Anda di halaman 1dari 27

Yuliana Onang, STP

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
1 Hakekat Ekonomi Kerakyatan
Materi Pokok

I. Defenisi Ekonomi Kerakyatan


II. Prinsip-Prinsip dasar ekonomi
Kerakyatan
III. Perbedaan Ekonomi Kerakyatan
dan ekonomi Pancasila
Pengertian Ekonomi Kerakyatan

• Menurut Soeharto Prawirokusumo (2001)


Ekonomi kerakyatan adalah sistem perekonomian
yang di mana pelaksanaan kegiatan,
pengawasannya, dan hasil dari kegiatan ekonomi
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
• Menurut ILO169 tahun 1989 memberi definisi
ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional
yang menjadi basis kehidupan masyarakat local
dalam mempertahan kehidupannnya
Pengertian Ekonomi Kerakyatan

• Menurut Mubaryo, dalam bukunya yang berjudul : Reformasi


Sistem Ekonomi (dari Kapitalis Menuju Ekonomi Kerakyatan),
menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang
demokratis yang ditujukan untuk kemakmuran rakyat kecil.
• menurut Zulkarnain, di dalam bukunya yang berjudul:
Kewirausahaan (Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah dan penduduk Miskin), ekonomi kerakyatan
adalah suatu sistem ekonomi yang harus di anut sesuai
dengan falsafah negara kita yang menyangkut dua aspek,
yakni keadilan dan demokrasi ekonomi, serta keberpihakan
kepada ekonomi rakyat.
Pengertian Ekonomi Kerakyatan

• Menurut A. Simarmata Istilah demokrasi ekonomi


yang secara tegas terdapat pasal penjelasan, dapat
ditafsirkan sebagai setara dengan ekonomi
kerakyatan. Penjelasan pasal 33 UUD 45 menyatakan
bahwa ekonomi kerakyatan yakni sistem ekonomi
dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua, serta dibawah pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Dengan demikian salah satu pilar dari
demokrasi ekonomi itu adalah keikutsertaan semua
orang dalam kegiatan produksi.
3 prinsip
perekonomian
dasar disusun sebagai
usaha bersama
Ekonomi berdasar atas azas
Kerakya kekeluargaan;
SEBAGAI USAHA
atan
BERSAMA
cabang-cabang
produksi yang
penting bagi negara
dan yang menguasai
CABANG PRODUKSI hajat hidup orang
PRINSIP YANG PENTING BAGI banyak dikuasai oleh
DASAR NEGARA negara
bumi, air, dan segala
kekayaan yang
terkandung
BUMI DAN SEGALA didalamnya dikuasai
ISINYA DIKUASAI OLEH oleh negara dan
dipergunakan bagi
NEGARA sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
 
CIRI-CIRI EKONOMI KERAKAYATAN

1 PERANAN VITAL NEGERA (PEMERINTAH)

2 Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan,


partisipasi, dan keberlanjutan
Mekanisme alokasi melalui perencanaan
3 pemerintah, mekanisme pasar, dan kerjasama
(kooperasi).

4 Pemerataan penguasaan faktor produksi

Koperasi sebagai sokoguru perekonomian


5

6 POLA HUBUNGAN KEMITRAAN

7 KEPEMILIKAN SAHAMOLEH PEKERJA


Sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 33 ayat 2 dan 3
UUD 1945, negara memainkan peranan yang sangat
penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Peranan
negara tidak hanya terbatas sebagai pengatur jalannya
roda perekonomian. Melalui pendirian Badan-badan
PERANAN Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu untuk
VITAL NEGERA menyelenggarakan cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
(PEMERINTAH orang banyak, negara dapat terlibat secara langsung
dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan ekonomi
tersebut. Tujuannya adalah untuk menjamin agar
kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan
daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk
produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang, yang
memungkinkan ditinda
Efisiensi dalam sistem ekonomi
Efisiensi kerakyatan tidak hanya dipahami
ekonomi dalam perspektif jangka pendek dan
berdasar atas berdimensi keuangan, melainkan
keadilan, dipahami secara komprehensif dalam
partisipasi, arti memperhatikan baik aspek
dan kualitatif dan kuantitatif, keuangan
keberlanjutan dan non-keuangan, maupun aspek
kelestarian lingkungan. Politik
ekonomi kerakyatan memang tidak
didasarkan atas pemerataan,
pertumbuhan, dan stabilitas,
melainkan atas keadilan, partisipasi,
dan keberlanjutan.
Mekanisme alokasi dalam sistem ekonomi
kerakyatan, kecuali untuk cabang-cabang
Mekanisme produksi yang penting bagi negara dan
alokasi yang menguasai hajat hidup orang
melalui banyak, tetap di dasarkan atas mekanisme
pasar. Tetapi mekanisme pasar bukan
perencanaan satu-satunya. Selain melalui mekanisme
pemerintah, pasar, alokasi juga didorong untuk
mekanisme diselenggarakan melalui mekanisme
usaha bersama (koperasi). Mekanisme
pasar, dan pasar dan koperasi dapat diibaratkan
kerjasama seperti dua sisi dari sekeping mata uang
(koperasi) yang sama dalam mekanisme alokasi
sistem ekonomi kerakyatan.
Sejalan dengan amanat penjelasan pasal
33 UUD 1945, penyelenggaraan pasar dan
koperasi dalam sistem ekonomi
Pemerataan kerakyatan harus dilakukan dengan terus
menerus melakukan penataan
penguasaan kelembagaan, yaitu dengan cara
faktor memeratakan penguasaan modal atau
produksi faktor-faktor produksi kepada segenap
lapisan anggota masyarakat. Proses
sistematis untuk mendemokratisasikan
penguasaan faktor-faktor produksi atau
peningkatan kedaulatan ekonomi rakyat
inilah yang menjadi substansi sistem
ekonomi kerakyatan.
Berdasrkan Pasal 33 UUD 1945, keikutsertaan anggota
Koperasi masyarakat dalam memiliki faktor-faktor produksi itulah
antara lain yang menyebabkan dinyatakannya koperasi
sebagai sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem
ekonomi kerakyatan. Sebagaimana diketahui,
sokoguru perbedaan koperasi dari perusahaan perseroan terletak
perekonom pada diterapkannya prinsip keterbukaan bagi semua
pihak yang mempunyai kepentingan dalam lapangan
ian usaha yang dijalankan oleh koperasi untuk turut
menjadi anggota koperasi.
Pada koperasi memang terdapat perbedaan
mendasar yang membedakannya dengan bentuk-
Pola bentuk perusahaan yang lain. Di antaranya adalah
pada dihilangkannya pemilahan buruh-majikan, yaitu
hubungan diikutsertakannya buruh sebagai pemilik perusahaan
atau anggota koperasi. Sebagaimana ditegaskan oleh
produksi Bung Hatta, “Pada koperasi tak ada majikan dan tak
ada buruh, semuanya pekerja yang bekerjasama
kemitraan, untuk menyelenggarakan keperluan bersama”.
bukan Karakter utama ekonomi kerakyatan pada dasarnya
terletak pada dihilangkannya watak individualistis dan
buruh- kapitalistis dari wajah perekonomian Indonesia.
Secara mikro hal itu antara lain berarti
majikan diikutsertakannya pelanggan dan buruh sebagai
anggota koperasi atau pemilik perusahaan. Sedangkan
secara makro hal itu berarti ditegakkannya kedaulatan
ekonomi rakyat dan diletakkannya kemakmuran
masyarakat di atas kemakmuran orang seorang
Dengan diangkatnya kerakyatan sebagai prinsip dasar
sistem perekonomian Indonesia, prinsip itu dengan
sendirinya tidak hanya memiliki kedudukan penting
dalam menentukan corak perekonomian yang harus
diselenggarakan oleh negara pada tingkat makro. Ia juga
Kepemilika memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
menentukan corak perusahaan yang harus
n saham dikembangkan pada tingkat mikro. Perusahaan
hendaknya dikembangkan sebagai bangun usaha yang
oleh dimiliki dan dikelola secara kolektif (kooperatif) melalui
penerapan pola-pola kepemilikan saham oleh pekerja.
pekerja Penegakan kedaulatan ekonomi rakyat dan pengutamaan
kemakmuran masyarakat di atas kemakmuran orang
seorang hanya dapat dilakukan dengan menerapkan
prinsip tersebut.
Peran Negara dalam Ekonomi
1) Menyusun perekonomian sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan, mengembangkan koperasi (Pasal 33 ayat 1).
2) Menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak mengembangkan BUMN
(Pasal 33 ayat 2).
3) Menguasai dan memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala
kekayaan yang terkandung di dalamnya bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3).
4) Mengelola anggaran negara untuk kesejahteraan rakyat
memberlakukan pajak progresif dan memberikan subsidi.
5) Menjaga stabilitas moneter.
6) Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2).
7) Memelihara fakir miskin dan anak terlantar (Pasal 34).
TUJUAN DAN SASARAN EKONOMI
KERAKYATAN
Tersedianya peluang kerja dan penghidupan
yang layak bagi seluruh anggota
masyarakat.
Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi
anggota masyarakat
ekonomi pancasila yangekonomi
adalah sistem membutuhkan,
terutama fakir
suatu negara miskin
yang dan anak-anak
menerapkan nilai-nilai dan terlantar
bermoral pancasila sebagai sumber referensi
Terdistribusikannya kepemilikan modal
kegiatan dan kebijakan ekonomi.
material secara relatif merata di antara
anggota masyarakat
Terselenggaranya pendidikan nasional secara
cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat
Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota
masyarakat untuk mendirikan dan
menjadi anggota serikat-serikat ekonomi.
Kelebihan Ekopnomi Kerakyatan

1) Mewujudkan kedaulatan rakyat.


2) Dapat merangsang suatu kegiatan ekonomi
yang lebih produktif di tingkat rakyat sekaligus
bisa melahirkan jiwa kewirausahaan.
3) Transaksi antara produksi, distribusi dan
konsumsi sangat baik.
4) Hubungan antara produksi, distribusi dan juga
konsumsi akan saling membutuhkan dan sangat
baik.
Kekurangan Ekonomi Kerakyatan

1) Dalam ekonomi ini akan terjadi praktek membagi-bagi uang kepada


rakyat, peraktek ini sangat tidak menguntungkan bagi pihak
manapun, termasuk rakyat itu sendiri.
2) Aksi membagi-bagi uang ini secara tidak sadar bisa
mengakibatkan usaha mikro atau kecil dan menengah serta koperasi
yang selama ini tidak berdaya bisa bersaing dalam suatu mekanisme
pasar, bisa menjadi sangat bergantung pada aksi tersebut.
3) Masih kurangnya pengetahuan rakyat mengenai Investasi, akibatnya
bisa mengakibatkan kemiskinan terlalu lama atau perputaran roda
yang lambat.
4) Kurangnya suatu penerapan dari manajemen.
5) Tidak adanya dukungan yang optimal dari pemerintah,
walaupun peran pemerintah sangat penting tapi tidak dominan.
6) Harus di awasi, bila tidak diawasi dengan baik akan banyak koruptor
III. Perbedaan Ekonomi Kerakyatan dan
Sistem Ekonomi Pancasila

Defenisi ekonomi pancasila adalah


sistem ekonomi suatu negara yang
menerapkan nilai-nilai dan bermoral
pancasila sebagai sumber referensi
kegiatan dan kebijakan ekonomi
(Mubyarto dan Boediono 1981)
NILAI DARI SISTEM EKONOMI PANCASILA

nilai ketuhanan, artinya sistem ekonomi


1 berjalan tanpa mengabaikan nilai agama dan
etika.

Kedua, nilai kemanusiaan, artinya sistem


2 ekonomi mengedepankan prinsip humanis dan
tidak eksploitatif

Ketiga, nilai persatuan, artinya kegiatan ekonomi


3 dilakukan bersama-sama dengan
mengedepankan asas kekeluargaan moral

Keempat, nilai musyawarah atau demokrasi,


4 artinya prinsip ekonomi selaras dengan nilai-
nilai demokrasi

Kelima, nilai keadilan, artinya pengelolaan


5 sumberdaya ekonomi digunakan seadil-adilnya
untuk kemakmuran rakyat.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila
1) Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.
2) Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.
3) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.
4) Pengelolaan ekonomi dilakukan dengan pemufakatan lembaga perwakilan
rakyat.
5) Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat.
6) Kekayaan alam di bumi Indonesia dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat.
7) Hak milik perseorangan diakui oleh negara dengan tidak bertentangan
dengan kepentingan umum.
8) Daya kreasi ekonomi masyarakat tidak merugikan kepentingan umum.
9) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
Kelebihan sistem ekonomi pancasila

1) Pengelolaan ekonomi merupakan usaha


kolektif untuk mencapai kemakmuran
bersama.
2) Perekonomian nasional diutamakan
untuk kemakmuran rakyat.
3) Inovasi dan kreativitas individu
dikembangkan tanpa mengganggu
kepentingan umum.
Kekurangan Sistem ekonomi pancasila

1) Daya kreasi dan inovasi masyarakat


berpotensi mati karena dominasi negara
dalam pengelolaan perekonomian.
2) Keputusan ekonomi diambil secara lambat
karena perlu penyelarasan kepentingan
bersama.
3) Perekonomian berjalan secara tidak efisien
karena mengedepankan proses demokrasi
yang relatif lama.
Daftar Pustaka/Referensi
1. Mubyarto. (1999). Reformasi Sistem Ekonomi: Dari Kapitalisme menuju
Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Aditya Media Chemistry, karangan
2. Frida Rustiani. (1996). Pengembangan Ekonomi Rakyat Dalam
Globalisasi. Jakarta:AKATIGA-YAPIKA
3. Gunawan Sumodiningrat. (1998). Membangun Perekonomian Rakyat.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
4. Sumarjono dkk. (1994). Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta:
STPMD APMD
5. Soeharto Prawirokusumo. (2001). Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: BPFE
6. Mubyarto dan Boediono. (1981). Ekonomi Pancasila. Yogyakarta: BPFE
7. Mubyarto. (1987). Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan.
Jakarta: LP3ES
Sekian & trima kasih
EPANG GAWANG

Anda mungkin juga menyukai