PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Leni Tresnawati NIM. 2210060015
Tamlekha NIM. 2210060026
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan semesta alam.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
para umatnya hingga Yaumil akhir. Berkat rahmat dan kemudahan dari Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah berjudul Membangun Mutu Kepemimpinan Pendidikan Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Islam Pada program Pasca Sarjana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP KEPEMIMPINAN DAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
B. PENYUSUNAN PROGRAM MUTU PENDIDIKAN ISLAM
C. TANGGUNG JAWAB MENATA POLA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
D. MODEL DAN INDIKATOR EFEKTIFITAS KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN
BERMUTU DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya kepemimpinan dalam dunia pendidikan diantaranya untuk membimbing suatu
kelompok sehingga tercapailah tujuan bersama dari kelompok tersebut. Kepemimpinan
merupakan sejumlah aksi atau proses seseorang atau lebih dalam menggunakan pengaruh,
wewenang, dan kekuasaannya terhadap orang lain. yaitu seluruh komponen dalam lembaga pen-
didikan yang dipimpinnya untuk menggerakkan sistem sosial guna mencapai tujuan sistem sosial
yang baik dalam lembaga pendidikan tersebut.
Kepemimpinan yang baik adalah yang mampu mengelola sumber daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sebagai pemimpin dalam penyelenggara pendidikan Islam dan
sumber daya manusia hendaknya mampu menciptakan iklim organisasi yang baik agar semua
komponen lembaga pendidikan Islam dapat memerankan diri secara bersama untuk mencapai
sasaran dan tujuan lembaganya. Keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan Islam
merupakan hal yang harus diperhatikan dan diupayakan untuk dicapai oleh seorang pemimpin,
sebab pendidikan Islam di lembaga pendidikan Islam dapat dikatakan berhasil atau tidaknya,
sangatlah dipengaruhi sejauh mana kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin dalam menata
dan mengembangkan lembaga pendidikan Islam yang dipimpinnya.
Kepemimpinan seorang pemimpin sebagai individu yang bertanggung jawab di lembaga
pendidikan Islam, mempunyai kewajiban untuk berusaha agar semua potensi yang ada di
lembaganya dapat di manfaatkan sebaik-baiknya demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu, kepemimpinan yang bermutu menjadi salah faktor penting yang dapat mendorong,
memobilitasi, menggerakkan, mengorganisir, dan memanfaatkan sumber daya lembaga
pendidikan Islam yang ada dilembaganya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
lembaga pendidikan Islam.
Membangun mutu kepemimpinan lembaga pendidikan menjadi kewajiban dan suatu
keniscayaan. Kualifikasi pemimpin dalam pendidikan Islam dibangun atas ketulusan, mengambil
inisiatif, berintegritas tinggi, menguasai setiap masalah dan memecahkannya karena
kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap arah dan gerak dari lembaga islam
secara totalitas.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas maka pada makalah ini masalah yang dirumuskan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep Kepemimpinan Dan Mutu Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Penyusunan Program Mutu Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Tanggung Jawab Menata Pola Lembaga Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Model Dan Indikator Efektifitas Keberhasilan Kepemimpinan Bermutu
Dalam Lembaga Pendidikan Islam?
C. Tujuan
Tujuan Penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk Memahami Konsep Kepemimpinan Dan Mutu Pendidikan Islam
2. Untuk Memahami Penyusunan Program Mutu Pendidikan Islam
3. Untuk Memahami Tanggung Jawab Menata Pola Lembaga Pendidikan Islam
4. Untuk Memahami Model Dan Indikator Efektifitas Keberhasilan Kepemimpinan
Bermutu Dalam Lembaga Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
ض َو ْال ِج َبا ِل فَا َ َبيْنَ ا َ ْن يَّحْ ِم ْل َن َها َوا َ ْشفَ ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها
ِ ت َو ْاْلَ ْر
ِ علَى السَّمٰ ٰو َ َضنَا ْاْلَ َما َنة
ْ ع َر َ اِنَّا
ظلُ ْو ًما َج ُه ْو ً اْل ُ ُۗ س
َ َان اِ َّنهٗ َكان ِْ
َ اْل ْن
Artinya: Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim
dan amat bodoh. (QS. Al Ahzab : 72)
Menurut Hamka, ayat tersebut bermaksud menggambarkan secara majaz atau dengan
ungkapan, betapa berat amanah itu, sehingga gunung-gunung, bumi dan langitpun tidak bersedia
memikulnya. Dalam tafsir ini dikatakan bahwa hanya manusia yang mampu mengemban amanah,
karena manusia diberi kemampuan itu oleh Allah, walaupun mereka ternyata kemudian berbuat
dzalim, terhadap dirinya sendiri, maupun orang lain serta bertindak bodoh, dengan mengkhianati
amanah itu.
Jika dikaitkan amanah dengan kepemimpinan, maka kepemimpinan efektif di lembaga
pendidikan dapat digambarkan bahwa seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai amanah
meningkatkan prestasi lembaga pendidikan yaitu dengan menunjukkan kemampuannya dalam
mengelola komponen-komponen lembaga pendidikan, mulai sumber daya manusia (guru, tenaga
administratif, dan peserta didik) dan sumber daya lain (sarana prasarana, pendanaan, dan
lingkungan) sebagai komponen utama untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan stanndar
proses pendidikan yang meliputi stadar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
2. Prinsip Profesionalitas
Istilah profesi biasanya selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
seseorang. Rusdiana & Haryati, memandang Profesional adalah menempatkan seseorang untuk
melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang memadai dalam menjalankan pekerjaannya.
Ada delapan etos kerja profesional yaitu : Kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah
panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah
kehormatan, kerja adalah pelayanan.
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan fungsi profesionalitas dalam Islam
diingatkan dengan isyarat kepada manusia agar tidak mengambil jalan pintas dengan
memperlakukan orang lain untuk bekerja diluar kemampuan yang dimiliki. Dalam Surat Al
Baqarah ayat 233 Allah SWT Berfirman
ُ ََّْل ت ُ َكل
ف َن ْفس ا َِّْل ُو ْسعَ َها
Artinya : ...”Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya...”
َْ ْ َ ْ َْ ْ كُۖ َفَ ُّ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ًّ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ٰ َ ِّ َ ْ َ َ َ
ُاستغ ِف ْر موُ اعفُ عنه ُ ن َح ْو ِل ُْ ب َلنفض ْوا ِم ُ ِ ظ القل
ُ ت فظا غ ِلي
ُ مُۚ ول ُو كنُ ت له
ُ اّلل ِلن
ُِ ن ُ ف ِبما رحمةُ م
ِّ َ ْ ُّ ٰ ٰ َ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ۚ ْ َ ْ َ ْ َ
َُ ْ ب المت َوك ِل
ي َُ ُاّللُۗ ِان
ُ اّلل ي ِح ُِ ل ُ لعُ ت فتوك ُ ف اْلم ُِر ف ِاذا عزم
ُِمُ ْ م َوش ِاو ْره
ُ له
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali ‘Imran: 159).
Dari kata wa syawir hum yang terdapat pada ayat ini mengandung konotasi “saling” atau
“berinteraksi”, antara yang di atas dan yang di bawah. Dari pemahaman tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemimpin yang baik adalah yang mengakomodir pendapat bawahannya artinya
tidak otoriter. Penentuan kebijaksanaan kepemimpinan (pendidikan) dalam perspektif Al-Qur’an
harus didasarkan atas kesepakatan musyawarah yang merupakan keniscayaan dalam menangkap
aspirasi masyarakat pendidikan secara keseluruhan terhadap kreativitas dan kredibilitas lembaga
pendidikan yang harus diapresiasi secara timbal balik demi tercapainya kemajuan positif dalam
pendidikan.
Terdapat tiga ayat dalam Al qur’an yang membicarakan mengenai musyawarah. Ayat lain
yang berbicara mengenai Syura diungkap dalam bentuk pujian terhadap kaum beriman disebabkan
ketaatan mereka diiringi dengan menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan berdasarkan
Syura sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Al Qur’an surat Al Syura ayat 38 :
َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُ ْون َ َف َوتَ ْن َه ْون ِ اس تَأ ْ ُم ُر ْونَ ِب ْال َم ْع ُر ْو ِ ت ِلل َّنْ كُ ْنت ُ ْم َخي َْر ا ُ َّمة ا ُ ْخ ِر َج
َب لَ َكانَ َخي ًْرا لَّ ُه ْم ُۗ ِم ْن ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ َوا َ ْكثَ ُر ُه ُم ْال ٰف ِسقُ ْون ِ اّلل ُۗ َولَ ْو ٰا َمنَ ا َ ْه ُل ْال ِك ٰت
ِ ٰ ِب
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Al Imran : 110)
Ayat di atas menunjukkan perintah amr ma’ruf dan nahy munkar yang diartikan sebagai
segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah segala perbuatan
yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa prinsip
kepemimpinan amr ma’ruf dan nahy munkar sangat ditekankan oleh Allah karena dari prinsip ini
akan melahirkan hal-hal yang akan membawa kebaikan pada suatu kepemimpinan.