Anda di halaman 1dari 16

BUDAYA KERJA DAN

PERILAKU
ORGANISASI DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
BUDAYA ORGANISASI
ISLAMI
Budaya adalah suatu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal,
pengertian & cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi &
diterima oleh anggota baru.

Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari sekumpulan orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan & pembagian.

Jadi Budaya Organisasi merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu


masyarakat yang terkait, bekerja di bawah naungan suatu organisasi. (Duncan
dalam Kasali, 1994: 108)
organisasi dalam konteks bahasa arab sering disebut dengan istilah ”an-
Nidzam” bentuk kalimat ismun marfu’un yang ma’rifat dengan
penujukkan pasti sistem atau aturan

Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik


yang ada pada sebuah organisasi dan menjadi pedoman
organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan
organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah
norma perilaku dan nilai-nilai yang dipahami dan diterima
oleh semua anggota organisasi dan digunakan sebagai dasar
dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.
FUNGSI BUDAYA
ORGANISASI MENURUT AHLI
Menurut Ndraha (1997 : 21)
•Sebagai identitas dan citra sebuah masyarakat
•Untuk mengikat suatu masyarakat
•Sebagai sumber daya
•Menjadi kekuatan penggerak
•Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
•Menjadi panduan pola perilaku
•Sebagai warisan
•Pengganti formalisasi
•Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
•Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation-state
CONTOH BUDAYA
ORGANISASI
1. Budaya Administrasi
Budaya administrasi dalam organisasi sangat dibutuhkan misalnya dalam hal surat menyurat,
keluar masuk barang, pendapatan pegawai dan lainnya untuk memperlancar kinerja perusahaan.
2. Kedisiplinan
Budaya organisasi bisa berupa kedisiplinan. Misalnya dalam hal ketepatan menyelesaikan order
yang di minta, budaya ramah kepada customer, tidak telat datang ke kantor dan masih banyak lagi.
3. Pembagian Wewenang yang Jelas
Kemampuang organisasi dalam membagi wewenang adalah budaya organiasi yang menjadi kunci
keberhasilan sebuah perusahaan. Tanpa pembagian wewenang yang jelas maka kinerja para
anggota dalam organisasi tersebut tidak akan optimal karena kebingungan.
4. Inovasi
Inovasi adalah budaya organisasi yang mendorong para anggota untuk menciptakan atau
mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif demi kemajuan organisasi tersebut.
KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI
1. Innovation and Risk Taking (Inovasi dan Pengambilan Resiko adalah sebuah
tindakan melakukan inovasi dan berani mengambil resiko dalam proses inovasi tersebut).
2. Attention to Detail (Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi
mengharapkan para pekerja untuk bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran.)
3. Outcome Orientation (Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus
pada hasil/ manfaat dan tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.)
4. People Orientation (Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan
pengaruh atau manfaat dari sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam
organisasi.)
5. Team Orientation (Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas
kerja dalam organisasi berdasarkan tim, bukan pada individu.)
6. Aggresiveness : Agresivitas (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang
cenderung lebih kompetitif dan agresif ketimbang easygoing.
7. Stability : Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih
menekankan pada menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.
KESIMPULAN
Memahami pengertian budaya
organisasi sangatlah penting bagi
pemilik bisnis atau pun karyawan yang
baru saja yang diterima di perusahaan.
Membentuk budaya yang baik di
lingkungan kerja akan memudahkan kita
untuk mencapai tujuan Bersama.
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI :

1.Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam


perusahaan
2.Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota
3.Memperkuat nilai organisasi
4.Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja
5.Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk jangka
pendek atau jangka panjang
6.Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak
KONSEP BUDAYA ORGANISASI
YANG ISLAMI

“ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu


dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal “. QS. Al Hujurat : 13
KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI ISLAM
Bekerja merupakan “ibadah”
Bekerja dengan azas manfaat dan maslahat
Bekerja dengan mengoptimalkan kemampuan akal
Bekerja penuh keyakinan dan optimistic
Bekerja dengan mensyaratkan adanya sikap tawazun
(keberimbangan)
Bekerja dengan memperhatikan unsur kehalalan dan
menghindari unsur haram (yang dilarang syariah)
STRUKTUR DAN BENTUK
ORGANISASI ISLAM
Islam sangat mengajarkan adanya kepastian struktur
organisasi sebagai mana tercantum dalam Al Qur’an
surat az-Zukhruf ayat 32 : Artinya : Apakah mereka yang
membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan
sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.
CARA MEMBANGUN ORGANISASI YANG ISLAMI

Nilai-nilai dalam manajemen yang islami adalah ; keikhlasan,


kebersamaan dan pengorbanan.
PRINSIP PENGORGANISASIAN
 Perumusan Tujuan. Organisasi harus menetapkan tujuan yang hendak
dicapai yang bersifat fokus, spesifik, terukur, target waktu, memiliki nilai
manfaat di sisi Allah Swt. Dalam sebuah kitab Sur’atul Badihah dikatakan
bahwa ciri seseorang yang berfikir serius (fikrun jiddiyyah) adalah
ditetapkanya tujuan yang kongrit dan tergambar pasti (tashwirul maadah)
 Kesatuan Arah. Organisasi harus memiliki konsistensi dan komitmen sejak
dari pimpinan hingga anggota/bawahan. Pimpinan berkewajiban mengurus,
mengarahkan, melindungi, dsb. Sementara anggota/bawahan wajib
mendengarkan dan mentaatinya. Hal ini sebagaimana kepemimpinan
Rasulullah Saw dan para Khulafaurrasyidin. Rasulullah saw pernah
mengatakan bahwa : Sesungguhnya pimpinan adalah laksana perisai,
tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya
(HR. Muslim).
 
Pembagian Kerja : Organisasi dapat berjalan jika terdapat kejelasan dalam
struktur organisasinya dan job deskripsinya. Prinsip ini sudah ada sejak zaman
para Nabi terdahulu termasuk Rasulullah Muhammad Saw. hingga saat ini.
Bahkan dalam Al Qur’an surat az-Zuhruf ayat 32 Allah Swt
berfirman :Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian
yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Dalam sebuah kitab Ajhizah Daulah Khilafah dikatakan bahwa
Rasulullah Saw telah menetapkan struktur organisasi untuk
menentukan penempatan SDM dengan jabatan dan pembagian
pekerjaan. Dikatakan dalam kitab tersebut bahwa Rasulullah Saw
telah mengangkat sahabat Abu Bakar untuk mengurus ibadah
haji. Sementara Sahabat Umar diangkat Rasul untuk menarik
zakat.
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab : Dalam konsepsi Islam
terdapat pemikiran yang sangat cerdas, dimana ketika seseorang diangkat
menjadi pemimpin maka pada hukum asalnya (ashluhu) dia bertanggung
jawab secara keseluruhan terhadap uraian pekerjaan yang telah diamanhkanya,
sejak dari hulu hingga hilir, termasuk menetapkan kebijakan hingga peran
office boy.
Dalam konteks ini terdapat hadits yang sanagt populer dimana Rasulullah Saw
mendelegasikan wewenang pemerintahanya dengan mengangkat sahabat
Muadz Bin Jabal menjadi wali (setingkat gubernur) di kota Yaman.

Koordinasi : Oraganisasi dapat berjalan efektif jika terdapat fungsi koordinasi


dengan pihak-pihak terkait dalam sistem ataupun dengan pihak di luar sistem.
Hal ini sangat wajar, sebab realitas organisasi hampir dipastikan terdapat
struktur lini yang memiliki persamaan level. Mereka harus menjadil kerjasama
untuk mencapai tujuan.
 
Rentang Manajemen:  Organisasi dapat berjalan sukses jika penempatan
tanggung jawab terhadap timnya secara terukur. Misalnya, seorang supervisor
hanya bertanggung jawab terhadap pekerjaan 10 orang di bawahnya. Prinsip
ini sangat logis sebab manusia memiliki keterbatasan kompetensinya.

Tingkat Pengawasan: Organisasi dapat efektif jika terdapat


mekanisme controling atau pengawasan yang disusun dan dijalankan secara
konsisten. Banyak pekerjaan menjadi gagal jika monitoring lemah. Dalam
pandangan Islam, pimpinan memiliki wewenang penuh terhadap fungsi
monitoring dengan berbagai metode dan tekniknya. Pada era kekhilafahan
Islam, kepala negara acapkali melakukan sidak ke lapangan untuk
memastikan efektifitas pendelegasianya. Hal ini berpijak pada hadits shohih
yang mengatakan bahwa ”setiap kamu adalah pemimpin dan kelak akan
dimintai pertanggungan jawab atas kepemimpinanya”.

Anda mungkin juga menyukai