Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MODUL 6.

MANAJEMEN PERAWATAN DENTAL

KONSEP MANAJEMEN DALAM ISLAM : AT-TADBIR DAN


KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Oleh :

SGD 6

1. Adam Reza Pahlevi (31101700001)


2. Anfasa Isnurhakkim (31101700009)
3. Anna Zulfa Septiana (31101700010)
4. Bunga Clarissa S (31101700020)
5. Delfia Cindy Kurnia P (31101700026)
6. Muhammad Difa A M (31101700054)
7. Rahma Sania M D (31101700066)
8. Regilia Shinta Mayangsari (31101700068)
9. Regita Bella Ayunani (31101700069)
10. Vena Tria Melynda (31101700086)
11. Yulya Dwi K (31101700089 )

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG – 2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah modul 6.3 Manajemen Perawatan Dental “Konsep Manajemen dalam


Islam : At-Tadbir dan Kepemimpinan dalam Islam” telah disahkan dan disetujui
pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 15 April 2020

Disetujui Oleh:

Dosen Pengajar Penulis

Moh. Husnun Niam, Drg; Amd. Kom SGD 6

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
Kata Pengantar..........................................................................................................................4
BAB I...........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................5
2.2 Rumusan Masalah......................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7
2.1 Dasar Teori.................................................................................................................7
2.2 Kerangka Teori.........................................................................................................16
BAB III......................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................17
KESIMPULAN......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

3
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Manajemen dalam Islam : At-Tadbir dan Kepemimpinan dalam Islam”  ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  modul
6.3. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Moh. Husnun Niam, Drg; Amd. Kom,
selaku dosen modul 6.3 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 12 April 2020 

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah suatu proses pengelolaan, memodifikasi dan


memadukan segala sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen
berasal dari kata kerja “manage” yang artinya mengemudikan, mengurus dan
memerintah. Adapun definisi manajemen menurut Hadari Nawawi adalah
“Kegiatan yang dilakukan oleh setiap manajer dalam memenej organisasi,
lembaga, maupun perusahaan”. (Yacoeb, 2013)

Koordinasi sumber daya harus dilakukan dengan baik untuk mencapai


suatu tujuan. Sumber daya terdiri dari 6M yaitu (man = manusia, money = dana,
method = cara, material = bahan, machine = teknologi, dan market =
pasar/tujuan). Kerjasama dan komunikasi antar sumber daya harus terjalin
dengan baik untuk tercapai tujuan. (Yacoeb, 2013)

Kerjasama dan komunikasi adalah hal yang sangat krusial dalam


manajemen. Hal tersebut adalah proses yang harus dilalui dalam konsep
manajemen. Untuk mewujudkan aspek tersebut tidak terlepas dari permasalahan
manajemen. Adapun konsep manajemen sesungguhnya sudah dijelaskan dalam
al- Qur’an yaitu “at-tadbir”. (Yacoeb, 2013) Ramayulis menyatakan bahwa
pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).
Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat
dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT pada (Q.S. As-Sajdah : 5) (Sugeng
Kurniawan, 2015)

Untuk mencapai suatu tujuan bukan hanya dibutuhkan manajemen yang


baik. Kepemimpinan juga memiliki aspek penting dalam hal ini. Karena
kepemimpinan berhubungan dengan aspek orang yang ada dalam suatu
organisasi sedangkan manajemen berurusan dengan dimensi teknis yang ada
dalam organisasi. Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan.
Kepemimpinan diidentikkan pula dengan proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para
anggota kelompok. Kepemimpinan yang baik diatur dalam Al-Quran.
(Maimunah, 2017)

5
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep at-tadbir?
2. Bagaimana penjelasan dari konsep manajemen dan dasarnya?
3. Apa saja konsep manajemen menurut perspektif Islam?
4. Bagaimana konsep kepemimpinan secara umum?
5. Bagaimana konsep kepemimpinan menurut Islam dan dasar konseptualnya ?
6. Bagaimana prinsip kepemimpinan menurut Islam?

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


 Pengertian Konsep At-tadbir

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan
terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata
laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia
karangan John M. Echols dan Hasan Shadily management berasal dari akar kata
to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan. Manajemen menurut Hadari Nawawi adalah merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga,
maupun perusahaan. Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama
dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). (Sugeng Kurniawan,
2015) At-tadbir adalah manajemen atau pengaturan dalam islam. At-tadbir
sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dan sesuai dengan ajaran Al-
Quran seperti firman Allah SWT :

Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu. (Q.S. As-Sajdah : 5)
(Goffar, 2016)

 Konsep Manajemen dan Dasarnya


Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan empat

7
komponen yang ada yaitu (POAC) planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan). Dan
empat komponen tersebut di jelaskan di beberapa ayat al-Qur‟an dan Hadits.
Untuk lebih jelasnya maka akan penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar
tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Anderson memberikan
definisi perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan
kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa depan.
Perencanaan yang baik dilakukan untuk mencapai:
1) “Protective benefits” yaitu menjaga agar tujuan-tujuan, sumber dan
teknik/metode memiliki relevansi yang tinggi dengan tuntutan masa
depan sehingga dapat mengurangi resiko keputusan.
2) “Positive benefits” yaitu produktivitas dapat meningkat sejalan
dengan dirumuskannya rencana yang komprehensif dan tepat.
Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang
tertuang dalam Al Qur‟an dan Al Hadits. Di antara ayat Al Quran yang
terkait dengan fungsi perencanaan adalah: Surat Al Hasyr ayat 18 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr ayat 18).
(Goffar, 2016)
Pengorganisasian (organizing)
Setelah mendapat kepastian tentang tujuan, sumberdaya dan
teknik/metode yang digunakan untuk mencapai tujuan, lebih lanjut

8
manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana tersebut dapat
dikerjakan secara sukses. Pengorganisasian adalah proses mengatur,
mengalokasiakan dan mendistribusiakan pekerjaan, wewenang dan
sumber daya diantara anggota organisasi. Stoner menyatakan bahwa
mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih
untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran
spesipik atau beberapa sasaran.
Proses organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam
segala tindakan sehingga tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan
di dalam Al Qur‟an. Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 103
menyatakan:

Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,


dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk (Q.S.Ali Imran ayat 103).
(Goffar, 2016)
Pelaksanaan ( actuating )
Pelaksanaan kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi manajemen
karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah
berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan semula, dengan cara yang baik dan benar. Adapun istilah yang
dapat dikelompokkan kedalam fungsi pelaksanaan ini adalah directing
commanding, leading dan coornairing.

9
Al-Qur‟an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan pedoman dasar
terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan
peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfiman dalam surat al–
kahfi ayat 2 sebagai berikut :

Artinya : Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan


yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orang- orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa
mereka akan mendapat pembalasan yang baik (Q.S al Kahfi ayat 2).
(Goffar, 2016)
Pengawasan (Controlling)
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian.
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang
dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
dan tujuan yang telah digariskan semula. Pengawasan adalah salah satu
fungsi dalam manajemen untuk menjamin pelaksanaan kerja berjalan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam al Quran
sebagai berikut:

Artinya : Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain


Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad)
bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka (Q.S As Syuura
ayat:6).
(Goffar, 2016)

 Konsep Manajamen menurut Islam


Konsep manajemen dalam Islam perspektif (pandangan) al- Qur’an yaitu :
a. Fleksibel

10
Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku (lentur). Diperlukan pengelola berani
mengambil kebijakan atau memutuskan hal-hal yang berbeda dengan
tuntutan/petunjuk formal dari atas, oleh karena itu untuk menghidupkan
kreativitas para pengelola lembaga pendidikan maka perlu dikembangkan
evaluasi yang tidak semata-mata berorientasi pada proses melainkan dapat
dipahami pada produk dan dan hasil yang akan dicapai, jika pandang-an ini
dipahami, maka manajemen dalam hal ini kinerja manajer atau pemimpin tidak
hanya diukur dengan menggunakan telah terlaksana progam yang ada, tetapi
lebih dari itu adalah sejauh mana pelaksanaan itu melahirkan produk- produk
yang diinginkan oleh berbagai pihak. Petunjuk al-Qur’an mengenai fleksibelitas
ini antara lain tercantum dalam surat al-Hajj ayat 78:

Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk
kamu dalam agama suatu kesempitan (Q.S. Al-Hajj : 78).
(Sugeng Kurniawan, 2015)
b. Efektif dan Efisien
Menurut Wayan Sidarta; “pekerjaan yang efektif adalah pekerjaan yang
memberikan hasil seperti rencana semula, sedangkan pekerjaan yang efisien
adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan rencana semula atau
lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang, waktu, tenaga, orang,
material, media dan sarana. Kedua kata efektif dan efisien selalu dipakai
bergandengan dalam manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat
mungkin terjadinya pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien saja bisa
berakibat tidak tercapainya tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Ayat al-
Qur’an yang dapat dijadikan acuan kedua hal tersebut adalah Surat al-Kahfi ayat
103-104:

11
Artinya: Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-
orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya”. (Q.S. Al-Kahfi : 103- 104)
(Sugeng Kurniawan, 2015)
c. Terbuka
Yang dimaksud dengan terbuka di sini bukan saja terbuka dalam memberikan
informasi yang benar tetapi juga mau memberi dan menerima saran atau
pendapat orang lain, terbuka kesempatan kepada semua pihak, terutama staf
untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya baik dalam jabatan
maupun bidang lainnya. Al-Qur’an telah memberikan landasan kepada kaum
muslim untuk berlaku jujur dan adil. Hal ini merupakan kunci keterbukaan,
karena tidak dapat dilakukan keterbukaan apabila kedua unsur tersebut tidak
terpadu. (Yacoeb, 2013)
Ayat al-Qur’an yang menyuruh umat manusia untuk berlaku jujur
dan adil yang keduanya merupakan kunci keterbukaan itu, ada dalam surat An-
Nisa ayat 58:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. An-Nisa : 58).
(Sugeng Kurniawan, 2015)

12
c. Kooperatif dan Partisipasif
Dalam rangka melaksanakan tugasnya manajer menurut Islam harus cooperative
dan partisipasif karena tidak dapat lepas dari beberapa keterbatasan
menurut Chester I Bernard limitasi tersebut meliputi: 1) Limitasi fisik (alam)
misalnya untuk memenuhi kebutuhan makanan ia harus menanam dan ini sering
dilakukan orang lain atau bersama orang lain
2) Limitasi Psikologi (ilmu jiwa). Manusia akan menghargai dan
menghormatinya
3) Limitasi sosiologi. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa orang lain
4) Limitasi biologis. Manusia secara biologis termasuk makhluk termasuk
makhluk yang lemah sehingga untuk memperkuat dan mempertahankan dirinya
manusia harus bekerjasama, saling memberi dan menerima bersatu dan
mengadakan ikatan dengan manusia.

Artinya: Bertolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan takwa dan


janganlah kamu bertolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.
(QS. Al-Maidah: 2)
 Konsep Kepemimpinan secara Umum
Persoalan kepemimpinan memiliki usia yang sama tuanya dengan sejarah
manusia. Sesuai prinsip "Primus Interpares" dimana dalam setiap lingkungan
masyarakat, organisasi formal maupun non formal selalu ada seseorang yang
dianggap "lebih dari yang lain", kemudian diangkat dan dipercaya untuk
mengatur yang lain. Sedikitnya terdapat empat alasan mengapa seorang
pemimpin dibutuhkan. Pertama; secara alamiah manusia butuh untuk diatur.
Kedua; dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya. Ketiga; sebagai tempat pengambil alihan resiko apabila terjadi
tekanan terhadap kelompoknya. Keempat; sebagai tempat untuk meletakkan
kekuasaan. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses atau kemampuan
mempengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan seseorang atau
kelompok melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Seperti yang diungkapkan Edwin A. Fleishman;

13
"Leadership is an attempt at influencing the activities of followers through the
communication process and toward the affair meant of some goals"
(Maimunah, 2017)

 Konsep Kepemimpinan menurut Islam


Dalam Islam konsep kepemimpinan sering disebut dengan khalifah yang berarti
wakil. Namun kemudian mengalami pergeseran dengan masuknya kata amir
atau penguasa. Oleh sebab itu kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia sering
diasumsikan sebagai pemimpin formal. Akan tetapi, apabila merujuk kepada
firman Allah swt. Dalam surat al Baqarah ayat 30 yaitu :

“ (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Sesungguhnya


Aku Hendak menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi". (Al Baqarah: 30)
(Maimunah, 2017)
Kemudian dalam rangka memahami dasar konseptual kepemimpinan
dalam perspektif Islam paling tidak harus digunakan tiga pendekatan yaitu
normatif, historis dan teoritis.
1. Pendekatan normatif : dengan prinsip-prinsip.
a. Prinsip tanggung jawab dalam organisasi Dalam
b. Prinsip Etika Keadilan
c. Prinsip Kesederhanaan Rasulullah : Rasulullah menegaskan bahwa
seorang pemimpin harus melayani dan tidak meminta untuk dilayani
2. Pendekatan Historis
Al-Qur'an begitu kaya dengan kisah-kisah umat masa lalu sebagai pelajaran
dan bahan perenungan bagi umat yang akan datang. Dengan pendekatan
historis ini diharapkan lahir pemimpin- pemimpin Islam yang memiliki sifat
sidik, amanah, fathonah,tabligh, dan lain-lain, sebagai syarat
keberhasilannya dalam memimpin. Kisah-kisah dalam al-Qur'an, Hadis,
sirah nabawiyah serta sirah sahabat telah memuat berbagai pesan moral yang
tak ternilai harganya.

14
3. Pendekatan Teoritis
Ideologi Islam adalah ideologi terbuka dan dialektis. Hal ini mengandung
arti walaupun dasar-dasar konseptual yang ada sudah sempurna, namun
Islam tidak menutup kesempatan untuk mengkomunikasikan ide-ide dan
pemikiran-pemikiran dari luar selama pemikiran tersebut tidak bertentangan
dengan al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah.
(Maimunah, 2017)

 Prinsip Kepemimpinan menurut Islam


- Prinsip pertama: saling menghormati dan memuliakan sebagaimana Allah
telah memuliakan Manusia.
- Prinsip kedua : Menyebarkan Kasih sayang Hal ini merupakan eksplorasi
dari risalah Islam sebagai ajaran yang utuh, karena dia datang sebagai rahmat
untuk seluruh alam ( rahmatan lil’alamin)
- Prinsip Ketiga : Keadilan Secara teologis, salah satu golongan yang
dijanjikan memperoleh ganjaran surga adalah pemimpin yang adil.
- Prinsip keempat: Persamaan Prinsip ini adalah cabang dari prinsip
sebelumnya yaitu keadilan, persamaan sangat ditekankan khususnya
dihadapan hukum.
- Prinsip Kelima : Perlakuan yang sama Organisasi dihuni oleh orang-orang
yang berbeda. Tidak hanya memiliki perbedaan sifat dan karakter, tetapi juga
perbedaan latar belakang,
- Prinsip keenam : Berpegang pada Akhlak yang utama. Beberapa perilaku
yang mencerminkan keutamaan, khususnya yang berkaitan dengan pergaulan
hidup, lemah lembut, mudah memaafkan berlapang dada, bersabar gemar
menolong.
- Prinsip ketujuh : Kebebasan Islam adalah yang menghargai kebebasan,
bahkan Islam tidak suka pemaksaan
- Prinsip kedelapan : Menepati Janji Dalam ajaran Islam, melarang
mengingkari janji, janji merupakan hutang barang siapa yang mengingkari
janji termasuk tanda orang munafik. (Maimunah, 2017)

15
2.2 Kerangka Teori

Organisasi / Suatu
kelompok

Manajemen Kepemimpinan

Mengatur manusia dalam


Mengatur teknis untuk organisasi secara emosional
mencapai tujuan

Tujuan tercapai

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Manajemen dan kepemimpinan yang baik harus saling berkoordinasi untuk mencapau
tujuan. Fungsi manajemen adalah untuk mengatur, merencanakan dan
mempertimbangkan teknis-teknis untuk mencapai tujuan. Manajemen tanpa diiringi
kepemimpinan yang baik makan tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan, karena
pemimpin berfungsi untuk mempengaruhi seseorang yang ada didalam suatu organisasi
untuk berjalan bersama sesuai manajemen yang sudah direncakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Goffar, A. (2016) ‘MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL- QUR’AN


DAN HADITS)’, pp. 35–58.

Maimunah, M. (2017) ‘Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam Dan Dasar


Konseptualnya’, Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban, 5(1). doi:
10.28944/afkar.v5i1.133.

Sugeng Kurniawan (2015) ‘Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur ’


an Dan Al-Hadits’, Nur El-Islam, 2(2), pp. 1–34.

Yacoeb, M. (2013) ‘KONSEP MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN:


Suatu Analisis dalam Bidang Administrasi Pendidikan’, Jurnal Ilmiah Didaktika, 14(1),
pp. 74–89. doi: 10.22373/jid.v14i1.490.

18

Anda mungkin juga menyukai