MUSFIRA ( 21062052131 )
tiada habisnya kepada seluruh Umat-Nya . Dan tak lupa pula shalawat beriring salam
kita panjatkan kepada junjungan kita yang menjadi suri tauladan bagi kita semua dan
yang kita harapkan juga syafaatnya kelak di hari pembalasan yaitu Nabi besar
Muhammad saw.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Dosen
Dr.Hj.Erni Ratna Dewi, M.Si yang telah membimbing kami pada mata kuliah "
sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan
maupun isi dan penyusunan. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran
para pembaca yang sifatnya membangun demi penulisan makalah selanjutnya. Harapan
saya semoga apa yang di sajikan ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan bagi seluruh pihak yang membaca. Dan semoga Allah SWT senantiasa
Penulis
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi, maka
diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban, efektif dan efisien. Karena SDM
yang bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan segala potensi dan
kemampuannya melalui pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya.
Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang
amat penting dalam mewujudkan system pendidikan yang bermutu dan
berkelanjutan. Manajemen system pendidikan amat penting karena proses penataan
sumber daya pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan
pembelejaran, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, serta keterlibatan
secara terpadu dan simultan antara pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu
dimenej secara professional.
Artinya seluruh sumber daya pendidikan yang ada, tidak akan berpengaruh dalam
pembangunan SDM yang bermutu, apabila manajemen pendidikannya lemah.
Dengan demikian, manajemen pendidikan yang professional merupakan salah satu
kunci penting dalam membangun system pendidikan Nasional, dengan demikian
akan dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini mengenai Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Manajemen Lembaga Pendidikan Islam?
2. Apa dasar-dasar dari Manajemen Lembaga Pendidikan Islam?
3. Apa fungsi dari Manajemen Lembaga Pendidikan Islam?
4. Apa sajakah objek kajian dari Manajemen Lembaga Pendidikan Islam?
C.Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari Manjemen Lembaga
Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi bisa saya simpulkan bahwa yang dimaksud manajemen lembaga pendidikan
islam yaitu merupakan seperangkat aturan yang dilakukan dalam lembaga atau
sebuah tata kelola pengurus lembaga demi mencapai visi misi yang telah ditetapkan
oleh lembaga pendidikan islam tersebut.
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-
Qur’an, As-Sunnah serta perundang-undang yang berlaku di Indonesia.
1. Al-Qur’an
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hasyr [59] : 18)
Menurut Muhammad ‘Ali al-Shabuni, maksud dari kalimat yang
berwarna hijau adalah hendaknya masing-masing individu memerhatikan
amal-amal shalih apa yang diperbuat untuk menghadapi hari kiamat.
Ayat ini memberi pesan kepada orang-orang yang beriman untuk
memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen , pemikiran masa depan
yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis ini disebut
perencanaan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target, dan hasil-hasilnya di
masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
dengan tertib.
2. As-sunnah
(Imam Bukhari menyatakan) Muhammad bin Sinan menyampaikan (riwayat)
kepada kami, Qulaih bin Sulaiman telah menyampaikan (riwayat) kepada
kami, Hilal bin ‘Ali telah menyampaikan (riwayat) kepada kami, (riwayat itu)
dari Atha’, dari Yasar, dari Abu Hurairah ra yang berkata: Rasulullah SAW
berdabda: Apabila suatu amanah disia-siakan, maka tunggulah saat
kehancurannya. (Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakkan amanah itu
ya Rasulullah ? Beliau menjawab: Apabila suatu perkara diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.(HR.
Bukhari)
Hadits ini menarik dicermati karena menghubungkan antara amanah
dengan keahlian. Kalimat “Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya” merupakan
penjelas untuk kalimat pertama: “Apabila suatu amanah disia-siakan, maka
tunggulah saat kehancurannya.” Hadits ini ternyata memberikan peringatan
yang berperspektif manajerial karena amanah berarti menyerahkan suatu
perkara kepada seseorang yang profesional.
Hadits ini mendidik kita agar mengedepankan pertimbangan
profesional dalam menentukan pegawai yang diamanati suatu pekerjaan atau
tanggung jawab, terlebih dalam perkara yang menyangkut urusan orang
banyak.
3. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 1
disebutkan dalam Pasal 30 ayat 1 bahwa: “Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari
pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan”.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
manajemen. Tanpa perencanaan, pelaksanaan kegiatan akan mengalami
kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
c. Mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan.
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan
diselesaikan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha
dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Yang perlu diperhatikan
dalam pengorganisasian yakni pembagian tugas, wewenang, dan tanggung
jawab hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat,
pengetahuan, dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam
menjalankan tugas-tugas tersebut.
3. Pengoordinasian (coordinating)
Adanya bermacam-macam tugas/ pekerjaanyang dilakukan oleh banyak
orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya
koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat atau kesimpang siuran dalam tindakan. Dengan
adanya komunikasi yang baik setiap personel dapat bekerja sama untuk
menu ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.
4. Komunikasi
Komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak
memengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktiur organisasi.
5. Supervisi
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan
atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program
itu. Oleh karena itu supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-
kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
6. Kepegawaian (staffing)
Fungsi kepegawaian sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan
pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian dipikirkan dan diusahakan
untuk persona-persona yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam
struktur organisasi tertentu dipilih dengan yang sesuai dengan jabatannya.
7. Pembiayaan (budgeting)
Setiap kegiatan organisasi baik personel maupun material, semua
memerlukan adanya biaya. Itulah sebabnya masalah pembiayaan harus
sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan
pelaksanaannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi
pembiayaan yakni:
a. Perencanaan tentang berapa biaya yang akan dibutuhkan atau diperlukan
b. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh
c. Bagaimana penggunaannya
d. Siapa yang akan melaksanakannya
e. Bagaimana pembukuan dan pertanggungjawabannya
f. Bagaimana pengawasannya, dll
8. Penilaian (evaluating)
Evaluasi sebagai fungsi manajemen pendidikan adalah aktivitas untuk
meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan dalam
proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau
program yang telah ditentukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan mengetahui kesalahan atau kekurangan yang diperoleh dari tindakan
evaluasi ini, selanjutnya akan diusahakan mencari cara-cara
memperbaikinya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses dengan menggunakan
berbagai sumber daya untuk melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai
dengan ajaran Islam.
2. Dasar-dasar Manajemen LPI yaitu: Qur’an Surah Al-Hasyr ayat 18, Hadits
riwayat bukhari dan UU No. 20 tahun 2003.
3. Fungsi manajemen LPI yaitu: merencanakan, mengorganisasikan,
mempimpin/mengarahkan, dan mengawal pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di LPI.
4. objek kajian manajemen pendidikan Islam meliputi: (1) perangkat kegiatan apa
saja yang membentuk konstruk manajemen, mulai dari planning, organizing,
actuating hingga controlling, (2) komponen-komponen sistemik yang niscaya
ada dalam fenomena pendidikan, mulai dari input, output, outcome, proses
belajar, sarana dan prasarana belajar, lingkungan, guru, kurikulum, personalia
pendukung, bahan ajar, masyarakat, evaluasi dan (3) fakta empirik yang diberi
label (pendidikan) Islam, dengan kekhususannya, seperti nilai-nilai yang
berkembang di lingkungan lembaga pendidikan Islam (ikhlas, barokah,
tawadu’, istiqomah, ijtihad, dan sebagainya)
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Maarif, dkk. 2013. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Surabaya: IAIN
SA Press.
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.