Anda di halaman 1dari 2

1.

Perbedaan yang bisa dilihat dari sistim ekonomi menurut Pancasila dan UUD 1945 yakni,
⩺Pada sistim ekonomi yang berlandaskan Pancasila, dalam penerapannya pada sistim
perekonomian ini lebih mengara ke arah yang General. Maksud General di sini yakni
sistim perekonomiannya lebih mengarah kepada kebiasaan mendasar serta acuan yang
ada pada negara republik Indonesia. Sebagai contoh dalam sistim perekonomian yang
berlandaskan Pancasila ini lebih mengerti serta memahami culture yang ada pada
masyarakat kita karena culture masyarakat kita tercermin pada 5 sila yang ada di
Pancasila seperti,
1. Ketuhanan yang maha esa : Prinsip serta sistim ekonomi harus berketuhanan
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab :Sistim ekonomi harus adil serta memiliki
norma
3. Persatuan Indonesia : sistim ekonomi harus bisa memberi rasa persatuan serta
kekeluargaan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. : sistim ekonomi harus dapat berjalan dengan demokrasi.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Sistim ekonomi harus adil serta
merata dan memberi kesempatan kepada siapa pun.

Dalam praktiknya sistim perekonomian diindonesia harus memenuhi 5 kriteria


tersebut jika ingin berjalan di Indonesia.
⩺Pada sistim ekonomi menurut UUD 1945 Pasal 33, jika kita bedah masing-masing
akan diperoleh hasil.

Ayat 1 : “Perekonomian  disusun  sebagai  usaha  bersama  berdasar  atas  asas


kekeluargaan.
Maknanya perekonomian diindonesia ini harus berjalan dengan azaz kekeluargaan,
contohnya seperti koperasi.

Ayat 2 : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Maknanya sektor-sektor perusahaan atau usaha yang penting serta berkaotan dengan
khalayak luas ini harus dimiliki negara, hal ini diupayakan agar negara dapat stabil
dengan kebutuhan masyarakat yang terpenuhi sehingga kegiatan perekonomian di sektor
lainnya dapat berjalan lancar dan tidak terganggu.

Ayat 3: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Maknanya, seperti sebelumnya hal ini dilakukan untuk kepentingan perekonomian agar
ekonomi dapat berjalan tanpa terhambat pasukan kebutuhan pokok stimulus kegiatan
perekonomian.

Inti dari perbedaan penerapan sistim perekonomian Pancasila dan UUD 1945 Pasal 33
ayat 11 yakni,
Sistim perekonomian Pancasila : jika pada Pancasila sistim perekonomian yang berlaku
pada Indonesia harus berlandaskan Pancasila yang mencerminkan kehidupan bangsa dan
negara Indonesia secara umum yang sudah berjalan dan menjadi kebiasaan masyarakat.

Sistim perekonomian Pasal 33 ayat 1 : pada undang-undang ini mespesifikan tentang


bagaimana perekonomian diindonesia ini bisa berjalan dan bisa menjamin kelancaran
didalamnya dengan beberapa aturan yang sudah ditetapkan didalamnya. Hal ini
dilakukan guna menjaga kelancaran sistim perekonomian secara makro karena sektor
vital perekonomian yang menyangkut hajat banyak warga negara dikuasai oleh
pemerintah.

2. Sistem perekonomian yang dipilih suatu negara tentu saja menentukan kemajuan serta
keberhasilan pembangunan ekonomi negara. Contoh hal ini bisa dilihat pada USSR atau sekarang
dikenal sebagai negara rusia. Sebelum negara rusia saat ini terbentuk negara ini dulunya bernama
USSR atau Union of Soviet Socialist Republics. USSR ini runtuh karena kebijakan
perekonomiannya yang kurang matang serta terlalu konservatif dalam menjalin hubungan
diplomatik dengan negara lain.
Selain hal tersebut ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elite terhadap penerapan sistem
komunisme ditambah susahnya pemerataan kesejahteraan dan perkembangan ekonomi daerah
akibat sistim ekonomi sentralistik membuat sistim negara USSR ini semakin terpuruk.

Hal ini membuat negara USSR ini runtuh karena banyaknya gejolak tidakpuasan yang ditimbulkan
oleh kebijakan-kebijakan pemerintahnya. Alhasil negara ini runtuh dan menjadi banyak negara -
negara kecil pecahan dari USSR ini seperti Russia, Kazazhtan, Belarus, Azarbaijan dan lainnya.
Contoh kasus ini bisa menjadi acuan bahwasanya penerapan perekonomian di suatu negara harus
direncanakan dengan matang serta sesuai culture masyarakatnya serta tidak otoriter guna
menghindari ketidakpuasan masyarakat serta ketidakstabilan perekonomian yang menyebabkan
ekonomi runtuh.

3. Terdapat 3 indikator dalam menilai atau melihat sistem perekonomian suatu negara, hal tersebut
yakni,
1. Sampai seberapa besar intervensi pemerintah dalam perekonomian.
Indikator ini digunakan untuk menilai peran pemerintah dalam suatu negara. Jika suatu
negara peran pemerintah dalam menerapkan kebijakan-kebijakan perekonomian progresif
dan otoriter maka sistem perekonomian negara terebut bisa dibilang sosialis, namun jika
suatu negara cenderung tidak ikut campur terkait kebijakan perekonomian dinegaranya
maka suatu negara bisa disebut memili sistem perekonomian kapitalis.

2. Seberapa besar keleluasaan masyarakat dalam berekonomi.


Jika masyarakat cenderung dalam melakukan perdagangan bisa melakukannya bebas tanpa
terikat peraturan yang ditetapkan pemerintah seperti jumlah maksimal pasar yang bisa
dikuasai oleh penjual, maka bisa dikatakan suatu negara memiliki sistim perekonomian
kapitalis, hal ini berlaku sebaliknya. Jika suatu negara yang mengatur masyarakatnya dalam
berdagang dengan memberi peraturan ketat dalam berkegiatan ekonominya maka negara ini
cenderung memiliki sistim perekonomian sosialis-komunisme.

3. Seberapa besar kepemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi suatu negara.
Jika terdapat negara yang mengatur dengan mutlak bahwasanya seluruh sektor aspek
penggerak perekonomian harus dikuasai negara demi kemaslahatan bersama, maka dapat
dipastikan negara tersebut bersistem sosialis – komunisme dalam perekonomiannya. Lalu
jika satu negara membiarkan pihak asing (investor) masuk kenegarannya untuk
menanamkan modalnya serta mengelola sumber daya alam dan lainnya yang ada di negara,
maka dapat dipastikan negara tersebut memiliki sistim kapitalisme dalam perekonomiannya.

Anda mungkin juga menyukai