau Lombok de-ngan
Aplikasi Sistem Informasi Geo-grafis.
[pdf] Universitas Udayana. Tersedia di:
https://www.researchgate.
net/publication/303457934> [Diakses 1
September 2019]
Bangor, A., Kortum, P., & Miller, J., 2009.
Determining What Individual SUS Sco-res
Mean: Adding an Adjective Rating Scale.
Journal of Usability Studies. 4 (3):114-
123.
Brooke, J., 1986. SUS - A quick and dirty usa-
bility scale. Reading: Readhatch Con-
sulting. [PDF] Tersedia di <https://
cui.unige.ch/isi/icle-wiki/_media/ipm:
test-suschapt.pdf> [Diakses 11 Desember
2019]
Irwansyah, E., 2013. Sistem Informasi Geogra-
fis: Prinsip dasar Pengembangan Apli-
kasi. [e-book] Yogyakarta: Digitbooks.
Tersedia di: Google Play Books <https:
//play.google.com/books> [Diakses 28
Agustus 2019]
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerin-
tah (LAKIP) Tahun 2014. [pdf] Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Tersedia di:
<http://data.bmkg.go.id/share/dokumen/L
AKIP-TAHUN-2014-BMKG.pdf>
[Diakses 1 April 2018]
Leaflet, 2019. Overview. [Online]Tersedia di:
<https://leafletjs.com> [Diakses 1
September 2019]
Maualan, S.H. dan Setiawan, E.B., 2018. Pem-

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai