Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN MUTU DALAM LEBAGA

PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pendidikan islam

Dosen Pengampu: Uswatun Hasanah Usnur, M.Si.

KELOMPOK 9 :

ERNI JULIANI

NISA AOLIA

FRISTIWA ARISKA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI TEBING TINGGI DELI

TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Pengampu Uswatun Hasanah Usnur, M.Si.
yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan pembahasan tentang MANAJEMEN MUTU
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi.

Tebing Tinggi, 05 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ……………………………………………………………………………...1

B.Rumusan Masalah …………………………………………………………………………..1

C.Tujuan ……………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A.Bagaimana manajemen lembaga pendidikan islam…………………………………………3

B.Bagaimana manajemen peningkatan mutu sekolah…………………………………………5

C.Apa yang dimaksud dengan manajemen comperate lembaga pendidikan islam…………...7

D.Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan…………8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan islam harus dapat menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan
yang mampu besaing di era global yang akan banyak diminati oleh pengguna lembaga pendidikan karena
mampu merespun tuntutan dan kebutuhan masyarakat secara luas. Untuk itu, lembaga pendidikan islam
harus secepatnya berbenah diri menjadi lembaga pendidikan unggul dan efektif serta mampu menunjukkan
karakter islaminya dalam merespon perkembangan pendidikan islam. Agar menjadi pendidikan yang
unggul dan berdaya saing tinggi serata dinikmati oleh masyarakat, lembaga pendidikan islam harus mulai
berbenah diri yang beroriantasi pada kebutuhan dan tuntutan dunia global tanpa menghilangkan eksistensi
dan karakteristik islaminya. Maka dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan beberapa langkah-
langkah dan solusi dalam langkah respons tuntutan dan kebutuhan lembaga pendidikan islam aka diliteratur
tentang manajemen mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen lembaga pendidikan islam?

2. Bagaimana manajemen pendidikan peningkatan mutu sekolah?

3. Apa yang dimaksud dengan manajemen corporate lembaga pendidikan islam?

4. Bagaimana kepimpinan kepala sekolah dalam meningkatan mutu pendidikan?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui konsep, proses dan substansi manajemen lembaga pendidikan islam.

2. Mengetahui manajemen peningkatan mutu sekolah.

3. Mengetahui manajemen corporate lembaga pendidikan islam.

4. Mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam


1. Konsep Manajemen Secara Umum
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare yang berarti melatih kuda dalam
melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? Sebab, kuda mempunyai daya kemampuan yang hebat. Dalam
pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu fikir (mind) dan kegiatan tidak laku
(action).[1] Sedangkan dilihat dari bahasa ingggris, kata manajemen merupakan kata kerja tomanage yang
berarti mengurus, mengatuur, melaksanakan dan mengelola yang bersinonim dengan kata tohend yang
berarti mengurus ; tocontrol yang berarti memeriksa ; dan toguide (memipi ). Jadi, menurut asal kata dan
leksika, kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.
2. Konsep Manjemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses penataan kelembagaan pendikdikan
yang melibatkan sumber manusia dan nonmanusia dalam menggerakannya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efekif dan efisien. Proses penataan ini akan melibatkan pelaksanaan beberapa fungsi
manejemen oleh pakar manajemen pendidikan sering disebut sebagai POAC (Planng,Organizing,Actuating
dan Controling).Empat proses ini di gambarkan dalam bentuk siklus karena adanya keterkaitan antara
proses yang pertama dan beriktnya.
Sistem manajemen pendidikan di Indonesia dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
MBS pada dasarnya merupakan unit pengambilan keputusan penting tentang penyelenggaraan pendidikan
secara mandiri dan juga memilik karakteristik yang harus dipahami oleh lembaga pendidikan yang
menerapkannya. Karakteristik MBS didasarkan pada input, proses, dan output. Pertama Output pendidikan
adalah kinerja (prestasi) sekolah. Kinerja sekolah dihasilkan dari proses pendidikan. Output pendidikan
dinyatakan tinggi jika prestasi sekolah tinggi dalam akademik, nonakademik dan prestasi lainnya seperti
kinerja sekolah dan guru meningkat.
3
Kedua, proses ialah berubahnya sesuatu (input) menjadi suatu yang lain ( output ). Ditingkat sekolah,
proses meliputi pelaksanaan administrasi dalam arti sempit. Sekolah yang efektif terdiri dari proses belajar
mengajar yang efektifitasnya tinggi, kepemimpinan sekolah yang kuat,pengelaan tenaga pendidik dan
kependidikan yang efektif. Ketiga, input adalah sesuatu yang harus tersedia untuk berlansungnya proses.
Input terbagi empat, yaitu Input Sumber Daya Manusia (SDM) meiputi kepala sekolah, guru, pengawas,
staf TU dan siswa; Input Sumber Daya meliputi peralatan, perlengkapan, uang, dan bahan; Inut Perangkat
( manajemen) meliputi struktur organisasi perturan perundag–undangan, deskripsi tugas, kurikulum,
rencana dan program; Input Harapan meliputi visi, misi, strategi, tujuan dan sasaran sekolah.

Dalam manajemen pendidikan islam diperlukan dua aspek yang terpadu, yaitu menyatukanya sifat
manager dan leader yang berciri khas islam atau yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam. Beberapa
ajaran dan nilai-nilai islam yang terkait dengan pengembangan manajemen pendidikan islam adalah
sebagai berikut:
Pertama, me-manage pendidikan islam dimulai dengan niat. Niat adalah sesuatu yang direncanakan
dengan sungguh-sungguh untuk diwujudkan dengan kenyataan (perbuatan ). Niat ini harus muncul dari hati
yang besih dan suci, karena mengharap rdho allah SWT serta ditindak lanjuti dengan mujahadah yakni
berusaha dengan sunggguh-sungguh untuk mewujudkan niat dalam bentuk amal (perbuatan) dan konsisten
dengan sesuatu yang direncanakan. Setelah niat diwujudkan kemudian dilakukan dengan muhasabah yakni
melakukan control dan evaluasi terhadap rencana yang telah dilakukan.
Kedua, Islam adalah agama amal atau kerja (praksis). Inti ajarannya adalah bahwa hamba mendekati dan
memperoleh ridho allah SWT melalui kerja amal solih dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya
kepada-Nya. Hal ini mengandung makna bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan orientasi keja.
Nilai nilai tersebut sepatutnya menjadi kekuatan pendorong dan etos kerja bagi pengembangan manajemen
pendidikan islam. Uraian pada kedua point tersebut menggaris bawahi adanya nialiai-nilai esensial yang
perku ditegakka atau dijadiakan watak, sikap, dan kebasaan seseorang atau kelompok dalam berkerja.
(termasuk dalam manajemen pendidikan).

4
B. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah / Madrasah

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki
kemapuan atau kompotensi. Baik kopetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh
kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut sebagai kecakapan hidup (lifeskill).
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan bermutu, baik quality in fact maupun quality in perception
(Sudrajat,2005:17). Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, madrasah harus dapat melaksanakan
pengelolaan yang didasarkan pada peningkatan mutu pendidikan madrasah. Aplikasi manajemen penigkatan
mutu pendidikan terhadap sekolah maupun madrasah didasarkan atas pemikiran bahwa para administrator
dan manager pendidikan perlu menemukan karangka kerja yag muncul dari dalam lembaga. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan, Benner (1992) mengindentifikasi prinsip-pinsip mendasar tentang mutu ,
yaitu ;

1..Definisi kualitas lebih mengacu pada konsumen,bukan pada pemasok,


2.Konsumen adalah seorang yang memperoleh produk atau layanan, seperti mereka yang secara
internal dan eksternal terkait dengan organisasi dan bukannya “ pembeli” atau “pembayar”,
3.Mutu harus mencukupi persyaratan kebutuhan dan standard.
4.Mutu dicapai dengan mencegah kerja yang tidak memenuhi standar, bukannya dengan melacak
kegagalan, melainkan dengan peningkatan layanan dan produk yang terus menerus,
5.Peningkatan mutu dikendalikan oleh manajemen tingkat senior, tetapi semua yang terlibat didalam
organisasi harus ikut bertangguung jawab, mutu harus dibangunn dalam setiap proses,
6.Mutu diukur melalui proses statistik, anggaran mutu adalah anggaran biaya yang tidak disesuaikan
dengan tuntutan persyaratan sehingga terjadi “kesenjangan” antara penyerangan barang
7. Alat yang paling ampuh untuk menjan terjadinya mutu adalah kerja sama (tim) yang efektif,
8.Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang fundamental terhadap organisasi yang bermutu.

5
Membahas konsep manajemen lembaga pendidikan islam akan timbul beberapa asumsi pemahaman
tentang penyelenggaraan lembaga pendidikan islam itu sendiri. Hal ini disebabkan lembaga pendidikan
islam mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan corevalue yang di kembangkan. Nilai-nilai inti yang
menjadi ajaran islam ini yang akan mewarnai proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan islam.
Perilaku manajeen dalam mengelola lembaga pendidikan islam harus senantiasa didasarkan pada ajaran-
ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-hadist serta praktik-praktik keteladanan yang diberikan
para ulama dan pemimpin islam. Penjelasan tentng konsep manajemn lembaga pendidikan islam sangat
dipengaruhi oleh beberapa asumsi yang mendasari dalam system pengelolaannya. Asumsi-asumsi yang
dimaksud antara lain adalah ;

1.Teori-teori yang digali dari sumber dan khazanah ke-Islaman,

2.Teori-teori yang manajemen yang dikembangkan dalam dunia bisnis dan pendidikan secara umum yang
ada pada saat ini

3.Teori-teori manajemen yang telah berkembang dalam dunia bisnis dan pendidikan secara umum dengan
menjadikan islam sebagai nilai untuk memandu dalam proses penenggaraan pendidikannya.

Ketiga asumsi tersebut, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita daoat mengelola lembaga
pendidikan islam dengan baik sehingga menjadi bermutu dan berkualitas sesuai dengan visi dan misi yang
ingin dicapai. Maanajeen disini pada hakikatnya merupaka kegiatan yang dilaksanakan untuk menata
lembaga pendidikan islam dengan melibatkan sumber daya manusia dan nonanusia dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dilembaga pendidikan islam.

6
C. Manajemen Corporate Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Corparate pada dasarnya adalah suat bentuk usaha kerjasama. Koporasi produksi penddkan terdiri dari
penyelenggaraan peserta, dan pengguna hasil pendidikan dengan peran yang berbeda (Musa, 2008:139).
Penyelenggaraan pendidikan adalah satuan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah dan masyarakat
swasta, didukung oleh pemimpin (seperti rector, dekan, ketua, direktur dan kepala sekolah), pendidik (guru
dan dosen) dan tenaga pendukung administrasi konstribusi dan peran penyelenggara dalam bentuk dana
investasi dan operasional, guru dan tenaga pendidikan, sarana pelajar, kurikulum, dan fasilitas pendukung
yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran, yaitu produksi kompotensi. Komponen
koporasi pendidikan kedua adalah pesera didik yang berkerjasama secara langsung dengan pendidik dalam
melaksanakan transformasi ilmu pengetahuan yang dikaji sehingga menjadi sebuah kompotensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik. Alumni dikelompokkan kedalam komponen peserta didik yang berfungsi
sebagai katalisator efektifitas dan efisiensi proses produksi kompotensi sesuai dengan pengalaman dan
kebutuhan dunia kerja pendidikan dan nonkependidikan. Komponen koporasi ketiga adalah penggunaan
kompotensi hasil pendidikan yaitu orang tua dan keluarga peseta didik, masyarakat, dunia kerja ,bangsa dan
Negara. Stakeholderpendidikan ini sangat mengharapkan proses produksi yang ada dalam lembaga
pendidikan bias berjalan dengan baik dan berkualitas sehingga bisa menghasilkan output yang bermutu.
Mutu produksi data dijadikan sebagai jaminan yang bisa diberikan kepada stakeholder pendidik sehingga
tidak enggan lagi untuk mmberikan bantuan dalam bentuk dana maupun sarana dan prasarana yang bisa
dijadikan sebagai penunjang dalam melaksnakan proses pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan
dan pengajaran. Iklim yang kompotitif sekarang sulit dibagi organisasi untuk dapat hidup dengan baik jika
tidak memiliki kemampuan untuk merubah hidup diri dengan cepat dan mampu berkembang seiring denga
berbagai tuntunan stakeholder. Kondisi ini berlaku hampir pada keseluruhan organisasi baik bersifat profit
maupun organisasi yang bersifat non-profit. Sekolah atau madrasah sebagai lembga pedidikan yang
termasuk lembaga nonprofit juga tidak terlepas dari fenomena ini. Ituah sebabnya dalam lembaga
pendidikan harus mengetahui sebagai harapan dan kebutuhan stakeholder.

7
Pemerinth dalam hal ini telah memeberikan regulasi kepada lembaga pendidikan untuk selalu menyertakan
stakeholder dalam seuruh kegiatan melalui apa yang disebut dengan komite sekolah. Secara alamiah proses
hidup atau matinya suatu organisasi selalu tergantung kepada kemampuan organisasi memenuhi manajemen
pendidikan. Demikian pula dengan sekolah harus selalu mampu mengidentifikasi harapan dan kebututuhan
stakeholder. Namun demikian, sebelum sekolah mengidentifikasi harapan dan keutuhan stakeholder,
sekolah harus mampu menentuka telebih dahulu siapa-siapa yang menjadi stakeholdernya. Bahkan lebih jau
dari itu, madrasah juga harus mampu mengidentifikasi siapa yang menjadi stakeholder potensialnya.
Kondisi ini diperlukan karena tidak setiap organisasi memiliki produk atau layanan yang dapat atau cocok
diperuntukan bagi semua orang. Oleh karena itu organisasi harus mengetahui sasaran utama dari
produk/layanan yang di berikannya.

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan
Sebagai lembaga pendidikan islam harus dikelola dengan baik agar menjadi berkualitas dan memiliki
daya saing yang tinggi terhadap lembaga pendidikan lainnya. Untuk mewujudkan madrasah yang
berkualitas, sangat dibutukan kepala madrasah yang kreatif dan inovasi serta mampu menggerakn seluruh
sumber daya yang berkualitas dalam mencapai visi dan misi adrasah. Kepala madrasah sebagai manager
harus mampu mengelola madrasah dengan baik dan penuh tanggung jawab serta dapat memberdayakan
sumber daya manusia dan nonmanusia yang ada di madrasah dalam mencapai tujuan secara efisien. Suatu
organisasi akan behasil daam mencapai tujuan dan program-progranya jika orang orang yang berkerja dalam
organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya.
Agar orang –orang dalam oganisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, diperlukan seorang
pemimpim yang dapat mengarahkan segala suber daya menuju kearah pencapaian tujuan. Dalam suatu
organisasi, berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat di pengaruhi oleh dua factor, yaitu pemimpin dan
orang yang dipiimpinnya. Agar kepemimpina yang dilaksanakan oleh pemimpin tersbut efektif dan efisien,
salah satu tugas yang harus dilakukan adalah memberikan adalah memberikan kepuasan kepada orang yang
dipimpinya.

8
Untuk mendukung efektifitas dan efisiensi kinerjanya, seorang kepalah sekolah /madrasah harus memiliki
beberapa kompetensi khusus diantaranya:

a. Kompetensi professional Kepala sekolah/madrasah dituntut mempunyai kompetensi profesionl sebagai


pemimpin dan manajer disekolah supaya dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yng
berkaitan dengan kepemimpinan pendidikan dengan sebaik mungkin termasuk didalamya sebagai
pemimpin pengajaran. Selain itu juga agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas kepemimpinannya
dengan sefektif mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yayng di emban dalam
mengoperasikan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas dalam
menjalankan manajemen yaitu perencanaan, pengorgnisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
Dengan demikian, kepala sekolah mepunyai peran yang sangat penting dan menjadi kunci atas
keberhasilan terhadap sekolah yang dipimpinnya.
b. Kompetensi Wawasan Kependidikan Dan Manajemen Kompetensi wawasan kependidikan dan
manajemen yang harus dimiliki oleh kepala sekolah berkaitan erat dengan : (1) menguasai landasan
pendidikan (2)menguasai kebijakan pendidikan (3) menguasai konsep kepemimipinan dalam tugas,
peran dan fungsi kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manager disekolah harus
mampu mengadakan perbaikan pendidikan yang dipimpinnya. Perbaikan mutu pendidikan, harus
diiringi dengan penataan kelembagaan dengan manajemen yang efektif dan efisien. Oleh karena itu,
setiap pemimpin pendidikan dituntut bisa mengelola lembaga dengan baik sehingga bisa menjadi
lembaga pendidikan yang maju dan kompetitif. Lembaga pendidikan yang maju akan mampu
berkembang dengan baik dan bisa menghasilkan output yang berkualitas.
c. Kompetensi Kepribadian yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai mana dijelaskan dalam
standar kompetensi kepala sekolah sebagai berikut: a) Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. b)
Berakhlak mulia .c) Memiliki etos kerja yang tinggi meliputi disiplin dalam berkerja, bersemangat,
memiliki rasa percaya diri, berinisiatif, kreatif, tekun dan cekatan dalam berkerja .d)Bersikap terbuka
mau menerima saran dan kritik.

9
d. Kompetensi Sosial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagaimana dijelaskan dalam
standar kompetensi sekolah antara lain: (1) mampu bekerja sama dengan orang lain, (2)
berpartisipasi dalam kegiatan kelembagaan/sekolah, (3) berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan dan berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk menjadi kepala
sekolah yang sukses dalam menjalankan kepemimpinannya, harus mempunyai kompetensi sosial
salah satunya adalah terampil dalam berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mengubah
perilaku staff,guru dn peserta didik di sekolah. Untuk mengubah perilaku tersebut,kepala sekolah
memerlukan kemempuan dan seni memepengaruhi. Seni mempengaruhi sangat penting dimiliki
oleh kepala sekolah, karena salah satu dari fungsi kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain
untuk diajak bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu:

1.Suatu lembaga pendidikan harus memformulasikan visi apa yang dimksud kualitas dan
bagaaimana dapat dicapai.

2 .Manajemen ikut terlibat secara efektif ,

3.Lembaga pendidian harus cermat dan berhati-hati dalam merencanakan Dan


mengorganisasikan upaya perbaikan mutu dengan langkah awal yang betull-betuu efektif,

4.Pengendalian dilakukan seluruh proses.

DAFTAR PUSTAKA

1)Kedua kegiatan tersebut, tampak fungsi-fungsi manajemen seperti planning,organizing,directing,

Coordinating,controlling,dll.

2)Baharuddin dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jogjakarta :Ar-Ruzz Media.2012.Hal 111

3)PrimMasrokanMutohar.Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2013 Hal 24

4)Baharuddin dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam . Jogjakarta; Ar-Ruzz Media Hal 114-115

5)PrimMasrokanMutohar. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.Hal 7-8

11

Anda mungkin juga menyukai