Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Al-Hadis Manajemen
Disusun oleh :
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Maret 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT dan berkat rahmat serta karunia-Nya, makalah
dengan berjudul ORGANISASI DAN PRINSIP DASAR MANEJEMEN dapat kami
selesaikan dengan lancar. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak
Sugeng Ali Mansur pada mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Al-Hadis Manajemen. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang pengertian
dari organisasi dan prinsip dasar manajemen.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Sugeng Ali Mansur selaku
dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Al-Hadis Manajemen. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................21
3.2 Saran..................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana dipahami bahwa tujuan dan tugas manusia adalah hanya untuk
menyembah kepada Allah. Indikasinya tugasnya berupa ibadah dan tugas sebagai khalifah.
Tujuan dan sifat dasarnya meningkatkan kesetiaan kepada Allah, mencerdaskan akal, dan
membentuk kepribadian yang sosial dan berakhlak yang baik.
4
Oleh sebab itu, dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya adalah proses perubahan
manusia ke arah yang lebih baik, proses ini berlangsung terus menerus dan bersifat dinamis
dan tidak bersifat statis, jika bersifat statis ia akan hilang arah kebaikannya. Karenanya
semakin dinamis seorang individu dan komunitas masyarakat maka akan semakin baik
pula proses pendidikan dan kehidupannya, sebab jika gerak dinamis ini hilang maka yang
terjadi adalah “kematian pendidikan” dalam kehidupannya. Karenanya pendidikan
sepanjang hayat hanya bisa dimaknai dan berjalan kalau gerak dinamis ini tetapi masih
bisa dipertahankan.1
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian manajemen berdasarkan al-qur’an dan hadis.
2. Menjelaskan konsep manajemen berdasarkan al-qur'an dan hadis.
3. Menjelaskan fungsi manajemen berdasarkan al-qur'an dan hadis.
4. Menjelaskan kepemimpinan dan tanggung jawab.
1
Junaidi, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen dalam Islam (Kajian Pendidikan Menurut Hadis Nabi), Al-Idarah:
Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam, Vol. 1, No.1, (Januari-Juni, 2017), 119-130.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Islam mengenal dan mengajarkan managemen sejak diutusnya rasul pertama yaitu
Adam AS. Ajaran Islam tersebut dapat ditemukan dalam dua sumber pokoknya, yaitu Al-
Qur’an dan Al-Sunnah. Oleh karenanya jika berbicara mengenai sumbersumber paradigma
tentang managemen berarti kita akan berbicara sumber-sumber itu sendiri, yaitu al-Qur’an
dan al-Sunnah. Sedangkan paradigma sendiri yang dimaksudkan adalah suatu kerangkan
berpikir. yakni suatu kerangka berfikir yang diterapkan Islam dalam upaya mengelola.
Paradigma yang dimaksud bersumber dari wahyu yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah dengan
pengalaman sejarah dan institusi. Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang paling
otentik dan otoritatif yang memuat aturan-aturan yang bersifat umum-normatif-imperatif.
Semua produk hukum yang dihasilkan oleh para ulama’ harus bersumber dan tidak boleh
menyimpang dari prinsipprinsip dasar dalam al-Qur’an. Demikian itu al-Qur’an berfungsi
sebagai petunjuk kepada manusia untuk mengarungi kehidupan baik di dunia maupun di
ahirat.
Al Quran dan hadits diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut segala aspek
kehidupan manusia. Penafsiran atas Al Quran dan Hadits perlu senantiasa dilakukan. Hal
ini penting dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan
pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan pemikiran
manusia dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi manusia. Dalam
Webster, News Collegiate Dictionary disebutkan bahwa manajemen berasal dari kata to
manage berasal dari bahasa Italia “managgio” dari kata “managgiare” yang diambil dari
bahasa Latin, dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
Managere diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan
kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan. Pengertian manajemen dalam kamus tersebut memberikan gambaran bahwa
manajemen adalah suatu kemampuan atau ketrampilan membimbing, mengawasi dan
memperlakukan/mengurus sesuatu dengan seksama untuk mencapai tujuan yang telah
6
ditetapkan. Dalam sudut pandang Islam manajemen diistilahkan dengan menggunakan
kata al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang
banyak terdapat dalam Al Qur’an Surah As-sajadah ayat 5 seperti firman Allah SWT :
Artinya: “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (segala
urusan) itu naik kepada-Nya pada hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.”
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur
alam (Al Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah
SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah
dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan
sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.2
Manajemen dalam bahasa Arab sering dibahasakan dengan idaarah diambil dari
kata adartasy syai’ah atau perkataan adarta bihi, didasarkan juga pada kata ad- dauran.
Namun istilah idaarah tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an.3
Selain itu, dalam Al-Qur'an juga terdapat ayat-ayat yang menyebutkan Allah
sebagai "Ar-Rabbu", yang berarti "Penguasa" atau "Pemilik". Sebagai contoh, dalam surah
2
Muh. Afta Noer, Manajemen dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis, (April, 2022), 1-11.
3
Siti Khoirul Munawaroh. (2021). MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Jurnal Indonesia Sosial
Teknolog, 2(8), 1402-1431.
7
Al-Fatihah ayat 1, Allah disebut sebagai "Ar-Rahman" dan "Ar-Rahim", yang keduanya
memiliki makna "Yang Maha Pemurah". Hal ini menunjukkan bahwa Allah memiliki
kuasa atas segala sesuatu, termasuk dalam mengatur dan memimpin kehidupan manusia.
1. At-Tadbir (pengaturan)
Artinya: dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. As-
Sajadah 32:5).4
Allah SWT adalah Penguasa yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi,
dan kita sebagai manusia seharusnya berusaha untuk melakukan amal kebaikan dan
berkontribusi dalam menjaga tatanan dan keseimbangan alam semesta yang telah Allah
ciptakan.
4
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya (Jakarta, 2011).
8
Menurut Ibn Katsir bahwa ayat diatas menjelaskan tentang Allah swt mengatur
semua urusan apa yang ada diatas laingi dan di tanah, dengan asumsi lain bahwa Allah
Swt menurunkan secara pelan-pelan urusan dari atas langit ke penjuru bumi.5 Sedangkan
menurut Abuddin Nata, bahwa kata “Yadabbiru” dalam QS. As- Sajadah ayat 5 artinya
mengatur, mengurus, me-manage, membina, mengarahkan, merencanakan, melaksanakan
dan mengawasi.
Pada proses mengatur dan membina harus menggunakan waktu yang baik.
Sehingga dalam mengorganisir dapat berjalan sebagaimana apa yang telah diinginkan
sesuai tujuannya. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS Al-Asr ayat 1-3.
Pada proses mengatur Persefktif Qurais Sihab dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan
ada ketiga golongan manusia yang akan selamat dari kerugian kehidupan di dunia ini, yaitu
beriman, mengerjakan kebajikan dan saling menasehati dalam hal kebaikan dan kesabaran.
Ayat diatas juga menjelaskan bahwa sebuah kehidupan di dunia ini perlu diatur dengan
baik agar nanti di alam akhirat kita tidak termasuk individu-individu yang merasakan rugi.7
2. Ar-Rabbu (Penguasa)
Dalam fungsi manajemen, mengatur adalah bagian penting yang tidak bisa
dipisahkan dalam memastikan sebuah kegiatan berjalan dengan baik dan efektif. Dalam
Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang menunjukkan pentingnya mengatur dalam kehidupan,
5
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz: 21, 22, 23, 24, ed. Arif Rahman (Surakarta: Insan Kamil, 2015).
6
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya (Jakarta, 2011).
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 15, (Tanggerang: PT.
Lentera Hati, 2017).
9
baik itu dalam hal kegiatan sehari-hari maupun dalam menjalankan tugas-tugas yang lebih
besar.
Sebagai contoh, dalam surah Al-Fatihah ayat 6, kita memohon kepada Allah SWT
untuk membimbing kita di jalan yang lurus. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki
rencana atau strategi yang jelas dalam menghadapi kehidupan, sehingga kita dapat
mencapai tujuan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Sedangkan dalam surah Asy-Syu'ara ayat 23-24 Allah SWT berfirman:
ِّ ت َو اٱْل َ ار
َض َو َما َب اينَ ُه َما ۖ ِّإن ُكنتُم ُّموقِّنِّين َّ ع او ُن َو َما َربُّ اٱل َٰ َع َل ِّمينَ قَا َل َربُّ ٱل
ِّ س َٰ َم َٰ َو َ قَا َل فِّ ار
Artinya: Fir’aun bertanya : “siapa Tuhan semesta alam itu?”, Musa menjawab: “Tuhan
pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang diantara keduanya (itulah Tuhanmu), jikan
kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya”. (QS. Asy- Syu’ara/26: 23-24).8
Manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan empat komponen yang ada yaitu
(POAC) planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan)
dan controlling (pengawasan). Dan empat komponen tersebut di jelaskan di beberapa ayat
al-Qur’an dan Hadits. Untuk lebih jelasnya maka akan penulis uraikan satu persatu sebagai
berikut:10
8
7 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya.
9
Siti Khoirul Munawaroh. (2021). MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Jurnal Indonesia Sosial
Teknolog, 2(8), 1402-1431.
10
Ali Muhammad Taufik, 2004, Praktik Manajemen Berbasis Al Quran, Jakarta: Gema Insani, 1-176.
10
a. Perencanaan (Planning)
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses
perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:
11
Surat Al Hasyr ayat 18 :
ٰ ت ِّلغَد َواتَّقُوا
ٰ ّللاَ ۗا َِّّن
ّللاَ َخ ِّبيار ۢ ِّب َما ٰ َٰياَيُّ َها الَّ ِّذيانَ َٰا َمنُوا اتَّقُوا
ُ ّللاَ َو الت َ ان
ظ ار نَ افس َّما قَدَّ َم ا
َت َ اع َملُ اون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al Hasyr ayat 18).
Suatu contoh perencanaan yang gemilang dan terasa sampai sekarang adalah
peristiwa khalwat dari Rasulullah di gua hira. Tujuan Rasulullah Saw berkhalwat dan
12
bertafakkur dalam gua Hira‟ tersebut adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
pada masyarakat Mekkah. Selain itu, beliau juga mendapatkan ketenangan dalam dirinya
serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, mencari jalan memenuhi
kerinduannya yang selalu makin besar, dan mencapai ma‟rifat serta mengetahui rahasia
alam semesta.
Pada usia 40 tahun, dalam keadaan khalwat Rasulullah Saw menerima wahyu
pertama. Jibril memeluk tubuh Rasulullah Saw ketika beliau ketakutan. Tindakan Jibril
tersebut merupakan terapi menghilangkan segala perasaan takut yang terpendam di lubuk
hati beliau. Pelukan erat itu mampu membuat Rasulullah Saw tersentak walau kemudian
membalasnya. Sebuah tindakan refleks yang melambangkan sikap berani. Setelah kejadian
itu, Rasulullah Saw tidak pernah dihinggapi rasa takut, apalagi bimbang dalam
menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia. Pendidikan Islam mempunyai kedudukan
yang tinggi, ini dibuktikan dengan wahyu pertama di atas yang disampaikan Rasulullah
Saw bagi pendidikan. Beliau menyatakan bahwa pendidikan atau menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap orang, laki-laki dan perempuan. Rasulullah Saw diutus dengan tujuan untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Itulah yang menjadi visi pendidikan pada masa
Rasulullah Saw.
Contoh lain dari perencanaan yang dilakukan Rasulullah Saw dapat ditemukan
ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah (shulhul Hudaibiyyah). Dari perjanjian tersebut
terkesan Rasulullah Saw kalah dalam berdiplomasi dan terpaksa menyetujui beberapa hal
yang berpihak kepada kafir Quraisy. Kesan tersebut ternyata terbukti sebaliknya setelah
perjanjian tersebut disepakati. Disinilah terlihat kelihaian Rasulullah Saw dan pandangan
beliau yang jauh ke depan. Rasulullah Saw adalah insan yang selalu mengutamakan
kebaikan yang kekal dibandingkan kebaikan yang hanya bersifat sementara. Walaupun
perjanjian itu amat berat sebelah, Rasulullah Saw menerimanya karena memberikan
manfaat di masa depan saat umat Islam berhasil membuka kota Mekkah (fath al Makkah)
pada tahun ke-8 Hijriyah (dua tahun setelah perjanjian Hudaibiyah).
b. Pengorganisasian (Organizing)
13
Pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasiakan dan
mendistribusiakan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi.
Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang
atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesipik atau
beberapa sasaran.
Ali Bin Talib berkata : “Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat dikalahkan oleh
kebatilan yang terorganisasi”.
14
علَ اي ُك ام اِّ اذ ُك انت ُ ام ا َ اعدَ ۤا ًء ِّ ٰ َّللا َج ِّم ايعًا َّو َْل تَفَ َّرقُ اوا ۖ َوا اذ ُك ُر اوا نِّ اع َمت
َ ّللا ِّ ٰ َص ُم اوا ِّب َح اب ِّلِّ َوا اعت
ار فَا َ انقَذَ ُك ام ِّم ان َهاِّ َّشفَا ُح اف َرة ِّمنَ الن َ ع َٰلى ف َبيانَ قُلُ او ِّب ُك ام فَا َ ا
َ ص َبحا ت ُ ام ِّب ِّن اع َم ِّته ا اِّخ َوانًا َو ُك انت ُ ام َ َّۗفَاَل
َّللاُ لَ ُك ام َٰا َٰيتِّه لَ َعلَّ ُك ام ت َ اهتَد اُونٰ َك َٰذلِّكَ يُبَ ِّي ُن
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Q.S.Ali Imran ayat 103).
Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Sementara itu
pengorganisasian dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, Ramayulis menyatakan
bahwa “Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan
jelas.
Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang
majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk, awalnya musuh menderita kekalahan.
Mengetahui musuh kocar-kacir, para pemanah muslim meninggalkan pos-pos mereka di
15
bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada sisi lain, musuh mengambil
kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim dari arah bukit ini. Banyak dari
kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami luka yang sangat parah.
Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan menuju Makkah dengan merasa
suatu kesuksesan.
Dari cerita sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertulis di atas, dapat diketahui
suatu tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada pasukan
pemanah untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan
pemanah lalai dari perintah atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya dari
atas bukit untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa disadari
musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada kekalahan pasukan
muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan melaksanakan perintah pimpinan
(Nabi Muhammad SAW) tentu ceritanya akan lain.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan kerja sudah barang tentu yang paling penting dalam fungsi
manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat tingkat teratas sampai terbawah berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara
terbaik dan benar.
Karena tindakan pelaksanaan sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga
memberikan motivating untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar
dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang ingin dicapai, disertai
memberikan motivasi–motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa
menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.
16
Menurut Hadari Nawawi bimbingan berarti memelihara, menjaga dan
menunjukkan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun
fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Dalam
realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagi berikut:
Suatu contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan pada pribadi
agung, Nabi Muhammad Saw. ketika ia memerintahkan sesuatu pekerjaan, beliau
menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah Saw adalah al
Qur‟an yang hidup (the living Qur‟an). Artinya, pada diri Rasulullah Saw tercermin semua
ajaran Al-Qur‟an dalam bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah
Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan
dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah Saw.
d. Pengawasan (Controlling)
17
benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula. Pengawasan adalah salah
satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengawasan/pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan. Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam al Quran
Surah As-Syura ayat 6 sebagai berikut:
Fungsi manajemen dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai
berikut: Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Suatu malam aku
menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi bangun
untuk menunaikan shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali (dengan air yang
sedikit) dan kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu` Beliau.
Aku menghampiri Beliau dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau memutarku ke arah sebelah
kanannya dan meneruskan shalatnya sesuai yang dikehendaki Allah.”11
2. Human Skills : kemampuan dalam membangun relasi dan dapat bekerja sama dengan
orang lain adalah kualifikasi yang dipersyaratkan seorang pemimpin baik dalam situasi
11
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta: Gema Insani, 1-217.
18
formal maupun informal. Untuk membangun relasi yang lebih baik harus dikembangkan
sikap resfek dan saling menghargai satu sama lain.
3. Conceptual Skills : pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu memberi
solusi yang tepat yang timbul daripemikirannya yang cerdas suatu persoalan.12
Dalam konsep Islam, kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin telah
dirumuskan dalam suatu cakupan sebagai berikut:
b. Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, tidak boleh
orang dhalim, fasiq, berbut keji, lalai akan perintah Allah Swt dan melanggar batas-
batasnya. Pemimpin yang dhalim, batal kepemimpinannya.
12
Prof. Dr. H. Engkoswara Dan Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., Administrasi Pendidikan, (Bandung : ALFABETA,
2012), Hal. . 178
19
“Apabila diserahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya maka tungguhlah
kehancuran suatu saat”.
d. Senantiasa menggunakan hukum yang telah ditetapkan Allah, seperti yang Allah
jelaskan dalam al-Qur‟an perintah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri (ulama
dan umara). Oleh karena Allah berfirman “Taatlah kepada Allah”,yakni ikutilah kitab-nya,
“dan taatlah kepada Rasul”, yakni pegang teguhlah sunnahnya, “dan kepada Ulim Amri di
antara kamu”, yakni terhadap ketaatan yang mereka perintahkan kepadamu, berupa
ketaatan kepada Allah bukan ketaatan kepada kemaksiatan terhadap-Nya. Kemudian
apabila kamu berselisih tentang suatu hal maka kembalilah kepada al-Qur‟an dan hadits.13
a. Profesional
13
Ibnu Katsir, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (terj), M. Nasib Ar-Rifa‟i, (Jakarta: Gema Insani, 1999), Hal. . 740-
741
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Integritas dan kejujuran merupakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh dalam
mengelola organisasi. Setiap anggota organisasi harus memiliki integritas dan selalu berpegang
pada prinsip kejujuran dalam bertindak. Keadilan merupakan prinsip dasar yang harus
diterapkan dalam mengelola organisasi. Setiap keputusan yang diambil harus adil untuk semua
pihak yang terlibat. Tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting dalam mengelola
organisasi. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab
yang diembannya.
Inovasi dan kreativitas sangat dianjurkan dalam mengelola organisasi. Inovasi dan
kreativitas dapat membantu organisasi berkembang dan tetap relevan di era yang terus berubah.
Dalam rangka mengelola organisasi secara efektif dan efisien, para pemimpin dan anggota
organisasi dapat mempelajari lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip dasar manajemen yang
terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadis. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
tersebut, diharapkan organisasi dapat mencapai tujuannya secara optimal dan memberikan
manfaat yang luas bagi masyarakat.
3.2 Saran
Untuk memahami ilmu studi al-qur’an dan al-hadis, diperlukan sumber referensi
terpercaya yang disertai studi komprehensif dan belajar dengan guru yang sanad keilmuannya
jelas, sehingga ilmu dapat diterima dengan baik dan mencegah timbulnya kesalahpahaman atau
kesesatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Hafidudin, D. & Tanjung, H. (2003). Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani.
Jannah, M., Yuniarti, E., & Rahmi. (2022). Prinsip Manajemen dalam Al-Qur’an dan Hadis.
Junaidi. (2017). Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen dalam Islam (Kajian Pendidikan Menurut
Hadis Nabi), Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam, Vol. 1, No.1, 119-
130.
22