Anda di halaman 1dari 10

1

PENGARUH PENGGUNAAN MULSA PADA PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
DI DATARAN MENENGAH
(The Influence of Mulch Use On Growth And Production Of Potato Plant
(Solanum tuberosum L.) In Medium Plains)
Oleh:
Giavirna J. Enoch, Edy F. Lengkong, Jantje Pongoh

Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi


Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi
Email: giavirnaenoch@gmail.com

ABSTRACT
The objective of this study was to study the effect of mulch use on the growth and
production of potato crops in the middle plains and to determine the type of mulch
suitable for potato crops in the middle plains. This research was conducted in
Tompaso II Village District Tompaso, Regency of Minahasa, with the height of
765 mdpl. This study was implemented for 4 months, from May to August 2016.
This study used a Completely Randomized Design experiment consisting of 3
treatments with different repetitions. The Treatments are Plastic Silver Black
Mulch repeated 3 times, Straw Mulch repeated as much as 4 times and Control
repeated 6 times. Based on the result of statistical analysis, there is no significant
difference between the treatment can be caused by environmental factors and
genetic factors seedings are planted. Environmental factors such as temperature,
humidity, rainfall, light intensity, soil fertility, and the presence or absence of
pests and diseases will determine growth and production in plants.
Keywords: the potatos, medium plains, mulch

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan mulsa pada
pertumbuhan dan produksi tanaman kentang di dataran menengah dan
menentukan jenis mulsa yang cocok untuk tanaman kentang di dataran menengah.
Penelitian ini dilaksanakan di Tompaso II Kecamatan Tompaso Kabupaten
Minahasa dengan ketinggian 765 mdpl. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung
selama 4 bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan ulangan
yang berbeda. Perlakuan yang dimaksud yaitu Mulsa Plastik Hitam Perak diulang
sebanyak 3 kali, Mulsa Jerami diulang sebanyak 4 kali dan Kontrol diulang
sebanyak 6 kali. Berdasarkan hasil analisis statistik tidak adanya perbedaan yang
signifikan antar perlakuan dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor
2

genetis bibit yang di tanam. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, curah
hujan, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi pada tanaman.
Kata kunci: kentang, dataran menengah, mulsa

PENDAHULUAN lahan dataran tinggi dengan


meningkatnya permintaan pasar
Tanaman kentang (Solanum kentang maka saat ini pengembangan
tuberosum L.) adalah termasuk budidaya kentang dilakukan juga di
tanaman sayuran semusim. Saat ini dataran menengah maupun dataran
kegunaan umbinya semakin banyak rendah.
dan mempunyai peran penting bagi
perekonomian Indonesia. Kebutuhan Salah satu kendala yang
masyarakat akan gizi dan makin dihadapi di Indonesia ialah
meluasnya pendayagunaan produksi produktivitas tanaman kentang masih
kentang untuk berbagai bahan rendah dibandingkan dengan negara
makanan, baik sebagai bahan penghasil kentang lainnya, yaitu rata-
sayuran maupun makanan ringan. Di rata 15 ton/ha, meskipun menurut
Indonesia, kentang pertama kali hasil penelitian potensi produksinya
ditemukan pada tahun 1794 di daerah bisa mencapai 30 ton/ha. Sementara
Cisarua dan Cimahi. Kentang Negara lain seperti Amerika Serikat
mempunyai banyak manfaat, baik di produktivitasnya sekitar 38 ton/ha,
bidang kesehatan, kecantikan Selandia Baru 35 ton/ha, Jepang 33
maupun di bidang industri rumah ton/ha dan Belanda 37 ton/ha
tangga sebagai salah satu sumber (Gunarto, 2003). Provinsi Sulawesi
terbesar karbohidrat. Utara terdapat 3 (tiga) Kabupaten
yang menghasilkan kentang yaitu
Kentang dapat tumbuh di Kabupaten Minahasa Selatan,
dataran tinggi atau di daerah Bolaang Mongondow dan Bolaang
pegunungan, dengan ketinggian Mongondow Timur. Berdasarkan
sekitar 800 sampai 1.500 m dpl data Kementerian Pertanian RI
dengan kisaran suhu udara antara bahwa Tahun 2015, luas panen
15°C hingga 22°C. Tanaman ini kentang di Indonesia 66,983 ha,
merupakan tanaman semusim produksi 1,219,270 ton dengan
berbentuk perdu yang terdiri dari produktivitas rata-rata 18,20 ton/ha.
daun, batang, umbi, buah, dan bunga. Di Sulawesi Utara di tahun yang
Kentang merupakan salah satu sama luas panen kentang 4,447 ha,
komoditas sayuran yang mendapat produksi 54,737 ton dan
prioritas dalam proses produksinya produktivitas 12,31 ton/ha.
karena dapat mendatangkan Rendahnya produktivitas ini
keuntungan bagi petani, memiliki sebagai akibat dari berbagai faktor
peluang dalam pemasaran dan antara lain, pemakaian umbi bibit
ekspor, tidak mudah rusak seperti yang kurang bermutu dan teknik
pada sayuran lainnya dan juga bercocok tanam yang kurang baik
memiliki kadar kalori, protein dan (Asandhi dan Suryadi 1982). Usaha
vitamin yang tinggi. Terbatasnya meningkatkan produksi kentang
3

dapat dilakukan selain melalui untuk meningkatkan hasil produksi


intensifikasi, diperlukan juga upaya tanaman kentang melalui perbaikan
ekstensifikasi pada lahan yang teknologi produksi maupun
sesuai. Strategi yang harus ditempuh penyesuaian lingkungan tumbuh.
dalam upaya peningkatan Daerah yang mempunyai suhu udara
pertanaman kentang adalah maksimal 30°C dan suhu udara
pengembangan penanaman yang minimum 15°C adalah sangat baik
diarahkan ke dataran yang lebih untuk pertumbuhan tanaman kentang
rendah, yaitu dataran menengah (300 dari pada daerah yang mempunyai
sampai 700 m di atas permukaan suhu relatif konstan yaitu rata-rata
laut) yang arealnya tersedia cukup 24°C (Asandhi dan Gunadi, 2006).
luas di Indonesia. Penggunaan beberapa jenis mulsa
merupakan salah satu cara yang
Pengembangan tanaman
dapat dilakukan untuk mengubah
kentang di dataran menengah hingga
lingkungan tumbuh agar sesuai
saat ini masih menghadapi beberapa
dengan kebutuhan tanaman.
kendala. Salah satu kendala
utamanya adalah masih belum Mulsa adalah material pada
adanya varietas tanaman kentang permukaan tanah yang ditanam atau
yang sesuai dengan faktor di hamparan pada suatu tempat,
lingkungan, khususnya suhu dan seperti sisa-sisa tanaman, daun-
kelembaban. Oleh karena itu perlu daunan dan lain-lain. Pemulsaan
dicari varietas baru yang sesuai mempengaruhi kandungan air tanah
dengan kondisi lingkungan untuk serta suhu tanah. (Purwowidodo,
dataran medium, yang dicirikan oleh 1980) menyatakan, pemulsaan
temperatur tinggi dan kelembaban berpengaruh nyata pada sistem
udara rendah. Namun kendala utama perakaran dangkal, sehingga
yang dihadapi adalah memungkinkan diterapkan secara
ketidakmampuan varietas yang luas untuk berbagai jenis buah-
ditanam terhadap stres lingkungan buahan, sayur-sayuran, maupun
sehingga produksi sangat rendah tanaman tropis dan keuntungan
(Wibowo et al., 2004). Sehubungan tersebut lebih diakibatkan oleh
dengan kondisi tersebut perlu adanya perbaikan suhu tanah.
diupayakan rekayasa lingkungan Kenyataan ini memberi harapan yang
yang dapat dilakukan untuk cerah bagi pembudidayaan tanaman
memberikan lingkungan tumbuh dataran tinggi pada dataran
yang optimum bagi pertanaman menengah. Mulsa yang sengaja
kentang agar produktifitasnya dapat dihamparkan dipermukaan tanah atau
mendekati potensinya. lahan pertanian dapat melindungi
lapisan atas tanah dari cahaya
Permasalahan yang terjadi
matahari langsung dengan intensitas
pada tanaman kentang ialah tidak
cahaya yang tinggi dan dari curah
mampu untuk beradaptasi pada suhu
hujan, mengurangi kompetisi antara
tinggi terutama suhu udara sehingga
tanaman dengan gulma dalam
membatasi produksi umbi kentang di
memperoleh sinar matahari,
daerah tropika. Untuk mengimbangi
mencegah proses evaporasi sehingga
laju permintaan yang terus
penguapan hanya melalui transpirasi
meningkat dari tahun ke tahun, maka
yang normal dilakukan oleh tanaman
berbagai upaya perlu dilakukan
(Rukmana dan Saputro, 1999).
4

Efek aplikasi mulsa menengah dengan menggunakan


ditentukan oleh jenis bahan mulsa. mulsa serta dapat memberikan
Bahan yang dapat digunakan sebagai informasi kepada petani bagaimana
mulsa di antaranya sisa-sisa tanaman cara budidaya tanaman kentang di
(serasah dan jerami) atau bahan dataran menengah dengan baik.
plastik. Doring et al. (2006)
menyatakan bahwa mulsa jerami METODOLOGI PENELITIAN
mempunyai daya pantul lebih tinggi Penelitian ini dilaksanakan di
dibandingkan dengan mulsa plastik. Tompaso II Kecamatan Tompaso
Jadi jenis mulsa yang berbeda Kabupaten Minahasa dengan
memberikan pengaruh berbeda pula ketinggian 765 m dpl. Pelaksanaan
pada pengaturan suhu, kelembaban, penelitian ini berlangsung selama 4
kandungan air tanah, penekanan bulan dari bulan Mei sampai Agustus
gulma dan organisme pengganggu. 2016. Alat yang digunakan dalam
Mulsa dapat menaikan suhu tanah penelitian ini ialah : Cangkul, Sekop,
pada musim dingin dan menurunkan Parang, Meteran, Kamera, Label,
suhu tanah pada musim kemarau, Alat tulis menulis dan Timbangan.
sehingga sesuai dengan lingkungan Bahan yang digunakan dalam
yang dibutuhkan tanaman oleh sebab penelitian ini ialah umbi bibit
itu sejak tahun 2009 Kementerian varietas Nadia, Jerami Padi, Mulsa
Pertanian melalui Direktorat Jenderal Plastik Hitam Perak, Pupuk NPK dan
Hortikultura mulai mengembangkan Fungisida dan Bakterisida.
tanaman kentang dataran menengah
Penelitian ini menggunakan
sebagai antisipasi semakin Rancangan Acak Lengkap (RAL)
terbatasnya lahan-lahan yang terdiri dari 3 perlakuan dengan
pengembangan kentang di dataran ulangan yang berbeda. Perlakuan
tinggi. Dengan adanya teknik yang dimaksud :
pemulsaan menjadi salah satu
alternatif perluasan areal A. Mulsa Plastik Hitam Perak
pembudidayaan tanaman kentang di diulang sebanyak 3 kali
dataran menengah. B. Mulsa Jerami diulang sebanyak 4
kali
TUJUAN PENELITIAN C. Kontrol diulang sebanyak 6 kali
1. Menentukan jenis mulsa yang
cocok untuk tanaman kentang di
Prosedur Kerja
dataran menengah. 1. Pengolahan lahan/pembuatan
2. Untuk mempelajari pengaruh bedengan.
penggunaan mulsa pada Pengolahan lahan dengan
pertumbuhan dan produksi tanaman luas 13 meter di lakukan dengan
kentang di dataran menengah. menggunakan cangkul, kemudian
dibersihkan dari gulma. Lahan yang
sudah dibersihkan kemudian dibuat
MANFAAT PENELITIAN bedengan. Bedengan yang dibuat
Hasil yang didapat dari sebanyak 13 bedengan dengan
penelitian ini diharapkan dapat ukuran panjang 1 m dan lebar 1 m.
membantu meningkatkan hasil 2. Pemulsaan
tanaman kentang di dataran Aplikasi mulsa plastik dan
mulsa jerami dilakukan sebelum
5

tanam dengan membuat lubang. batang


Ketebalan mulsa jerami ± 3 cm. permukaan
3. Pemupukan Awal sampai ujung
Pemupukan awal dilakukan 2 daun terakhir.
minggu sebelum tanam, pupuk yang 2. Jumlah cabang : Dihitung saat
dipakai sebagai pupuk dasar ialah pengamatan
pupuk kandang. Tiap lubang tanam ketujuh mulai
diberi pupuk kandang dengan dosis dari berapa
sebanyak 250 gr / lubang tanam. cabang yang ada
4. Penanaman benih pada satu
Penanaman dilakukan dengan tanaman
jarak tanam 50 cm x 30 cm. kentang.
Penanaman kentang dilakukan 3. Jumlah daun : Dihitung mulai
dengan memasukkan benih ke dalam seluruh daun
lubang tanam yang telah disiapkan pada tanaman
dengan kedalaman 5 – 7 cm. Dalam kentang.
penelitian ini 1 bedengan terdiri dari 4. Berat umbi tanaman : Ditimbang
2 tanaman. saat
5. Pemeliharaan pengamata
Penyiangan dan penjarangan n ketujuh
pertama pada tanaman kentang pada saat
dilakukan bersamaan sekaligus panen
pemberian pupuk NPK pada tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam Analisis data
dengan dosis 4 gr / tanaman.
Penyemprotan Fungisida dan Data yang diperoleh
Bakterisida dilakukan pada tanaman dianalisis menggunakan uji F dan
berumur 20 hst. jika terdapat pengaruh perlakuan
6. Panen dilanjutkan dengan uji t pada taraf
Secara fisik tanaman kentang 5% untuk melihat perbedaan antar
sudah dapat dipanen apabila daunnya perlakuan karena ulangan tidak
telah berwarna kekuning-kuningan, sama.
batang tanaman telah berwarna
kekuningan dan agak mengering. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selain itu tanaman yang siap panen 1. Tinggi tanaman dengan hasil
kulit umbi akan lekat sekali dengan pengamatan minggu ke tujuh
daging umbi, kulit tidak cepat Pengamatan dengan
mengelupas bila digosok dengan jari. perlakuan mulsa plastik hitam perak,
Pada penelitian ini waktu mulsa jerami dan kontrol terhadap
panen tanaman kentang varietas tinggi tanaman kentang varietas
Nadia di panen sebanyak 2 kali yaitu Nadia disajikan pada Tabel
pada umur 93 dan 100 hst. Lampiran 1a. Hasil analisis statistika
menunjukan nilai F hitung (1,24)
Variabel Pengamatan lebih kecil dari F Tabel (4,10). Itu
1. Tinggi tanaman : Diukur saat berarti rata-rata tinggi tanaman yang
pengamatan diteliti tidak berbeda nyata, sehingga
ketujuh mulai tidak dilanjutkan dengan uji BNT.
dari pangkal
6

Rata-rata tinggi tanaman disajikan 3. Jumlah cabang dengan hasil


pada Tabel 1. pengamatan minggu ke tujuh
Jumlah cabang tanaman
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman kentang varietas Nadia disajikan
Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman pada Tabel Lampiran 3a. Hasil
analisis statistika menunjukan nilai F
(cm)1) hitung (1,30) lebih kecil dari F Tabel
(4,10). Itu berarti rata-rata jumlah
TT1 (Mulsa
44,52 cabang yang diteliti tidak berbeda
Plastik)
nyata, sehingga tidak dilanjutkan
TT2 (Mulsa dengan uji BNT. Berikut untuk rata-
65,58 rata jumlah cabang tanaman kentang
Jerami)
disajikan pada tabel 5.
TT3
54,22
(Kontrol) Tabel 5. Rata-rata Jumlah Cabang
1)
Perlakuan Rata-rata Jumlah Cabang
Rata-rata dari beberapa ulangan
yang tidak sama JC1
(Mulsa 16,71
2. Jumlah daun dengan hasil Plastik)
pengamatan minggu ke tujuh
Pengamatan jumlah daun JC2
tanaman kentang disajikan pada (Mulsa 24,78
Tabel Lampiran 2a. Hasil analisis Jerami)
statistika menunjukan nilai F hitung
JC3
(1,80) lebih kecil dari F Tabel (4,10). 18,11
(Kontrol)
Itu berarti rata-rata jumlah daun yang
diteliti tidak berbeda nyata, sehingga Rata-rata dari beberapa ulangan
tidak dilanjutkan dengan uji BNT. yang tidak sama
Rata-rata jumlah daun disajikan pada
Tabel 3. 4. Berat Umbi dengan hasil
pengamatan minggu ke tujuh
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Pengamatan dengan
Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun perlakuan mulsa plastik hitam perak,
mulsa jerami dan kontrol terhadap
JD1 (Mulsa
81,08 berat umbi disajikan pada Tabel
Plastik)
Lampiran 4a. Hasil analisis statistika
JD2 (Mulsa menunjukan nilai F hitung (0,39)
126,69 lebih kecil dari F Tabel (4,10). Itu
Jerami)
berarti rata-rata berat umbi yang
JD3 diteliti tidak berbeda nyata, sehingga
73,49
(Kontrol) tidak dilanjutkan dengan uji BNT.
Rata-rata berat umbi disajikan pada
Rata-rata dari beberapa ulangan Tabel 7.
yang tidak sama
7

Tabel 7. Rata-rata Berat Umbi 54,22 cm (Tabel 1). Begitu juga


Perlakuan Rata-rata Berat Umbi dengan parameter pengamatan
jumlah daun, rata-rata jumlah daun
(gr)1) tertinggi diperoleh dari Perlakuan
JD2 (Mulsa Jerami) yaitu sebesar
BU1(
126,69, sedangkan jumlah daun
Mulsa 38,152
terendah diperoleh dari perlakuan
Plastik )
JD3 (Kontrol) sebesar 73,49, dan
BU2( Perlakuan JD1 (Mulsa Plastik Hitam
Mulsa 73,18 Perak) sebesar 81,08 (Tabel 3).
Jerami ) Pada pengamatan jumlah
cabang, perlakuan JC2 (Mulsa
BU3( Jerami) merupakan perlakuan yang
59,381
Kontrol ) tertinggi dengan rata-rata yaitu
1)
sebesar 24,78. Kemudian diikuti oleh
Rata-rata dari beberapa ulangan perlakuan JC3 (Kontrol) sebesar
yang tidak sama 18,11 dan Perlakuan JC1 (Mulsa
Plastik Hitam Perak) sebesar 16,71
PEMBAHASAN yang merupakan rata-rata jumlah
Varietas Nadia merupakan cabang terendah (Tabel 5).
hasil mutasi kentang Granola yang Sedangkan untuk pengamatan berat
memiliki pertumbuhan lebih baik umbi yang dilihat dari (Tabel 7) rata-
dari Granola. Varietas Nadia ini rata berat umbi tertinggi diperoleh
diambil dari Malang, Jawa Timur, dari perlakuan BU2 (Mulsa Jerami)
Indonesia. Oleh karena keterbatasan yaitu sebesar 73,18 gr, kemudian
bibit yang ada, penelitian ini hanya diikuti oleh perlakuan BU3 (Kontrol)
menggunakan 42 bibit dengan sebesar 59,381 gr. Sedangkan rata-
metode 3 perlakuan yang diulang rata berat umbi terendah diperoleh
sebanyak 7 kali, namun seiring dari perlakuan BU1 (Mulsa Plastik
berjalannya penelitian ini ditemukan Hitam Perak) yaitu sebesar 38,152
ada tanaman yang mati sehingga gr.
metode penelitian menjadi 3 Pada penelitian ini perlakuan
perlakuan dengan ulangan tidak mulsa jerami memberikan nilai
sama. Salah satu kendala yang pengamatan yang tertinggi pada
menyebabkan tanaman mati setiap variabel walaupun secara
disebabkan oleh faktor lingkungan statistika nilai pengamatan antar
seperti suhu, kelembaban, dan curah variabel tidak berbeda nyata. Hal ini
hujan. dikarenakan pemakaian mulsa jerami
Berdasarkan hasil penelitian dapat menyebabkan penurunan suhu
tanaman kentang menunjukan rata- permukaan tanah. Selain itu
rata tinggi tanaman tertinggi pemberian mulsa jerami dapat juga
diperoleh dari perlakuan TT2 (Mulsa memperbaiki struktur dan tekstur
Jerami) yaitu sebesar 65,58 cm, tanah serta dapat menghasilkan
sedangkan rata-rata tinggi tanaman bahan organik yang meningkatkan
terendah diperoleh dari perlakuan kesuburan tanah. Sebagaimana yang
TT1 (Mulsa Plastik Hitam Perak) dilaporkan Harsono (2012) yang
sebesar 44,52 cm dan diikuti oleh menyatakan bahwa pemberian mulsa
perlakuan TT3 (Kontrol) sebesar organik meningkatkan suhu tanah,
8

kelembaban, kapasitas tukar kation, bahwa luas panen dan produksi


Ph, C organik, bahan organik tanah, cukup terpengaruh dengan kondisi
N total ketersediaan K dan C/N ratio. curah hujan terutama pada kondisi
Berdasarkan hasil analisis terjadi iklim ekstrim.
statistika tidak adanya perbedaan Untuk bibit kentang yang
yang signifikan antar perlakuan dipakai dalam penelitian ini yaitu
dapat disebabkan oleh faktor bibit kentang varietas Nadia. Dimana
lingkungan dan faktor genetis bibit bibit dengan varietas Nadia ini baru
yang ditanam. Faktor lingkungan pertama kali dicoba ditanaman di
seperti suhu, kelembaban, curah daerah Sulawesi Utara, khususnya di
hujan, intensitas cahaya, kesuburan dataran menengah (Desa Tompaso,
tanah, serta ada tidaknya hama dan Kabupaten Minahasa). Pendugaan
penyakit sangat menentukan penyebab kurang maksimalnya
pertumbuhan dan produksi pada pertumbuhan tanaman kentang Nadia
tanaman. Berdasarkan data primer dilokasi penelitian karena pengaruh
yang diambil dilokasi selama lingkungan diperkuat oleh penelitian
penelitian menunjukkan bahwa rata- yang dilakukan oleh Lehar,
rata suhu pada pagi hari 17o C, siang Wardiyati, Dawam dan Suryanto
hari 23o C sampai 25o C, dan malam (2017) yang melaporkan bahwa
hari 18o C sampai 20o C, sedangkan kentang Nadia yang di tanam di
data curah hujan Kabupaten malang Desa Poncokusumo dengan
Minahasa tahun 2016 dari Badan ketinggian lokasi 700 m dpl dengan
Meteorologi, Klimatologi, dan temperature rata-rata 28o C
Geofisika pada bulan Mei sampai menghasilkan rata-rata tinggi
Agustus sebesar 1032 atau rata-rata tanaman 110,4 cm dan produksi 66,3
258 mm (data terlampir). Hasil rata- ton/ha. Adapun bibit yang digunakan
rata curah hujan sebesar 258 mm pada penelitian ini relatif kecil
selama penelitian menunjukkan dengan ukuran 10 sampai 20 gr, bibit
bahwa selama waktu tersebut curah tersebut berasal dari jawa timur dan
hujan dilokasi penelitian cukup telah berkecambah, diduga kondisi
tinggi, kondisi ini menyebabkan bibit yang tidak cukup ideal untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman menghasilkan pertumbuhan yang
terganggu. Rymuza, Radzka, dan optimal sehingga menyebabkan
Lenartowicz (2015) melaporkan pada pertumbuhan awal kentang
lokasi curah hujan 230 mm selama mengalami gangguan yang
musim tanam menyebabkan berdampak pada penekanan
penurunan produksi kentang pertumbuhan vegetatif dan berlanjut
dibandingkan curah hujan normal. sampai pada fase pembentukan umbi,
Dari data yang ada menunjukkan Sultana, Bari, Rabbani (2001)
perubahan suhu dan curah hujan menyatakan bahwa produksi kentang
yang tinggi dapat menghambat sangat dipengaruhi oleh ukuran
proses pertumbuhan dan produksi umbi, makin besar ukuran umbi bibit
tanaman. Suciantini (2015) makin tinggi produksi umbi kentang.
menyatakan pertumbuhan dan Pada saat pengamatan
kualitas tanaman tergantung pada dilapangan juga terdapat banyak
interaksi antara faktor lingkungan organisme pengganggu tanaman
dengan faktor genetik tanaman. Hasil berupa semut yang menganggu
yang diperoleh memperlihatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
9

kentang ini. Semut ini menyerang Annonimous, 2014. Jenis mulsa dan
bagian luar tanaman dari daun, manfaat mulsa,
cabang, sampai ke umbi. Telah http://kickfahmi.blogspot.c
dilaksanakan pengendalian terhadap o.id/2013/12/mulsa.html.
hama ini sehingga umbi pun dapat Diakses pada tanggal 7
dipanen meskipun dalam jumlah Maret 2016.
yang sedikit dengan ukuran yang Asandhi, A. A., N. Gunadi. 2006.
kecil. Syarat Tumbuh Tanaman
Kentang. Dalam Buku
Tahunan Hortikultura, Seri:
KESIMPULAN
Tanaman Sayuran.
1. Penggunaan mulsa plastik, mulsa
Direktorat Jenderal
jerami dan tanpa mulsa tidak
Tanaman Pangan dan
berpengaruh pada pertumbuhan dan
Hortikultura. Jakarta.
produksi kentang pada dataran
Diakses 7 Maret 2016.
menengah.
2. Analisis statistik variabel
Asandhi, A. A. dan Suryadi. 1982.
pengamatan tinggi tanaman, jumlah
Mulsa terhadap
daun, jumlah cabang, berat umbi
Pertumbuhan dan Hasil
tidak memberi pengaruh yang
Tanaman Kentang. Bul.
signifikan, walaupun secara
Penel. Hort. IX(4):25-38.
penampilan semua variabel
menunjukkan perlakuan mulsa
BPS dan Direktorat Jenderal
jerami memberikan nilai pengamatan
Hortikultura. 2011.
yang terbaik.
Direktorat Jendera
Hortikultura.
SARAN www.deptango.id/infoeksek
utif/horti/pdfatap2011/lp.ke
Penggunaan mulsa tidak cocok untuk ntang.pdf. Diakses 10 Mei
diterapkan pada penanaman kentang 2017.
varietas Nadia di dataran menengah
namun perlu adanya penelitian lebih Doring T., U. Heimbach, T. Thieme,
lanjut mengenai penggunaan mulsa M. Finckch, H. Saucke.
terhadap pertumbuhan dan produksi 2006. Aspect of Straw
tanaman kentang di dataran Mulching Inorganic
menengah. Potatoes-I, Effects on
Microclimate, Phytophtora
infestans, and Rhizoctonia
DAFTAR PUSTAKA solani. Nachrichtenbl.
Annonimous, 2012. Perkenalkan Deut. Pflanzenschutzd. 58
kentang dataran menengah, (3):73-78. Diakses 8 Maret
http://manado-tribunnews- 2017.
com-2012-07-16-isbsu-
coba-perkenalkan-kentang- Gunarto, A. 2003. Prospek
dataran-menengah. Agribisnis Kentang G–4
Diakses pada tanggal 7 Sertifikat di Kabupaten
Maret 2016. Sukabumi, Pustaka IPTEK,
Jurnal Sain dan Teknologi
10

BPPTVII.1B.07. Eugenia Poland. Communications in


Volume 18 No. 2 Agustus Biometry and Crop
2012. Science. Vol. 10,
No.2,2015, PP. 65-72.
Harsono. 2012. The Effects of http://agrobiol.sggw.waw.pl
Organic Mulches on /cbcs.
Microclimate, Chemical
Soil Properties and Suciantini. 2015. Relationship
Performance of Red Chilli between climate (rainfall)
in Vertisol Soil in and crop production in
Sukohargo at Dry Season. Pacitan. PROS SEM NAS
J. Hort. Indonesia 3(1):35- MASY BIODIV INDON
41. April 2012. Volume 1, Nomor 2, April
2015 Halaman: 358-365.
Lehar, L., Wardiyati, T., Moch Sultana, M.S., Bari, and Rabbani,
Dawam, M. and Suryanto, M.G,. 2001. Effect of
A. 2017. Selection of Seedling Size and Depth of
Potato Varieties (Solanum Plantingon the Growth and
Tuberosum L.) in Midlands Yield of Potato. Pakistan
and The Effect of using Journal of Biological
Biological agents. Sciences 4 (10): 1205-1208,
International Journal of 2001. http://www.pjbs.org
Biosciences 9(3): 129-138.
http://dx.doi.org/10.12692/i Wibowo, C., E. Powelzik, E.
jb/9.3. 129-138 Delgado, Nurpilihan. 2004.
Strengtening Food Security
Purwowidodo, 1980. Pemulsaan Program by Utilization of
Berpengaruh Nyata Pada Medium Altitudes Land on
Sistem Perakaran dangkal. Potato Cultivation. J. of
Diakses 26 Maret 2016. Agriculture and Rural
Development in Tropics
Rukmana, R dan U. U. S Saputro. and Subtropics 80:53-60.
1999. Gulma dan Teknik Diakses 2 April 2016.
Pengendaliannya. Penerbit
Kanisusu 88 hal. Dalam
Yuwindah Gustanti,
Chairul dan Zuhri Syam.
Jurnal Biologi Universitas
Andalas (J. Bio. UA.) 3(1) –
Maret 2014: 73-79 (ISSN :
2303-2162). Diakses 27
Maret 2016.

Rymuza, R., Radzka, R.,.


Lenartowicz, T., 2015.
Effect of weather
conditions on early potato
yields in east-central

Anda mungkin juga menyukai