Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 3
TULUNGAGUNG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Isyarat-
isyarat Manajemen Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits” tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya kelak. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami
semua untuk menimba ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
2. Bapak Prof Dr. H. Agus Zaenul Fitri, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Pendidikan yang telah memberikan kami tugas pembuatan makalah serta
bersedia membimbing kami.
3. Teman-teman kelompok 3 yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tentunya tidak sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu untuk
menambah pengetahuan maupun wawasan para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................3
C. PENUTUP.................................................................................................................... 15
1. Kesimpulan................................................................................................................ 15
2. Saran ......................................................................................................................... 15
ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1
3. Tujuan Penulisan
2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Hadits
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS. As-Sajdah: 05).
Intisari dari ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT. Adalah pengelola
alam semesta (manager). Dimana alam semesta yang beraturan ini adalah bukti
1
Yayat M. Herujito. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grasindo. 2001).
2
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras. 2009), h. 13.
3
Mujamil Qomar. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Islam, (Jakarta: Erlangga.
2007), h. 10.
3
kekuasaan Allah swt dalam mengatur alam ini. Sehubungan dengan penciptaan
manusia di atas muka bumi ini sebagai ‘khalifah fil ardi’, maka dia harus bisa me-
manage bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini. 4
Perspektif Al-Qur’an dalam Islam adalah landasan paling dasar, begitu juga
dalam manajemen pendidikan Islam. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Qur’an
yang dapat dijadikan sebagai landasan oleh manajemen pendidikan Islam,
diantaranya firman sebagai berikut:
Artinya: “Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-
Taubah: 122).
َّٰللا َخبِّي ٌار ۢبِّ َما ت َ اع َملُ اون َ ت ِّلغَ ٍٍۚد َواتَّقُوا ه
َ ّٰللا ۗا َِّّن ه ٌ ظ ار نَ اف
س َّما قَدَّ َم ا َ ٰيٓٗاَيُّ َها الَّ ِّذيانَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه
ُ ّٰللا َو الت َ ان
ِّ ) َكب َُر َم اقتًا ِّع اندَ ه٢( َٰيٓٗاَيُّ َها الَّ ِّذيانَ ٰا َمنُ اوا ِّل َم تَقُ اولُ اونَ َما َْل ت َ افعَلُ اون
)٣( َّٰللا ا َ ان تَقُ اولُ اوا َما َْل ت َ افعَلُ اون
4
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2008), h. 371.
4
sebuah manajemen dalam Islam, yang disebut dengan manajemen pendidikan
Islam.
Adapun sumber ataupun dasar ajaran Islam kedua sesudah Al-Qur’an yaitu
Al-Hadits, dimana Hadits juga menjadi dasar dan sumber dalam manajemen
pendidikan Islam dikarenakan Hadits merupakan penjelas dari Al-Qur’an. Selain
itu, Nabi merupakan seorang pendidik dan beliau sangat mendukung pendidikan
serta memotivasi umatnya supaya aktif dan berkiprah dalam pendidikan begitu
juga dalam pembelajaran. Dalam hadis nabi telah ditegaskan:
“Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu saat
kehancurannya” (H.R. Al-Bukhari).
5
Mohal Roqib. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif, di Sekolah, Keluarga dan
Masyarakat, (Yogyakarta: LkiS. 2009), h. 17.
5
produktif agar tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun
kesejahteraan di akhirat.
Mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsan, yakni berbuat baik kepada
semua pihak disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepada manusia
dengan aneka nikmat-Nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk
apapun. Ihsan berasal dari kata husn, yang artinya menunjuk pada kualitas
sesuatu yang baik dan indah. Husn dalam pengertian umum bermakna setiap
kualitas yang positif (kebajikan, kejujuran, indah, ramah, menyenangkan,
selaras, dll). 6
Dalam terminologi ilmu tasawuf, ihsan berarti seseorang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut mambayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya. Jadi ihsan menunjukkan satu kondisi
kejiwaan manusia, berupa penghayatan bahwa dirinya senantiasa diawasi oleh
Allah. Perasaan ini akan melahirkan sikap hati-hati waspada dan terkendalinya
suasana jiwa. Pada prinsipnya ihsan adalah kualitas beragamanya seorang
muslim.
Kata husn sering disamakan dengan kata khayr. Namun perlu diketahui
bahwa husn adalah kebaikan yang tidak dapat dilepaskan dari keindahan dan
sifat sifat yang memikat, sementara itu khayr merupakan suatu kebaikan
yang memberikan kegunaan konkrit, sekalipun sesuatu tersebut tidak indah dan
tidak bersifat memikat.7 Jadi bisa dikatakan bahwa husn lebih dari sekedar khair
(baik). Dalam al-Qur’an surah al-Qashash/28: 77.
ّٰللاُ اِّلَياكَ َو َْل تَب ِّاغ َ َص ايبَكَ ِّمنَ الدُّ انيَا َواَحا س اِّن َك َما ٓٗ اَحا
سنَ ه ِّ س ن ٰ َّار ا
َ اْل ِّخ َرة َ َو َْل ت َ ان َوا ابت َِّغ فِّ اي َما ٓٗ ٰا ٰتىكَ ه
َ ّٰللاُ الد
َّٰللا َْل ي ُِّحبُّ اال ُم اف ِّس ِّديان
َ ض ۗا َِّّن ه َ سادَ فِّى ا
ِّ اْل ار َ َاالف
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
6
Sachiko Murata dan William C.Chittick, Trilogi Islam: Islam, Iman, dan Ihsan, terjemah :Ghufron A,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), 294.
7
Ibid., 294
6
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qasas:77).8
Artinya: “Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah
yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa
yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml: 88).10
7
itu harus dilakukan dalam semua jenjang, semua lini dalam lembaga pendidikan.
Apabila semua civitas akademika lembaga pendidikan mampu menyadari akan
hal tersebut, maka mutu lembaga pendidikan tersebut akan dapat tercipta.11 Untuk
dapat menghasilkan mutu yang baik dalam manajemen peningkatan mutu
pendidikan, maka lembaga pendidikan Islam harus melakukan kontrol dan
perencanaan yang bermutu.
َّٰللا َخبِّي ٌار ۢبِّ َما ت َ اع َملُ اون َ ت ِّلغَ ٍٍۚد َواتَّقُوا ه
َ ّٰللا ۗا َِّّن ه ٌ ظ ار نَ اف
س َّما قَدَّ َم ا َ ٰيٓٗاَيُّ َها الَّ ِّذيانَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه
ُ ّٰللا َو الت َ ان
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Suatu contoh perencanaan yang gemilang dan terasa sampai saat ini
adalah peristiwa khalwat Rasulullah di gua Hira. Pada dasarnya, tujuan Rasul
berkhalwat dan bertafakkur dalam gua adalah untuk mengidentifikasi masalah
yang terjadi pada masyarakat saat itu. Selain itu, kegiatan khalwat dan tafakkur
juga mendatangkan ketenangan dalam diri, serta obat penawar hasrat hati yang
11
Muhammad Fathurrohman,Manajemen Mutu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Alqur’an Dan Hadits, AL-
WIJDÁN Journal of Islamic Education Studies, Volume III, Nomor 2, November 2018, h. 200
12
Ahmad Afan Zaini, “Urgensi Manajemen Pendidikan Islam”, Jurnal Ulumul Qura, Vol 5, No. 1, 2015, h. 33
8
ingin menyendiri, mencari jalan memenuhi kerinduan akan kebenaran yang
selalu makin besar, dan mencapai ma’rifat, serta mengetahui rahasia alam
semesta.13
سنًا ً َ ت ا َ َّن لَ ُه ام ا
َ جارا َح ش ِّد ايدًا ِّم ان لَّد ُ انهُ َويُ َبش َِّر اال ُمؤا ِّم ِّن اينَ الَّ ِّذيانَ َي اع َمل ُ اونَ ال ه
ِّ ٰص ِّلح ً قَ ِّي ًما ِّليُ انذ َِّر َبأ ا
َ سا
Artinya: “Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang
sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-
orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan
mendapat pembalasan yang baik.” (QS. Al-Kahfi: 2).
Contoh pelaksanaan dari fungsi ini terlihat dalam pribadi luhur diri
Rasulullah saw., dimana beliau adalah orang yang memerintahkan sesuatu
pekerjaan (amaliah), dan dirinya dianggap sebagai panutan tauladan bagi
13
M. Ma’ruf, “Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an dan Hadis”, Didaktika Religia, Vol. 3,
No. 2, 2015, h. 24
14
Ibid., h. 27
9
umatnya. Rasulullah adalah Al-Qur’an yang hidup (the living Qur’an). 15
Dimana dalam dirinya tercermin semua ajaran Alquran yang menjadi realitas
kehidupan. Oleh karena itu, melalui tauladan dari pribadi Rasul, para sahabat
dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam.
علَ ْي ِه ْم ٰ علَ ْي ِه ْم ِب َو ِكيْل ۖ َوالَّ ِذيْنَ ات َّ َخذ ُ ْوا ِم ْن د ُْونِ ْٓه ا َ ْو ِليَ ۤا َء
َ ّللاُ َح ِفيْظ َ ََو َما ْٓ ا َ ْنت
Artinya: “Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain
Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad)
bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.” (QS. al-Syura/42: 6).
Dalam hal ini, pengawasan bersumber langsung dari Allah swt. Adanya
penghayatan akan pengawasan ini akan memunculkan inner dicipline (tertib
diri dari dalam). 16 Oleh karena itu, implementasi nyata dalam pengawasan atas
dasar Al-Qur’an memberikan nuansa teologis bahwa sesungguhnya Allah swt.
sebagai pengawas mutlak. Sedangkan, manusia hanya sebagai pengawas
pengganti.
10
kualitas mutu pendidikan yang diharapkan dapat mencapai hasil maksimal dari
hasil pembelajaran, maka secara sederhana memerlukan tentang manajemen
perencanaan mutu dan kebijakan mutu dalam suatu lemabaga pendidikan untuk
menghasilkan pendidikan yang sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional.
a. Hadits diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Sahih Bukhari No. 3304;
Artinya: Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari
Sa’id Al-Maqburiy dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa dia
bertanya kepada ‘Aisyah radhiallahu’anhu; “Bagaimana tata cara shalat
Nabi وسلم عليه هللا صلىpada bulan Ramadan?”.. ‘Aisyah radhiallahu’anhu
menjawab, “Beliau shalat (sunnah qiyamul lail) pada bulan Ramadhan
dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat
empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan
panjangnya, kemudian beliau dhalat lagi empat rakaat, maka jangan
Sulaiha Annisyaroh, “Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Qur’an Hadits”, Islamic
17
Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, STAI Al-Hidayah Bogor, Agustus 2017.
11
kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya kemudian beliau
shalat tiga rakaat. Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
baginda tidur sebelum melaksakan shalat Witir?”. Beliau menjawab,
“Mataku memang tidur tapi hatiku tidaklah tidur”.
Dari hadis Bukhari diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak perlu
melakukan pekerjaan yang bermacam-macam, melainkan fokus dalam
mengerjakaan satu pekerjaan dengan baik maka hasilnya akan berkualitas. 18
Jadi apabila kita dihadapkan oleh beberapa pekerjaan maka selesaikan satu
pekerjaan dulu yang sekiranya urgen setelah selesai baru mengerjakan yang
lainnya. Dengan begitu kita bisa fokus dan pekerjaan itu dapat selesai dengan
baik.
b. Hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud dalam kitab Sunan Abu Daud No.
577;
Sulaiha Annisyaroh, “Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Qur’an Hadits”, Islamic
18
Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, STAI Al-Hidayah Bogor, Agustus 2017.
12
menyebabkan hati kalian saling berselisih. Dan jauhilah olehmu suara
ribut seperti di tengah pasar.
Dari hadis ini dapat diketahui bahwa dalam suatu organisai pasti ada
sebuah klaster, tidak mungkin orang berpendidikan rendah dijadikan pimpinan,
sehingga dalam susunan organisasi diatur mengenai kebutuhan dan kesesuaian
pendidikan maupun mutunya. 19 Karena apabila dalam organisasi tidak memilih
pemimpin yang berpendidikan maka suatu manejemen nanti pasti tidak
berjalan dengan baik. Serta dapat menambah masalah atau memperkeruh
keadaan.
ع ْن
َ سار َ َع ْن يَ طاء َ ع
َ ع ِلي عَ ْن َ َُان َحد َّ تَنَا فَلَ ْي ُح ْب ُن سُلَ ْي َمانَ َحدَّثَنَا ِه ََل ُل بْن
ِ َحد تَنَا ُم َح َّمد ُ ْب ُن ِسن
ُت األ َ َما نَه َ إِذَا:سلَّ َم
ِ َض ْيع َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُّللا َ ِ قَا َل َرسُو ُل للا:ع ْنهُ قَا َل َّ ي
َ ُّللا َ ضِ أَبِي ه َُري َْرة َ َر
َ ِإذَا أ ُ ْسنِدَ ْاأل َ ْم ُر إِلَى: َّللا؟ قَال
غي ِْر أ َ ْه ِل ِه ِ َّ عت ُ َها َيا َرسُو َل
َ ضا َ َكي: قَا َل. َعة
َ ِْف إ َّ فَا ْنت َِظ ِر ال
َ سا
َعة َّ فَا نَت َِظ ِر ال
َ سا
Artinya: “(Imam al-Bukhari menyatakan) Muhammad bin Sinan
menyampaikan (riwayat) kepada kami, Qulaih bin Sulaiman telah
menyampaikan (riwayat) kepada kami, Hilal bin ‘Ali telah
menyampaikan (riwayat) kepada kami, (riwayat itu) dari Atha’, dari
Yasar, dari Abu Hurairah ra yang berkata: Rasulullah Saw bersabda:
Apabila suatu amanah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancurannya.
(Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakkan amanah itu, ya
Rasulullah? Beliau menjawab: Apabila suatu perkara diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”
19
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Maktabah al-‘Isriyah, t.t)
13
Di samping itu, kata-kata fantadzir al-säah diucapkan dua kali sebagai
pertanda betapa pentingnya keahlian atau profesionalisme. Implikasinya, hadis
ini mendidik kita agar mengedepankan pertimbangan profesional dalam
menentukan pegawai yang diamanati suatu pekerjaan atau tanggung jawab.20
Dari beberapa hadis diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu manejemen
seharusnya menerapkan badits, diatas karena dapat dijadikan sebagai isyarat-
isyarat manajemen. Serta dengan menerapkan isyarat-isyarat tersebut suatu
manajemen bisa menghasilkan mutu lembaga pendidikan yang lebih baik lagi.
Dan bisa mengeluarkan output yang berkualitas.
20
Mujamil Qomar. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Islam, (Jakarta:
Erlangga. 2007), h. 31-32.
14
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Herujito, Yayat M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasindo.
Qomar, Mujamil. (2007). Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Islam, Jakarta: Erlangga.
Murata, Sachiko dan William C.Chittick. (1997). Trilogi Islam: Islam, Iman, dan Ihsan,
terjemah: Ghufron A., Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zaini, Ahmad Afan. (2015). Urgensi Manajemen Pendidikan Islam, Jurnal Ulumul Qura, Vol.
5, No. 1.
Ma’ruf, M. (2015). Konsep Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an dan Hadis,
Didaktika Religia, Vol. 3, No. 2.
16